Semua Bab Cinta Datang Terlambat: Bab 21 - Bab 30
81 Bab
Pria Menyebalkan
Saat pertama kali bertemu dengan malaikat kecil itu, Bella menitikkan air mata. Perjuangan selama sembilan bulan mengandung akhirnya terbayarkan dengan pertemuan itu. Seluruh rasa sakit yang Bella rasakan langsung menghilang entah ke mana.Sembari menggendong malaikat itu, Bella tidak berhenti menangis. Ia merasa bersalah karena tidak bisa memberikan kebahagiaan seutuhnya pada bayi itu. Sesaat setelah lahir, Bella justru tidak ada di sisinya dan tidak ada pula sosok ayah yang seharusnya menjadi pendamping bayi itu di kala Bella tidak ada.“Aku berjanji akan membahagianmu, Gabriel,” janji Bella pada malaikat kecilnya. Itu adalah satu-satunya nama yang terbesit dalam pikiran Bella. Untuk sementara, Bella akan menggunakan nama itu. Bella pun tidak mau repot-repot memberikan nama belakang pada anaknya.***Suasana hati wanita itu sedang tidak baik. Di tempat bekerjanya yang baru beberapa bulan ini, Naura memang senang dengan semua kegiatannya. Ia pun bekerja sepenuh hati. Namun, ada saja
Baca selengkapnya
Kebetulan yang Disengaja
“Dari mana kamu dapat nomorku?” tanya Bryan dengan ketus. Mood-nya sangat buruk. Ia hanya ingin beristirahat dan melupakan pekerjaannya selama sehari. Namun, kini ia sedang berbicara dengan seorang yang ia kenal.“Itu tidak penting! Pokoknya aku mau protes sama kamu!” seru wanita yang ada di seberang telepon. Terdengar jika ia sedang menahan amarahnya. “Gara-gara kamu! Orang-orang yang ikut dalam survei lapangan menerima potongan gaji karena laporan yang kamu tulis itu!”Bryan terdiam dan berpikir tentang laporan yang sebelumnya ia berikan pada perusahaan itu. “Oh, tentang kinerja pegawai di perusahaan kamu yang buruk itu?”Wanita itu menggeram. Tebakan Bryan sepertinya memang benar. “Iya! Aku tidak paham mengapa kamu menulisnya seperti itu? Cepat tulis ulang laporanmu itu! Kamu menuduh yang tidak-tidak pada pegawai rendahan seperti kami ini!”Bryan menjawab, “Tidak mau. Aku hanya menulis apa yang benar-benar terjadi. Faktanya, pegawai yang ikut serta dalam survei memang berperilaku t
Baca selengkapnya
Rubah Licik
Ada semburat merah tipis di pipi Stefany saat mendengar pujian Hana. “Anda bisa saja. Jika bukan karena Anda, saya mungkin tidak akan menjadi seorang desainer!”Hana menepuk bahu Stefany pelan. “Jarang sekali, lho, ada desainer muda seperti kamu yang juga merangkap sebagai CEO di perusahaan sendiri. Melihatmu, aku jadi ingat dengan keponakanku sendiri!”“Anda punya keponakan?” tanya Stefany pura-pura terkejut. Sebenarnya, ia tahu jika Hana berasal dari keluarga Biruga, seperti nama belakangnya dan nama rumah modenya. Nama Biruga sama dengan nama keluarga Sagar.“Benar!” Hana mengangguk bangga. Ia sangat membanggakan keponakannya yang sudah ia anggap sebagai anak sendiri itu. “Dia masih muda dan sangat tampan dan bekerja sebagai CEO di Perusahaan Biruga.” Hana mendekatkan dirinya pada Bella seolah ingin mengatakan hal yang serius. “Kamu pernah dengar rumor tentan Laura, aktris terkenal itu, yang berpacaran dengan Sagar Biruga? Sagar keponakanku dan rumor itu bohong seratus persen!”“Iy
Baca selengkapnya
Kecelakaan Tak Terduga
