Semua Bab Suamiku Bukan Tukang Sol Sepatu Biasa: Bab 141 - Bab 150

218 Bab

141. Queen Lagi

Queen tersenyum miring dan menanggapi, “Astaga! Apa kamu pikir aku nggak bisa cari informasi mengenai istri Rayan?”“Dia itu … nggak mungkin berasal dari keluarga kalangan atas, karena kalau memang begitu aku pasti sudah mengenal dia,” tambah Queen.Mendengar perkataan tersebut Febri kembali lega. Menurutnya Queen tidak benar-benar tahu mengenai Kirana dan sepertinya wanita yang merupakan mantan kekasih dari bosnya tersebut hanya sekedar menebak-nebak. Dia seolah menjadikan hal itu sebagai senjatanya untuk bisa menemui Rayan. Tapi, sayangnya Febri tidak bodoh dan dia pun bisa dengan mudah mengetahui tentang kebohongan yang diutarakan oleh Queen. “Maaf, Bu. Meskipun begitu, Pak Rayan tetap tidak bisa menemui Anda karena menurut pesan Pak Rayan beliau yang telah menikah tidak akan bisa bertemu dengan wanita lain jika istrinya tidak mengizinkan,” jelas Febri yang jelas memang dia tambahi agar Queen percaya dan tidak lagi mengganggu Rayan.Queen menggertakan giginya karena kesal. “Ah,
Baca selengkapnya

142. Keterpaksaan

Febri dengan sangat terpaksa menjawab, “Saya akan bicara dulu dengan Pak Rayan, Bu. Mohon tunggu sebentar!”Setelah itu Queen tersenyum dan melepaskan Febri sehingga pemuda itu bisa masuk ke dalam area tenda lagi. Rayan yang mendengarkan beberapa percakapan dari Queen dan Febri itu pun mendesah lelah. Pria itu menggelengkan kepalanya dan memijit pelipisnya, “Dia memang sudah gila.”Febri menggigit bibir bawahnya dan berkata, “Saya mohon maaf ya, Pak. Saya tidak bisa mengusir beliau pergi dari sini.”“Tidak masalah. Yang kamu hadapi itu Queen yang keras kepala jadi sangat wajar kamu tidak bisa menghadapinya,” jelas Rayan yang luar biasa pusing saat ini. Oh, sebenarnya hal ini bukan hanya masalah dirinya telah menikah dan tidak bisa menemui wanita lain. Tapi, ini juga masalah emosinya yang selalu sulit untuk dikendalikan ketika berhadapan dengan Queen. Hal itu lantaran Queen selalu bisa memancing kemarahannya dengan setiap perkataannya yang terkadang menyinggung beberapa hal yang s
Baca selengkapnya

143. Sejak Kapan?

Rayan terdiam.Melihat Rayan terdiam, Queen semakin percaya diri dan berkata dengan penuh rasa angkuh, “Ah, sudah kukatakan kalau kamu itu harusnya memilih aku dan bukan malah mencari wanita di luar sana.”“Aric … kalau tahu tentang istri kamu itu, sangat yakin sekali dia pasti akan memanfaatkan istri kamu untuk menjatuhkan kamu di hadapan keluarga kamu. Kamu-”Rayan tertawa mendengarnya dan Hal itu membuat Queen membelalakkan mata karena terlalu terkejut dengan reaksi Rayan.“Kok kamu malah ketawa sih, Yan? Memang kamu udah nggak takut lagi sama kakak tiri kamu yang benci sama kamu itu?” Queen bertanya dengan menyipitkan mata. “Sejak kapan saya takut dengan dia?” balas Rayan tanpa terlihat takut sedikitpun. Rayan mendesah dan kemudian berkata, “Kamu salah besar jika saya menghindari dia kamu artikan kalau saya ini takut dengan dia. Saya hanya ingin memberi waktu kepada dia, Queen dan ketika waktunya sudah habis, dia tidak akan bisa melakukan apapun lagi termasuk mengacaukan keluarg
Baca selengkapnya

