Home / Romansa / Istri Kesayangan Bos Arogan / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Istri Kesayangan Bos Arogan: Chapter 101 - Chapter 110

124 Chapters

Kedatangan Ibu dan Adik Tiri

“Tidak ada orang ketiga. Kami sudah bercerai.”“Uhuk! Uhuk!” Naomi yang sedari tadi tampak tak peduli dengan pemberitaan tentang Alister tiba-tiba tersedak saat menyesap tehnya. Naomi menajamkan indra pendengarannya sembari menatap ke layar televisi. Benar-benar tak menyangka Alister akan berkata seperti itu pada wartawan. Yang artinya, Alister memang mengatakan fakta, bukan sekadar omong kosong belaka karena itu akan menimbulkan masalah yang lebih besar. Pasangan yang selama ini dikabarkan selalu harmonis dan mesra di setiap kesempatan, tiba-tiba berpisah. Naomi pun tidak mengetahui sejak kapan rumor renggangnya hubungan Alister dan Amara tersebar. Sebab, mereka tampak masih bersikap normal jika di depan kamera. “Kami tidak cocok sejak lama dan memilih berpisah baik-baik,” jawab Alister setelah dicerca oleh wartawan dengan berbagai pertanyaan. Usai mengatakan itu, Alister dan orang-orang di sekitar lelaki itu berjalan lebih cepat. Beberapa bodyguard lelaki itu menghadang para war
Read more

Demi Belas Kasihan

“Keluarga? Sejak kapan kita menjadi keluarga? Kurasa, aku tidak mengenal kalian,” jawab Naomi dengan nada lembut. Namun, setiap katanya sangat menusuk. Dinda yang sedang berlutut dan berusaha meraih tangan Naomi kontan mengangkat kepalanya. Tak menyangka Naomi akan memberi jawaban yang sangat menusuk seperti itu. Sebab, suaminya mengatakan jika anak tirinya ini memiliki hati yang lembut. “Bangunlah, Tante. Aku bukan tuhan yang perlu disembah sampai berlutut seperti ini,” ucap Naomi dengan nada dan ekspresi datar. Sudah bertahun-tahun berlalu sejak ayahnya mengkhianati ibumu. Namun, tak pernah sekali pun ibu tirinya datang. Bahkan, ketika ibunya meninggal dunia pun tidak ada yang datang. Dan sekarang, ketika mereka yang membutuhkan bantuan, mereka tiba-tiba mendekatinya. “Aku juga tidak bisa membantu. Hukum akan tetap berjalan sebagaimana mestinya. Kalau Tante ingin meminta keringanan, mintalah pada orang yang bersangkutan. Tante salah alamat kalau memohon di sini,” imbuh Naomi ser
Read more

Anakku Merindukan Ibunya

“Saya hanya membantunya memperbaiki kran air yang rusak,” jawab Kelvin tenang. Meskipun Alister menatapnya seperti baru saja memergoki dirinya berselingkuh dengan Naomi. “Aku pulang dulu ya. Terima kasih kopinya. Aku minum di rumah saja. Nanti gelasnya kukembalikan, sampai jumpa,” pamit Kelvin pada Naomi. “Saya permisi, Tuan.”Setelah Kelvin pergi, hanya tersisa Naomi dan Alister yang dilingkupi kecanggungan. Naomi menatap Arkana yang berada di gendongan Alister sekilas dan memilih mengalihkan pandangan. Tak ingin goyah dengan keputusannya. Walau sebenarnya ia sangat merindukan putranya. Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Naomi langsung melangkah mundur. Bersiap untuk kembali menutup pintu. Ia belum siap bertemu Alister, baik sekarang atau kapan pun itu. Beberapa hari ini dirinya sudah cukup tenang tanpa gangguan dari lelaki itu. “Tunggu Naomi! Kita harus bicara!” ucap Alister sembari menahan pintu yang hampir ditutup oleh Naomi dengan sebelah tangannya. Sedangkan satu tangan lagi,
Read more

