Beranda / CEO / Hazel Kesayangan Sergio / Bab 211 - Bab 220

Semua Bab Hazel Kesayangan Sergio: Bab 211 - Bab 220

444 Bab

Bab 211

Setelah pesta berakhir, Sergio membawa Hazel yang tertidur kembali ke rumah.Dia awalnya ingin membangunkan Hazel dan mengganti gaun malamnya terlebih dahulu. Pasti tidak nyaman kalau tidur dengan gaun malam.Apalagi ada bau alkohol dan parfum yang masih menempel.Namun, Hazel tertidur lelap hingga Sergio tidak bisa membangunkannya.Sergio tidak punya pilihan selain memanggil pelayan, meminta pelayan membantu Hazel berganti pakaian dan membersihkan tubuhnya.Setelah mendengar instruksi sang majikan, mata pelayan itu menunjukkan keterkejutan.Namun, karena perintah sudah dilontarkan, para pelayan tidak punya pilihan selain menurutinya.Bahkan jika Hazel tertidur, dia tetap sangat waspada. Dia menyilangkan tangan di dada dan menggenggam erat pakaiannya dengan jari-jarinya yang ramping.Dia terlihat sangat tidak nyaman.Kedua pelayan itu berjuang untuk waktu yang lama, membujuk dan melakukan semua tindakan dengan sangat pelan.Setelah lebih dari satu jam, mereka akhirnya bisa menghela nap
Baca selengkapnya

Bab 212

"Ya, aku beruntung bisa menikah dengan Hazel."Sergio mengangguk setuju, lalu menundukkan kepala dan menggigit Sandwich pemberian Hazel.Rasanya masih terasa familier karena buatan koki di rumah, tetapi Sergio merasa ini lebih enak daripada Sandwich mana pun yang pernah dia makan sebelumnya.Setelah menyelesaikan dokumen di sore hari, Ervan menyerahkan sebuah informasi kepada Sergio dan berkata, "Tuan, direktur Kapital Jewelry sudah datang untuk membahas kerja sama. Dia sudah menunggu di ruang tamu."Sergio mengambil dokumen itu, melihatnya dan mengangguk pelan. "Ayo kita temui mereka."Ervan melirik ke arah Sergio dan ragu-ragu untuk berbicara. Namun pada akhirnya, dia tetap menahan apa yang ingin dia katakan.Lupakan saja. Dia juga akan melihatnya saat sampai di sana nanti.Ervan buru-buru mengikuti Sergio, berdoa dalam hati kalau Sergio hanya ingin bekerja sama dengan Kapital Jewelry karena kekuatannya, bukan faktor lainnya.Di ruang tamu.Penanggung jawab dan desainer Kapital Jewel
Baca selengkapnya

Bab 213

Erlina adalah desainer Kapital Jewelry dan cukup terkenal di industri ini.Pagi ini dia mendengar rekan-rekannya mengatakan kalau Perusahaan Hardwin menelepon dan mengundang desainer Kapital Jewelry untuk datang membicarakan kerja sama.Semua orang menganggap kalau Perusahaan Hardwin sudah memilih Kapital Jewelry untuk diajak bekerja sama.Dia hampir gembira. Pada jamuan makan tadi malam, dia mencari kesempatan untuk dekat dengan Sergio, tetapi Sergio terus berbincang dengan bos perusahaan lain dan terus bersama Hazel.Dia tidak menemukan kesempatan yang cocok untuk mendekat.Hari ini adalah waktu yang tepat.Jadi, dia berinisiatif menemui Bahtiar dan mengatakan kepadanya kalau dia dan Sergio adalah teman sejak kecil dan keduanya tumbuh bersama.Bahtiar sangat senang dan segera memutuskan untuk membawanya bersamanya.Namun, Erlina tidak menyangka kalau Sergio akan mengabaikannya dan tidak memberinya sedikit celah.Ketika Sergio dan Bahtiar hampir selesai berbincang, Erlina akhirnya men
Baca selengkapnya

