Share

Bab 157

Penulis: Mirah Official
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-03 19:30:04

"Makan ini dulu, jangan langsung memakanku," rengek Shiren seraya berusaha mendorong tubuh Nicholas agar berhenti menempel padanya.

"Kamu cantik sekali," puji Nicholas masih dengan menciumi leher dan dada Shiren yang sangat terbuka. Meskipun lapar, dia lebih ingin memakan Shiren daripada memakan makanan asli yang sudah tersaji di hadapannya.

"Iya iya, aku tahu aku cantik. Tapi sekarang kamu makan dulu, dari tadi kudengar perutmu sangat berisik," bujuk Shiren lagi.

Nicholas akhirnya mencoba untuk lebih sabar. Dia membiarkan Shiren turun dari pangkuannya lalu duduk pada kursi. Wanita itu dengan cekatan mengambilkan makanan untuk sang suami.

"Asal kamu tahu, semua makanan ini aku yang membuat. Kamu harus menghabiskan semuanya," ujar Shiren. Atensi Nicholas langsung tertuju sempurna pada semua makanan itu.

"Steak ini kamu yang buat? Aku sudah melarangmu menggunakan kompor, Sayang. Nanti kalau ada apa-apa bagaimana?" cerocos Nicholas. Dia y
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 158

    "A-akh, perutku kram, aduh!" adu Shiren di tengah nikmatnya bercinta. Nicholas spontan berhenti menunggangi sang istri. Dia segera memposisikan Shiren untuk duduk bersandar dengan nyaman."Atur napasmu, Sayang. Aku ambilkan air sebentar." Nicholas segera mengambil segelas air yang selalu siap sedia di dalam kamarnya. Dia tidak peduli dengan cacing besar Alaska miliknya yang masih berdiri tegak. Keselamatan Shiren tentu menjadi prioritas utama.Shiren berusaha sebaik mungkin mengatur napasnya setelah menemukan posisi yang sangat nyaman. Dia menenggak habis segelas air putih itu sesuai saran dari dokter."Masih kram?" tanya Nicholas, diusapnya perut buncit Shiren tanpa penghalang apapun. Saat ini mereka memang belum sempat mengenakan busana. "Huh ... masih sedikit kram," jawab Shiren sedikit terengah. Nicholas menundukkan tubuhnya agar sejajar dengan perut sang istri. "Sedang bermain apa kalian di dalam sampai membuat Ibu kesaki

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 159

    "Huh, begini saja aku sudah lelah. Bisa kita duduk sebentar di sini?" tanya Shiren pada Maeva yang berbaik hati membantunya membawa beberapa jinjingan yang dia beli."Tentu saja. Aku juga haus ingin minum," jawab Maeva, membantu Shiren untuk duduk pada kursi yang terletak di sebelah stand minuman. "Beli dua, aku juga haus," pinta Shiren.Shiren pun duduk sendirian di sana, dia malas membuka ponsel dan lebih memilih melihat-lihat keadaan sekitar yang cukup ramai. Dia tidak memiliki pilihan lain selain mall karena tempat ini menurut Nicholas lebih aman daripada tempat lain. Pun mall yang dia datangi bukanlah mall sembarangan.Seorang pria yang tidak Shiren kenal tiba-tiba saja duduk di sebelah wanita itu. Terlihat sangat sibuk karena sedari tadi dia mengotak-atik ponsel. Shiren sebenarnya tidak enak, tapi dia juga tidak sampai hati mengusir sembarangan orang lain. Tapi sepertinya, mungkin lebih baik dia ikut menyusul Maeva yang sedang mengantre.Tepat ketika Shiren hendak bangkit dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-04
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 160

    Shiren bangun dan cukup terkejut melihat raut wajah Nicholas yang tidak seramah tadi. Dia bicara pun Nicholas seperti enggan mendengarkan."Malam nanti aku ingin kamu yang memasak, sudah lama aku tidak memakan makanan buatan suamiku tercinta. Kamu mau, kan?" tanya Shiren penuh harap. Dia tidak peduli Nicholas sedang sibuk atau tidak, dia tetap bergelayut manja pada pria itu."Mau," jawab Nicholas sangat singkat. Meskipun begitu Shiren hanya berpikir suaminya memang sedang sibuk, tidak sempat memikirkan jawaban lain. Dia tetap senang mendengarnya.Dalam hati, Nicholas sangat menunggu Shiren bercerita tentang kejadian di mall tadi. Dia yakin Shiren tidak sepikun itu sampai dengan mudah melupakan kejadian yang baru dia alami. Nicholas berusaha lebih sabar lagi menunggu penjelasan dari Shiren.Pun ketika wanita itu mengoceh menceritakan banyak hal, tidak ada satu kata pun yang mengarah pada penjelasan yang Nicholas inginkan. Mulut pria itu terlihat sangat gatal ingin bertanya."Ughh, mere

