Rafael seakan tidak mendengar, malah tersenyum makin lebar. "Jangan marah, keponakan. Aku dan Om Sergio itu teman baik, jadi panggilan ini nggak salah."Justin sangat kesal sampai menepis tangannya, lalu bertanya dengan alis berkerut, "Apa yang kamu inginkan?"Rafael menahan senyuman di bibirnya, sorot matanya perlahan menjadi acuh. "Justin, mau main-main pun harus lihat tempat."Justin ingin melawan, tetapi melangkah mendekat saat mendengar suara ribut di sebelah sini."Apa yang kalian lakukan?"Mendengar suara marah Sergio, bahu Justin bergetar hebat."Om."Sergio bahkan tidak memandangnya, hanya berjalan melewatinya dan menghampiri Hazel.Pria yang barusan menunjukkan sorot mata tajam, tiba-tiba menunjukkan ekspresi berbeda saat berada di depan Hazel. Ada kelembutan yang tak terlihat di matanya yang dalam dan dingin."Hazel, kamu diganggu?"Hazel tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Dia menggandeng lengan Sergio, lalu menjawab, "Nggak, kok. Aku bukan orang yang diam saja kalau dig
Read more