Share

Bab 151

Penulis: Mirah Official
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-01 19:21:41

"Shiren, lihat ini! Ini Maeva, kan?"

Shiren menoleh, ikut memerhatikan layar ponsel Belinda yang menunjukkan seorang gadis dengan sebelah lengan diperban tak sadarkan diri ranjang rumah sakit.

Beberapa detik setelahnya Shiren sadar, gadis itu Maeva!

"Maeva?! Dari mana Ibu dapat foto ini? Kenapa Maeva jadi seperti itu?!" tanya Shire panik.

"Jangan panik, Shiren. Ibu mohon jangan panik dan tetap tenang. Maeva saat ini ada di rumah sakit bersama Jay. B-bukan Jay yang membuat Maeva seperti ini, Jay hanya menolong Maeva," jelas Belinda sebaik mungkin agar anaknya tidak semakin salah kaprah.

"Aku paham. Aku akan ke rumah sakit sekarang bersama Nicholas."

Cepat-cepat Shiren mencari suaminya lalu pergi ke rumah sakit setelah mendapatkan alamatnya dari Jay. Belinda dan Cassie pun ikut, sedangkan Robert sedang tidur siang sekarang.

"Jangan panik, Sayang. Kata Jay Maeva baik-baik saja, kan? Dia sudah diobati dengan baik oleh dokte
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 152

    Tubuh Maeva sontak menegang ketika Jay dengan mudah menggendong tubuhnya. Jangankan meronta, bernapas saja dia hampir lupa."Wow, hebat sekali anakmu, Bu," ucap Nicholas seraya menyenggol lengan Belinda. Wanita itu tampak ternganga melihat Jay menggendong seorang gadis."Sangat menakjubkan," balas Belinda tanpa sadar.Pintu rumah Maeva dibuka oleh Shiren, beruntungnya dia sudah tahu di mana Maeva biasa menyimpan kunci. Tepat di pot bunga kecil yang ada di dekat pintu.Setelah masuk, Jay segera mendudukkan Maeva pada sofa. Wajah Maeva terlihat sangat memerah diperlakukan seperti itu oleh Jay. "Di mana orang tuamu?" tanya Jay celingukan. Rumah Maeva sangat sepi."Ayahku ada di toko, dia sedang berjualan. Pulangnya nanti malam," jawab Maeva setelah cukup lama terdiam. Beruntung dia pandai menenangkan diri.Jay mengangguk paham. "Lalu Ibumu?"Shiren terkejut, dia lupa memberitahu Jay bahwa Maeva sudah tidak memiliki seorang ibu.Maeva tersenyum manis, dia merasa lucu melihat wajah orang-

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-01
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 153

    "Gila, istrimu benar-benar gila!!!" teriak Jay ketika roller coaster yang dia naiki mulai melaju kencang. Berkali-kali Jay menyumpah serapahi kakaknya yang sangat kurang ajar."Diam, bodoh! Tinggal nikmati apa sulitnya? Lihat ke depan, pemandangannya sangat indah!" Nicholas berusaha menenggakkan kepala Jay yang terus tertunduk dengan mata terpejam. Pria ini sangat ketakutan.Jay tidak peduli dengan segala ucapan Nicholas, dia tidak sanggup membuka mata apalagi menikmati pemandangan. Mulutnya bahkan tidak bisa berhenti menyumpahi Shiren. "Awas saja, kalau ketiga bayimu sudah lahir, akan kubawa satu dia," ujar Jay tanpa membuka mata.Nicholas yang awalnya sangat menikmati pemandangan tiba-tiba teralihkan oleh ucapan Jay. Dia reflek menoleh dan melepas genggaman Jay pada pegangan. Jay sontak menjerit lebih keras dari sebelumnya."Satu anak pun tidak akan kuberikan padamu walau anakku ada seratus!" kesal Nicholas. Jay tidak peduli, yang dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-02
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 154