Bab 214

Erlina berinisiatif mengambil sepotong iga dan menaruhnya di piring Sergio. "Kak Sergio, makan yang banyak. Kalau nggak makan tepat waktu, nanti perutmu sakit."Begitu dia mengatakan ini, semua orang di depan meja makan mengalihkan pandangan kepadanya.Terutama rekan-rekannya yang lain. Sorot mata mereka melirik Erlina dan Sergio bergantian, lalu berkedip ambigu.Ditatap seperti itu membuat pipi Erlina perlahan memerah.Namun detik berikutnya, suara dingin Sergio terdengar, "Nona Erlina, aku orang yang gila kebersihan. Kalau kamu benar-benar mengenalku, mana mungkin kamu bahkan nggak tahu tentang hal ini?"Erlina tertegun dan pipinya langsung memerah.Kali ini bukan karena malu, tetapi karena marah.Dia segera membela diri, "Kak Sergio, aku ambil pakai sendok di piring makanannya. Tentu saja aku tahu kalau kamu gila kebersihan."Bibir Sergio tertarik pelan, lalu dia mengatakan, "Gejala yang aku alami ini mengacu pada mental. Kecuali istriku, aku nggak akan makan makanan yang diambilkan
Baca selengkapnya

Bab 215

Mendengar perkataan Sergio, ekspresi wajah Erlina tiba-tiba meredup.Dia tidak percaya dan bertanya dengan suara gemetar, "Kak Sergio, Om, Hazel kekanakan sekali, apa Om nggak merasa tertekan? Pantas saja Kak Justin lebih memilih bersama anak haram itu dan mencampakkannya.""Cukup!" Sergio tidak tahan mendengar orang lain mengatakan hal buruk tentang Hazel.Dia menegur dengan suara yang dalam, "Bukan karena Hazel cemburu, tapi sebagai suaminya, aku harus memiliki kesadaran diri sebagai seorang suami. Aku mengatakan banyak hal kepadamu karena nggak mau kamu melakukan hal yang nggak perlu setelah ini. Dalam hidup ini, hanya ada satu wanita dalam hidupku. Orang itu adalah Hazel."Erlina tiba-tiba merasakan dengungan di telinganya dan sesuatu meledak di kepalanya.Dia merasakan napasnya menjadi sulit dan ingin berteriak dengan marah.Ada suara di dalam hati yang terus meneriakkan kalau Sergio hanya bisa mencintai Erlina dalam hidup ini. Tidak ada yang bisa merebutnya darinya.Sergio tidak
Baca selengkapnya

Bab 216

Adam mengambil kotak makanan penutup itu sambil tersenyum, lalu memuji, "Tuan, Anda benar-benar peduli dengan Nyonya. Nyonya pasti akan sangat senang saat mengetahui hal ini."Sergio tersenyum dan langsung naik ke atas.Dia membuka pintu kamar tidur dan melihat Hazel tengah duduk di meja dekat jendela, tengah mengetikkan sesuatu di laptopnya dengan penuh konsentrasi dan keseriusan. Dia bahkan tidak sadar kalau Sergio melangkah masuk.Sergio berjalan mendekat dan memeluk Hazel dari belakang.Hazel bertubuh mungil, dada bidang Sergio lebih dari cukup untuk menampungnya.Merasakan kehangatan datang dari belakang, Hazel menoleh dengan senyuman di wajahnya. "Om sudah pulang?""Hmm. Lagi ngapain?"Sergio melirik ke layar laptop dan melihat layar itu penuh dengan kata-kata.Seperti ... skripsi?Hazel mengangguk dan berkata, "Lagi ngerjain skripsi. Satu bulan lagi aku akan lulus, jadi aku harus mulai bersiap."Inilah kesulitan mengambil jurusan ganda karena harus menulis dua skripsi.Dalam beb
Baca selengkapnya

Bab 217

Sergio keluar dari kamar mandi dan mendapati Hazel masih menulis skripsinya di laptop. Jadi, dia mengatakan, "Hazel, sudah malam. Tidur dan lanjutkan besok lagi.""Ya, tunggu sampai aku selesai menulis satu paragraf lagi!"Hazel menyetujuinya dengan santai, tetapi kecepatan mengetik di papan ketik tidak melambat.Sergio berjalan mendekat, mengambil mouse dan menyimpan dokumen. Dia mematikan laptop, lalu menarik Hazel ke tempat tidur."Om!" Melihat laptop dimatikan, Hazel tiba-tiba menjadi geram.Sergio dengan lembut mengusap bagian atas kepalanya, lalu menunjuk ke jam dinding di kamar. "Perhatikan baik-baik, sekarang jam berapa?"Hazel melihat lebih dekat dan langsung terkejut.Sudah jam satu lebih?Hazel pun tersadar. Dia menyentuh ujung hidungnya, melepas sandal rumah dan naik ke tempat tidur. "Om, aku akan langsung tidur, selamat malam."Melihat penampilannya yang lincah dan menawan, Sergio tak kuasa menahan tawa.Dia berjalan ke sisi lain tempat tidur, mengangkat selimut dan berbar
Baca selengkapnya

