All Chapters of Pengorbanan Dibalas Pengkhinatan Cinta: Chapter 251 - Chapter 260

630 Chapters

Bab 251

Namun, akal sehatnya langsung bekerja seketika. Setelah mengangkat telepon, dia bingung harus mengatakan apa. Dulu Kyra masih naif dan tidak tahu apa-apa, sehingga dia mencintai Deven dengan tulus. Dia tidak tahu bahwa Deven hanya memanfaatkannya dan membencinya!Sekarang dia sudah tahu segalanya. Kedua nyawa orang tua Deven, ayahnya yang masih koma di rumah sakit sampai sekarang .... Dia juga menderita penyakit serius dan sedang hamil! Namun, dia malah dipaksa meminum obat yang membahayakannya! Sejak awal, semuanya memang sudah tidak bisa kembali lagi!Kyra yang awalnya bermaksud menekan tombol jawab, malah menutup teleponnya. Lalu, dia memblokir nomor Deven. Dia tidak ingin melihat Deven, apalagi menerima telepon darinya.Setelah sekian lama menunggu, orang misterius itu tidak juga muncul. Kyra merasa ada yang aneh. Ditambah lagi dengan suara burung gagak yang memilukan di langit, membuat suasana menjadi semakin mencekam. Dia menemukan pesan anonim tersebut dan menghubungi nomor oran
Read more

Bab 252

Kyra mengumpat dalam hati. Sekujur tubuhnya bergetar karena emosi. Dia mengulurkan tangan hendak menampar Irish. "Aku menganggapmu sahabat terbaikku! Aku nggak pernah merendahkanmu karena keluargamu miskin! Aku bahkan membelikan baju dan membayar uang sekolahmu! Kamu bilang mau balas budi padaku, apa ini caramu balas budi? Menggoda suamiku, foto pranikah dengannya, dan merusak rumah tanggaku! Kamu bahkan menyuruh Alba untuk membunuhku! Irish, kamu benar-benar bukan manusia!""Ternyata kamu sudah tahu tentang Alba? Aku menyuruh jalang itu membunuhmu, tapi dia malah bunuh diri!" Irish menahan pergelangan tangan Kyra dengan ekspresi bengis. "Kamu mau tahu kenapa? Oke, kuberi tahu alasannya!""Kyra, kamu tahu nggak? Sebenarnya kamu itu menyebalkan sekali! Kamu kira aku nggak tahu kenapa kamu membiayaiku sekolah dan berteman denganku? Kamu cuma mau cari pengikut untuk menonjolkan kecantikan dan latar belakang keluargamu! Kalau bersamamu, perhatian semua orang langsung tertuju padamu!""Aku
Read more

Bab 253

Kyra terus membatin, 'Aku nggak mau mati! Aku nggak mau mati!'Ayahnya masih terbaring di rumah sakit tak sadarkan diri. Ibunya pernah bilang, jika terjadi masalah pada Kyra, Keluarga Scott akan benar-benar hancur!Kyra benar-benar menyesal. Dia merasa sangat bodoh karena tidak mendengar nasihat sopir taksi itu dan datang sendirian ke tempat ini. Tidak seharusnya dia menutup panggilan dari Deven! Bau amis dari air danau menyeruak ke hidung, mata, dan mulut Kyra. Lambungnya terasa dipenuhi air danau yang bau. Kyra berusaha meronta-ronta sekuat tenaga."Kyra, nggak usah melawan lagi! Kamu memang sudah sakit parah, 'kan? Cepat atau lambat bakal mati! Nggak ada pengaruhnya mau hidup lebih lama lagi atau mati lebih awal. Nggak akan ada yang bisa menolongmu hari ini! Kehadiranmu di dunia ini cuma sebuah bencana!""Kalaupun nggak kubunuh hari ini, kamu akan tetap mati disiksa suamimu! Kamu kira siapa yang menipumu ke sini hari ini? Deven yang suruh! Suamimu! Dia bilang padaku, dia akan langsu
Read more

