Beranda / CEO / Hazel Kesayangan Sergio / Bab 231 - Bab 240

Semua Bab Hazel Kesayangan Sergio: Bab 231 - Bab 240

444 Bab

Bab 231

Erlina menatap tatapan mengejek yang tak terhitung jumlahnya dan meninggalkan kafe dengan putus asa.Agar membuat situasi terkesan lebih realistis, dia membuat dirinya sendiri terjatuh dari tangga dan mendapatkan luka di sekujur tubuhnya.Namun pada akhirnya, bukannya menciptakan jarak antara Hazel dan Sergio, hal ini malah membuat dirinya dipermalukan.Saking marahnya Erlina, dia mengentakkan kakinya hingga luka di tubuhnya tertarik, membuatnya meringis kesakitan.Dia memutuskan pergi ke rumah sakit terdekat untuk memeriksa lukanya. Ketika keluar dari rumah sakit, hari sudah gelap.Saat ini, Bahtiar tiba-tiba menelepon. Sebelum Erlina sempat berbicara, dia mendengar semburan makian dari ujung telepon sana."Erlina, sebenarnya apa yang kamu lakukan? Bukannya aku sudah minta kamu buat berdamai dengan Tuan Sergio? Kenapa mereka tiba-tiba menolak semua rencana desain kita?""Apa kamu tahu sudah berapa lama perusahaan menunggu peluang kerja sama ini? Kamu merusak segalanya!""Aku nggak ped
Baca selengkapnya

Bab 232

Makin Erlina menjelaskan, dia makin merasa sedih. Air matanya pun jatuh tak terbendung.Semburan amarah tiba-tiba berkobar di dada Irma. Lalu, dia mencibir, "Entah sihir apa yang sudah diberikan Hazel kepada Sergio sampai mempermainkan kerja sama perusahaan. Benar-benar tidak patut!"Kalau Justin yang bertanggung jawab atas perusahaan, Irma tidak akan pernah membiarkan hal ini terjadi!Erlina menunduk dan dengan lembut menyeka air matanya. Namun, sorot matanya terkesan acuh, hanya menyisakan kebencian dan ejekan saja.Saat dia mendongak, semua emosi itu disembunyikan dengan baik, digantikan oleh kebingungan dan ketidak berdayaan yang tak ada habisnya."Tante, menurut tante apa yang harus aku lakukan? Atasanku sudah memberiku peringatan. Kalau aku nggak bisa memperbaiki situasi ini, aku akan dipecat!"Irma juga terlihat kesulitan, benaknya terus memikirkan solusi untuk masalah ini.Perusahaan Hardwin ada di tangan Sergio dan sangat sulit untuk melakukan sesuatu kepada perusahaan.Kalau
Baca selengkapnya

Bab 233

Hazel terbangun karena dering ponselnya. Dia mengerutkan kening dan berusaha membuka matanya.Sebuah tangan hangat menepuk punggungnya dengan lembut.Segera setelah itu, suara dalam dan serak pria itu terdengar, menyalurkan perasaan nyaman yang menenangkan. "Tidur lagi saja."Hazel kembali mengantuk karena ada yang menutup telinganya untuk menghalangi suara bising ponsel yang terdengar.Dia segera tertidur lagi.Ketika bangun, hari sudah siang.Yang mengejutkan Hazel adalah Sergio tidak berangkat kerja hari ini.Ketika turun ke bawah, Hazel melihat Sergio sedang duduk di sofa ruang tamu dengan komputer di pangkuannya, tengah berkonsentrasi pada pekerjaannya."Lho, Om nggak pergi kerja?"Mendengar suara Hazel, Sergio mengalihkan pandangan dari layar laptop dan menjelaskan sambil terkekeh, "Tadi pagi Ibu telepon dan minta kita pulang ke rumah."Hazel tampak terkejut, "Ibu menelepon sepagi itu, apa ada sesuatu?"Sergio memandangnya dengan penuh arti dan berkata, "Aku dengar dari Pak Firda
Baca selengkapnya

