Semua Bab Cinderella Tanpa Sepatu Kaca : Bab 41 - Bab 50

59 Bab

Mengambil Hati Adik Ipar

Krisna dan Arumi baru saja keluar dari Garden Resto saat gadis itu tiba-tiba menggamit lengan Krisna. Tak ada angin tak ada hujan, tentu saja perlakuan itu membuat Krisna terkejut. Selama makan siang tadi keduanya memang bisa mengobrol dengan nyaman, tapi baginya bukan berarti itu sebuah izin untuk melakukan kontak fisik.Bukannya Krisna membenci hal itu. Ia tidak mau munafik jika menyukai perlakuan Arumi. Namun, mengingat kesimpulan dari semua pembicaraan mereka tadi, pria itu tahu jika ia harus memutus hal apa pun yang bisa mendekatkan mereka berdua."Kamu bawa mobil sendiri, kan?" tanya Krisna seraya menjauhkan tangan Arumi dari lengannya."Bawa, sih. Tapi, apa kamu nggak mau semobil bareng aku? Kita bisa lanjutin obrolan kita tadi.""Nggak, Arumi. Aku rasa itu akan merepotkan salah satu dari kita." Lagipula, tidak ada hal yang Krisna pikir masih perlu mereka bicarakan. Sudah jelas baginya untuk menolak Arumi setelah mendengar jawaban gadis itu mengenai fotonya bersama Saras tadi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-02
Baca selengkapnya

Sogokan Yang Tak Mempan

Lembayung menghela napas dalam untuk kesekian kali dengan tingkah dua orang di hadapannya sekarang. Krisna dan Violet. Dua orang asing yang kurang dari sehari sudah menjadi sekutu dan terlihat sangat cocok.Lembayung sudah berkompromi dengan keinginan Violet menerima ajakan makan siang Krisna. Namun, ia tidak bisa melakukan hal yang sama untuk hal selanjutnya. Sebab, dari restoran yang tergolong mewah tadi, kini mereka sudah berpindah tempat. Tawaran Krisna mengantar mereka pulang- Lembayung kebetulan tak membawa motornya- justru berakhir dengan mereka berada di mal.Jika itu terbilang bukan masalah, maka masalah yang sebenarnya baru saja muncul. Krisna mengajak Violet memasuki salah satu toko di mal tersebut. Tepatnya toko pakaian. Dan, Violet seolah lupa dengan siapa ia datang karena mengabaikan tatapan tajam Lembayung saat Krisna mempersilakannya memilih baju yang ia suka.Lembayung tidak suka berdebat, karenanya ia hanya menunggu sang adik segera menentukan pilihan dan mereka pulan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-03
Baca selengkapnya

Membuat Perhitungan

Jingga baru saja selesai membuat camilan untuk temannya maraton drama Korea. Satu toples besar popcorn karamel yang bisa dinikmati tidak hanya untuknya, tapi juga dua adik kesayangannya yang belum datang dari jalan-jalan.Sebenarnya Lembayung dan Violet tak sekadar jalan-jalan. Mereka berdua menemui teman Lembayung yang dulu memesan sepatu untuk acara pesta ulang tahunnya. Rencana awal adalah Jingga yang ikut pergi, tapi karena si bungsu ingin keluar juga, ia mengalah dan memilih untuk lanjut menghabiskan hari liburnya dengan menonton film. Melakukan hal-hal sepele yang dulu begitu sulit didapatkannya.Jingga teringat masa-masa di mana keluarga mereka harus berupaya keras membayar semua hutang ayahnya. Selain Riani yang bekerja serabutan dan Lembayung yang sekolah sambil berjualan kue, ia sendiri sampai harus mengambil dua pekerjaan dalam satu waktu. Bekerja sebagai buruh pabrik dan menjadi pengantar pesanan katering tetangga setelahnya. Jangankan menonton film, bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-04
Baca selengkapnya

