Share

Bab 249

Author: Jus Pir
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
“Jeni,” ujar Zola sambil mengernyitkan keningnya.

“Iya, aku nggak bicara lagi,” ujar Jeni.

Zola menatap Mahendra dan berkata, “Jeni nggak bermaksud apa-apa.”

“Aku mengerti maksud Jeni, aku yang terlalu melebihi batas. Aku hanya berpikir, kalau kita adalah mitra kerja, maka semua urusan perusahaan harus ditanggung bersama juga. Bahkan jika posisinya dibalik, aku yakin kamu juga nggak akan membiarkan aku yang menanggung semuanya sendiri,” jawab Mahendra.

Setelah Mahendra mengatakannya, Zola juga ikut mengangguk setuju. Lelaki itu juga tidak tinggal lebih lama. Dia meninggalkan ruangan itu dengan raut keruh.

Zola dan Jeni saling berpandangan sejenak. Ada banyak emosi di kedua mata mereka. Jeni berkata dengan perlahan, “Aku mengatakan sesuatu yang salah?”

“Baguslah kalau kau tahu,” sahut Zola sambil meliriknya. Kemudian dia kembali ke meja kerjanya. Tentu saja dia tidak benar-benar marah pada Jeni. Ada baiknya juga, setidaknya Mahendra bisa mengerti hubungan mereka hanya sebatas teman dan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Atiman Burhan
keren thoor lanjut penasaran nih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 250

    Suara dingin lelaki itu dipenuhi amarah dan emosi. Zola tidak berbicara lagi dan langsung membuka pintu mobil. Suasana di dalam mobil terasa sunyi dan dingin. Udara yang dipenuhi aroma maskulin serta sedikit tembakau justru memberikan kesan unik yang hanya dimiliki olehnya sendiri.Suasana tersebut berlalu beberapa detik dalam keheningan. Lelaki itu menatapnya dengan penuh arti dan berkata, “Zola, kalau aku nggak bicara seperti, apakah kamu berniat untuk terus menghindar dariku?”“Bagaimana mungkin? Urusan perceraian perlu kedua belah pihak untuk hadir. Jadi mana mungkin aku nggak mungkin bertemu denganmu?”“Cih! Sekarang kamu selalu bahas perceraian setiap kali berbicara, ya?” Kening lelaki itu berkerut dan nadanya menjadi lebih berat tanpa dia sadari.“Boris, aku hanya menjawab sesuai dengan pertanyaanmu,” jawab Zola.“Kamu yakin mau berbicara denganku dengan sikap seperti ini terus?”“Aku nggak tahu harus bersikap seperti apa. Boris, kalau kamu tahu, bagaimana kalau kamu mengajariku

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 251

    Dia tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menggigit bibir lelaki itu. Zola mendengar napas lelaki itu terdengar kasar, tetapi Boris tetap tidak menjauhkan pagutannya. Lelaki itu hanya berhenti sejenak kemudian melanjutkan kembali kecupannya. Zola membelalakkan matanya karena tidak pernah merasa jika Boris begitu tidak masuk akal. Ruang di dalam mobil yang sudah sempit menjadi semakin sempit karena lelaki itu menghimpitnya. Udara di sekeliling mereka naik secara perlahan dengan aroma lelaki itu yang memenuhi seluruh rongga penciumannya. Tidak tahu berapa lama terlewati, ponsel Boris berdering dan memaksanya untuk berhenti. Namun, posisi lelaki itu masih bersandar pada Zola dan tidak mau menjauh. Lelaki itu menerima teleponnya dan mendengarnya. Suara seorang perempuan terdengar dalam keheningan. “Boris, kamu sudah selesai? Orang tuaku mau mengajakmu makan. Apakah kamu bisa?” Mata Zola menegang dan emosi di hatinya seketika memuncak. Detik selanjutnya, dia mendorong Boris dengan k

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 252

    Apakah Boris ada memberi tahu dia? Tidak ada. Zola menggigit bibirnya. Namun, tindakan lelaki bukankah sudah menunjukkan semuanya? Jeni seperti memahami apa yang ada dalam pikiran Zola. Dia berkata, “Zola, bukannya kamu selalu percaya dengan apa yang kamu lihat dan dengar secara langsung? Apakah karena itu Boris, kamu kehilangan kemampuan untuk menilai seseorang secara rasional?” Dia menatap Jeni sambil mengerjapkan matanya yang terlihat kosong. Namun, dalam hatinya sendiri sudah ada jawabannya. Bibirnya mengulas senyum tipis dan berkata, “Aku mengerti.” “Baguslah kalau kamu mengerti. Jadi, sekarang kita mau ke mana?” “Ayo, aku bawa kamu pergi makan.” Zola membuka aplikasi navigasi dan memasukkan nama tempat makan. Jeni bertugas untuk menyetir ke arah yang dituju. Hari ini Zola memesan Restoran Yirna yang merupakan restoran kelas atas di Kota Binru. Hidangannya juga sangat unik dan juga lezat. Bahkan Boris yang pemilih saja bisa merasa puas dengan makanan di sini. Zola meminta se

