Semua Bab Suamiku Bukan Tukang Sol Sepatu Biasa: Bab 171 - Bab 180

218 Bab

171. Kamu Tenang Saja!

Rayan tahu pada akhirnya istrinya tersebut pasti akan menanyakan hal itu kepadanya. Maka, saat itu dia tidak memiliki pilihan lain selain berujar, “Ada masalah, Kirana. Masalah itu berkaitan dengan salah satu anggota keluarga saya.”Mendengar hal itu Kirana tiba-tiba saja menelan ludah dengan agak gugup, “Masalahnya besar ya Mas?”Rayan seketika tersenyum melihat wajah cemas istrinya dan pria yang tidak mau istrinya menjadi kepikiran akan masalahnya pun segera berkata, “Memang cukup besar tapi … kamu tenang aja, Sayang! Semuanya akan bisa diatasi kok.”Kirana masih sangat cemas tetapi wanita itu memilih untuk mempercayai perkataan suaminya dan kemudian bertanya lagi, “Terus. Ini kita di sini mau ngapain, Mas?”Rayan pun kembali bersemangat, “Mau ajak kamu tur keliling perusahaan ini.”“Tur?” bola mata Kirana membesar seketika. “Iya, Sayang. Dulu … kan saya pernah janji sama kamu Kalau saya kan kasih tahu kamu semua tentang saya dan inilah yang bisa saya lakukan. Saya mau kamu tahu s
Baca selengkapnya

172. Sebuah Tur

Tetapi ternyata Bagas masih belum berhasil bergerak ke depan karena terlalu banyak orang-orang yang ingin melihat istri Rayan Antara itu.Dengan begitu sangat terpaksa dia pun memilih untuk mundur daripada harus berdesakan hanya untuk melihat wajah yang dikatakan cantik itu. Sedangkan di bagian pintu depan itu, Rayan sudah mengajak istrinya untuk masuk ke dalam area gedung utama dan di sekeliling mereka sudah terdapat begitu banyak pengawal yang bertugas untuk mengawal mereka berdua. Di belakang mereka terdapat para pejabat tinggi di perusahaan itu yang mengikuti sepasang suami istri itu. “Ini lobby perusahaan, Sayang. Biasanya kalau ada tamu luar itu harus mendapatkan pemeriksaan kedua di sini sampai akhirnya baru mendapatkan izin untuk naik ke lantai atas,” jelas Rayan.Kirana manggut-manggut dan sama sekali tidak melewatkan penjelasan suaminya.Rayan pun dengan antusias menjelaskan mengenai perusahaan sepatu yang telah berdiri sejak lama itu. Dia juga tidak lupa menyebutkan beb
Baca selengkapnya

173. Tempat Apa, Mas?

Rayan tentu saja memahami kecemasan sang istri dan dirinya pun merasa sangat wajar akan hal itu. Pria muda itu pun kemudian kembali memegang bahu istrinya lalu berujar pelan, “Kamu nggak perlu cemaskan hal itu karena keluarga saya menerima kamu.”Kirana tentu saja tidak percaya begitu saja dan kembali bertanya, “Mas, dari mana kamu tahu mereka menerima aku? Aku saja belum pernah ketemu mereka.”Rayan mendesah pelan dan sadar memang ternyata tidak mudah membuat istrinya mempercayai hal itu.Namun, dia tiba-tiba saja teringat akan sesuatu yang seharusnya dia katakan sejak tadi. Sang pewaris tunggal PT Antara Shoes itu pun kemudian berkata, “Sayang, kamu memang belum pernah bertemu dengan semua anggota keluarga saya. Tapi … kamu kan sudah pernah bertemu dengan salah satu dari anggota keluarga saya.”Hal itu tentu saja membuat Kirana melotot kaget, “Hah? Aku … udah pernah bertemu dengan mereka? Kapan, Mas?”Rayan tersenyum menatap ekspresi terkejut wanita yang dicintainya itu dan malah
Baca selengkapnya

