Home / Urban / Suamiku Bukan Tukang Sol Sepatu Biasa / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Suamiku Bukan Tukang Sol Sepatu Biasa: Chapter 131 - Chapter 140

218 Chapters

131. Belok Arah?

Febri kemudian menjawab, “Sebentar, Pak. Saya tanyakan sekali lagi gimana kejelasannya.”Febri pun kembali keluar tenda itu lagi dan mengorek informasi sebanyak mungkin sebelum kemudian menyampaikan semuanya kepada sang pimpinan.Rayan pun hanya bisa mendesah dan hal ini sungguh membuatnya terganggu. Pria muda itu tak bisa menahan rasa gugupnya sehingga sampai mengetukkan jari-jari tangannya ke meja. Dia mulai berpikir tidak karuan. Hal ini lantaran jika Mita tidak datang ke acara itu untuk mewakili dirinya, dia terpaksa harus melakukannya sendiri. Jika tidak, kakak tirinya akan mengambil keuntungan dari kejadian itu dan hal itu benar-benar sangat buruk. Kalau sampai hal itu terjadi, sang kakak tiri bisa menjatuhkan dirinya di depan keluarganya dan kemungkinan besar beberapa hal buruk akan terjadi termasuk tentang pengalihan pimpinan perusahaan yang merupakan milik keluarganya.Rayan bukannya gila harta atau tidak ingin kehilangan semua itu tetapi dia hanya mempertahankan apa yang
Read more

132. Panggilan Mengerikan

Febri dengan sedikit agak takut-takut memberikan tanggapan, “Pak, apakah sebenarnya Bu Mita tidak memiliki masalah apapun tetapi memang sedang kesulitan di jalan?” Rayan menaikkan alis kanannya dan menatap ke arah Febri selama beberapa detik baru kemudian membalas, “Benar juga. Coba … kau cari di sekitar arah ke jalan Ini.”“Baik, Pak Rayan.”Febri pun segera memerintahkan sejumlah anak buahnya untuk mencari keberadaan Mita di sekitar jalan dekat dengan area event anniversary tersebut. Tetapi, baru saja beberapa menit mereka melakukan pencarian, Febri melebarkan matanya ketika melihat orang yang telah mereka cari selama hampir satu jam lamanya itu datang dengan pakaian yang cukup berantakan. “Bu Mita ….”Mita mengangkat tangannya dan menyuruh Febri untuk menutup mulutnya, “Heh, aku bahkan jauh lebih muda darimu tapi bagaimana bisa kamu memanggilku dengan sebutan ‘Bu’. Yang benar saja.”Febri hanya bisa mengedipkan matanya tanpa bisa membalas lantaran terlalu terkejut dengan ucapan
Read more

133. Budek dan Buta?

Mita mengangguk dan gadis muda itu pun segera dibantu untuk mempersiapkan diri. Rayan keluar dari tenda itu dan berpindah ke tenda di mana seharusnya tenda itu menjadi tempat Mita beristirahat.Sementara itu, Kirana sudah mulai berkeliling di lapangan itu untuk membagi-bagikan brosur mengenai barang-barang promo dari minimarketnya. “Mbak, gimana kalau kita ke daerah sana?” Tina bertanya pada Kirana. Kirana menjawab tanpa ragu, “Boleh. Di sana kayaknya belum ada yang ke sana.”Tina pun dengan ceria berjalan bersama Kirana sembari membawa lembaran kertas yang mereka bagikan ke para pengunjung. “Ada beberapa promo menarik dari minimarket kami, Pak.”“Bu, ini kita lagi ada promo ….”“Stan kita berada di sebelah sana.”Kirana dan Tina bekerja sama untuk melakukan pekerjaan itu. Hingga 10 menit kemudian mereka kembali lagi ke stan di mana semua karyawan minimarket itu kembali berkumpul. “Ini baru mulai acara pembukaannya ya?” seorang karyawan laki-laki bertanya. “Iya, katanya yang bu
Read more