    Perasaan Shiren sontak hancur berkeping-keping mendapat bentakan dari sang adik. Air matanya tidak bisa dia bendung lagi."Maafkan aku," cicit Shiren dengan suara yang mulai terdengar serak. Tanpa mendapat balasan dari Jay, Shiren segera pergi dari sana. Jay dan Belinda sontak menoleh, keduanya cukup terkejut mendengar nada suara Shiren yang mulai berubah. Tapi sayangnya, Shiren sudah tidak ada di sana. Dia kembali ke kamarnya lalu menangis sepuas mungkin di sana.Nicholas yang semula fokus membuka laptop duduk di sofa kamar, dikejutkan oleh kedatangan Shiren yang sangat tiba-tiba. Terlebih lagi wanita itu sedang menangis dan langsung menyembunyikan wajah di bawah selimut dan bantal."Sayang, kamu kenapa?" tanya Nicholas.Shiren tidak menjawab, dia terlihat sangat bersedih.Nicholas bergegas menurunkan laptopnya dari pangkuan lalu mendekat pada Shiren. Dilihat lebih dekat, Nicholas akhirnya sadar Shiren sedang tidak baik-baik sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-02
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 155

    Memasuki usia lima bulan, ukuran perut Shiren tidak bisa dikatakan kecil lagi. Perutnya benar-benar membuncit, terlebih lagi bayi yang Shiren kandung berisi tiga. Wanita itu mulai sulit bergerak bebas.Seperti saat ini, untuk menyimpul tali sepatu saja dia sampai ingin menangis. Alhasil, Nicholas-lah yang turun tangan membantu sang istri. "Harus aku katakan berapa kali agar tidak memaksakan diri sampai kesal seperti ini? Kamu ini sangat senang menyusahkan diri sendiri," omel Nicholas sambil menyimpul dengan baik tali sepatu istrinya. Hal kecil namun begitu penting demi menjaga keselamatan Shiren dan para buah hati."Kamu juga punya kesibukan, aku tidak mau terlalu merepotkanmu," balas Shiren. Satu lengannya terulur untuk memainkan rambut tebal sang suami.Nicholas bangkit setelah selesai menyimpulkan tali sepatu Shiren. "Dan pada akhirnya kamu tetap merepotkanku," cibir Nicholas seraya menjawil gemas hidung mungil Shiren.Setelahnya, mereka pergi untuk melakukan makan siang di tempa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-02
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 156

    "Kamu cemburu hanya karena kepiting?" tanya Shiren tak percaya, sedari tadi wajah suaminya sangat masam.Nicholas diam, dia tidak melirik sedikit pun pada Shiren dan fokus mengemudi. Shiren juga tidak berbicara lagi, dia tidak mau membuyarkan konsentrasi Nicholas sekarang.Setibanya di rumah pun Nicholas tidak berkata-kata apa-apa lagi. Dia hanya menunda Shiren dan setelahnya kembali pergi ke perusahaan. Shiren tentu saja bingung, mau meminta maaf pun ini semua bukan kesalahannya.Sedangkan di tempat lain, Lily juga merasa pusing akibat tingkah dari suaminya. Joshua memang terlalu ramah pada orang lain. Sayangnya, keramahan itu tidak terlalu berlaku untuk Nicholas. Terutama pada istrinya."Kamu harus meminta maaf pada Nicholas sekarang. Dia terlihat sangat cemburu padahal hanya karena kepiting," pinta Lily pada sang suami. Joshua sedari tadi tampak berpikir keras. Pria itu mengangguk, tanda setuju dengan masukan Lily."Nanti set

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 157

    "Makan ini dulu, jangan langsung memakanku," rengek Shiren seraya berusaha mendorong tubuh Nicholas agar berhenti menempel padanya. "Kamu cantik sekali," puji Nicholas masih dengan menciumi leher dan dada Shiren yang sangat terbuka. Meskipun lapar, dia lebih ingin memakan Shiren daripada memakan makanan asli yang sudah tersaji di hadapannya."Iya iya, aku tahu aku cantik. Tapi sekarang kamu makan dulu, dari tadi kudengar perutmu sangat berisik," bujuk Shiren lagi. Nicholas akhirnya mencoba untuk lebih sabar. Dia membiarkan Shiren turun dari pangkuannya lalu duduk pada kursi. Wanita itu dengan cekatan mengambilkan makanan untuk sang suami."Asal kamu tahu, semua makanan ini aku yang membuat. Kamu harus menghabiskan semuanya," ujar Shiren. Atensi Nicholas langsung tertuju sempurna pada semua makanan itu. "Steak ini kamu yang buat? Aku sudah melarangmu menggunakan kompor, Sayang. Nanti kalau ada apa-apa bagaimana?" cerocos Nicholas. Dia y