174. DIAM!

“Tempat di mana kamu juga bisa bertemu dengan seseorang yang kamu kenal, Sayang,” kata Rayan yang seketika membuat Kirana tertegun. Wanita itu pun kembali bertanya-tanya. Seseorang yang aku kenal? Memangnya aku punya temen yang kerja di perusahaan ini? Kirana membatin dengan raut wajah penasaran. Namun, dia tidak sempat bertanya lebih lanjut karena Rayan telah mengajaknya untuk berjalan kembali. Mereka benar-benar berkeliling di beberapa bagian perusahaan itu dan bertemu dengan begitu banyak orang. Ketika mereka sampai di salah satu divisi yang berada di lantai 6, Rayan berhenti berjalan hingga membuat Kirana menoleh ke arah suaminya itu dengan tatapan penuh tanya. “Ada apa, Mas?” Kirana bertanya dengan alis terangkat. Rayan hanya menjawab, “Kamu siap ketemu orang yang tadi saya maksud?”Kirana mengangguk tanpa ragu dan selanjutnya mereka sudah masuk ke dalam divisi itu. Seorang manajer dari divisi tersebut menyapa Rayan dan juga Kirana dengan begitu sangat ramah. Febri yang
Baca selengkapnya

175. Wah, Mohon Maaf!

Rayan pun mengangguk untuk membenarkan. Kirana melirik ke arah adik iparnya itu dan langsung tahu bila Bagas saat ini sedang kebingungan. Sebetulnya ekspresi Bagas mungkin mirip seperti ekspresi dirinya yang awalnya begitu sangat terkejut dengan fakta yang baru saja dia ketahui. Sementara Rizal langsung berdecak kagum, “Walah, mohon maaf, Pak. Saya sudah berlaku tidak sopan dan bahkan membentak Bagas.”Pria itu pun menatap ke arah Bagas dengan tatapan yang berbeda yang dulunya tidak terlalu menghargai kini menjadi tampak kagum. Sedangkan Bagas yang terlalu bingung itu pun akhirnya bersuara, “Ini maksudnya apa sih? Mbak Kirana. Ada apa ini?”Sesungguhnya Bagas mencoba untuk memproses semua yang terjadi di depannya, tapi pria muda itu terlalu takut untuk menerima kenyataan.Namun, Rizal malah berkata, “Gas, Bagas. Kenapa kamu itu nggak ngomong kalau kamu itu sebenarnya adik ipar Pak Rayan? Kalau saya tahu kamu itu adik ipar pewaris tunggal perusahaan ini, saya kan jadi bisa bersikap
Baca selengkapnya

176. Mau ke Mana Setelah Ini?

Bagas menelan ludah dengan susah payah lantaran agak was-was.Namun, dia tidak memiliki pilihan lain selain segera berkata, “Bapak sama ibu tahu soal semua ini?”Kirana mendesah pelan dan yakin bila Bagas pasti ketakutan mengenai masalah kenaikan jabatan adik ipanya itu yang tertunda. Sedangkan Rayan langsung paham yang dimaksud oleh Bagas adalah mengenai identitas aslinya. Kirana yang kemudian memutuskan untuk menjawab, “Mereka sama sekali nggak tahu, Gas.”Bagas sontak tersenyum lega dan bahkan menghela napas panjang seolah dirinya luar biasa merasa aman. Tapi, tidak lama setelahnya dia bertanya lagi karena ada sesuatu yang membuatnya sangat penasaran, “Mas Rayan eh … maksud aku Pak Rayan ….”Pria muda itu tiba-tiba saja merasa begitu sangat tidak nyaman memanggil Rayan dengan sebutan biasanya. Apalagi saat ini mereka sedang berada di perusahaan dan lagi lidahnya belum bisa mengucapkan permohonan maaf secara pantas pada Rayan.Rayan yang melihat ketidaknyamanan Bagas hanya terdi
Baca selengkapnya

177. Usaha Lain?

Rayan tidak langsung menjawab pertanyaan istrinya dan malah bertanya balik, “Kamu masih ingat nama restoran itu, nggak?”Kirana terhenyak.Tentu saja dia tidak ingat. Restoran itu menggunakan bahasa Perancis untuk namanya dan dia sendiri tidak bisa berbahasa Perancis sama sekali sehingga mustahil baginya menghafal nama yang dia ingat memang cukup panjang itu.Rayan melihat ekspresi istrinya yang terlihat bingung sehingga dia hanya berujar, “Nanti saja kamu lihat saja sendiri. Kamu pasti akan tahu langsung.”Ah, lagi-lagi suaminya itu membuat sebuah teka-teki.Namun, menurut Kirana sendiri yang menilai jawaban Rayan yang begitu diplomatis Itu sebenarnya sudah menjawab pertanyaan dirinya. Seolah-olah memang restoran yang pernah mereka datangi itu milik Rayan.Entah bagaimana dia bisa menebak seperti itu tetapi yang jelas Rayan tidak mungkin memberi sebuah teka-teki jika jawabannya tidak. Maka, Kirana pun semakin lemas. Dia sangat ingat bagaimana restoran itu.Restoran yang sangat mewa
Baca selengkapnya