134. Sepertinya Begitu!

Serin dan Vena pun akhirnya terbungkam. Mereka tidak bisa membantah perkataan Tina. Melihat kedua orang itu tidak berkutik, Tina dengan begitu santainya berujar, “Ah, jadi memang benar ya ternyata kalian hanya nggak mau menerima kenyataan saja.”“Yah, makanya kalau menilai orang itu jangan hanya sekilas saja,” lanjut Tina seolah memang menemukan kelemahan kedua orang itu. Selanjutnya, mereka mendengar perkataan dari beberapa orang yang berada di area tersebut. “Itu Mita Antara katanya kuliah di luar negeri dan sekarang lagi di Solo untuk liburan,” kata seorang pemuda yang merupakan anggota dari sponsor lain. Seseorang lainnya menanggapi, “Kuliahnya kalau nggak di Inggris ya Perancis. Yah, tapi kan dia memang keluarga konglomerat ya jadi wajar aja dia kuliah di luar negeri.”Sedangkan seorang gadis muda yang sedari tadi mendengarkan percakapan kedua temannya itu juga ikut berkata, “Itu teman SMP aku dulu. Dia itu ya … bisa dibilang anaknya baik cuman terlalu tertutup. Dan memang di
Read more

135. Habitat?

Tina menghela napas panjang, “Wah! Memang benar sepertinya dia tidak akan bisa tersentuh lagi. Tapi … Ya udah sih karena gimana pun juga dia kan memang harus kembali ke habitat aslinya.”Mendengar kata “habitat”, Kirana tersenyum samar dan menepuk lengan Tina. “Kamu ini loh … habitat? Kaya apa aja,” ucap Kirana yang kemudian tidak tahan untuk tidak tertawa. Tina juga ikut apa bersama wanita muda itu dan tiba-tiba saja berbicara, “Mbak, tenang aja! Walaupun nanti Mita sudah tidak bisa kembali ke minimarket kita lagi, Mbak Kirana tetap punya teman kok.”Kirana mengedipkan mata dan menatap Tina dengan dahi mengerut, “Kenapa kok kamu ngomongnya kayak gitu banget?”Tina tersenyum samar dan kemudian menggandeng tangan Kirana, “Mbak, maaf ya … selama ini aku hanya diam aja ketika melihat Mbak Kirana dibully sama tuh dua nenek sihir. Ya … kadang kala mungkin aku merasa jadi orang pengecut karena nggak berani belain Mbak Kirana.”“Padahal aku juga tahu yang salah itu siapa dan … siapa yang h
Read more

136. Pak Bimo

Tina manggut-manggut dengan penuh bersemangat, “Bener deh, Mbak. Itu memang lagi jalan ke sini kok. Orang dia aja nyengir sama kita.”Kirana pun menanggapi dengan senyuman cerah. Wanita itu terlihat luar biasa senang lantaran Mita masih mau mendatangi mereka. Padahal, saat ini Mita sedang menjadi dirinya yang asli dan sedang dilihat oleh begitu banyak orang, termasuk beberapa wartawan yang meliput acara anniversary tersebut. Tetapi, nyatanya gadis muda itu terlihat tidak terlalu peduli dengan hal itu dan tetap berjalan dengan cepat menuju ke arah mereka. Begitu tiba di stan minimarket tempat Kirana dan teman-temannya berdiri sembari menatap penuh kebingungan ke arah Mita, gadis muda itu langsung saja memeluk Kirana. Kirana tentu saja sangat terkejut tetapi dia balas memeluk gadis itu.Tina ikut senang karena melihat keakraban dua orang itu.Di saat Mita melepaskan pelukannya pada Kirana, Tina segera berkata, “Kirain kamu nggak mau nyamperin kita, Mita.”Mita tersenyum pada Kirana
Read more

137. Apa, Mbak?

Mita sontak memutar arah pandangnya ke arah 2 wanita yang sedari dulu telah membuatnya sering kehilangan kesabaran.Ah, dia tidak tahu bagaimana dia bisa begitu sangat sabar menghadapi mereka berdua. Namun, di kala dirinya masih menjadi seorang karyawan minimarket biasa, dirinya tidak memiliki kekuatan apapun dan bahkan bisa dibilang dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi, saat ini dirinya sedang memakai identitas aslinya yakni seorang anggota keluarga Antara, salah satu keluarga terkaya di kota Solo. Mita menjadi sangat heran terhadap Serin dan Vena.Apakah mereka sama sekali tidak takut dengan apa yang aku miliki dan bisa aku lakukan? Atau mereka terlalu bodoh karena berusaha untuk tetap menunjukkan rasa bencinya kepadaku? Mita membatin.Tetapi, sebelum Mita sempat bereaksi akan ucapan Vena dan Serin, sama sekali tidak terduga olehnya Bimo tiba-tiba saja berkata, “Serin, Vena. Apa yang sudah kalian katakan? Kalian ini … nggak bisa ya bersikap lebih sopan pada Mita?”Mita sontak
Read more