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 161

    Shiren mulai merasa khawatir sejak semalam Nicholas tidak mau berbicara dengannya. Hanya dehaman dan anggukan yang pria itu lakukan untuk merespon ucapannya. Pagi ini, Shiren berusaha lebih hangat lagi pada Nicholas. Dia bangun cukup pagi untuk membuatkan sarapan khusus lalu membawanya ke kamar. Pakaian kerja Nicholas juga sudah dia siapkan, tinggal membangunkan Nicholas lalu melayani pria itu dengan baik seperti biasa."Sayang, sudah jam enam. Kamu harus pergi bekerja sekarang," ujar Shiren dengan suara yang tidak terlalu keras agar suaminya tidak terkejut. Juga mengusap lembut rahang pria itu agar terganggu dan cepat bangun.Perlahan kedua mata indah Nicholas terbuka, sejenak meregangkan tubuh lalu bergegas turun pergi mandi. Dia tidak menyapa Shiren apalagi menciumnya seperti biasa. Shiren tentu semakin ketakutan, dia merasa ada hal yang cukup janggal.Shiren menunggu Nicholas dengan hati yang tidak tenang, tatapannya terus tertuju pada pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 162

    Shiren benar-benar menghabiskan waktu seharian ini dengan berdiam diri di kamar. Dia pasrah harus dikurung seperti ini oleh suaminya agar pria itu tidak semakin marah."Dijelaskan pun percuma karena kamu tidak mudah percaya," lirih Shiren seraya memandangi foto suaminya. Untuk membuang rasa bosan, dia membersihkan semua benda-benda yang ada di kamar. Termasuk beberapa bingkai foto yang terpajang di atas meja. Para orang tua juga tidak bisa ikut campur masalah ini, terlebih lagi Nicholas sudah mengatakan baik-baik saja yang tandanya pria itu memiliki jalan keluar sendiri. Selagi tidak membahayakan Shiren atau Nicholas, mereka akan pura-pura tidak tahu. Saat hendak menyimpan kembali bingkai foto sang suami di atas meja, Shiren sedikit ceroboh sampai membuat bingkai foto itu jatuh dan berakhir pecah. Dia cukup terkejut sebelum merapikan pecahan kaca yang berhambur di lantai."Kamu sangat ceroboh, Shiren. Kalau Nicholas tahu dia pasti semakin bertambah marah," gumam Shiren merutuki kebo

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 163

    "Astaga, ini sakit sekali," rintih Shiren ketika kakinya yang terluka tidak sengaja menginjak lantai terlalu kuat. Dia hanya bisa merintih sendirian karena sampai saat ini pun pintu kamarnya masih terkunci dari luar. Terakhir dibuka ketika makan siang.Pelan-pelan Shiren berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia tidak berani berlama-lama di sana karena keadaan tubuhnya mulai memburuk. Setelahnya Shiren cepat-cepat mengenakan pakaian yang paling mudah dia pakai. Rasanya suhu ruangan terasa semakin dingin dan dia lebih nyaman berada di atas kasur."Aku baru bangun tidur siang tapi sekarang sudah mengantuk lagi," gumam Shiren dengan kedua mata setengah terpejam. Dia kembali tertidur sampai Nicholas pulang. Pria itu sampai berlari kecil agar cepat sampai di kamar dan bertemu dengan istrinya. Dia harus meminta maaf pada wanita itu sebanyak mungkin. Sehubungan tidak sabar menunggu malam, Nicholas memutuskan untuk bertemu pria asing itu sebelum pulang. Dia rela jadwal bertem