“Tidak ada hal yang menarik, kok. Semuanya berjalan biasa saja. Yah, meski aku dekat dengan beberapa wanita, tetapi aku tidak benar-benar tertarik pada mereka,” ungkap Sagar dengan menutupi apa yang sudah terjadi selama setahun terakhir. “Dibandingkan denganku, bukannya kisahmu lebih menarik? Dari seorang perempuan yang dirundung menjadi seorang desainer hebat.”Stefany meletakkan alat makannya. Ia sudah menunggu Sagar untuk menanyai keadaannya. “Yah, memang banyak hal yang aku harus lalui untuk bisa sampai pada titik ini. Seperti katamu, semuanya tidak mudah, tetapi perjuangan yang aku lakukan ternyata berhasil dengan baik.”“Aku sempat hidup sebatang kara karena kedua orang tuaku yang meninggal. Aku memang punya papa angkat yang dulunya adalah pemimpin perusahaan yang sekarang aku gantikan. Beberapa orang memandangku dengan rendah karena aku bukan anak kandung beliau, tetapi aku berhasil menunjukakn pada mereka jika aku berhasil karena kerja kerasku, bukan karena mengemis minta dipe
Baca selengkapnya
Pekerjaan Baru Bella
“Bukankah aku sudah bilang kalau aku bisa sendiri?” ucap Sagar sembari menatap Stefany yang bersikeras untuk merawatnya hingga ia sampai di hotel.Saat ini, Sagar ingin beristirahat di kamarnya, tetapi Stefany menerobos masuk sebelum Sagar menutup pintunya. Wanita itu berdalih ingin mengecek bagaimana keadaan Sagar saat ini. Sagar mengatakan jika dirinya baik-baik saja, ia bahkan ingin menunjukkan jika ia bisa makan dan minum dengan tangan kirinya, tetapi Stefany tetap teguh pada pendiriannya dan menawarkan diri untuk membantu Sagar makan dengan menyuapinya.“Aku tahu kamu juga lelah, pergilah mandi dan istirahat! Aku juga mau mandi, kalau ada kamu di sini semuanya jadi susah,” ungkap Sagar. Ia merasa lelah, ia ingin segera beristirahat.“Okey …,” kata Stefany yang akhirnya mengalah. Ia segera keluar dari kamar Sagar.Setelah kepergian Stefany, Sagar pun merasa bisa leluasa melakukan hal yang ingin dia lakukan. Meski memang terasa menyusahkan karena hanya bisa menggunakan sebelah tang
Baca selengkapnya
Bantuan Dokter Jason
“Bu Zalwaaa!!”Wanita paruh baya itu tersentak saat seseorang memanggilnya dengan manja. Belum selesai dari terkejutannya, wanita yang memanggilnya itu berlari memeluk Bu Zalwa. Ia melompat-lompat kecil sampai membuat wanita itu kesulitan menggendong Gabriel yang ada di lengannya.“Ya ampun, Bella! Kamu kenapa?” tanya Bu Zalwa kebingungan.Bella tidak langsung menjawab. Ia justru menarik Gabriel dari gendongan Bu Zalwa dan mengecup-kecup anak laki-lakinya itu. Bella berputar-putar dengan menggendong Gabriel.“Aku diterima bekerja di rumah sakit, Bu!” seru Bella akhirnya menjawab pertanyaan Bu Zalwa. “Katanya, aku bisa mulai bekerja awal bulan besok!”“Beneran, Bella? Syukurlah! Ini semua rezeki dari Tuhan!” ucap Bu Zalwa ikut bahagia mendengar ucapan Bella.Akan tetapi, kebahagiaan Bell tiba-tiba saja menghilang. Ia berhenti melompat dan berputar-putar. Kebingungan terlihat di wajahnya.“Kenapa, Bella? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?” tanya Bu Zalwa.“Aku lupa memikirkan nasib Gabr
Baca selengkapnya
Kemarahan Sagar
Jason dan Bella makan siang berdua. Seperti yang dikatakan oleh Jason, makanan di kantin rumah sakit sangatlah enak, tidak seperti makanan rumah sakit pada umumnya. Banyak juga hidangan modern seperti yang Bella lihat di kafe-kafe. Keduanya makan dengan nikmat dan saling bertukar obrolan.Jason menganggap Bella sebagai seorang teman, bukan sebagai seorang pasien lagi. Bella pun tampaknya juga melakukan hal yang sama. Keduanya tampak akrab selayaknya teman lama. Jason pun ingin mengenal Bella lebih jauh lagi, makanya ia sangat suka mendengarkan wanita itu bercerita.Obrolannya dengan Jason membuat Bella merasakan kenyamanan yang sudah lama tidak ia dapatkan dari lawan jenisnya. Tanpa sadar, sudah hampir 40 menit lamanya dia berbicara dengan Jason.“Ternyata sudah selama ini! Ya ampun, maaf ya aku jadi lupa waktu dan menahanmu, Dokter Jason.”“Tidak apa-apa, Bella. Aku tidak terlalu repot, kok.”“Kalau begitu, aku izin pamit pulang. Gabriel sudah menungguku dari tadi.”“Benar juga. Suda