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 253

    Di bawah bujukan Tedy, akhirnya Zola setuju. Mereka pernah menjadi suami istri, hanya ulang tahun saja sepertinya keterlaluan jika dia tidak mau merayakannya. Dia menatap Zola sambil mengangguk senang. “Kalau begitu, kita putuskan seperti itu. Nanti kita berangkat sehari sebelumnya. Kita tukaran kontak saja agar bisa saling berkabar jika ada apa-apa.” Setelah itu Zola pergi. Tedy tetap berdiri di tempatnya hingga sosok perempuan itu menghilang. Setelah itu dia baru menghubungi sebaris nomor dan terdengar suara seorang lelaki yang berkata, “Katakan.” “Boris, sikapmu padaku sepertinya terlalu dingin.” “Kalau nggak akan kumatikan.” “Jangan, coba kamu tebak aku barusan bertemu siapa?” Boris diam saja karena tidak tertarik dengan pertanyaan teka-teki seperti ini. Dengan dingin dia berkata, “Jangan basa-basi.” Tedy bisa mendengar nada tidak sabar lelaki itu. Dia tidak lanjut bercanda dan berkata, “Aku barusan ketemu Zola. Aku bilang sama dia tentang ulang tahunmu.” “Dia bilang apa?”

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 254

    “Santo tahu dan ada interaksi juga dengan Ibu. Jadi, dia nggak keberatan jika Jeni berteman dengan Zola.” “Kenapa dia harus keberatan?” tanya Boris sambil menatap Jesse dengan dingin. Sepertinya dia tidak senang dengan ucapan lelaki itu. Jesse bergegas minta maaf, “Maaf, saya yang salah bicara.” “Sudah, nggak perlu urus keluarga Sianta. Kalau dia berani membawa pengaruh buruk untuk Zola, cepat cari alasan untuk menghubungi keluarga Sianta dan meminta mereka membawa perempuan itu pergi.” “Baik.” Jesse mengangguk mengerti. Malam berlalu dan keesokan harinya Tyara kembali menghubungi Boris. Perempuan itu memberi tahu hasil pemeriksaan pada Boris. “Boris, bagaimana? Kondisi ibuku sepertinya cukup parah. Dokter menyarankan untuk melakukan operasi transplantasi jantung. Kalau nggak, kondisinya akan semakin buruk.” Suara tangisan perempuan itu membuat Boris mengernyitkan keningnya. Dengan ekspresi datar dia berkata, “Karena dokter sudah menyarankan operasi transplantasi, ikuti saja sar

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 255

    Tyara berkata seperti itu tanpa rasa ragu sedikit pun. Namun, lelaki itu tetap memasang ekspresi tenang dan santun. “Bu Tyara, terima kasih atas peringatannya. Tetapi, urusan perusahaan nggak bisa saya infokan pada Anda. Selain itu, tugas saya saat ini adalah mengurus operasi ibu Anda. Mengenai urusan perusahaan, Pak Boris sudah serahkan pada orang lain. Oleh karena itu, saya hanya nggak bisa menerima kebaikan Anda.” Tyara terlihat tidak senang, tetapi dia tidak berkata apa pun lagi. Jesse keluar dari kamar rawat dan kebetulan bertemu dengan perawat yang membawa hasil pemeriksaan dan memberikannya pada Jesse. Kemudian dia memberi tahu beberapa hal yang perlu dieprhatikan karena kondisi ibunya Tyara cukup khusus. Untuk sementara, tidak ada kondisi yang berbahaya. Namun jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, maka akan menjadi rumit. Lelaki itu berencana kembali ke kamar rawat untuk memberi tahu. Meski sikap Tyara tidak baik, ini bukan masalah kecil. Dia tidak ingin memperdebatkan