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 158

    "A-akh, perutku kram, aduh!" adu Shiren di tengah nikmatnya bercinta. Nicholas spontan berhenti menunggangi sang istri. Dia segera memposisikan Shiren untuk duduk bersandar dengan nyaman."Atur napasmu, Sayang. Aku ambilkan air sebentar." Nicholas segera mengambil segelas air yang selalu siap sedia di dalam kamarnya. Dia tidak peduli dengan cacing besar Alaska miliknya yang masih berdiri tegak. Keselamatan Shiren tentu menjadi prioritas utama.Shiren berusaha sebaik mungkin mengatur napasnya setelah menemukan posisi yang sangat nyaman. Dia menenggak habis segelas air putih itu sesuai saran dari dokter."Masih kram?" tanya Nicholas, diusapnya perut buncit Shiren tanpa penghalang apapun. Saat ini mereka memang belum sempat mengenakan busana. "Huh ... masih sedikit kram," jawab Shiren sedikit terengah. Nicholas menundukkan tubuhnya agar sejajar dengan perut sang istri. "Sedang bermain apa kalian di dalam sampai membuat Ibu kesaki

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 159

    "Huh, begini saja aku sudah lelah. Bisa kita duduk sebentar di sini?" tanya Shiren pada Maeva yang berbaik hati membantunya membawa beberapa jinjingan yang dia beli."Tentu saja. Aku juga haus ingin minum," jawab Maeva, membantu Shiren untuk duduk pada kursi yang terletak di sebelah stand minuman. "Beli dua, aku juga haus," pinta Shiren.Shiren pun duduk sendirian di sana, dia malas membuka ponsel dan lebih memilih melihat-lihat keadaan sekitar yang cukup ramai. Dia tidak memiliki pilihan lain selain mall karena tempat ini menurut Nicholas lebih aman daripada tempat lain. Pun mall yang dia datangi bukanlah mall sembarangan.Seorang pria yang tidak Shiren kenal tiba-tiba saja duduk di sebelah wanita itu. Terlihat sangat sibuk karena sedari tadi dia mengotak-atik ponsel. Shiren sebenarnya tidak enak, tapi dia juga tidak sampai hati mengusir sembarangan orang lain. Tapi sepertinya, mungkin lebih baik dia ikut menyusul Maeva yang sedang mengantre.Tepat ketika Shiren hendak bangkit dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-04

Bab terbaru

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Extra Part

    "Ohh, Sayang, kenapa kamu tidak menua sama sekali?" tanya Shiren dengan suara sensual saat merasakan badai kenikmatan yang tidak berkesudahan dari sang suami. Melihat bagaimana gagahnya pria ini memberikan sentuhan cinta yang tak pernah berubah dari awal mereka bersama. Nicholas mencecap habis seluruh rongga mulut Shiren seakan ingin menyatukan dua raga yang berbeda. Dan untuk yang ke sekian kalinya, mereka menikmati puncak kenikmatan bersamaan dengan rasa cinta yang semakin meluap.Nicholas ambruk di samping sang istri, memandang penuh bahagia pada seorang wanita yang sangat berarti di hidupnya."Harusnya aku yang bertanya seperti itu, Shiren. Kamu seperti vampir yang tidak pernah tua. Wajahmu saat masih gadis masih bisa aku lihat sekarang," balas Nicholas tak kalah pandai memuja sang pujaan hati.Shiren semakin menempel pada Nicholas seraya terkikik geli, dia naik ke atas perut Nicholas lalu berbaring di sana. "Andai aku bisa hamil lagi, aku rindu saat-saat mengandung dan dimanja

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Ekstra Part

    Nicholas memandang haru foto keempat anaknya yang tumbuh dengan sangat baik. Putri bungsunya bahkan sudah besar dan kini sudah memasuki sekolah menengah atas, tiga kakaknya yang lain sudah lulus dari perguruan tinggi dan sibuk dengan cita-cita mereka masing-masing.Nicholas tidak pernah terpikirkan sanggup menjalani kehidupan selama ini setelah berbagai macam badai yang dia lewati. Tentunya, bersama Shiren dia sanggup melewati segala hal."Melamun lagi? Agaknya lebih baik kita pergi berkencan daripada bosan di rumah. Ayo, aku sudah pesan tempat," celetuk Shiren membubarkan lamunan Nicholas.Ditariknya pinggang Shiren dengan lembut sampai tubuh itu jatuh dalam pangkuan Nicholas. Shiren hanya bisa diam dan menikmati rengkuhan hangat dari sang suami."Aku sangat mencintaimu, Shiren. Kamu segalanya untukku," lirih Nicholas tampak berhenti membelai lembut tubuh sang istri. "Aku juga. Aku juga sangat sangat mencintaimu," balas Shiren tak kalah lembut. Semakin tua Nicholas semakin manja dan