Kejam Demi Kebaikan

Attar berdecih sinis. Tahu maksud ucapan Alister sebenarnya. Sebelumnya ia masih memiliki rasa segan ketika berhadapan dengan sang kakak ipar meski sejak awal tak menyukai lelaki itu. Namun, setelah tahu selicik apa kakak iparnya ini, hanya kebencian yang tersisa. “Jangan jadikan anakmu sebagai tameng atas kepentinganmu sendiri!” sembur Attar sinis. “Kalau Tuan sadar anak Tuan lebih membutuhkan ibunya, tinggalkan dia di sini! Biarkan kakakku yang mengurusnya,” sambung pemuda itu. Sebab, ia tahu Alister tidak akan melakukannya. “Attar,” sahut Naomi yang sudah berdiri. Tak ingin suasana semakin memanas. Naomi tak akan membiarkan Alister menginap di sini. Akan tetapi, ia masih ingin bersama anaknya. Setidaknya paling lama hingga satu jam lagi. Saat itu pula Arkana pasti sudah benar-benar nyenyak dan tidak akan terbangun jika dibawa pergi. “Biarlah, Kak. Kalau dia memang hanya memikirkan kepentingan anak kalian, harusnya dia tidak perlu takut meninggalkan anaknya di sini!” balas Atta
Read more

Aku akan Datang Setiap Hari

Naomi dan Kelvin menoleh bersamaan ke sumber suara. Alister berjalan mendekati mereka dengan Arkana yang berada dalam gendongan lelaki itu. Naomi mengerjapkan mata, tak menyangka Alister kembali datang setelah kemarin diusir oleh Attar. Melihat kedatangan Alister, Kelvin pun langsung bangkit dari tempat duduknya. Tak ingin mencari masalah yang akan membuatnya rugi sendiri. “Naomi, aku pulang dulu. Sampai jumpa lagi.” Setelah Kelvin pergi, ekspresi Naomi langsung berubah drastis. Wanita itu menatap suaminya dengan sorot datar. “Tuan ingin mengusir aku dan adikku dari sini?” Sejak kemarin Alister mendatangi rumah ini tanpa tujuan yang jelas. Seolah-olah menunjukkan bahwa lelaki itulah pemilik rumah ini. Naomi berasumsi jika Alister ingin mengusirnya dari sini. Meskipun lelaki itu tak membahas hal-hal yang menjurus ke arah sana. Alister langsung menggeleng. “Rumah ini milikmu. Kamu bebas tinggal di sini. Tapi, aku lebih suka kalau kamu kembali ke rumah kita.” Dengus samar lolo
Read more

Melepas Rindu

Bukan hanya Alister yang terkejut, namun Attar juga. “Kakak serius?”Tentu saja Attar tidak setuju. Meskipun sebenarnya tak tega jika keponakannya dibawa pergi dalam keadaan hujan begini. Kesempatan sekecil apa pun pasti akan dimanfaatkan oleh Alister. Sebab, itulah tujuan lelaki itu sampai rela datang setiap hari. “Iya. Aku tidak akan membiarkan anakku kehujanan. Kalau Tuan mau pulang setelah hujan reda, terserah. Tapi, aku melarang Tuan membawa Arka pulang malam ini,” balas Naomi seraya membawa Arkana masuk ke kamarnya tanpa menunggu tanggapan Alister. Sekalipun Alister melarang, Naomi tetap tidak akan mengizinkan lelaki itu membawa Arkana pulang. Meskipun setelah hujan benar-benar reda. Sebab, cuaca seperti ini sangat rentan untuk kesehatan putranya. Jika sampai anaknya sakit, ia akan semakin sedih. Setelah Naomi memasuki kamar, Attar langsung menatap Alister dengan sorot tajam. “Jangan mencoba-coba menyelinap masuk ke kamar kakakku. Terserah Tuan ingin tidur di mana. Kamarku se
Read more

Memperkeruh Suasana

“Eh, maksudnya Tuan Raga. Maaf,” ralat Naomi. Naomi mengerjapkan mata, takut salah mengenali orang. Namun, ternyata sosok di depannya ini adalah Raga. Sepupu suaminya. Dan itu berarti, Raga lah pemilik toko fashion tempatnya melamar pekerjaan ini. Ia memang tidak mencari tahu siapa pemilik toko ini. Naomi yang sedari tadi sudah berdebar tak karuan dibuat kian gelisah. Mengingat Raga dan Alister yang sering, bahkan selalu berseteru setiap kali bertemu, membuatnya ragu akan diterima di sini. Meskipun sekarang dirinya sudah tidak memiliki hubungan sama sekali dengan lelaki itu. Akan tetapi, jika diberi kesempatan, Naomi tidak akan mundur. Ia akan mengusahakan yang terbaik. Sebab, mencari pekerjaan bukanlah perkara mudah. Terlebih jenjang pendidikannya hanya SMA. Sedangkan di luar sana ada banyak sekali yang sudah mencapai gelar Sarjana, bahkan Magiter. Raga yang tadinya sedang duduk di kursi kebesarannya langsung bangkit dan melangkah menghampiri Naomi yang berdiri kaku di depan pin
Read more