138. Kok Nggak Jadi?

Sebenarnya Kirana ingin sekali bertanya lebih dalam pada Mita mengenai tujuan gadis itu menyamar menjadi orang biasa dan bekerja di minimarket itu sebagai seorang karyawan. Namun, ketika dia berpikir ulang mengenai hal itu, dia merasa malu sendiri. Dia segera menggelengkan kepalanya, “Oh, enggak jadi.”Mita seketika mengerutkan kening karena heran sementara Tina berkata, “Loh, kok nggak jadi, Mbak?”Kirana mengangguk, “Iya, nggak jadi. Lebih baik kita ngobrol hal-hal yang santai aja daripada yang, lagi bola kan kita juga nggak tahu kapan kita bisa ketemu lagi.”Kirana tersenyum hangat pada Mita dan dirinya hampir saja melanggar sebuah alasan pribadi yang seharusnya tidak pernah dia tanyakan pada Mita. Dia merasa bila jika dia bertanya secara mendalam mengenai tujuan Mita, itu sama halnya dengan dia mengorek informasi tentang hal yang bisa saja tidak boleh diketahui oleh dirinya. Dia tidak ingin membuat Mita merasa dirinya melampaui batas dengan bertanya hal-hal sensitif. Tetapi,
Read more

139. Udah Nikah?

Kirana menggelengkan kepalanya ketika mendengar pertanyaan Tina yang begitu to the point itu, “Kamu memangnya tertarik sama orang yang baru digambarkan oleh Mita?”Tina tertawa kecil, “Ya ampun, Mbak. Aku cuman penasaran aja kok dan lagian ya kali Mbak masa iya aku tertarik sama orang yang levelnya jauh banget di atas aku?” “Aku ya sadar diri banget kali, Mbak,” lanjut Tina sembari meringis tetapi gadis itu sama sekali tidak terlalu tersinggung dan hanya menanggapinya dengan biasa saja. Mita dengan santainya ikut menanggapi, “Wah! Sayangnya kakak sepupu aku itu udah married dan dia itu cinta mati sama istrinya.”Tina tidak terlalu kecewa tapi dirinya malah kembali penasaran, “Eh, udah lama ya nikahnya? Udah punya anak juga? Memang kakak sepupu kamu itu umurnya berapa?” Rasa penasaran itu terlihat begitu jelas tetapi Mita sama sekali tidak terganggu dengan hal itu. Dia memang sudah yakin bila orang-orang seperti Rayan itu selalu membuat orang penasaran. Karakter kakak sepupunya ya
Read more

140. Nggak Kok!

Mita cepat-cepat menghilangkan kepala, “Nggak kok. Aku tuh masih belum benar-benar terjun ke perusahaan dan hari ini hanya gantiin dia karena terpaksa aja.”Kirana terlihat heran tapi kemudian dia mendengar Mita kembali menambahkan, “Yah, Mbak Kirana juga tahu sendiri kalau aku masih muda banget dan tentu aja aku nggak terlalu tahu tentang perusahaan. Kakakku itu yang mimpin perusahaan dan dia yang akan meneruskan usaha keluarga ini.”Kirana dengan cepat memahaminya tetapi kemudian Tina malah berujar, “Wah! Tapi keren juga loh kamu bisa wakilin kakak kamu dan tadi juga kamu nggak kelihatan gugup atau gimana.”Kirana juga setuju atas ucapan Tina, “Bener itu. Kamu kelihatannya sudah terbiasa berbicara di depan orang banyak ya, jadinya kamu nggak terlalu grogi.”“Iya, Mbak. Tin, di manapun aku hidup di keluarga besar yang sering sekali bertemu banyak orang dari berbagai kalangan, jadi itu sudah terbentuk sejak aku masih muda,” jelas Mita.Tina yang pesan hanya sudah datang itu meminum mi
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
22
DMCA.com Protection Status