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 256

    Zola berkata, “Kalau aku ceritakan, aku khawatir akan mengotori pendengaranmu. Lebih baik nggak usah didengar.” Jeni mengerjapkan mata merasa geli dan berkata, “Zola, jangan-jangan kalian melakukan sesuatu yang nggak pantas di mobil, ya?” “Sembarangan bicara saja!” ujar Zola dengan wajah tegang. “Siapa yang tahu aku sembarangan atau nggak? Kalau nggak, kenapa kamu nggak mau kasih tahu aku.” “Kalau kamu sembarangan bicara lagi, malam ini tidur di koridor!” “Zola, kamu marah karena malu? Kamu mau menyingkirkan saksi mata utama?” Zola melirik Jeni sekilas dan tidak ingin menjelaskan apa pun agar tidak makin salah paham. Dia hanya berkata, “Aku hanya ingin bilang jangan memberikan contoh buruk pada anakku.” Jeni langsung membungkamkan mulutnya. Keduannya memilih untuk makan malam di rumah. Namun, tengah malam Jeni terbangun dan merasa kelaparan. Karena Zola masih hamil, dia tidak enak hati untuk meminta perempuan itu bangun dan memasak untuknya. Akan tetapi, dia sendiri tidak bisa m

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 257

    Tyara mengangguk dan kedua matanya diam-diam tersenyum licik. Boris menemani perempuan itu ke kamar rawat ibunya Tyara. Ibunya terlihat sangat senang. Dia terus berbicara tanpa henti dan berkata, “Boris, kali ini benar-benar berkatmu. Lihatlah kamu mengatur tempat yang begitu baik untukku. Satu harinya pasti mahal, ya?”Kening Tyara berkerut tidak senang. Dia mendelik pada ibunya, tetapi perempuan tua itu hanya fokus menatap Boris tanpa melihat Tyara. Perempuan itu khawatir Boris akan tidak senang. Sehingga bergegas berkata, “Boris, mamaku memang sering berbicara seperti itu. Dia nggak ada maksud lain dan hanya mau menyampaikan rasa terima kasihnya. Tapi karena kurang berpendidikan sehingga ….” “Tante, jangan khawatir dan istirahat saja. Sekarang teknologi medis sudah sangat sangat maju, kondisi Tante nggak termasuk yang terlalu serius. Jadi Tante pasti akan baik-baik saja. Masalah biaya nggak perlu khawatir.”Lelaki itu memotong ucapan Tyara. Dia tidak bermaksud untuk menjawab pere

Latest chapter

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 554

    Zola mengerutkan bibirnya. Otaknya terus memikirkan apa yang baru saja Jeni katakan. Mahendra begitu hati-hati, bahkan polisi pun tidak berhasil menemukan petunjuk setelah melakukan penyelidikan selama berhari-hari. Lantas, mengapa Zola bisa tahu? Apakah ini hanya kebetulan? Ataukah karena Zola memang lebih beruntung?Semakin Zola memikirkannya, perasaannya semakin gelisah. Bagaimanapun juga, dia baru pertama kali mengikuti Mahendra, tapi sudah membuat kemajuan begitu besar. Rasanya sulit dipercaya.“Kita pulang saja,” kata Zola.Tidak ada gunanya terus mengikut. Sekarang Zola tidak yakin apakah Mahendra curiga kalau Zola mengikutinya. Jika Mahendra benar-benar curiga, tapi sengaja mengungkapkan semuanya kepada Zola, lalu apa maksud Mahendra? Apakah Mahendra ingin Zola memberitahu Boris?Zola tenggelam dalam rasa bingung dan tidak dapat menemukan jawaban. Setelah kembali ke perusahaan, Zola langsung pergi ke kantornya. Dia merasa lelah, pinggangnya juga sakit. Jadi, dia langsung baring

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 553

    Setelah Jeni selesai bicara dengan sopir taksi, Zola juga melihat pintu belakang lokasi konstruksi terbuka. Setelah kejadian gedung runtuh, Zola dan Boris juga masuk ke tempat kejadian melalui pintu itu.Zola mengerutkan kening, bahkan tidak berani mengedipkan matanya. Seolah dia takut melewatkan petunjuk apa pun. Dia terus menatap ke arah pintu. Begitu dia melihat sosok pria yang keluar dari balik pintu, Zola langsung tercengang.Zola tidak berani percaya. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan membuka kameranya. Kemudian, dia mengarahkan kamera ke arah orang itu dan menggunakan mode zoom sampai maksimal. Setelah memastikan kalau dia tidak salah lihat, dia pun bergumam, “Kenapa dia?”Wajah Zola terlihat sangat serius dan kaget. “Siapa?” tanya Jeni.Sebelum Zola dapat menjawab, si sopir taksi bertanya, “Dik, kenapa yang keluar pria? Kamu nggak salah?”Jeni sedikit bingung, tapi dia segera menjawab, “Dia sengaja. Dia takut ketahuan sama aku dan aku dapatkan bukti. Sebenarnya pria atau pe

