Semua Bab Cinta Datang Terlambat: Bab 11 - Bab 20
81 Bab
Menderita
“Terima kasih atas pesanannya. Silahkan dinikmati,” ucap Bella pada pelanggan yang datang setelah menyerahkan pesanan mereka.Bella segera kembali ke dapur dan mengambil pesanan-pesanan lain yang sudah mengantri minta dibagikan. Diam-diam, Bu Zalwa memperhatikan Bella dari kejauhan. Akhir-akhir ini aura dalam diri Bella berbeda dari biasanya. Ia terlihat lebih murung dan tidak bersemangat. Senyum yang ia bagikan terlihat kecil dan palsu.Padahal sebelumnya, Bella selalu menjadi yang pertama menyambut tamu, memberikan pesanan dengan senyum lebar, dan selalu terlihat semangat tidak peduli dengan beban berat dalam perutnya.Setelah kedai sepi, Bu Zalwa yang sudah tidak tahan itu pun memanggil Bella untuk duduk di dalam. Ia meminta Naura untuk menggantikan Bella sejenak. Keduanya duduk berhadapan. Bu Zalwa tahu jika Bella terlihat kaku karena ia memang tidak biasa dipanggil di saat seperti ini.“Nak Bella, apa terjadi sesuatu denganmu akhir-akhir ini?” tanya Bu Zalwa dengan ramah dan lemb
Baca selengkapnya
Pencarian Bella
Tidak ada cahaya dalam tatapan Bella. Tidak biasanya ia merasa penasaran dengan majalah yang baru saja datang di kedai ramen Pak Handoko. Kini, ia merasa menyesal sudah membuka-buka majalah itu.Sejak mendengarkan berita yang menggosipkan hubungan asmara antara Sagar dan Laura, Bella hampir tidak pernah melihat maupun mendengar gosip tentang para artis.Bella melempar majalah itu ke atas meja. Sudah berbulan-bulan sejak kepergiannya, tetapi nampaknya Sagar benar-benar baik-baik saja. Hubungan Laura dan Sagar pun sepertinya semakin jelas dari hari ke hari seperti yang dijelaskan dalam majalah itu.“Dia sama sekali tidak terlihat sedih,” geram Bella. “Dia terlihat bahagia, sedangkan aku di sini membesarkan anaknya dengan susah payah!”Perasaan kesal yang menyesakkan muncul dalam diri Bella. Namun, tak lama kemudian, rasa sakit itu tiba-tiba berpindah ke perutnya.“Aw, aduh … kenapa ini?” tanya Bella bertanya-tanya saat merasakan nyeri di perutnya. Saat ia mengira nyeri itu hanya sebenta
Baca selengkapnya
Rumor
“Sepertinya ada yang sengaja membuat rumor tentang Anda, Tuan Sagar. Setelah saya lacak, ternyata rumor ini sudah ada sejak kita menandatangani perjanjian kerja dengan Nona Laura. Anda ingat tentang proyek yang sukses besar itu, kan?”Sagar menghela napas dan mengangguk. Saat itu, karena proyeknya yang berhasil, ia dan laura jadi sering bersama untuk bertemu dengan para klien dan promotor.“Ini buruk, Tuan, rumor seperti ini jika tidak bisa diterima oleh masyarakat akan membuat saham kita menurun,” sambung Bryan.Sagar bukannya tidak paham akan hal itu. Namun, hal yang lebih memusingkan dirinya adalah jika Kakek Zoku sampai mendengar rumor ini. Kakek Zoku sudah marah besar saat mendengar kepergian Bella. Jika Kakek Zoku tahu, mungkin Sagar akan dihapuskan dari daftar keluarga Biruga.“Bryan, urus tuntas masalah ini dengan cara apapun! Jangan sampai kakekku tahu tentang rumor ini!” perintah Sagar dengan segera. “Aku ingin berita ini lenyap dalam waktu satu jam ke depan!”'Jangan sampai
Baca selengkapnya
Bimbang