Bab 234

Adapun setengah lainnya, Erlina ingin menggunakan Irma untuk menjadi perantara, yaitu meminta Burhan untuk meyakinkan Sergio agar dia setuju bekerja sama dengan Kapital Jewelry.Awalnya, semuanya berjalan lancar. Namun, siapa yang akan menyangka kalau Liana akan muncul di tengah jalan!Erlina menunduk, jejak rasa jijik dan kebencian muncul di matanya.Mengapa wanita tua sialan ini tidak mati saja?Selama dia ada, Irma akan selalu ditindas dan tidak punya kuasa.Dia juga tidak akan bisa menikah dengan Sergio.Saat Erlina tengah tenggelam dalam lamunannya sendiri, tatapan tajam dan menusuk menyapu sosoknya, menyalurkan rasa dingin yang mencekam.Erlina tanpa sadar mengangkat matanya dan mendapati Liana sedang menatapnya.Mata Liana yang cerdik itu sepertinya bisa melihat semuanya.Bahu Erlina menyusut drastis. Dia pun menunduk makin dalam.Sekitar setengah jam kemudian, Irma menjadi makin tidak sabar. Dia tidak bisa menahan diri lagi dan mulai mengeluh, "Sungguh luar biasa. Beraninya mer
Baca selengkapnya

Bab 235

Erlina mengedipkan sebelah mata pada Irma, menyuruhnya berhenti bicara.Namun, Irma merasa kalau ini kesempatan langka karena bisa memojokkan Hazel. Jadi, tentu saja dia akan memberinya pelajaran dengan baik. Dia tidak terlihat menerima isyarat Erlina.Saat Irma mengangkat lengan bajunya, Erlina tahu semuanya sudah berakhir.Hazel memiliki bukti video di tangannya.Dia hanya merasa sangat menyesal saat ini.Jika dia tahu Irma akan bersikap sebodoh ini dengan makin mempermalukannya, dia seharusnya tidak datang ke rumah ini.Sekarang, dia berada dalam situasi sulit. Mendapat tatapan dingin dari Sergio, pikirannya tiba-tiba menjadi buntu. Dalam waktu singkat, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.Bibir merah Hazel tertarik membentuk senyuman tipis. Dia melangkah maju dan berkata, "Nona Erlina, kemampuanmu untuk menjatuhkan seseorang benar-benar telah mengajariku banyak hal."Mata Liana menatap keduanya bergantian. Lalu, dia bertanya dengan ragu, "Apa yang sebenarnya terjadi?"Erlina la
Baca selengkapnya

Bab 236

Hazel mengusap telinganya dan memandangnya dengan santai. "Suaranya terlalu kecil, aku nggak dengar.""Maaf, aku salah!" Erlina memejamkan mata dan meninggikan suaranya.Hazel mengangguk puas. "Katakan, di mana kesalahanmu?"Air mata Erlina jatuh tak terbendung dan dia mengeluh dengan tegas, "Hazel, sudah cukup. Aku sudah berlutut dan meminta maaf. Apa lagi yang kamu inginkan? Kamu juga nggak terluka, akulah yang menjadi korban di sini."Hazel menatapnya dengan tatapan dingin dan berkata, "Kamu terluka karena kamu menjatuhkan diri dari tangga, apa hubungannya denganku?"Erlina mengalihkan perhatiannya pada Sergio, berharap Sergio bisa membantunya.Namun, yang membuatnya kecewa adalah Sergio bahkan tidak mau memandangnya.Dia tidak punya pilihan selain meminta maaf lagi.Hazel mengangguk puas dan mengingatkan, "Aku tahu kamu ingin menjadi bagian dari Keluarga Hardwin, tapi Sergio itu milikku. Selama aku masih ada, kamu nggak akan punya kesempatan! Jadi, lebih baik kamu sadar diri saja."
Baca selengkapnya

Bab 237

Setelah keluar dari kediaman lama, Sergio meminta sopir kembali ke Grand Permata.Dia berkata kepada Hazel, "Aku akan mengantarmu pulang dulu, baru pergi ke perusahaan."Hazel tidak ingin Sergio bolak-balik, jadi dia berkata, "Aku bisa naik taksi pulangnya. Kamu langsung ke perusahaan saja, jangan khawatirkan aku."Sergio tiba-tiba menghampiri dan memeluk pinggang ramping Hazel.Dia tiba-tiba mendaratkan sebuah ciuman, yang sontak langsung membuat Hazel tertegun dan menatap Sergio dengan tatapan kosong.Sergio terhibur dengan keterkejutannya. Dia mengulurkan tangan dan mengusap puncak kepala Hazel.Melihat harmonisnya hubungan keduanya, sopir pun tersenyum. "Nyonya, apa Nyonya nggak mengerti? Tuan hanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Nyonya."Hati Hazel sedikit bergetar, dia memandang Sergio dengan tatapan bertanya-tanya. "Benarkah begitu?"Sergio menempelkan keningnya ke kening Hazel, lalu mengecup pelan bibir merahnya."Bagaimana menurutmu?"Pipi Hazel tiba-tiba memerah
Baca selengkapnya