178. Semuanya

“Masih,” jawab Rayan yang kemudian tersenyum misterius. Kirana seakan menjadi dibuat terbengong-bengong atas jawaban suaminya itu. Wanita itu berulang kali menggelengkan kepalanya seolah masih sulit untuk menerima fakta yang dipaparkan kepadanya. “Mas, aku sempat berpikir kalau kamu itu anak pejabat. Tapi … sepertinya bukan kan ya?” Kirana bertanya dengan begitu sangat polosnya. Rayan terkekeh sekali lagi dan merasa bahwa istrinya begitu sangat lugu sehingga semua pertanyaan yang dikeluarkan oleh istrinya itu selalu membuatnya ingin tersenyum. Akan tetapi, dia tidak bermaksud untuk merendahkan segala hal yang keluar dari mulut istrinya. Hanya saja dia selalu merasa Kirana memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh wanita lain yang pernah dia temui selama ini. “Ih, kok mas malah ketawa sih? Bener nggak, Mas? Mas memang bukan anak pejabat kan?”Rayan akhirnya berhenti tertawa dan segera menganggukkan kepalanya karena tidak ingin istrinya salah paham terhadapnya, “Bukan. Keluarga s
Baca selengkapnya

179. Siap?

Wajah tampan Rayan itu kini menampilkan ekspresi serius tetapi tetap tidak terlihat kaku. Kirana sendiri tahu bahwa suaminya itu tidak akan mungkin berbohong kepadanya atau mengingkari janjinya sehingga dia pun menjawab, “Apa alasan sebenarnya kamu merahasiakan semuanya dari aku, Mas?” Rayan terdiam dan tahu bila pada akhirnya isinya akan bertanya hal tersebut. Kirana dengan begitu sabar menunggu jawaban Rayan tapi wanita itu juga tidak terlihat memaksa suaminya itu. Bahkan, Kirana juga tidak mengulang pertanyaannya lagi seolah benar-benar menunggu kesiapan suaminya itu.Rayan begitu sangat menghargai kesabaran istrinya dan kemudian akhirnya menjawab, “Awalnya saya ingin mengatakan semuanya kepada kamu, tapi … saya memilih untuk menundanya karena saya harus tahu dulu seluruh hal tentang kamu.”Kirana tertegun.“Kamu … takut kalau yang kamu nikahi itu wanita yang hanya menginginkan harta kamu, Mas? Kamu … ingin memastikan kalau aku tidak silau dengan harta yang kamu miliki ya, Mas?
Baca selengkapnya

180. Kelapangan Hati

Kirana membantu di tempatnya duduk. Wanita tidak tahu bagaimana melukiskan apa yang sedang dia rasakan.Sebenarnya wanita begitu sangat ingin benar-benar mengetahui tentang keluarga suaminya. Dia tidak sabar juga untuk bertemu dengan sepupu Rayan yang telah dekat dengannya dan sudah jelas menerimanya sebagai istri Rayan. Selain itu, dia juga akan merasa lega apabila mengetahui anggota keluarga suaminya yang lain. Akan tetapi, sendirinya begitu sangat gundah. Meskipun Rayan berulang kali meyakinkan dirinya tentang seluruh anggota keluarganya yang akan mungkin menerima kehadirannya dengan lapang, Kirana tetap saja tidak bisa tenang. Dia bukannya tidak mempercayai ucapan suaminya, tapi dia hanya tidak tahu apa yang mungkin bisa terjadi di sana. Mungkin hal ini disebabkan karena rasa khawatirnya yang berlebihan sehingga dia sudah berpikiran hal-hal negatif sebelum benar-benar datang ke rumah keluarga besar suaminya itu.Tapi dia tunggu saja tidak mungkin mengatakan semua hal yang di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
22
DMCA.com Protection Status