Baca selengkapnya
Tersangka
Tidak sekali dua kali saja Sagar menghantam pria itu dengan pukulannya. Ia memukul hingga tangannya memar. Wajah pria yang menjadi korbannya itu jadi tidak beraturan, bengkak di sana sini dan warna kulitnya menjadi ungu kebiruan. Hidung dan sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah.Bryan tidak berusaha untuk menghentikan Sagar, begitu pula dengan bodyguard Sagar yang mengawasi pria jahat itu sejak kemarin. Mereka semua tahu jika Sagar sudah menahan amarahnya sejak rumor itu beredar, mereka juga tidak mau mengambil konsekuensi dihajar oleh Sagar karena berusaha menghentikan atasannya itu.Sagar tidak hanya menghajar pria itu, tetapi ia juga mencercanya dengan berbagai macam pertanyaan, salah satunya adalah meminta dia untuk mengaku jika dirinya adalah dalang di balik semua itu.“Cepat mengaku! Aku tahu jika kamu adalah pria itu! Kamu kan yang mengedit semua fotoku dan mengirimkannya ke majalah dan pihak televisi.”“Ti … dak, itu … bukan aku ....”Bugh!Satu pukulan kembali melayang. B
Baca selengkapnya
Keresahan Laura
“Aku tidak akan menceraikan Bella sampai bertemu dengannya,” putus Sagar. “Aku tahu jika ini mungkin terdengar egois, tetapi aku ingin memastikan perasaanku terlebih dahulu. Aku ingin melihat bagaimana dia selama ini.”Kakek Zoku dan Bibi Hana tersenyum serta mengangguk-angguk saat mendengarkan jawaban dari Sagar.“Baiklah, kami mengerti jika itu pilihanmu, Sagar. Lagi pula, ini adalah pernikahanmu, kamulah yang berhak memutuskannya,” ucap Bibi Hana dengan menepuk-nepuk bahu Sagar. Meski tidak berbicara banyak, dari tatapan yang Kakek Zoku berikan pada cucunya itu terlihat jika ia sama setujunya dengan Bibi Hana.“Malam ini, kamu menginap di sini saja, ya? Kamu pasti lelah dengan semua yang sudah terjadi. Coba lihat tanganmu yang luka ini! Lalu … ya ampun, Nak, kenapa matamu jadi hitam begini?!” Bibi Hana mulai menceramahi Sagar dengan memegangi pipi pria itu. “Kamu pasti banyak pikiran, ya? Kamu bisa bersantai dulu di sini. Kami sangat rindu padamu, sudah lama kamu tidak tidur di si
Baca selengkapnya
Situasi Darurat
“Tunjukkan di mana kamarnya!” perintah Jason yang dengan segera bangkit dari duduknya.Jason dan perawat itu pergi dari ruang kerja Jason menuju ruang UGD, tempat di mana perawat itu menunjukkan pasien yang sedang kritis. Di salah satu ranjang, terdapat seorang anak kecil yang terbaring tidak berdaya. Para perawat mencoba untuk menghentikan darah yang terus mengalir dari bagian tubuh anak yang terluka itu.Napas Jason tertahan ketika melihat kondisi anak tersebut yang mengenaskan. Perawat lain mencoba untuk memberikan napas buatan dan resistensi jantung-paru agar kesadaran bocah itu pulih. Jason segera ikut membantu. Sembari tangannya terus bekerja menutupi luka besar yang ada di tubuh bocah itu, Jason mencoba menganalisis apa yang terjadi. Anak itu seperti korban kecelakaan. Wajahnya pucat pasi dan kekurangan darah, perawat dengan sigap memberikan transfusi darah setelah Jason memberikan perintah. Namun, melihat bagaimana parahnya kondisi anak itu, mau tidak mau mereka harus melakuk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status