Bab 254

"Aku akan nyalakan kembang api di pemakamanmu nanti! Aku akan gunakan bunga segar warna merah muda di acaramu. Bukannya kamu suka merah muda? Foto dan pakaian terakhirmu adalah warna kesukaanmu! Aku akan buat acara pemakamanmu semegah mungkin agar kamu nggak malu!""Kyra, kamu mati saja! Mati saja sana! Kamu pantas mati! Temui orang tuaku dan berlututlah minta maaf pada mereka!"Kepala Kyra terasa semakin berat. Sekujur tubuhnya juga terasa sangat lelah. Dia hanya bisa melihat Deven mentertawakannya dengan hina, apakah ini adalah ilusinya? Tiba-tiba, Kyra melihat kembali adegan saat dia bertemu dengan Deven dulu.Saat itu Deven mengenakan celana jeans yang warnanya telah luntur dan memakai sebuah tas hitam. Pakaiannya sangat sederhana. Sebagai ketua BEM yang bertanggung jawab untuk acara penyambutan mahasiswa, Kyra bisa langsung melihat Deven yang mencolok di antara kerumunan orang.Semua orang memperhatikan Kyra dengan hormat dan berusaha mendekatinya. Hanya Deven seorang yang tidak t
Read more

Bab 255

Tetap tidak ada respons apa pun dari dalam kamar. Deven melihat sekilas jam tangannya. Ini sudah pukul sembilan, dia tidak bisa menunggu lagi. Jika masih terus ditunda, masakannya akan jadi dingin semua dan rasanya juga pasti tidak enak lagi.Memikirkan hal ini, Deven membuka pintu kamar itu. Tak disangka, ternyata pintu kamar itu tidak dikunci! Setelah memasuki kamar, Deven melihat bahwa tidak ada seorang pun di kamar itu! Sudut mata Deven berkedut karena merasakan firasat buruk. Dia membuka pintu lemari untuk mengecek, di dalamnya masih ada koper, tetapi tas hitamnya sudah menghilang. Termos Kyra juga sudah tidak terlihat lagi!Kyra sudah pergi? Sejak kapan dia pergi?Deven merasa agak panik, dia buru-buru menelepon ponsel Kyra. Namun, nomornya masih tetap diblokir oleh Kyra."Ke mana perginya?!" Sambil menahan amarah dan keterkejutan dalam hatinya, Deven mengirimkan sebuah pesan. Sejak kemarin malam, Kyra tidak pernah membalas pesannya sama sekali. Seberapa bencinya Kyra sampai tida
Read more

Bab 256

Sebuah pesawat pribadi berhenti di hadapan Deven. Alex turun dari pesawat itu untuk menyambutnya. Alisnya berkerut dengan dalam saat melihat luka di tangan Deven. Untungnya, mereka menyediakan kotak obat di pesawat. Alex pernah belajar medis dulunya, sehingga dia bisa membalut luka Deven dengan mahir."Pak Deven, Anda bertengkar lagi dengan Nyonya?" tanya Alex sembari memeriksa ekspresi Deven.Deven melihatnya sekilas dengan tatapan bengis, "Nyonya sudah pulang?""Nggak ada orang di vila Keluarga Scott, tapi belum ada kabar dari pihak apartemen. Aku sudah menyuruh Bi Maya untuk memeriksanya, tapi dia belum mengabariku," jawab Alex.Sorot mata Deven semakin dingin. Saat pesawat hendak lepas landas, ponsel Deven tiba-tiba berdering."Pak Deven, telepon dari Nyonya!" teriak Alex dengan bersemangat.Hati Deven langsung tersentak. Apakah itu benar-benar Kyra? Kyra masih berani meneleponnya? Atau dia jadi ketakutan setelah melarikan diri?Namun, saat melihat nama yang tertera di ponselnya, e
Read more

Bab 257

"Irish! Irish!" Deven mengguncang tubuh Irish yang bersimbah darah. Saat ini Irish sudah pingsan. Wajahnya yang cantik sebelumnya telah dipenuhi bekas luka.Deven menyentuh hidungnya sekilas, napas Irish telah melemah. Dia membungkuk untuk menggendong Irish, lalu masuk ke pesawat pribadinya. Deven tidak tahu apa yang telah terjadi dan siapa yang telah melukai Irish sampai seperti ini.Saat ini, Irish tiba-tiba tersadar. Begitu melihat Deven, dia langsung menangis tersedu-sedu. Air mata membasahi lukanya, membuat wajahnya terasa perih."Deven, terima kasih sudah datang untuk menolongku. Menurutmu, apa aku sudah hampir mati?""Nggak akan." Deven mengulurkan tangan untuk menyeka air matanya. Jelas sekali, dia tampak sangat tersentuh sekarang.Irish tersenyum getir, "Aku nggak takut mati. Deven, asalkan kamu hidup dengan baik, aku nggak menyesal kalaupun harus mati.""Jangan bicara sembarangan. Nggak boleh ada apa pun yang terjadi padamu, aku nggak akan biarkan kamu celaka begitu saja," la
Read more

