Darra mengerutkan bibir dengan tidak senang, lalu menjawab genit, "Nggak! Aku nggak mau tinggal di sini!"Mendengarkannya menangis dan mengeluh, Justin merasa sakit kepala. "Darra, nurut saja dulu. Aku benar-benar nggak bisa kasih uang untuk sekarang."Darra memutar matanya dan berkata ragu-ragu, "Kak Justin, apa keluargamu tinggal di kediaman utama Keluarga Hardwin?""Ya. Om memang sudah pindah, tapi kita masih belum pisah keluarga dan tinggal sama Nenek," kata Justin jujur.Mata Darra berbinar dan tiba-tiba muncul sebuah ide di benaknya. "Kak Justin, kamu nggak mau aku menderita, 'kan?"Mendengar kata-kata lembut dan centil di telepon, Justin tiba-tiba lupa segalanya. "Tentu saja! Darra, kamu itu wanita yang paling aku cintai!"Darra tersenyum puas dan melanjutkan, "Kalau begitu ayo kita menikah. Kalau kita menikah, aku bisa tinggal di rumah utama, jadi aku nggak perlu menderita begini."Justin tertegun dan pikirannya menjadi kosong dalam sekejap.Menikah?Dia pernah memikirkan masal
Read more