Aku Ingin Bebas

Bug!Satu bogem mentah langsung mendarat di rahang bawah Raga. Wajah lelaki itu terlempar ke samping dengan sudut bibir yang mengeluarkan darah segar. Naomi spontan memekik dan menarik Alister menjauh dari Raga. Namun, Alister tak bergeming sama sekali. “Tuan, aku hanya bekerja di toko milik Tuan Raga. Tuan Raga mengantarku karena aku kesulitan mendapat akomodasi. Tapi, lain kali tidak akan terjadi lagi,” ucap Naomi. Berusaha menjelaskan pada Alister agar suasana tidak semakin memanas. Akan tetapi, sepertinya jawaban Naomi malah semakin menyulut emosi Alister. Lelaki itu menarik Naomi ke belakang tubuhnya. Seolah ingin melindungi wanita itu dari sang sepupu. Padahal yang tampak lebih berbahaya adalah lelaki itu sendiri. Raga menyeka sudut bibirnya yang mengeluarkan darah sembari berdecih sinis. Tak tampak kemarahan sama sekali dari wajah lelaki itu, sepertinya tetap santai, seolah tak terjadi apa pun. Berbanding terbalik dengan Alister yang sedari tadi menguarkan aura permusuhan sa
Read more

Firasat Buruk

“Kamu sengaja tidak mau bertemu Arka lagi?” sahut Alister tanpa menerima box ASI yang Naomi berikan padanya. Ia tak mengira istrinya akan memberikan ini padanya. Naomi mendengus pelan. Pertanyaan seperti itu lagi. Tetapi, itu tidak akan mengubah keputusannya. “Sudahlah, terima saja, Tuan. Sebentar lagi aku harus berangkat kerja.”Sejak kemarin Naomi tidak bertemu Arkana. Tentunya, ia sangat merindukan bayinya. Rasa bersalah pun masih terasa. Namun, Naomi ingin memantapkan hati untuk menerima keadaan. Tidak boleh ada lagi keraguan. Sebab, itu sama sekali tidak berguna. Naomi memaksa Alister menerima box ASI-nya. Sebenarnya ia tidak mau seperti ini. Namun, jika hanya diberi ASI sesekali saja. Sejak awal dirinya sudah ingin menyiapkan ini, namun bingung bagaimana memberikannya pada Alister. Tetapi, untuk sekarang sepertinya tidak ada cara lain selain ini. Alister terpaksa menerima box tersebut. “Kamu benar-benar ingin bekerja?”Alister tidak rela Naomi berdekatan dengan Raga meskipun
Read more

Kapan Kita Urus Perceraian

Kabar yang Alister berikan membuat Naomi lemas. Namun, wanita itu tidak serta merta percaya. “Tuan, tolong jangan gunakan Arka sebagai alasan. Apalagi sampai—”[“Kamu pikir aku akan mempermainkan hal seperti ini? Terserah kamu percaya atau tidak. Aku akan mengirim alamat rumah sakitnya.”]Setelah itu, panggilan tersebut langsung terputus. Naomi menatap layar ponselnya yang sudah kembali menghitam dengan perasaan campur aduk. Tanpa membuang waktu lagi, ia bergegas melangkah menuju ruangan manager toko ini, meminta izin untuk pergi. Naomi tidak sepenuhnya percaya pada Alister. Akan tetapi, jika dirinya hanya berdiam di sini, hatinya akan semakin tidak tenang. Ia harus datang ke sana meskipun Alister benar-benar hanya ingin menipunya. Apalagi jika ternyata Arkana benar-benar sakit. Hari ini Raga tidak datang ke toko. Jadi, Naomi hanya berpamitan dengan managernya. Setelah mendapat izin, wanita itu bergegas mendatangi alamat rumah sakit yang Alister kirimkan padanya. Namun, begitu sampa
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status