Bab 258

Pada akhirnya, bahkan Nelson juga berpihak pada Kyra untuk membujuknya. Merasa tidak berdaya, Mia akhirnya menyetujui pernikahan mereka. Dulu Mia merasa dirinya yang terlalu sensitif sehingga berprasangka buruk pada Deven. Tak disangka, penilaiannya ini memang benar.Keterkejutan dalam pandangan Mia hanya berlangsung sekejap. Setelah itu, dia kembali menunduk dan mengusap tubuh suaminya yang sedang koma. "Kenapa orang sesibuk Pak Deven bisa sempat datang ke sini hari ini? Ini benar-benar kejadian langka."Deven bisa mendengar bahwa Mia sedang menyindirnya. Biasanya dia akan merasa keberatan diperlakukan seperti ini. Namun hari ini, tujuan kedatangannya adalah untuk mencari keberadaan Kyra. Oleh karena itu, dia berjalan ke arah Mia seraya bertanya, "Di mana Kyra?""Lucu sekali, bukannya putriku itu istrimu? Kamu tanya aku dia di mana? Mana aku tahu? Apa kamu bahkan nggak tahu di mana istrimu berada?" ujar Mia. Dia mengira Kyra sedang bertengkar dengan Deven, sehingga Mia terus menyindir
Read more

Bab 259

Sejak keluar dari rumah sakit, wajah Deven tampak sangat muram. Dia meminta kunci mobil pada Alex dan berencana untuk pulang sendirian. Mengetahui suasana hatinya yang sedang buruk, Alex juga tidak banyak berkomentar. Setelah menyerahkan kunci mobilnya, Alex langsung bergegas untuk menyelidiki masalah Irish.Deven duduk di kursi pengemudi. Dia membuka jendela mobil, lalu mengisap sebatang rokok dengan tanpa ekspresi. Angin dingin berembus melalui jendela, membuat rokok yang menyala di ujung jarinya berkedip-kedip.Ke mana sebenarnya Kyra? Apa dia marah hanya karena melihat foto Deven membantu Irish membawa kopernya? Deven merasa kesal, sekaligus lucu. Apa Kyra tidak tahu posisinya saat ini? Kyra hanya putri musuhnya! Padahal Kyra sendiri yang bilang mau bertransaksi dengannya untuk menebus kesalahan Keluarga Scott!Namun setelah menerima 50% saham Grup Scot, sejumlah besar uang, dan bahkan membuat Deven bersumpah untuk menjamin keluarganya, kini dia malah pergi begitu saja?Dulu, Kyra
Read more

Bab 260

"Pak Deven, aku harus datang. Nyonya beli burung kerak jambul dan tanaman, dia suka sekali sama dua-duanya. Aku harus beri makan burung kerak jambul itu dan siram tanaman. Kalau nggak, nanti Nyonya sedih melihatku nggak merawatnya dengan baik," balas Maya sambil tersenyum."Tanaman?" tanya Deven dengan heran."Ya, tanaman ini. Sebelum Nyonya pergi, tanamannya subur sekali. Kubawa Anda untuk melihatnya." Maya mengambil makanan dan penyiram sambil membawa Deven ke sudut ruangan. Melihat tanaman itu sudah agak layu, Deven mengerutkan keningnya."Wah, semalam masih baik-baik saja. Kenapa jadi layu sekarang? Gawat, nanti Nyonya akan marah kalau lihat tanamannya begini," seru Maya.Deven mengambil penyiram di tangan Maya, lalu berjongkok dan menyiram tanaman itu dengan saksama. Seolah-olah, menyiram tanaman itu adalah sebuah tugas besar baginya. Dia tidak boleh melakukan kesalahan sama sekali."Kalau Nyonya tahu Anda yang membantunya menyiram tanaman, dia pasti akan sangat senang.""Oh ya?"
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
63
DMCA.com Protection Status