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 164

    Nicholas tidak melepaskan pelukannya pada Shiren barang sedetik sebelum wanita itu sadarkan diri. Meskipun dokter mengatakan Shiren hanya demam biasa, tidak bisa membuat Nicholas tenang dan semakin dirundung rasa bersalah.Tak sengaja Nicholas melirik pada perut buncit Shiren. Rasa bersalah semakin kuat Nicholas rasakan. Dia tidak hanya mengabaikan satu orang, melainkan empat orang sekaligus. "Sayang, maafkan Ayah," lirih Nicholas yang kini beralih mengecupi perut Shiren. Dia semakin menangis ketika tidak mendapat tendangan seperti biasa. Apakah anak-anaknya juga sangat marah?Cassie, Robert, dan Belinda tentu tidak tega melihat Nicholas seperti ini. Namun apa boleh buat, semua sudah terlanjur.Beberapa menit kemudian, kelopak mata Shiren mulai bergerak-gerak tanda wanita itu akan segera sadarkan diri. Belinda yang menyadari hal itu segera memanggil dokter untuk memastikan Shiren baik-baik saja."Ayo buka matamu, Sayang. Kamu harus sembu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 165

    Nicholas menaruh tubuh Shiren dengan begitu hati-hati di atas kasur. Shiren memang tertidur sejak keluar dari restoran sebelumnya.Setelah memastikan sang istri nyaman, kini giliran Nicholas untuk membersihkan diri terlebih dahulu. "Akh sial, kenapa kamu bereaksi sekarang," umpat Nicholas merasa kesal ketika miliknya malah bangun dengan sempurna. Mungkin karena beberapa hari ini tidak mendapatkan jatah dari Shiren, setelah berbaikan si cacing langsung menginginkan haknya.Karena tidak tega jika harus mengganggu tidur damai sang istri, Nicholas mau tak mau menyelesaikan masalahnya sendirian untuk sementara. Bahkan di pikirannya pun terisi penuh oleh bayangan panas sang istri. Cepat-cepat Nicholas keluar dari kamar mandi setelah selesai dengan segala macam urusan. Dia langsung ikut berbaring di samping Shiren setelah mengenakan pakaian.***Di kediamannya, Maeva sedang mencurahkan isi hati pada seseorang yang beberapa minggu ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06

Bab terbaru

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Extra Part

    "Ohh, Sayang, kenapa kamu tidak menua sama sekali?" tanya Shiren dengan suara sensual saat merasakan badai kenikmatan yang tidak berkesudahan dari sang suami. Melihat bagaimana gagahnya pria ini memberikan sentuhan cinta yang tak pernah berubah dari awal mereka bersama. Nicholas mencecap habis seluruh rongga mulut Shiren seakan ingin menyatukan dua raga yang berbeda. Dan untuk yang ke sekian kalinya, mereka menikmati puncak kenikmatan bersamaan dengan rasa cinta yang semakin meluap.Nicholas ambruk di samping sang istri, memandang penuh bahagia pada seorang wanita yang sangat berarti di hidupnya."Harusnya aku yang bertanya seperti itu, Shiren. Kamu seperti vampir yang tidak pernah tua. Wajahmu saat masih gadis masih bisa aku lihat sekarang," balas Nicholas tak kalah pandai memuja sang pujaan hati.Shiren semakin menempel pada Nicholas seraya terkikik geli, dia naik ke atas perut Nicholas lalu berbaring di sana. "Andai aku bisa hamil lagi, aku rindu saat-saat mengandung dan dimanja

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Ekstra Part

    Nicholas memandang haru foto keempat anaknya yang tumbuh dengan sangat baik. Putri bungsunya bahkan sudah besar dan kini sudah memasuki sekolah menengah atas, tiga kakaknya yang lain sudah lulus dari perguruan tinggi dan sibuk dengan cita-cita mereka masing-masing.Nicholas tidak pernah terpikirkan sanggup menjalani kehidupan selama ini setelah berbagai macam badai yang dia lewati. Tentunya, bersama Shiren dia sanggup melewati segala hal."Melamun lagi? Agaknya lebih baik kita pergi berkencan daripada bosan di rumah. Ayo, aku sudah pesan tempat," celetuk Shiren membubarkan lamunan Nicholas.Ditariknya pinggang Shiren dengan lembut sampai tubuh itu jatuh dalam pangkuan Nicholas. Shiren hanya bisa diam dan menikmati rengkuhan hangat dari sang suami."Aku sangat mencintaimu, Shiren. Kamu segalanya untukku," lirih Nicholas tampak berhenti membelai lembut tubuh sang istri. "Aku juga. Aku juga sangat sangat mencintaimu," balas Shiren tak kalah lembut. Semakin tua Nicholas semakin manja dan

