Begitu melihat sosok Willa Anderson, puterinya, memasuki ruang tamu, Daniel Anderson tidak bisa menahan dirinya lagi untuk menghajar gadis itu. Napasnya memburu, amarah menguasai akalnya. Tanpa berpikir panjang, dia bergegas menyongsong kedatangan Willa dan langsung melayangkan sebuah tamparan ke wajah puterinya. Tamparan yang keras, penuh kebencian.Sayangnya, Daniel tidak tahu jika Willa yang sekarang bukanlah puteri yang lemah dan pemalu seperti yang dia kenal selama ini. Willa yang sekarang tidak akan membiarkan dirinya ditindas meski oleh orang yang disebutnya ‘ayah’. Tangan besar Daniel terhenti di udara, hanya beberapa senti dari pipi Willa. Sebuah tangan yang indah namun kuat menahan tamparan itu dengan mantap. Tamparan itu tidak pernah mengenai sasaran.Mata Daniel melebar, terkejut. Kekuatan Willa di luar dugaannya. “Tuan Daniel Anderson, haruskah aku mulai memanggilmu dengan namamu saja?” Willa melepaskan tangan ayahnya, mengentakkannya dengan kasar. Suaranya dingin, tegas
Terakhir Diperbarui : 2024-08-04 Baca selengkapnya