Semua Bab Suamiku Bukan Tukang Sol Sepatu Biasa: Bab 161 - Bab 170

218 Bab

161. Aku Tunggu Besok!

Tak pernah diduga oleh Mita jika kemudian Rayan hanya menjawab, “Jangan khawatirkan masalah itu!”Mita menghela napas panjang, “Ya Allah, Mas. Gimana mungkin aku nggak khawatir sih? Mas nih kayak nggak ngerti gimana liciknya Arik dan ambisiusnya ibu tiri Mas itu?”“Mereka pasti akan melakukan segala cara agar Mas itu jatuh,” tambah Mita yang kini terdengar begitu cemas. Bagaimanapun juga, Mita selalu berada di pihak Rayan sejak dulu. Keluarganya tak pernah sekalipun berpihak pada pihak Arik. Bahkan, ayahnya berulang kali memperingatkan bahwa dia harus berada di samping Rayan sampai kapanpun.Hal itu lantaran ibu Rayan yang telah tiada dulunya adalah salah satu menantu yang paling disayang di keluarga Antara.Sayangnya semua menjadi berantakan ketika ibu tiri Rayan tersebut muncul. Maka dari itu, keluarga Mita tetap membela rakyat meskipun terkadang harus bertentangan dengan beberapa anggota keluarga yang lain.“Kamu tidak perlu khawatirkan itu, Mita! Saya … sudah memikirkannya masak
Baca selengkapnya

162. Hitung-Hitungan?

Mendengar perkataan putrinya tersebut, Herni sontak melempar gelasnya sampai berbunyi. Kirana meliriknya sekilas dan tak bergerak sedikitpun.Herni pun bangkit dari kursinya dan menatap putrinya dengan tatapan amarah, “Oh, jadi begitu ya. Kamu tuh terlalu hitung-hitungan ya sama orang tua.”“Memangnya kamu tuh nggak mikir apa semua yang kami keluarin merawat kamu? Itu … jauh lebih banyak daripada apa yang kamu dan suami kamu berikan.”Kirana menggigit bibirnya tetapi masih belum membalas perkataan sang ibu yang sepertinya tersinggung dengan ucapannya. Herni membuang napas dengan kasar, “Asal kamu tahu ya, Kirana. Ibu itu masih butuh dana yang banyak buat renovasi toko. Dan … lagian kalian berdua ini kan numpang di sini, apa salahnya sih kasih uang segitu buat Ibu sama bapak?” Kirana menenangkan dirinya selama beberapa saat sebelum kemudian menjawab, “Bu, Kirana sama sekali nggak mempermasalahkan masalah uang dengan jumlah yang besar itu. Tetapi … Kirana hanya bertanya … memangnya s
Baca selengkapnya

163. Soal Rencana Kita?

Dengan hati yang begitu sangat perih Kirana pun menjawab, “Iya, Bu.”Setelah mengatakan semua itu Kirana kembali ke dalam kamarnya dengan hati yang pilu. Dilihatnya sekeliling kamar itu dan betapa banyak kenangan-kenangan yang dia miliki di dalam kamar itu. Wanita itu menangis dalam diam tetapi segera menguatkan dirinya karena dia tahu dia tidak memiliki waktu untuk menangisi ataupun meratapi segala hal yang telah terjadi. Dia pun akhirnya berbaring di samping suaminya dan memutuskan untuk memejamkan mata. Beberapa jam kemudian dia terbangun untuk melakukan ibadah salat tengah malam. Suaminya juga ikut terbangun dan setelah keduanya selesai menunaikan ibadah mereka, Kirana menatap suaminya dengan tatapan gelisah. Rayan yang memang tidak tahu apapun mengenai percakapan istrinya dan ibu mertuanya bertanya, “Ada apa, Sayang?”“Apa ada yang kamu pikirkan? Soal rencana kita hari ini ya?” Rayan menambahkan dengan senyuman lembut. Kirana menggeleng cepat-cepat, “Bukan, Mas. Tapi … ini
Baca selengkapnya