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Tamat

    "Nicholas, Shiren jatuh!"Tiga kata keramat itu berhasil membuat nyawa Nicholas hampir lepas dari tempatnya. Kandungan Shiren sangat lemah, dan beberapa hari yang lalu dokter sempat berkata padanya kalau Shiren tidak boleh jatuh-jatuh lagi atau akibatnya sangat fatal. Dan saat ini, hal yang sama terulang kembali."Shiren, jangan tidur! Tatap mataku dan jangan pernah tidur! Lihat aku lihat aku, kamu pasti baik-baik saja, kamu dan anak kita pasti selamat. Jangan tutup matamu, Sayang, aku mohon. Katakan apapun yang kamu rasa dan jangan pernah tidur!" Nicholas terus mengoceh dengan kedua kaki terus melangkah membawa istrinya keluar dari rumah. Dan saat masuk ke dalam mobil, Shiren hampir-hampir hilang kesadaran kalau Nicholas tidak semakin kuat berteriak."Shiren, ingat anak-anak dan aku, Sayang. Kamu tidak boleh seperti ini, kamu harus sembuh dan jangan pernah berniat meninggalkan kami. Lihat aku, kamu kuat dan harus bisa bertahan seperti apapun sulitnya. Aku mohon jangan tidur," pinta N

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 261

    Sepasang suami istri yang sedang berbuat mesum di salah satu gazebo pantai hampir saja terciduk oleh petugas keamanan. Beruntungnya mereka tidak sampai melepas pakaian dan dengan mudah menutupi inti diri agar tidak dilihat orang lain."Kami hanya duduk santai di sini, tidak macam-macam," ungkap Nicholas dengan raut wajah serius, berharap kalau dua petugas keamanan yang sedang menginterogasinya percaya."Baiklah, maafkan kami sudah mengganggu waktu Tuan dan Nyonya, mungkin tadi hanya perasaanku saja seperti mendengar suara-suara aneh. Di pantai daerah ini memang tidak boleh macam-macam, kami bukan budaya yang bebas," jelas salah satu dari mereka. Setelah tak ada lagi salah paham, mereka pun pergi."Astaga ... aku benar-benar malu! Bagaimana bisa kita hampir terciduk? Idemu sangat buruk," gerutu Shiren kesal luar biasa pada suaminya. Dia sudah tiga kali menolak ide gila Nicholas, namun pria ini tetap memaksa. Alhasil, hampir saja kelakuan buruk mereka diketahui oleh orang lain."Maafka

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 260

    Anak-anak di rumah tak kalah antusias dari orang tuanya yang sedang pergi berlibur. Mereka juga diajak pergi oleh Cassie dan Robert setiap pulang sekolah dan selalu pulang malam. Meskipun lelah menghadapi tiga cucunya yang sangat aktif, tapi Cassie dan Robert sangat senang. Mereka sangat puas bermain dengan anak-anak."Nenek, kami dan ayah lebih nakal siapa? Kata ayah, kami tidak nakal dan sangat baik seperti ayah kecil. Memangnya ayah tidak nakal? Aku tidak percaya sebenarnya," ujar Bernard mengungkapkan rasa penasarannya selama ini. Sudah cukup lama dia ingin bertanya namun baru ingat lagi sekarang.Cassie dan Robert sontak saling bertukar tatapan, Robert hanya bisa mengendikkan bahu dan menyerahkan urusan anak-anak pada Cassie. Robert pergi mencari angin di luar."Tentu saja, ayah kalian sangat baik dan tidak nakal. Maka dari itu kalian pun menjadi anak-anak yang tak beda jauh dengan ayah sewaktu kecil. Tapi tetap saja, mengurus tiga anak sekaligus tentu lebih melelahkan. Maka dari