144. Jangan, Yan!

Queen yang awalnya begitu sangat tenang itu pun melebarkan matanya. Tetapi, itu hanya terjadi sesaat karena setelah itu Queen dengan tenangnya berkata, “Apa-apaan. Mana mungkin kamu punya nomor teleponnya? Kamu kan sudah nggak pernah ketemu dia sejak lama.”Rayan memutar bola matanya malas, “Kamu lupa kalau saya adalah seorang Rayan Antara. Keluarga saya memiliki koneksi yang sangat luas dan hanya untuk menemukan nomor telepon dari salah satu anggota keluarga kamu saja, saya hanya butuh waktu beberapa menit saja.”Tenggorokan Queen seketika langsung terasa kering dan dengan bibir yang bergetar wanita muda itu pun berujar, “Hentikan, Rayan! Aku tahu kamu nggak mungkin lakuin itu kan?”Rayan membuang nafas dengan kasar dan menyandarkan bahunya pada kursi lalu kemudian menjawab, “Kenapa tidak? Kamu … yang membuat saya terpaksa harus melakukan ini dan karena saya tidak memiliki pilihan lain untuk membuat kamu berhenti mengganggu saya. Saya akan menggunakan cara ini.”Queen menggelengkan
Baca selengkapnya

145. Tidak Terlihat

Queen tidak mungkin bisa membantah lagi dan kali ini dengan begitu sangat terpaksa akhirnya wanita muda itu pun mengangguk. Rayan tersenyum lebar dan segera memerintahkan Febri untuk membuat perjanjian tersebut. Queen sungguh merasa jengkel karena akhirnya kelemahannya dijadikan alasan untuk Rayan.Wanita muda itu kemudian menandatangani perjanjian itu setelah menghela napas panjang.Dia menyerahkan kertas itu kembali pada Rayan, tapi sebelum Rayan menyentuh kertas yang berisi perjanjian itu, Queen kembali berujar dengan nada kesal, “Kamu … memanfaatkan situasi ini untuk membuatku tertekan dan aku jamin … suatu saat kamu pasti akan mengalami hal ini dan hal itu pasti jauh lebih menjengkelkan dibandingkan apa yang aku alami.”Rayan sama sekali tidak terpengaruh dengan ucapan wanita muda itu dan hanya cepat-cepat mengambil kertas itu lalu menanggapi dengan begitu santainya, “Saya tidak melakukan kesalahan apapun dengan menekankan kamu agar tidak mendekati saya. Saya telah melakukan ha
Baca selengkapnya

146. Sudah Selesai?

Rayan terdiam selama beberapa saat dan dirinya mulai berpikir untuk menyusun kata-kata yang akan diucapkan. Hal itu terjadi lantaran dia tidak ingin bila dirinya salah berbicara kepada sang istri dan menyebabkan kesalahpahaman yang mungkin terjadi diantara mereka. Selain itu, dia tetap ingin menunjukkan kesan baik pada Kirana sehingga ketika nantinya dia membongkar identitas aslinya kepada istrinya tersebut, istrinya tetap bisa menerimanya tanpa ada rasa kemarahan terhadapnya. Namun, meskipun begitu keyakinannya kepada sang istri yang tidak akan murka kepadanya menjadi lebih besar. Sebab, melihat reaksi istrinya terhadap Mita, membuat Rayan berpikir bila istrinya bisa bersikap bijak. “Maksud Mas itu … nggak semua orang kaya itu tampil di depan publik dan malahan banyak yang milih untuk tidak mau diekspos atau malah menyendiri. Jadinya … nggak banyak orang luar yang tahu tentang dia. Ya … mungkin hal itu juga menjadi salah satu keputusan yang diambil oleh mereka demi melindungi pr
Baca selengkapnya

147. Kejutan, Sayang!

Rayan memejamkan mata selama beberapa detik dan akhirnya membuka mata. Kali ini dia tidak bisa menghindar dan dia tahu dia harus jujur pada istrinya. Maka, pria muda itu pun menjawab, “Kejutan, Sayang! Iya … ini memang saya lagi ada di lokasi yang sama dengan kamu.”“Yah, padahal tadi niatnya mau bikin kejutan dan nggak ngomong sama kamu sampai saya tiba di sana,” tambah Rayan sembari berulang kali menahan nafas karena takut istrinya tidak percaya atas penjelasannya. Namun, di luar dugaan, Kirana malah tertawa kecil menanggapi perkataan suaminya, “Ya Allah, Mas. Kamu ini kayak masih muda aja sampai bikin kejutan kayak gitu.”Rayan sungguh luar biasa lega mendengarnya. “Terus … Kamu memangnya berada di sebelah mana, Mas?” Kirana bertanya dengan dahi mengerut. Rayan juga tidak memiliki pilihan lain selain menjawab, “Di bagi yang selatan dan nggak terlalu jauh kok dari lokasi stan minimarket kamu.”Tetapi, kemudian Kirana berkata, “Eh, tapi kan tadi aku udah bilang kalau aku lagi ng
Baca selengkapnya