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 552

    Zola mengerutkan kening. Matanya spontan melebar. Dia bahkan tidak berani bernapas. Kata-kata Mahendra membuat hati Zola langsung mencelos.Setelah mendengar Mahendra menutup telepon, Zola segera berjalan ke pojokan, lalu berdiri di sana cukup lama. Namun, dia tak kuasa menenangkan jantungnya yang masih berdetak kencang.Zola mendengar langkah kaki Mahendra keluar dari ruang pantry. Kemudian, Zola baru pergi ke toilet. Beberapa menit kemudian, dia baru keluar dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Akan tetapi, pikirannya dipenuhi dengan kata-kata yang Mahendra ucapkan barusan.Mahendra sedang bertelepon dengan siapa? Apakah dengan orang yang terlibat dalam insiden gedung runtuh? Apakah dalang di baliknya atau komplotan Mahendra?Zola memikirkan banyak hal, hingga dia merasa kepalanya seperti mengembang. Setelah keluar dari toilet, dia kembali ke kantornya. Baru saja masuk, dia melihat Mahendra ada di dalam. Begitu melihat Zola datang, Mahendra langsung bertanya, “Zola, kamu habis d

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 551

    Zola mengirim pesan ke Jeni, “Masih tidur?”Jeni pasti tidur larut malam, jadi Zola tidak ingin mengganggunya. Jika Jeni tidak membalas pesannya, dia akan membiarkan Jeni istirahat di rumah. Hari ini tidak perlu pergi ke perusahaan. Siapa sangka, Jeni langsung membalas pesannya.“Nggak, baru saja selesai mandi. Kamu sudah bangun?” balas Jeni.“Iya, kalau begitu ayo ke sini sarapan.”Jeni pun membalas dengan satu kata oke. Beberapa menit kemudian, keduanya duduk berhadapan di meja makan.“La, aku pengen tanya sesuatu ke kamu,” kata Jeni.“Hmm?”“Kamu yang beritahu Boris soal mantan pacarmu?” tanya Jeni dengan hati-hati.Zola tertegun sejenak, lalu berkata, “Iya, aku yang beritahu.”“Jadi kamu sengaja bilang ke dia kalau alasan kamu menikah dengannya karena mantan pacarmu?”“Dia tanya sama kamu?”Jeni menganggukkan kepala. “Dia tanya sebenarnya siapa mantan pacarmu. Tapi kamu tenang saja, aku kasih jawaban ambigu. Jadi dia pasti nggak bisa tebak.”Jeni menceritakan percakapannya dengan B

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 550

    Jeni tidak langsung menjawab. Sikap diam dan tercengangnya terlihat di mata Boris. Boris pun bertanya, “Kenapa? Ada sesuatu yang nggak bisa dikatakan?”“Kamu mau jawaban apa? Tentang siapa?”“Menurutmu?”Ekspresi wajah Boris tidak berubah. Dia menatap Jeni dengan acuh tak acuh, seolah sedang berkata kepada Jeni bukankah sudah jelas.Jeni mengerutkan bibirnya dan berkata, “Kamu ingin tahu soal apa?”“Sebenarnya siapa mantan pacar yang nggak pernah bisa dia lupakan itu?”Suara Boris berat dan serak, terdengar sedikit dingin. Kata-katanya membuat Jeni langsung diam tercengang.Mantan pacar Zola? Zola mana punya mantan pacar? Meskipun banyak orang yang mendekati Zola, Zola tidak pernah pacaran dengan pria lain. Bukankah di hati Zola hanya ada Boris?Jeni menatap Boris dengan bingung. Raut wajah dan sorot matanya seperti sedang bertanya, “Apakah kamu yakin ingin tanya soal mantan pacar Zola?”Boris memperhatikan sorot mata Jeni. Dia mengira Jeni merasa serba salah, jadi tidak tahu harus ber