164. Yakin, Kamu?

Sekali lagi Rayan tersenyum misterius berkata pelan, “Nanti kamu juga akan tahu, Sayang.”Hah, begitu lagi. Kirana membatin dengan penuh rasa penasaran. Sungguh sebenarnya dia sangat ingin tahu tentang rahasia yang telah disembunyikan oleh suaminya dari dirinya itu.Dia menebak bila suaminya mungkin memiliki pekerjaan sampingan yang keren yang bisa menghasilkan banyak uang sampai-sampai dia melihat Rayan tak pernah pusing memikirkan masalah keuangan mereka. Tetapi dia tidak bisa menyebutkan mengenai profesinya tersebut karena dia memang hanya memiliki sedikit petunjuk. Mungkin Mas Rayan sebenarnya punya toko sepatu atau kios sepatu di pasar, Kirana membatin.Melihat dahi mengerut di wajah istrinya itu, Rayan pun terkekeh pelan, “Hayo … nggak usah dipikirin sekarang, Sayang. Nanti kamu juga bakalan tahu kok. Nggak akan lama lagi juga kamu bakal mengetahui semua yang belum kamu ketahui tentang saya.”Setelah mendengar perkataan itu Kirana justru semakin penasaran. Tapi apa daya, sua
Baca selengkapnya

165. Cek Semua!

Kirana hampir saja menangis tetapi suaminya menguatkan dirinya dengan menggenggam tangannya erat-erat. Wanita itu pun mengulas sebuah senyuman lembut pada sang suami yang selalu setia bersamanya di saat hatinya sedang kacau dikarenakan perlakuan kedua orang tuanya. “Ayo, Pak. Cek semua barang-barang yang dibawa mereka. Jangan sampai barang-barang kita ikut terbawa sama mereka, kita nanti yang rugi,” kata Herni dengan lirikan sinis pada Rayan dan Kirana. Rayan dan Kirana bangkit dari kursi makan mereka. Mereka mengikuti Herni dan Parlan yang membongkar kembali barang-barang bawaan mereka. Rayan yang melihat istrinya merasa begitu sangat terluka dengan perlakuan orang tuanya tersebut pun berbisik, “Semua ini akan segera berlalu, Sayang. Kamu akan jauh lebih bahagia nanti.”Kirana mengangguk kecil pada sang suami dan tak sedikitpun dia ragu pada perkataannya. Selama mereka berumah tangga Rayan tak pernah sekalipun membuatnya kecewa. Memang pria itu belum memberitahu segalanya tentan
Baca selengkapnya

166. Mas Beli?

Sekali lagi Rayan terkekeh pelan tetapi tak lama dan segera menjawab, “Enggak, Sayang. Itu saya nggak nyewa.”Kirana mengerutkan kening dan terlihat bingung, “Hah? Terus minjam dari pelanggan Mas yang kaya?”Tentu saja hanya itu yang memungkinkan menurut Kirana. Sebab, suaminya pernah bercerita bila memiliki begitu banyak pelanggan yang berasal dari kalangan kelas atas. Bahkan, sebagian dari mereka begitu sangat baik kepada Rayan sampai-sampai sering meminjamkan beberapa barang terhadap pria itu.Tidak hanya itu, Rayan juga pernah bercerita mengenai pelanggan-pelanggan kayaknya yang memberikan uang dengan jumlah yang sangat besar ketika pria itu memperbaiki sepatu-sepatu koleksi mereka yang berharga tinggi. Sehingga Kirana merasa jawaban dari pertanyaannya tersebut yang sangat masuk akal adalah mobil mewah itu milik dari pelanggan Rayan. Namun, jawaban Rayan membuatnya terkejut, “Itu mobil kita, Sayang. Mas baru beli pagi tadi.”Hal itu seketika membuat Kirana melongo dan matanya
Baca selengkapnya

167. Mas Janji Kan?

Rayan tertegun melihat pertanyaan Kirana yang diutarakan tanpa kemarahan itu. Pria itu sungguh merasa sangat bersyukur lantaran rupanya dia memang benar-benar telah memilih wanita yang tepat. Ekspresi Kirana pun dan juga tanggapannya bisa dikatakan tergolong sangat wajar. Tidak berlebihan dan tidak aneh. Maka, tanpa berpikir panjang pria itu pun berkata, “Ayo! Kita pergi dari sini dulu, nanti … kamu akan tahu semua tentang Mas.”Kirana yang memang begitu sangat ingin tahu itu pun menganggukkan kepalanya.Rayan memberi isyarat pada Miko dan pria itu berniat untuk membukakan pintu untuk Rayan dan Kirana. Sayangnya, Rayan menolak hal itu dan dirinya sendiri yang membuka pintu mobil tersebut untuk istri dan dirinya. Sebelum masuk ke dalam mobil itu, Kirana menoleh ke arah suaminya terlebih dulu, “Mas janji kan Mas … nggak akan sembunyiin apapun lagi dari aku?”Rayan tersenyum lembut pada istrinya itu dan menjawab, “Iya, Sayang. Mas janji kalau hari ini kamu akan tahu semuanya tentang
Baca selengkapnya