Dalam Bahaya

"Dari mana saja kamu?" Kedatangan Krisna langsung disambut pertanyaan yang disertai tatapan curiga dari Ratih. Perempuan paruh baya itu duduk manis di sofa ruangan Krisna, tapi sikap dan ekspresinya sama sekali tidak manis melainkan campuran dari asam dan pahit. Padahal penampilannya sudah paripurna, setara ibu-ibu istri pejabat. Bahkan mungkin lebih keren."Kan, makan siang sama Arumi, Bu Ratih." Krisna tersenyum dan menampakkan giginya yang rapi sewaktu menjawab. Akan tetapi, Ratih tidak terpengaruh."Maksud Mama setelah kamu makan siang dengan Arumi. Siapa teman yang kamu temui tadi?"Oh, Krisna yakin Arumi pasti melaporkan semuanya pada Ratih. Yah, jika benar begitu berarti gadis cantik tersebut sama saja dengan gadis-gadis sebelumnya."Oh, teman kuliah. Kebetulan aja tadi ketemu dan ngobrol sampai lupa waktu.""Rengga bilang ponsel kamu nggak aktif waktu dihubungi.""Low battery, Ma." Krisna tidak tahu mengapa hari ini ia lancar sekali mengucapkan kebohongan.Ratih masih menatap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-05
Baca selengkapnya

Mengalihkan Perhatian

"Ras, kali ini aku benar-benar butuh bantuanmu." Krisna sudah mengakhiri pembicaraan dengan Jingga, tapi segera beralih menghubungi Saras sebelum Ratih menyadari hal tersebut. "Urgent. Dan, cuma kamu yang bisa."Krisna tidak tahu lagi harus meminta tolong pada siapa setelah mendengar Jingga sudah berada di kantornya. Terlepas dari dirinya yang memang ingin bertemu gadis itu, Krisna juga sadar kalau situasi dan kondisinya sedang tidak memungkinkan. Ada Ratih bersamanya dan pria itu belum berani mengungkap fakta jika Jingga adalah gadis yang sedang ia dekati. Belum lagi kenyataan kalau Jingga sedang dipenuhi emosi, dan ia tidak tahu hal apa yang akan dilakukan gadis berwajah bulat itu di kantornya dalam keadaan marah. Dilihat dari riwayat kegalakannya, Jingga jelas tidak akan duduk manis dan tersenyum sembari membawakannya makanan."Wah, tumben Adik Durhaka ini butuh bantuanku." Namun, Saras tidak menganggap situasinya cukup mendesak hingga masih sempat menggoda sang adik. "Pasti soal M
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-08
Baca selengkapnya

Rindu Tapi Jengkel

Jingga masih berdiri menunggu di depan meja resepsionis sesuai arahan gadis manis di balik meja tersebut. Informasi tersebut didapatnya lima menit yang lalu. Seharusnya sebentar lagi Krisna sudah muncul.Meski berstatus sebagai salah satu pegawai Dahayu Group, Jingga belum pernah menginjakkan kaki di kantor perusahaan tersebut. Karena itu, wajar Jingga kagum melihat bangunan tinggi dan megah yang ia datangi tersebut. Lobinya saja luas dengan interior bergaya minimalis. Ia membayangkan dirinya bekerja di sana, sudah pasti betah. Apalagi dengar-dengar gaji pegawai di sana juga lebih besar dari pegawai sekelas dirinya.Ada untungnya juga Jingga nekad datang ke kantor Dahayu. Ia jadi bisa melihat gedung megah yang selama ini hanya bisa ia pandangi dari luar. Sayangnya, saat melihat para pegawai lain yang lalu lalang, kemudian mengamati diri sendiri, Jingga merasa terdampar.Semua orang berpenampilan rapi. Pria memakai kemeja atau setelan jas sembari menenteng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-09
Baca selengkapnya

Kakak Super Ingin Tahu

“Sebenarnya apa, sih, yang ada di pikiran si Maya itu?” Saras tiba-tiba masuk ke ruangan Krisna, mengempaskan tubuh ke sofa di depan meja adiknya itu dan tahu-tahu menanyakan sesuatu yang membuat lawan bicaranya mengernyit.“Maya siapa?” tanya Krisna balik. Ia yang tadinya sedang sibuk dengan laptopnya terpaksa mengambil jeda karena kemunculan sang kakak yang tanpa pemberitahuan sama sekali. “Dan, kenapa nanya ke aku?”Saras yang tadinya sudah bersandar nyaman segera menegakkan tubuh, lalu menatap adiknya seolah Krisna tidak tahu jika bendera Indonesia berwarna merah putih. “Maya, Kris. Kamu nggak tahu nama pegawai kamu sendiri?”“Pegawai yang mana dulu?” Dalam hati Krisna menyebutkan nama Jingga, pegawai favoritnya. Sudah pasti ia tahu tentang gadis itu. Bukan hanya nama, tapi bahkan tempat tinggal dan beberapa kebiasaannya. “Kalau Rengga, ya jelas tahu.”Saras seketika mencibir jawaban Krisna. Ia tidak tahu harus bersyukur atau tidak dengan ketidakpedulian adiknya itu. Saras tidak m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-11
Baca selengkapnya