“Apa kamu tidak dengar? Urusi perceraian kalian! Aku jadi kasihan pada Bella karena harus terpaksa menikah denganmu!” bela Zoku.“Tapi …,” ucapan Zoku melayang di udara. Ada sedikit rasa nyeri yang menyesakkan.'Apa aku benar-benar harus merelakan pernikahan ini?' batin Sagar bertanya-tanya.Semakin ia berpikir, semakin sesak dadanya.“... Baiklah, tapi aku minta waktu untuk memikirkannya terlebih dahulu,” ucap Sagar dengan suara rendah, seolah tidak rela untuk melakukan hal itu.“Tidak masalah. Selesaikan semuanya dengan baik dan jangan lari dari tanggung jawabmu itu,” nasihat Zoku yang hanya dibalas dengan anggukan kecil dari Sagar. “Sudah, kamu bisa pergi sekarang. Aku tahu kamu sedang banyak pekerjaan,” sambung Zoku tanpa bermaksud mengusir.Lagi-lagi Sagar mengangguk dengan diam. Ia pun bangkit dan segera pergi dari mansion Biruga tanpa merasa keberatan. Diam-diam, Zoku yang memperhatikan cucunya itu menyeringai. Entah mengapa ia merasa tertarik dengan sikap Sagar yang tampak ber
Baca selengkapnya
Teka-Teki
“Sebenarnya, garis merah satu ini agak tidak jelas Tuan, tapi Tuan sendiri juga melihatnya, kan?” ucap Diana menjelaskan makna dari testpack. Sagar mengangguk paham. “Ini sebabnya saya tidak berani memberitahukannya pada Tuan, saya takut salah sangka dan mengira jika Nyonya Bella sedang hamil. Kira-kira, apa benar Nyonya Bella sedang hamil?”Sagar tidak tahu. Dia ingat jika ia tidak pernah tidur dengan Bella, ia bahkan tidak menyentuhnya sama sekali.'Apa jangan-jangan Bella memang punya kekasih di luar sana?' tebak Sagar.Akan tetapi, mendengar bagaimana sikap Bella yang sesungguhnya dari Zoku, rasanya tidak mungkin Bella melakukan hal itu.Atau jangan-jangan ....Pupil Sagar mengecil saat teringat akan sesuatu. Ia ingat pernah ada malam di mana ia sedang mabuk dan dalam kondisi nafsu yang menggebu-gebu. Itu adalah malam di mana Laura dengan lancang memberikan obat perangsang pada minumannya, tanpa ia tahu.Sagar tanpa sadar menyentuh bibirnya. Mimpi di mana ia sedang mencium seorang
Baca selengkapnya
Melahirkan
“Kak Bella, Kak Bella tenang dulu, ya?” ucap Naura. “Aku telepon Ayah dan Ibu dulu.”Naura membawa Bella menepi dan duduk pada salah satu kursi taman. Ia tidak mungkin membiarkan Bella berada di atas tanah.Ia segera merogoh ponsel dalam sakunya dan menelpon Pak Handoko. Naura menjelaskan apa yang sedang terjadi pada mereka.Tak lama, Pak Handoko datang dengan membawa mobil. Mereka akan langsung membawa Bella menuju rumah sakit. Di dalam sana, ada Bu Zalwa dengan beberapa perlengkapan bersalin yang sudah disiapkan oleh Bella jauh-jauh hari.Sesampainya mereka di rumah sakit, Dokter Jason langsung memeriksa keadaan Bella. Namun, Bella tidak terlihat baik-baik saja. Beberapa dokter yang ikut menangani juga memikirkan hal yang sama.“Sepertinya ini karena Nyonya Bella terlalu gugup dan ketakutan,” jelas salah satu dari dokter itu pada keluarga Pak Handoko yang datang sebagai wali. “Jika terus seperti ini, maka akan berbahaya bagi ia dan bayinya.”“Ya ampun, Kak Bella …,” lirih Naura semba
Baca selengkapnya
Penyesalan
“Tuan Sagar, Anda tidak terlihat baik-baik saja,” ucap Bryan yang berada di ruang kerja Sagar. Ia memperhatikan penampilan atasannya. Pakaiannya memang rapi, tetapi jika melihat wajah Sagar, maka orang-orang akan mengetahui alasan mengapa Bryan berkata seperti itu.Mata Bryan tidak berhenti memperhatikan Sagar. Kantong mata di bawah mata Sagar semakin hari semakin hitam dan membesar. Meski pria itu berusaha menutupinya dengan menggunakan kacamata, kantong mata itu tidak tersamarkan sepenuhnya. Mata Sagar pun tampak lebih sayu dan berat.Sagar melirik Bryan dan memperbaiki kacamata yang ia baru beli. Ia kembali fokus pada layar laptopnya. Namun, semakin lama ia menatap layar itu, ia semakin pusing dan jenuh. Tidak ada kalimat yang masuk ke otaknya dan butuh beberapa kali untuk membaca agar Sagar mengerti.“Anda masih tidak bisa tidur?” tanya Bryan yang tidak dijawab oleh Sagar. “Bagaimana kalau mencoba membeli obat penenang atau obat tidur seperti dulu?” saran Bryan. “Tapi tolong janga
