Home / Romansa / Kehangatan Nyonya Presdir / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Kehangatan Nyonya Presdir: Chapter 151 - Chapter 160

264 Chapters

Bab 151

"Shiren, lihat ini! Ini Maeva, kan?"Shiren menoleh, ikut memerhatikan layar ponsel Belinda yang menunjukkan seorang gadis dengan sebelah lengan diperban tak sadarkan diri ranjang rumah sakit.Beberapa detik setelahnya Shiren sadar, gadis itu Maeva!"Maeva?! Dari mana Ibu dapat foto ini? Kenapa Maeva jadi seperti itu?!" tanya Shire panik."Jangan panik, Shiren. Ibu mohon jangan panik dan tetap tenang. Maeva saat ini ada di rumah sakit bersama Jay. B-bukan Jay yang membuat Maeva seperti ini, Jay hanya menolong Maeva," jelas Belinda sebaik mungkin agar anaknya tidak semakin salah kaprah. "Aku paham. Aku akan ke rumah sakit sekarang bersama Nicholas."Cepat-cepat Shiren mencari suaminya lalu pergi ke rumah sakit setelah mendapatkan alamatnya dari Jay. Belinda dan Cassie pun ikut, sedangkan Robert sedang tidur siang sekarang."Jangan panik, Sayang. Kata Jay Maeva baik-baik saja, kan? Dia sudah diobati dengan baik oleh dokte
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Bab 152

Tubuh Maeva sontak menegang ketika Jay dengan mudah menggendong tubuhnya. Jangankan meronta, bernapas saja dia hampir lupa."Wow, hebat sekali anakmu, Bu," ucap Nicholas seraya menyenggol lengan Belinda. Wanita itu tampak ternganga melihat Jay menggendong seorang gadis."Sangat menakjubkan," balas Belinda tanpa sadar.Pintu rumah Maeva dibuka oleh Shiren, beruntungnya dia sudah tahu di mana Maeva biasa menyimpan kunci. Tepat di pot bunga kecil yang ada di dekat pintu.Setelah masuk, Jay segera mendudukkan Maeva pada sofa. Wajah Maeva terlihat sangat memerah diperlakukan seperti itu oleh Jay. "Di mana orang tuamu?" tanya Jay celingukan. Rumah Maeva sangat sepi."Ayahku ada di toko, dia sedang berjualan. Pulangnya nanti malam," jawab Maeva setelah cukup lama terdiam. Beruntung dia pandai menenangkan diri.Jay mengangguk paham. "Lalu Ibumu?"Shiren terkejut, dia lupa memberitahu Jay bahwa Maeva sudah tidak memiliki seorang ibu.Maeva tersenyum manis, dia merasa lucu melihat wajah orang-
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Bab 153

"Gila, istrimu benar-benar gila!!!" teriak Jay ketika roller coaster yang dia naiki mulai melaju kencang. Berkali-kali Jay menyumpah serapahi kakaknya yang sangat kurang ajar."Diam, bodoh! Tinggal nikmati apa sulitnya? Lihat ke depan, pemandangannya sangat indah!" Nicholas berusaha menenggakkan kepala Jay yang terus tertunduk dengan mata terpejam. Pria ini sangat ketakutan.Jay tidak peduli dengan segala ucapan Nicholas, dia tidak sanggup membuka mata apalagi menikmati pemandangan. Mulutnya bahkan tidak bisa berhenti menyumpahi Shiren. "Awas saja, kalau ketiga bayimu sudah lahir, akan kubawa satu dia," ujar Jay tanpa membuka mata.Nicholas yang awalnya sangat menikmati pemandangan tiba-tiba teralihkan oleh ucapan Jay. Dia reflek menoleh dan melepas genggaman Jay pada pegangan. Jay sontak menjerit lebih keras dari sebelumnya."Satu anak pun tidak akan kuberikan padamu walau anakku ada seratus!" kesal Nicholas. Jay tidak peduli, yang dia
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 154