168. Coba Kamu Ingat Lagi!

Bukannya menjawab pertanyaan istrinya, Rayan dengan begitu sengaja berbicara, “Coba kamu ingat-ingat lagi! Mas yakin kamu pasti ingat.”Kirana agak sedikit kesal karena ternyata suaminya masih mencoba untuk bermain-main dengannya. Sepertinya Rayan memang ingin membuatnya menebak-nebak sendiri sebelum benar-benar memberitahunya. Oleh sebab itu, Kirana hanya menjawab dengan berujar, “Aku nggak terlalu ingat, Mas. Mas … mungkin di minimarket.”Tetapi wanita itu kemudian mengoreksi, “Lha tapi di minimarket itu kadang aku baca identitas orang banyak banget. Pas mereka bayar pakai member card. Ya gimana aku bisa ingat nama orang yang sama kaya Mas.”Pada akhirnya dia memilih untuk menyerah terlebih dulu dan Rayan terlihat tidak terlalu kecewa dengan istrinya. Kemudian, Kirana yang ingin tahu arah perjalanan mereka pun bertanya, “Ini kita tuh mau ke mana dulu sih, Mas?”“Salon dan butik,” jawab Rayan yang sontak membuat Kirana tertegun menatap suaminya. Wanita itu pun menggigit bibir baw
Baca selengkapnya

169. Memang Ada Berapa?

Mendengar pertanyaan dari istrinya tersebut Rayan terlihat begitu senang. Dia mulai berpikir bila kemungkinan istrinya tidak akan terlalu bingung nantinya setelah mengetahui semua hal tentangnya.Hal itu terlihat ketika Kirana mulai memahami apa yang terjadi di sekelilingnya. Rayan pun kembali tersenyum hangat, “Iya, Sayang. Ini salah satu bisnis Mas.”Jawaban Rayan tersebut seketika membatu.Namun, dia tidak sempat memberikan respon lain dikarenakan Rayan telah meminta dirinya untuk mengikuti salah satu staf salon tersebut. Dia diarahkan untuk pergi ke sebuah ruangan di mana ternyata di dalamnya sudah terdapat beberapa orang yang akan mendandani dirinya. Semua orang di ruangan itu memperkenalkan diri mereka dengan sangat sopan dan menjelaskan tugas mereka masing-masing. Kirana hanya bisa tersenyum canggung dan kemudian duduk ketika seorang hair stylist mulai melihat-lihat rambutnya.Selain orang itu ada fashion stylish dan juga make up artist yang seolah bekerja sama dengan hair
Baca selengkapnya

170. Mengapa Memilihku?

Rayan dengan tenang menjawab, “Ada beberapa.”Kirana meneguk ludahnya dan cepat-cepat bertanya, “Tiga? Empat?”Kirana hanya berani menebak-nebak sampai angka itu tetapi Rayan terlihat malah tersenyum aneh sehingga wanita itu pun tidak berani memikirkan lebih banyak lagi. Berarti lebih dari empat, Kirana membatin dengan sedikit agak lemas. Oh, Allah. Sebenarnya suamiku ini siapa? Benar-benar anak pejabat? Tapi, jika dia anak pejabat mengapa bisa menikahi aku? Wanita dari kelas bawah yang bahkan hanya lulusan SMA. Kirana berkata dalam hati sembari menggigit bibir bawahnya. Wanita itu pun terdiam dan lebih banyak melirik ke arah luar jendela mobil. Dia tidak berani bertanya lagi dan memilih untuk menunggu mereka sampai di tempat usaha yang dimaksud oleh suaminya.Perjalanan memakan waktu kurang lebih sekitar 10 menit dan Kirana melebarkan matanya ketika dirinya melihat mereka memasuki sebuah gerbang besar di mana dia tahu tempat usaha yang dimaksud oleh Rayan.Wanita itu melongo. Di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
22
DMCA.com Protection Status