“Bu Zalwaaa!!”Wanita paruh baya itu tersentak saat seseorang memanggilnya dengan manja. Belum selesai dari terkejutannya, wanita yang memanggilnya itu berlari memeluk Bu Zalwa. Ia melompat-lompat kecil sampai membuat wanita itu kesulitan menggendong Gabriel yang ada di lengannya.“Ya ampun, Bella! Kamu kenapa?” tanya Bu Zalwa kebingungan.Bella tidak langsung menjawab. Ia justru menarik Gabriel dari gendongan Bu Zalwa dan mengecup-kecup anak laki-lakinya itu. Bella berputar-putar dengan menggendong Gabriel.“Aku diterima bekerja di rumah sakit, Bu!” seru Bella akhirnya menjawab pertanyaan Bu Zalwa. “Katanya, aku bisa mulai bekerja awal bulan besok!”“Beneran, Bella? Syukurlah! Ini semua rezeki dari Tuhan!” ucap Bu Zalwa ikut bahagia mendengar ucapan Bella.Akan tetapi, kebahagiaan Bell tiba-tiba saja menghilang. Ia berhenti melompat dan berputar-putar. Kebingungan terlihat di wajahnya.“Kenapa, Bella? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?” tanya Bu Zalwa.“Aku lupa memikirkan nasib Gabr
Jason dan Bella makan siang berdua. Seperti yang dikatakan oleh Jason, makanan di kantin rumah sakit sangatlah enak, tidak seperti makanan rumah sakit pada umumnya. Banyak juga hidangan modern seperti yang Bella lihat di kafe-kafe. Keduanya makan dengan nikmat dan saling bertukar obrolan.Jason menganggap Bella sebagai seorang teman, bukan sebagai seorang pasien lagi. Bella pun tampaknya juga melakukan hal yang sama. Keduanya tampak akrab selayaknya teman lama. Jason pun ingin mengenal Bella lebih jauh lagi, makanya ia sangat suka mendengarkan wanita itu bercerita.Obrolannya dengan Jason membuat Bella merasakan kenyamanan yang sudah lama tidak ia dapatkan dari lawan jenisnya. Tanpa sadar, sudah hampir 40 menit lamanya dia berbicara dengan Jason.“Ternyata sudah selama ini! Ya ampun, maaf ya aku jadi lupa waktu dan menahanmu, Dokter Jason.”“Tidak apa-apa, Bella. Aku tidak terlalu repot, kok.”“Kalau begitu, aku izin pamit pulang. Gabriel sudah menungguku dari tadi.”“Benar juga. Suda
Tidak sekali dua kali saja Sagar menghantam pria itu dengan pukulannya. Ia memukul hingga tangannya memar. Wajah pria yang menjadi korbannya itu jadi tidak beraturan, bengkak di sana sini dan warna kulitnya menjadi ungu kebiruan. Hidung dan sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah.Bryan tidak berusaha untuk menghentikan Sagar, begitu pula dengan bodyguard Sagar yang mengawasi pria jahat itu sejak kemarin. Mereka semua tahu jika Sagar sudah menahan amarahnya sejak rumor itu beredar, mereka juga tidak mau mengambil konsekuensi dihajar oleh Sagar karena berusaha menghentikan atasannya itu.Sagar tidak hanya menghajar pria itu, tetapi ia juga mencercanya dengan berbagai macam pertanyaan, salah satunya adalah meminta dia untuk mengaku jika dirinya adalah dalang di balik semua itu.“Cepat mengaku! Aku tahu jika kamu adalah pria itu! Kamu kan yang mengedit semua fotoku dan mengirimkannya ke majalah dan pihak televisi.”“Ti … dak, itu … bukan aku ....”Bugh!Satu pukulan kembali melayang. B
“Aku tidak akan menceraikan Bella sampai bertemu dengannya,” putus Sagar. “Aku tahu jika ini mungkin terdengar egois, tetapi aku ingin memastikan perasaanku terlebih dahulu. Aku ingin melihat bagaimana dia selama ini.”Kakek Zoku dan Bibi Hana tersenyum serta mengangguk-angguk saat mendengarkan jawaban dari Sagar.“Baiklah, kami mengerti jika itu pilihanmu, Sagar. Lagi pula, ini adalah pernikahanmu, kamulah yang berhak memutuskannya,” ucap Bibi Hana dengan menepuk-nepuk bahu Sagar. Meski tidak berbicara banyak, dari tatapan yang Kakek Zoku berikan pada cucunya itu terlihat jika ia sama setujunya dengan Bibi Hana.“Malam ini, kamu menginap di sini saja, ya? Kamu pasti lelah dengan semua yang sudah terjadi. Coba lihat tanganmu yang luka ini! Lalu … ya ampun, Nak, kenapa matamu jadi hitam begini?!” Bibi Hana mulai menceramahi Sagar dengan memegangi pipi pria itu. “Kamu pasti banyak pikiran, ya? Kamu bisa bersantai dulu di sini. Kami sangat rindu padamu, sudah lama kamu tidak tidur di si