Perasaan Shiren sontak hancur berkeping-keping mendapat bentakan dari sang adik. Air matanya tidak bisa dia bendung lagi."Maafkan aku," cicit Shiren dengan suara yang mulai terdengar serak. Tanpa mendapat balasan dari Jay, Shiren segera pergi dari sana. Jay dan Belinda sontak menoleh, keduanya cukup terkejut mendengar nada suara Shiren yang mulai berubah. Tapi sayangnya, Shiren sudah tidak ada di sana. Dia kembali ke kamarnya lalu menangis sepuas mungkin di sana.Nicholas yang semula fokus membuka laptop duduk di sofa kamar, dikejutkan oleh kedatangan Shiren yang sangat tiba-tiba. Terlebih lagi wanita itu sedang menangis dan langsung menyembunyikan wajah di bawah selimut dan bantal."Sayang, kamu kenapa?" tanya Nicholas.Shiren tidak menjawab, dia terlihat sangat bersedih.Nicholas bergegas menurunkan laptopnya dari pangkuan lalu mendekat pada Shiren. Dilihat lebih dekat, Nicholas akhirnya sadar Shiren sedang tidak baik-baik sa
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 155

Memasuki usia lima bulan, ukuran perut Shiren tidak bisa dikatakan kecil lagi. Perutnya benar-benar membuncit, terlebih lagi bayi yang Shiren kandung berisi tiga. Wanita itu mulai sulit bergerak bebas.Seperti saat ini, untuk menyimpul tali sepatu saja dia sampai ingin menangis. Alhasil, Nicholas-lah yang turun tangan membantu sang istri. "Harus aku katakan berapa kali agar tidak memaksakan diri sampai kesal seperti ini? Kamu ini sangat senang menyusahkan diri sendiri," omel Nicholas sambil menyimpul dengan baik tali sepatu istrinya. Hal kecil namun begitu penting demi menjaga keselamatan Shiren dan para buah hati."Kamu juga punya kesibukan, aku tidak mau terlalu merepotkanmu," balas Shiren. Satu lengannya terulur untuk memainkan rambut tebal sang suami.Nicholas bangkit setelah selesai menyimpulkan tali sepatu Shiren. "Dan pada akhirnya kamu tetap merepotkanku," cibir Nicholas seraya menjawil gemas hidung mungil Shiren.Setelahnya, mereka pergi untuk melakukan makan siang di tempa
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 156

"Kamu cemburu hanya karena kepiting?" tanya Shiren tak percaya, sedari tadi wajah suaminya sangat masam.Nicholas diam, dia tidak melirik sedikit pun pada Shiren dan fokus mengemudi. Shiren juga tidak berbicara lagi, dia tidak mau membuyarkan konsentrasi Nicholas sekarang.Setibanya di rumah pun Nicholas tidak berkata-kata apa-apa lagi. Dia hanya menunda Shiren dan setelahnya kembali pergi ke perusahaan. Shiren tentu saja bingung, mau meminta maaf pun ini semua bukan kesalahannya.Sedangkan di tempat lain, Lily juga merasa pusing akibat tingkah dari suaminya. Joshua memang terlalu ramah pada orang lain. Sayangnya, keramahan itu tidak terlalu berlaku untuk Nicholas. Terutama pada istrinya."Kamu harus meminta maaf pada Nicholas sekarang. Dia terlihat sangat cemburu padahal hanya karena kepiting," pinta Lily pada sang suami. Joshua sedari tadi tampak berpikir keras. Pria itu mengangguk, tanda setuju dengan masukan Lily."Nanti set
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 157

"Makan ini dulu, jangan langsung memakanku," rengek Shiren seraya berusaha mendorong tubuh Nicholas agar berhenti menempel padanya. "Kamu cantik sekali," puji Nicholas masih dengan menciumi leher dan dada Shiren yang sangat terbuka. Meskipun lapar, dia lebih ingin memakan Shiren daripada memakan makanan asli yang sudah tersaji di hadapannya."Iya iya, aku tahu aku cantik. Tapi sekarang kamu makan dulu, dari tadi kudengar perutmu sangat berisik," bujuk Shiren lagi. Nicholas akhirnya mencoba untuk lebih sabar. Dia membiarkan Shiren turun dari pangkuannya lalu duduk pada kursi. Wanita itu dengan cekatan mengambilkan makanan untuk sang suami."Asal kamu tahu, semua makanan ini aku yang membuat. Kamu harus menghabiskan semuanya," ujar Shiren. Atensi Nicholas langsung tertuju sempurna pada semua makanan itu. "Steak ini kamu yang buat? Aku sudah melarangmu menggunakan kompor, Sayang. Nanti kalau ada apa-apa bagaimana?" cerocos Nicholas. Dia y
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 158