148. Kenapa Memangnya?

Febri tidak tahu apakah perkataannya menyinggung sang tuan muda tetapi pemuda itu tetap mencoba untuk jujur dengan menganggukkan kepalanya. Rupanya Rayan sama sekali tidak tersinggung dan malahan pria muda itu langsung menganggukkan kepalanya.Dia lalu memberantakkan rambutnya dan menepuk-nepuk wajahnya agar tidak terlalu terlihat bersih. Setelah dirinya yakin dengan penampilannya yang seperti Rayan yang merupakan seorang tukang sol sepatu dia pun segera pergi dari tenda itu. Dia tentu saja tidak mengizinkan siapapun mengikutinya dan bahkan dia mencari keberadaan Kirana sendirian.Saat dia melihat Kirana bersama dengan Tina dan Mita, pria itu pun tersenyum. Dia tidak bergegas mendekati istrinya dan hanya berdiri sambil mengamati istrinya yang masih terlihat asyik berbincang-bincang dengan adik sepupunya dan juga rekan kerjanya. Dia hanya ingin memberikan waktu pada istrinya untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman-teman. Namun, di saat dirinya sedang berdiri sambil men
Baca selengkapnya

149. Perkataan Saya Salah?

Ketika mendengar Rayan membahas masalah kenaikan jabatan, wajah Bagas seketika memucat.Pria muda itu bahkan terlihat tiba-tiba saja menjadi gugup. Rayan tentu saya tahu mengenai kenaikan jabatan Bagas yang tertunda. Hal itu terjadi karena dirinya sedang mengevaluasi kinerja Bagas dan memang ditemukan bila pria muda itu memiliki kinerja yang tidak terlalu bagus sehingga dia harus kembali mengkaji ulang kenaikan jabatan yang sebelumnya hampir saja diterima oleh Bagas. “Kenapa? Apa perkataan saya salah? Atau kalau sudah menjadi asisten manajer itu sekarang tugasnya menjadi banyak tapi kamu meluangkan waktu untuk mengurusi urusan orang lain?” Rayan berkata dengan nada mendesak seolah memang sengaja menekan Bagas. Dengan gelagapan Bagas menjawab, “Mas. Kamu tuh cuman tukang sol sepatu. Mana ngerti masalah kenaikan jabatan dan soal tugas-tugas seorang karyawan di perusahaan besar kayak aku?”Pria muda itu menatap Rayan dengan tatapan yang sebenarnya seolah-olah sedang memberanikan diri
Baca selengkapnya

150. Kejadian Tak Terduga

Febri tentu saja mengerti arah pembicaraan itu dan dia pun juga tahu begitu banyak orang yang sangat penasaran dengan istri sang pewaris kerajaan bisnis keluarga Antara.Bukan hanya masalah identitas sang istri yang masih ditutupi dengan begitu sangat rapat sampai detik itu, tetapi juga masalah alasan seorang Rayan Antara menjatuhkan pilihan pada orang yang diperkirakan bukan berasal dari kalangan kelas atas.Hal itu menjadi sebuah berita yang cukup hangat lantaran tidak mungkin bagi seorang keluarga dari kalangan atas akan menyembunyikan berita tentang pernikahan seorang pewaris dari keluarga kaya raya. Di samping itu, alasan kuat para anggota keluarga Antara yang lain yang juga menutup mulutnya rapat-rapat membuat semua orang semakin menjadi penasaran. Akan tetapi, Febri yang tahu harus melakukan apapun hanya bisa menjawab, “Istri Pak Rayan Memang benar ada di sini tetapi aku ragu beliau akan langsung menghampirinya.”Danang langsung saja merasa kecewa tetapi dia menampik rasa kec
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
22
DMCA.com Protection Status