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Tamat

    "Nicholas, Shiren jatuh!"Tiga kata keramat itu berhasil membuat nyawa Nicholas hampir lepas dari tempatnya. Kandungan Shiren sangat lemah, dan beberapa hari yang lalu dokter sempat berkata padanya kalau Shiren tidak boleh jatuh-jatuh lagi atau akibatnya sangat fatal. Dan saat ini, hal yang sama terulang kembali."Shiren, jangan tidur! Tatap mataku dan jangan pernah tidur! Lihat aku lihat aku, kamu pasti baik-baik saja, kamu dan anak kita pasti selamat. Jangan tutup matamu, Sayang, aku mohon. Katakan apapun yang kamu rasa dan jangan pernah tidur!" Nicholas terus mengoceh dengan kedua kaki terus melangkah membawa istrinya keluar dari rumah. Dan saat masuk ke dalam mobil, Shiren hampir-hampir hilang kesadaran kalau Nicholas tidak semakin kuat berteriak."Shiren, ingat anak-anak dan aku, Sayang. Kamu tidak boleh seperti ini, kamu harus sembuh dan jangan pernah berniat meninggalkan kami. Lihat aku, kamu kuat dan harus bisa bertahan seperti apapun sulitnya. Aku mohon jangan tidur," pinta N

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 261

    Sepasang suami istri yang sedang berbuat mesum di salah satu gazebo pantai hampir saja terciduk oleh petugas keamanan. Beruntungnya mereka tidak sampai melepas pakaian dan dengan mudah menutupi inti diri agar tidak dilihat orang lain."Kami hanya duduk santai di sini, tidak macam-macam," ungkap Nicholas dengan raut wajah serius, berharap kalau dua petugas keamanan yang sedang menginterogasinya percaya."Baiklah, maafkan kami sudah mengganggu waktu Tuan dan Nyonya, mungkin tadi hanya perasaanku saja seperti mendengar suara-suara aneh. Di pantai daerah ini memang tidak boleh macam-macam, kami bukan budaya yang bebas," jelas salah satu dari mereka. Setelah tak ada lagi salah paham, mereka pun pergi."Astaga ... aku benar-benar malu! Bagaimana bisa kita hampir terciduk? Idemu sangat buruk," gerutu Shiren kesal luar biasa pada suaminya. Dia sudah tiga kali menolak ide gila Nicholas, namun pria ini tetap memaksa. Alhasil, hampir saja kelakuan buruk mereka diketahui oleh orang lain."Maafka

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 260

    Anak-anak di rumah tak kalah antusias dari orang tuanya yang sedang pergi berlibur. Mereka juga diajak pergi oleh Cassie dan Robert setiap pulang sekolah dan selalu pulang malam. Meskipun lelah menghadapi tiga cucunya yang sangat aktif, tapi Cassie dan Robert sangat senang. Mereka sangat puas bermain dengan anak-anak."Nenek, kami dan ayah lebih nakal siapa? Kata ayah, kami tidak nakal dan sangat baik seperti ayah kecil. Memangnya ayah tidak nakal? Aku tidak percaya sebenarnya," ujar Bernard mengungkapkan rasa penasarannya selama ini. Sudah cukup lama dia ingin bertanya namun baru ingat lagi sekarang.Cassie dan Robert sontak saling bertukar tatapan, Robert hanya bisa mengendikkan bahu dan menyerahkan urusan anak-anak pada Cassie. Robert pergi mencari angin di luar."Tentu saja, ayah kalian sangat baik dan tidak nakal. Maka dari itu kalian pun menjadi anak-anak yang tak beda jauh dengan ayah sewaktu kecil. Tapi tetap saja, mengurus tiga anak sekaligus tentu lebih melelahkan. Maka dari