“Tunjukkan di mana kamarnya!” perintah Jason yang dengan segera bangkit dari duduknya.Jason dan perawat itu pergi dari ruang kerja Jason menuju ruang UGD, tempat di mana perawat itu menunjukkan pasien yang sedang kritis. Di salah satu ranjang, terdapat seorang anak kecil yang terbaring tidak berdaya. Para perawat mencoba untuk menghentikan darah yang terus mengalir dari bagian tubuh anak yang terluka itu.Napas Jason tertahan ketika melihat kondisi anak tersebut yang mengenaskan. Perawat lain mencoba untuk memberikan napas buatan dan resistensi jantung-paru agar kesadaran bocah itu pulih. Jason segera ikut membantu. Sembari tangannya terus bekerja menutupi luka besar yang ada di tubuh bocah itu, Jason mencoba menganalisis apa yang terjadi. Anak itu seperti korban kecelakaan. Wajahnya pucat pasi dan kekurangan darah, perawat dengan sigap memberikan transfusi darah setelah Jason memberikan perintah. Namun, melihat bagaimana parahnya kondisi anak itu, mau tidak mau mereka harus melakuk
“Jadi, siapa orangnya?” tanya Sagar tidak sabaran.Sagar sudah menunggu saat-saat ini. Jika ia sudah menemukan siapa dalang di balik semua ini, ia pasti tidak akan memaafkan orang itu, tidak peduli meski dia adalah orang terdekatnya sekalipun. Orang itu sudah menghancurkan rumah tangga Sagar dan kehidupannya.Bryan menjawab, “Sesuai dugaan Anda sebelumnya, Tuan Sagar. Dia adalah Laura Guan.”Sagar berdecak kesal. Di sisi lain, ia juga merasa bangga karena tebakannya yang tepat sasaran. Ia sudah menduganya sejak lama. Wanita licik itu memang terkenal akan menggunakan berbagai cara untuk bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. Dengan adanya skandal ini, Laura jugalah yang akan mendapatkan keuntungan besar.“Laura bekerja sama dengan beberapa media untuk membuat berita skandal ini dengan tujuan agar bisa dekat dengan Anda dan agar tidak ada wanita lain yang berani mendekati Anda,” ungkap Bryan. “Dia menjual berita ini pada wartawan dan meminta mereka untuk memperbesar masalah ini dengan
“Semuanya berawal dari kedua Kakek yang saling menjodohkan, dia adalah kakekku dan kakek suamiku. Mereka dekat satu sama lain, intinya sudah seperti saudara. Bahkan, setelah aku kehilangan kedua orang tua dan kakekku, kakek suamiku lah yang merawatku dan memenuhi semua kebutuhanku. Ketika aku dewasa, aku dijodohkan dengan cucunya, dialah suamiku itu,” cerita Bella.Cerita Bella tidak berhenti sampai di situ. Ia menceritakan banyak hal yang terjadi pada rumah tangganya yang rumit. Bella berkata jika ia terus berada di sana, maka tidak akan baik untuk dirinya dan Gabriel. Sagar pun juga tidak tahu jika Bella saat itu sedang mengandung anaknya.Bella menceritakan itu semua tanpa menyebutkan nama-nama siapa saja yang berpengaruh dalam hidupnya.Naura yang mendengarkan hal itu pun mengangguk-angguk paham. Ia bisa memahami mengapa Bella memilih untuk keluar dari rumah itu dan menjadi ibu tunggal. Namun, ada yang mengganjal dalam hatinya.“Tapi Kak Bella … bukannya ayah dari Gabriel juga ber
Dengan kerja sama tim awak pesawat, mereka berusaha keras untuk menenangkan para penumpang dan menyelamatkan mereka semua. Kapten pilot dan co-pilot pun dengan sigap membawa pesawat untuk tidak landing di bandara itu. Mereka terus berkomunikasi pada menara penjaga untuk mencari tempat landing yang aman dari tsunami.Hingga akhirnya, mereka memberikan perintah untuk landing pada sebuah bandara yang berada tak jauh dari kota tersebut. Pendaratan pesawat berjalan dengan mulus dan tidak ada satu pun korban jiwa yang terluka.Semua orang bernapas dengan lega dan puji syukur mereka ungkapkan dalam hati mereka karena bisa berhasil melewati bencana tersebut. Mereka turun dan berkumpul pada salah satu bagian bandara untuk melakukan briefing darurat karena kejadian di luar rencana mereka.“Tolong pesankan kamar di hotel terdekat sesuai dengan jumlah para relawan,” perintah Jason diam-diam pada tim khususnya. Ia berbalik pada orang kepercayaannya yang lain. “Kamu, tolong carikan kendaraan yang b