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 549

    “Kamu nggak tidur?”“Aku duduk sebentar, takut Tedy menggila.”Boris menundukkan kepalanya dan menyalakan sebatang rokok. Zola tahu kalau pria itu sedang dalam suasana hati yang buruk. Boris tidak hanya merokok, juga minum alkohol. Sejak tahu Zola hamil, Boris hampir tidak pernah merokok di depan Zola.Zola berdiri diam di tempat sambil menatap Boris dengan lekat. Suasana ruang tamu sangat sunyi, saking sunyinya mereka seolah bisa mendengar jelas suara napas satu sama lain.Boris menatap Zola dari balik asap putih. “Kenapa kamu nggak masuk ke kamar dan tidur?”“Boris, kamu marah sama aku, ya?”“Mana mungkin.” jawab Boris dengan acuh tak acuh.Jawaban Boris bukanlah “tidak” yang tegas, melainkan “mana mungkin”. Kalau bukan marah, apa namanya?Zola mengerutkan bibirnya dan berkata, “Aku sudah katakan berkali-kali. Aku nggak punya perasaan lain terhadap Mahendra. Juga nggak akan pernah ada. Baik itu dulu, sekarang atau di masa depan, nggak akan pernah ada.”“Kamu begitu yakin dengan sesua

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 548

    Boris menyipitkan mata, seperti kebingungan. Raut wajahnya tidak selembut biasanya. Boleh dibilang, sorot matanya agak dingin.Boris bersandar pada sofa dan membuka dua kancing kemejanya, memperlihatkan dadanya yang putih.“Mungkin dia ikut aku naik. Tapi aku rasa masalah ini harus diserahkan ke Jeni, biar dia tangani sendiri. Tedy mabuk. Kalau kita usir dia dan terjadi sesuatu padanya, siapa yang akan tanggung jawab? Selain itu, sudah jam segini. Sopir dan sekretarisnya pasti sudah tidur. Suruh mereka datang juga akan makan waktu lama. Jadi kamu mending suruh Jeni bawa dia masuk saja.”Semakin lama Zola mendengarkan Boris bicara, dia semakin mengerutkan kening. “Kamu bisa bawa dia ke hotel terdekat, nggak? Dengar dari suara Jeni, dia cukup frustrasi. Bagaimanapun juga, Tedy orang yang punya tunangan. Nggak baik kalau sampai tersebar ....”“Kamu perhatian sekali sama Jeni. Kamu perhatikan sampai detail setiap masalahnya.” Boris berkata dengan acuh tak acuh. Usai berkata, dia berdiri da

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 547

    Keduanya langsung terdiam. Kemudian, mereka membawa Tedy ke dalam lift tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Keempat orang itu berdiri di dalam lift, suasananya terasa agak aneh. Untung saja, saat ini sudah larut malam bahkan menjelang subuh. Jadi tidak ada siapa-siapa. Kalau tidak, mereka mungkin akan dikira penjahat atau apa pun itu.Setelah sampai di lantai tujuan, Boris menunjuk ke pintu di seberang unitnya. “Jeni tinggal di sana. Bilang padanya, kalau dia mau cari Jeni, ketuk pintu saja.”Usai berkata, Boris berbalik dan membuka pintu di depannya lalu langsung masuk. Sandy hanya bisa menghela napas tak berdaya.“Siapa yang suruh kamu provokasi dia,” kata Sandy kepada TedySetelah itu, Sandy menunjuk ke pintu di seberang dan mulai mencuci otak Tedy dengan gila-gilaan. Dia terus berkata kalau Tedy ingin bertemu Jeni, langsung ketuk pintu saja.Tedy yang minum terlalu banyak benar-benar sudah mabuk hingga menjadi linglung. Begitu mendengar nama Jeni, dia pun semakin menggila. Setelah m

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 546

    Usai berkata, Boris mengalihkan pandangannya ke dua orang lainnya. Keduanya tidak berdaya, pada akhirnya hanya bisa mengangguk dan menyetujui kata-kata Boris.Tedy mengambil gelas dan menghabiskan minumannya dalam satu tegukan. Alkohol yang panas menyengat mengalir ke dalam tenggorokannya, tapi tidak bisa membuat hatinya mati rasa.Sementara itu, Sandy dan Rendi langsung pura-pura tidak tahu apa-apa dan segera membuang muka. Karena mereka takut Boris juga akan mengatai mereka.Kata-kata yang Boris ucapkan membuat suasana di dalam ruangan menjadi hening mencekam. Awalnya hanya dia sendiri yang minum, tapi sekarang ada dua orang. Sepertinya yang kedua lebih banyak minum.Mereka berada di klub hingga menjelang subuh. Boris minum beberapa gelas, tapi dia tidak mabuk. Yang mabuk justru Tedy. Mulutnya terus komat-kamit, terus berteriak ingin pergi mencari Jeni.Akan tetapi, tidak ada yang menanggapi kata-kata Tedy. Sandy dan Rendi memapahnya. Sopir membawa mobil ke depan pintu masuk, lalu me

DMCA.com Protection Status