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 259

    Selesai bercinta yang sangat membara, Shirren kembali diserang rasa lapar luar biasa. Namun sebelum keluar dari kamar, dia tak lupa untuk mengenakan pakaian tertutup dari leher sampai ujung kaki. Jangan sampai ada orang lain yang melihat motif polkadot di tubuhnya. "Anna, tolong buatkan paella dan churos, ya? Ah iya, buatkan juga espreso dan jus mangga," pinta Shiren pada pramugari yang melayani. Wanita bernama Anna itu langsung mengiyakan dan cepat-cepat pergi.Shiren tak langsung kembali ke kamar, dia berkeliling sebentar di dalam pesawat pribadi ini yang sangat luas dan nyaman. Sofa-sofa berbulu halus dan empuk itu berhasil mencuri perhatian Shiren."Ah ... pinggangku, sofa ini nyaman sekali," gumam Shiren setelah berhasil menemukan posisi nyaman di sofa tunggal yang sangat nyaman. Dia hampir tertidur jika Anna tidak datang membawa pesanan yang dia inginkan."Yang espreso tolong berikan pada suamiku." Anna lagi-lagi mengangguk patuh sambil menaruh paella, churos dan jus mangga yan

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 258

    "Tidak akan kumaafkan." Tiga kalimat yang Nicholas lontarkan berhasil membuat Shiren menahan napas, memandang Nicholas dengan tatapan tak percaya. Shiren menarik sebelah lengan Nicholas untuk dia peluk, dengan mudah dia kembali merengek sambil mengusal-usalkan tubuhnya pada Nicholas seperti anak kucing."Janganlah begitu ... kamu bukan tipe suami tanpa maaf untuk istri, aku tahu itu. Aku sangat sangat meminta maaf padamu, Suamiku. Tolong maafkan aku." Shiren terus merengek dan tak peduli pada pramugari dan pramugara yang berlalu lalang di sekitarnya. "Tapi aku belum mau memaafkanmu, bagaimana? Aku juga sakit hati dituduh yang tidak-tidak dan terus dimarahi sepanjang jalan," balas Nicholas semakin membuat Shiren kelabakan. Meskipun sang suami tidak acuh dan tidak jahat padanya, tetapi selagi maaf belum dia dapatkan, rasanya tidak akan pernah ada ketenangan."Kapan kamu mau memaafkanku memangnya? Apakah ada satu syarat yang perlu aku lakukan agar kamu mau memaafkanku?" tanya Shiren l

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 257

    Pihak keamanan restoran sangat pusing melayani nyonya Leonard yang menyebalkan, berulang kali melihat rekaman yang dia mau namun masih belum percaya juga."Kamu tidak disuap oleh suamiku, kan? Berapa banyak uang yang dia berikan untuk mengedit video sebenarnya? Akan kubayar sepuluh kali lipat asal kamu beri tahu aku yang asli, bagaimana?" tawar Shiren yang masih yakin suaminya ini berbohong.Dari rekaman yang dia lihat, memang Nicholas dan Lea sempat bersentuhan secara tidak sengaja. Tapi, rasanya dia masih belum yakin. Di pojok ruangan Nicholas hanya bisa diam menyaksikan bagaimana petugas keamanan bagian memantau cctv melayani istrinya. Dari raut wajahnya Nicholas sudah bisa menebak kalau petugas itu sudah sangat lelah. "Demi Tuhan aku tidak berbohong, Nyonya. Kami tidak pernah merekayasa rekaman-rekaman seperti ini karena sangat rumit dan bisa membuat sistem berubah-ubah. Dan juga tuan Nicholas tidak pernah menyuapku, kami saja bertemu baru kali ini," jelas petugas itu entah untu

  • Kehangatan Nyonya Presdir   Bab 256

    "Heh! Kamu cari kesempatan ya?!" Nicholas reflek mendorong tubuh Lea yang semula menempel pada tubuhnya. Heels yang Lea kenakan terlalu tinggi, alhasil salah sedikit saja dia hampir jatuh.Lea hampir jatuh untuk yang kedua kalinya jika tidak ditolong oleh sopir Nicholas. Setelah bisa berdiri dengan benar, barulah Lea membalas Nicholas yang seenak hati menuduhnya."Kamu pikir aku mau menempel padamu seperti tadi? Kalau bisa, pantatku yang cantik ini lebih baik menyentuh lantai daripada menyentuhmu. Dasar pria aneh!" cecar Lea menatap marah pada Nicholas yang menurutnya sangat sembarangan. Nicholas menghela napas pelan dan memilih diam, sebenarnya tadi dia hanya terkejut. Rasanya sangat tidak nyaman saat tubuh wanita lain menyentuh dirinya. Padahal, dia tahu sendiri kalau tadi Lea benar-benar jatuh dan tidak sengaja."Baiklah, aku minta maaf. Terima kasih atas waktu dan penjelasanmu malam ini," putus Nicholas sebelum masuk ke dalam mobil miliknya. Lea hanya mengangguk singkat dan dia

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status