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 259

    Selesai bercinta yang sangat membara, Shirren kembali diserang rasa lapar luar biasa. Namun sebelum keluar dari kamar, dia tak lupa untuk mengenakan pakaian tertutup dari leher sampai ujung kaki. Jangan sampai ada orang lain yang melihat motif polkadot di tubuhnya. "Anna, tolong buatkan paella dan churos, ya? Ah iya, buatkan juga espreso dan jus mangga," pinta Shiren pada pramugari yang melayani. Wanita bernama Anna itu langsung mengiyakan dan cepat-cepat pergi.Shiren tak langsung kembali ke kamar, dia berkeliling sebentar di dalam pesawat pribadi ini yang sangat luas dan nyaman. Sofa-sofa berbulu halus dan empuk itu berhasil mencuri perhatian Shiren."Ah ... pinggangku, sofa ini nyaman sekali," gumam Shiren setelah berhasil menemukan posisi nyaman di sofa tunggal yang sangat nyaman. Dia hampir tertidur jika Anna tidak datang membawa pesanan yang dia inginkan."Yang espreso tolong berikan pada suamiku." Anna lagi-lagi mengangguk patuh sambil menaruh paella, churos dan jus mangga yan

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 258

    "Tidak akan kumaafkan." Tiga kalimat yang Nicholas lontarkan berhasil membuat Shiren menahan napas, memandang Nicholas dengan tatapan tak percaya. Shiren menarik sebelah lengan Nicholas untuk dia peluk, dengan mudah dia kembali merengek sambil mengusal-usalkan tubuhnya pada Nicholas seperti anak kucing."Janganlah begitu ... kamu bukan tipe suami tanpa maaf untuk istri, aku tahu itu. Aku sangat sangat meminta maaf padamu, Suamiku. Tolong maafkan aku." Shiren terus merengek dan tak peduli pada pramugari dan pramugara yang berlalu lalang di sekitarnya. "Tapi aku belum mau memaafkanmu, bagaimana? Aku juga sakit hati dituduh yang tidak-tidak dan terus dimarahi sepanjang jalan," balas Nicholas semakin membuat Shiren kelabakan. Meskipun sang suami tidak acuh dan tidak jahat padanya, tetapi selagi maaf belum dia dapatkan, rasanya tidak akan pernah ada ketenangan."Kapan kamu mau memaafkanku memangnya? Apakah ada satu syarat yang perlu aku lakukan agar kamu mau memaafkanku?" tanya Shiren l

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 257

    Pihak keamanan restoran sangat pusing melayani nyonya Leonard yang menyebalkan, berulang kali melihat rekaman yang dia mau namun masih belum percaya juga."Kamu tidak disuap oleh suamiku, kan? Berapa banyak uang yang dia berikan untuk mengedit video sebenarnya? Akan kubayar sepuluh kali lipat asal kamu beri tahu aku yang asli, bagaimana?" tawar Shiren yang masih yakin suaminya ini berbohong.Dari rekaman yang dia lihat, memang Nicholas dan Lea sempat bersentuhan secara tidak sengaja. Tapi, rasanya dia masih belum yakin. Di pojok ruangan Nicholas hanya bisa diam menyaksikan bagaimana petugas keamanan bagian memantau cctv melayani istrinya. Dari raut wajahnya Nicholas sudah bisa menebak kalau petugas itu sudah sangat lelah. "Demi Tuhan aku tidak berbohong, Nyonya. Kami tidak pernah merekayasa rekaman-rekaman seperti ini karena sangat rumit dan bisa membuat sistem berubah-ubah. Dan juga tuan Nicholas tidak pernah menyuapku, kami saja bertemu baru kali ini," jelas petugas itu entah untu

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 256

    "Heh! Kamu cari kesempatan ya?!" Nicholas reflek mendorong tubuh Lea yang semula menempel pada tubuhnya. Heels yang Lea kenakan terlalu tinggi, alhasil salah sedikit saja dia hampir jatuh.Lea hampir jatuh untuk yang kedua kalinya jika tidak ditolong oleh sopir Nicholas. Setelah bisa berdiri dengan benar, barulah Lea membalas Nicholas yang seenak hati menuduhnya."Kamu pikir aku mau menempel padamu seperti tadi? Kalau bisa, pantatku yang cantik ini lebih baik menyentuh lantai daripada menyentuhmu. Dasar pria aneh!" cecar Lea menatap marah pada Nicholas yang menurutnya sangat sembarangan. Nicholas menghela napas pelan dan memilih diam, sebenarnya tadi dia hanya terkejut. Rasanya sangat tidak nyaman saat tubuh wanita lain menyentuh dirinya. Padahal, dia tahu sendiri kalau tadi Lea benar-benar jatuh dan tidak sengaja."Baiklah, aku minta maaf. Terima kasih atas waktu dan penjelasanmu malam ini," putus Nicholas sebelum masuk ke dalam mobil miliknya. Lea hanya mengangguk singkat dan dia

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status