Bab 238

Awalnya, Krisna ingin memanfaatkan jamuan Keluarga Hardwin beberapa hari lalu untuk mendapatkan investasi. Namun, tidak ada satu pihak pun yang bersedia berinvestasi.Dia tahu pasti ada Sergio dibalik semua itu.Jadi, dia pergi ke Perusahaan Hardwin selama beberapa hari berturut-turut, mencoba mencari bantuan dari Sergio.Namun, pengamanan di Perusahaan Hardwin sangat ketat dan tidak mungkin dibobol secara paksa.Bahkan jika Sergio keluar, akan ada sekelompok pengawal di belakangnya. Dia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk mendekat.Jadi, dia hanya bisa mendatangi rumah Sergio untuk mencoba peruntungannya.Tidak disangka dia akan benar-benar bertemu Sergio seperti ini.Hazel tertawa dan menjawab marah, "Krisna, kamu percaya diri sekali. Mau minta tolong pun setidaknya harus punya modal. JY Group sedang kacau sekarang, atas dasar apa kamu meminta Sergio untuk menyuntikkan modal?"Krisna menatap tajam ke arah Hazel dan menegurnya dengan galak, "Apa menurutmu mengelola perusahaan sesed
Baca selengkapnya

Bab 239

Wajah Krisna berkedut, tetapi dia hanya diam.Suasana hatinya saat ini benar-benar sangat buruk.Ini juga pertama kalinya dia menyadari secara mendalam apa artinya menjatuhkan batu ke kaki sendiri.Demi kerja keras Kirana? Itu hanyalah alasan yang digunakan untuk menipu Hazel, seorang gadis kecil yang belum berpengalaman.Pada saat itu, dia mendapatkan saham perusahaan dengan cara ini.Sangat disayangkan dia terlalu terbawa suasana hingga lupa kalau Sergio juga telah berkecimpung di dunia bisnis selama bertahun-tahun dan bisa melihat pikirannya secara sekilas.Melihatnya terdiam, Sergio tersenyum sinis, "Tuan Krisna, kalau nggak ikhlas sebaiknya jangan mudah berjanji. Aku jadi menganggapnya serius, 'kan!"Krisna tercekat hingga tidak bisa berkata-kata, wajahnya pun langsung memerah.Hazel menghampirinya dan mencibir, "Kamu nggak pantas menyebutkan ibuku! Kalau ibuku masih di sini, mana mungkin kamu akan punya kesempatan mengurus perusahaan? Aku sarankan, kalau nggak punya kemampuan, le
Baca selengkapnya

Bab 240

Kedatangan Krisna menjadi alarm bagi Hazel.Pengambilan warisan miliknya di tangan Krisna harus dipercepat. Jika tidak, semuanya akan terlambat kalau sampai JY Group dihancurkan oleh Krisna."Butuh bantuanku nggak?"Hazel menggeleng, lalu menjawab, "Aku masih bisa menyelesaikan masalah ini sendiri."Melihat ekspresi penyesalan di wajah Sergio, entah kenapa Hazel menjadi bahagia. Dia memegang wajah Sergio, lalu mencium dan menghiburnya, "Kalau ada hal yang nggak bisa aku selesaikan, aku pasti akan minta bantuan kepadamu."Dia sebenarnya tidak ingin terlalu bergantung pada Sergio, ingin menangani sendiri segala sesuatu tentang ibunya.Hati Sergio meleleh ketika melihat binar di mata Hazel yang jernih. Mana mungkin dia memedulikan hal lain. Seketika, dia mengangguk dan menyetujuinya tanpa berpikir.Setelah mengambil keputusan, keesokan harinya Hazel berniat menemui pengacara yang bertanggung jawab menangani surat wasiat ibunya, Dendra Handika.Terakhir kali Hazel bertemu dengan Dendra ada
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
45
DMCA.com Protection Status