Bab 218

Bagi Hazel, meskipun Casey berkomplot melawannya, dia juga sudah menerima akibatnya. Dendamnya pun terselesaikan.Namun, jika Casey bersikeras melimpahkan kesalahan karena dihukum kepadanya, Hazel tidak bisa berbuat apa-apa.Lagi pula, entah seberapa banyak kita menjelaskan kepada orang yang tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah, semuanya hanya sia-sia.Melihat kepergian Hazel, Casey makin marah dan mulai mengutuk Hazel....Setelah memasuki perpustakaan, Hazel mencari tempat duduk dan duduk secara acak dan mulai mencari informasi.Setelah menyibukkan diri sepanjang pagi, dia akhirnya mendapatkan informasi yang dia butuhkan, lalu beranjak pergi.Saat ini, ponselnya tiba-tiba berdering.Hazel membuka ponselnya dan melihat kalau itu pesan dari Erlina. Isinya adalah foto.Foto itu diambil di ruang pribadi sebuah restoran, dengan Sergio dan Erlina duduk bersebelahan.Dilihat dari foto yang diambil, Erlina terlihat penuh perhatian saat mengambilkan makanan untuk Sergio. Bahkan sor
Baca selengkapnya

Bab 219

Melihat Erlina menangis, Bahtiar perlahan mulai mempercayai perkataannya.Dia menghela napas dalam-dalam dan membujuk dengan penuh pengertian, "Kalau kalian benar-benar saling mencintai, kalian makin harus menyelesaikan kesalahpahaman ini. Entah cara apa pun yang kamu lakukan, kamu harus berhasil membujuk Sergio. Bagaimanapun, kalian itu pohon keberuntungan kami!"Bahtiar selalu merasa resah. Bagaimana jika Sergio marah pada Kapital Jewelry karena Erlina?Namun, dia tidak bisa mencecar Erlina. Bagaimanapun, kalau apa yang dikatakan Erlina benar, perusahaan mereka masih harus mengandalkan hubungan ini untuk bisa menjalin kerja sama dengan Perusahaan Hardwin.Pada akhirnya, Bahtiar hanya bisa menghela napas dalam hati dan berkali-kali mengingatkan Erlina untuk memperbaiki hubungannya dengan Sergio.Erlina diusir dari ruangan bahkan tanpa sempat berbicara.Dia sekarang sedang menunggangi terjebak dalam situasi yang sulit, di mana dia tidak bisa berhenti begitu saja.Andai Bahtiar tahu kal
Baca selengkapnya

Bab 220

Resepsionis itu masih terus tersenyum sopan, "Maaf, Nona. Hari ini saya menggantikan pekerjaan rekan yang lain, jadi kemarin tidak di sini."Ekspresi wajah Erlina langsung membeku dan ekspresinya perlahan berubah muram."Aku desainer Kapital Jewelry dan punya masalah mendesak dengan presdir kalian. Kalau kerja sama kedua perusahaan sampai tertunda, apa kamu mau tanggung jawab?"Ketika mendengar ini, resepsionis ini langsung menunjukkan ekspresi ragu-ragu.Jika Erlina benar-benar datang untuk membicarakan kerja sama, dia mungkin tidak akan bisa mempertahankan pekerjaannya lagi di sini.Dia berpikir sejenak dan berkata, "Begini saja, saya akan menelepon kantor presdir dulu."Dia tidak memberi kesempatan pada Erlina untuk berbicara dan langsung melakukan panggilan internal.Telepon segera diangkat, suara rendah dan magnetis terdengar dari dalam, "Ya."Resepsionis itu menjelaskan dengan singkat apa yang terjadi, lalu bertanya, "Tuan, Nona Erlina datang dan mengatakan ingin bertemu Tuan unt
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
45
DMCA.com Protection Status