Baca selengkapnya
Lelah
Sagar dan Jason memulai rapat mereka untuk membahas lebih lanjut tentang kerja sama yang akan mereka lakukan. Sagar yang tahu jika Jason adalah pemilik dari puluhan rumah sakit yang tersebar di seluruh daerah itu pun tidak ingin menyia-nyiakannya, ia menawarkan kerja sama yang saling menguntungkan.Setelah berdiskusi panjang lebar, akhirnya sampai pada kesepakatan mereka. Jason menerima tawaran Sagar yang seterusnya akan menjadi penyokong dari obat-obatan dan alat-alat medis yang akan digunakan dalam rumah sakit milik Jason.Setelah menyelesaikan seluruh kegiatannya, Sagar memutuskan untuk kembali ke hotelnya. Namun, sebelum itu Sagar memilih untuk berjalan-jalan di sekitar kota yang tampak rindang dan asri itu. Berbeda dengan kotanya yang penuh dengan gedung bertingkat dan polusi udara, kota ini tampak lebih nyaman dan layak untuk ditinggali.“Rasanya sampai tidak ingin pulang,” gumam Sagar yang akhirnya menemukan ketenangan setelah semua masalah yang ia hadapi.Sagar duduk pada kurs
Baca selengkapnya
Jejak Bella
'Aku harus menemuinya!'Itu adalah pikiran yang terbesit dalam benak Sagar ketika ia tersadar dari lamunannya. Sayangnya, tidak ada satupun dari sendinya yang mau bergerak mengikuti keinginan Sagar.Bergerak! Bergerak! Bergerak!“Tuan Sagar, mari kita lanjutkan turnya,” ucap Jason yang membuat Sagar tersadar jika saat ini ia tidak bisa meninggalkan pria itu karena pekerjaannya.“Ah, benar … ke mana kita harus pergi sekarang?”“Silakan lewat sini, Tuan Sagar.”Jason menunjuk jalan yang harus mereka lalui. Entah bagian mana lagi yang akan ditunjukkan oleh pria itu pada Sagar. Sagar hanya mengikuti langkah Jason pergi. Sebelum benar-benar beranjak dari tempatnya, Sagar menoleh ke belakang, ke arah tempat wanita yang mirip dengan Bella dipindahkan. Jika darah profesional tidak ada dalam dirinya, mungkin Sagar sudah berlari ke arah Bella, memegang tangannya, dan memastikan jika wanita itu baik-baik saja.***“Terima kasih sudah mau bekerja sama dengan rumah sakit kami, Tuan Sagar. Saya ber
Baca selengkapnya
Cinta Masa Lalu
“Apa yang sedang kamu lakukan di sini?”Stefany, wanita yang datang menghampiri Sagar itu, memiringkan kepalanya dengan kebingungan. “Kamu bicara apa, sih? Perusahaan kita saling kerja sama, kan?”Sagar semakin tidak mengerti. Ia tidak ingat pernah menjalin kerja sama dengan perusahaan milik Stefany. Pikirannya bertanya-tanya, apa mungkin Sagar tanpa sengaja menandatangani dokumen sebelum ia membacanya terlebih dahulu? Sebelumnya, karena kondisinya yang memang tidak sepenuhnya fit, Sagar hanya membaca sekilas dan beberapa dokumen pun langsung ia tanda tangani dengan bantuan nasihat Bryan.“Ah, Nona Stefany, ternyata Anda sudah datang!” Suara Bryan yang datang dari belakang membuat Sagar menoleh dengan cepat. “Padahal saya sedang dalam perjalanan menjemput Anda, ternyata Anda ada di sini.”Sebelum benar-benar berbincang dengan Stefany, Sagar menarik tangan Bryan menjauh. “Sebentar, Stefany, ada hal yang harus aku bicarakan dengan Bryan,” ucap Sagar tanpa sadar menghilangkan kalimat for
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status