Belum Saatnya Tahu

“Oh, ya. Ngomong-ngomong siapa gadis berhelm itu? Aku masih nungguin janji kamu buat cerita soal waktu itu, Kris. Aku anggap itu bayarannya, deh alias aku nggak jadi minta apa-apa sama kamu karena udah bantu ngalihin perhatian Mama.”“Gadis berhelm?” Krisna sebenarnya tahu siapa yang dimaksud Saras, tapi ia masih tidak ingin mengungkapkan apa pun tentang Jingga pada keluarganya. Cukup Rengga saja yang tahu karena memang asistennya itu yang membantunya mencari tahu tentang Jingga. “Aku lihat kalian keluar dari pintu ke tangga darurat. Untungnya Mama nggak ikut lihat. Aku juga udah tanya sama resepsionis, katanya gadis itu memang mencarimu.” Saras tersenyum sembari melayangkan tatapan ingin tahu pada sang adik. “Kamu nggak mungkin asal narik orang ke tangga darurat, kan? Apalagi dia masuk dengan membawa banyak barang, tapi keluar tanpa membawa apa pun.”Sial, batin Krisna. Inilah salah satu hal yang tak disukainya dari sosok bos baik hati yang disematkan p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-11
Baca selengkapnya

Penggemar Lain

Ponsel Jingga terus berdering saat gadis itu mengeluarkan beberapa barangnya dari loker. Tahu jika panggilan tersebut pasti berasal dari orang yang sedang ia jauhi, Jingga pun membiarkan benda itu akhirnya berhenti bersuara dengan sendirinya. “Pasti itu Pak Krisna, ya?” tanya Dewi, yang meski kejulidannya sudah berkurang tapi rasa penasaran akan urusan orang lain masih melekat padanya. Apalagi lokernya bersebelahan dengan milik Jingga. Makin besar jadinya keingintahuan gadis itu. “Ntar orangnya juga pasti udah ada di depan sana.”Jingga tidak merespon. Sebab ucapan Dewi sudah bisa dikonfirmasikan tanpa ia harus bicara. Kemunculan Krisna selama dua hari ini di depan gedung mal setiap ia pulang kerja membuat teman-teman kerja Jingga bisa berasumsi sendiri. Bahkan sekalipun gadis itu tidak pernah menggubris keberadaan bosnya tersebut. Jika yang lain segera menyapa dengan ramah, Jingga justru terus berjalan pergi seolah tidak melihat Krisna di sana. “Kalian udah jadian belum, sih, Ga?
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-12
Baca selengkapnya

Bertukar Makanan

"Wah, Ga. Ini kayanya enak banget, lho. Tumben kamu bawa bekal porsi besar begini?" Lina yang baru bergabung untuk makan siang takjub melihat kotak makanan di hadapan Jingga. Menu komplet yang jelas bukan masakan rumahan, melihat wadahnya yang juga bukan sekadar kotak bekal sederhana."Itu kiriman dari Pak Krisna." Dewi yang menjawab karena Jingga hanya memandangi makanan tersebut dengan ekspresi cemberut. Apalagi saat sebuah pesan dari Krisna muncul di ponselnya, menanyakan makanan kirimannya."Hmm, serius, deh, Ga. Kalau kalian nggak ada hubungan apa-apa, Pak Krisna nggak mungkin sampe segininya, kan? Nggak cuma sekali dia kali, lho, dia berusaha dapetin perhatian kamu." Lina berkomentar.Jingga tidka menanggapi. Selain jengkel pada Krisna ynag masih saja belum menyerah, ia juga menyesal karena hari ini tidak membawa bekal. Tadinya ia berniat untuk membeli di luar saja, tetapi Farhan kemudian datang dan memberinya seporsi besar makanan yang kini hanya ia diamkan itu.Makanannya terl
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status