"A-akh, perutku kram, aduh!" adu Shiren di tengah nikmatnya bercinta. Nicholas spontan berhenti menunggangi sang istri. Dia segera memposisikan Shiren untuk duduk bersandar dengan nyaman."Atur napasmu, Sayang. Aku ambilkan air sebentar." Nicholas segera mengambil segelas air yang selalu siap sedia di dalam kamarnya. Dia tidak peduli dengan cacing besar Alaska miliknya yang masih berdiri tegak. Keselamatan Shiren tentu menjadi prioritas utama.Shiren berusaha sebaik mungkin mengatur napasnya setelah menemukan posisi yang sangat nyaman. Dia menenggak habis segelas air putih itu sesuai saran dari dokter."Masih kram?" tanya Nicholas, diusapnya perut buncit Shiren tanpa penghalang apapun. Saat ini mereka memang belum sempat mengenakan busana. "Huh ... masih sedikit kram," jawab Shiren sedikit terengah. Nicholas menundukkan tubuhnya agar sejajar dengan perut sang istri. "Sedang bermain apa kalian di dalam sampai membuat Ibu kesaki
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 159

"Huh, begini saja aku sudah lelah. Bisa kita duduk sebentar di sini?" tanya Shiren pada Maeva yang berbaik hati membantunya membawa beberapa jinjingan yang dia beli."Tentu saja. Aku juga haus ingin minum," jawab Maeva, membantu Shiren untuk duduk pada kursi yang terletak di sebelah stand minuman. "Beli dua, aku juga haus," pinta Shiren.Shiren pun duduk sendirian di sana, dia malas membuka ponsel dan lebih memilih melihat-lihat keadaan sekitar yang cukup ramai. Dia tidak memiliki pilihan lain selain mall karena tempat ini menurut Nicholas lebih aman daripada tempat lain. Pun mall yang dia datangi bukanlah mall sembarangan.Seorang pria yang tidak Shiren kenal tiba-tiba saja duduk di sebelah wanita itu. Terlihat sangat sibuk karena sedari tadi dia mengotak-atik ponsel. Shiren sebenarnya tidak enak, tapi dia juga tidak sampai hati mengusir sembarangan orang lain. Tapi sepertinya, mungkin lebih baik dia ikut menyusul Maeva yang sedang mengantre.Tepat ketika Shiren hendak bangkit dari
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

Bab 160

Shiren bangun dan cukup terkejut melihat raut wajah Nicholas yang tidak seramah tadi. Dia bicara pun Nicholas seperti enggan mendengarkan."Malam nanti aku ingin kamu yang memasak, sudah lama aku tidak memakan makanan buatan suamiku tercinta. Kamu mau, kan?" tanya Shiren penuh harap. Dia tidak peduli Nicholas sedang sibuk atau tidak, dia tetap bergelayut manja pada pria itu."Mau," jawab Nicholas sangat singkat. Meskipun begitu Shiren hanya berpikir suaminya memang sedang sibuk, tidak sempat memikirkan jawaban lain. Dia tetap senang mendengarnya.Dalam hati, Nicholas sangat menunggu Shiren bercerita tentang kejadian di mall tadi. Dia yakin Shiren tidak sepikun itu sampai dengan mudah melupakan kejadian yang baru dia alami. Nicholas berusaha lebih sabar lagi menunggu penjelasan dari Shiren.Pun ketika wanita itu mengoceh menceritakan banyak hal, tidak ada satu kata pun yang mengarah pada penjelasan yang Nicholas inginkan. Mulut pria itu terlihat sangat gatal ingin bertanya."Ughh, mere
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
27
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status