Home / Rumah Tangga / Nikahi Aku atau Aku Mati / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Nikahi Aku atau Aku Mati: Chapter 81 - Chapter 90

124 Chapters

Terkuak Sebuah Rahasia

Anggara benar-benar dipenuhi rasa kesal pada ibunya, yang tetap masih tidak mau membeberkan rahasia yang selama ini ditutupinya. Setelah menyeretnya masuk mobil, bukannya memberi tahu siapa pemuda itu, sang ibu justru hanya menyuruhnya untuk segera masuk.“Jalan aja, Mas,” ucap bu Diana singkat.Batin pemuda itu juga penasaran, mengapa wanita yang biasanya memiliki sejuta topik untuk dibicarakan, kini diam seribu bahasa. Lewat kaca spion, ia mencuri pandang ke arah pemuda yang duduk di samping wanita yang belakangan ini menjadi bagian dari tugas pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin mengeluarkan kalimat, tapi bu Diana yang menyadari jika tengah diintai lewat kaca tersebut, menggelengkan kepala sambil melotot.“Ini udah nggak bener. Kalau Ibu nggak mau jelasin, coba Mas, kamu pasti tahu sesuatu. Kamu tahu maksudku, ‘kan?” Menyadari sang ibu dan pemuda yang memegang setir itu saling berkomunikasi lewat kaca spion, Anggara semakin tidak bisa menahan rasa ingin tahu kebenarannya.“Nggak usah
last updateLast Updated : 2024-10-20
Read more

Terkejut Setengah Mati

Beberapa saat, kedua insan yang pernah bersahabat begitu dekat itu saling pandang. Wanita muda yang duduk di kursi roda tidak bisa menahan rasa harunya dan langsung menangis sesenggukan. Suaranya yang terdengar memilukan menyeret pemuda yang masih speechless di ambang pintu itu mendekat. Karena rasa aneh yang mendera, ia melangkahkan kaki dengan pelan dan hati-hati.“Fitonia, benarkah itu kamu?” Pemuda itu mencoba mendekatkan netranya pada sosok gadis yang tergugu di kursi roda.Gadis itu mengangguk.“Apa yang terjadi, Nia? Kenapa kamu jadi begini?” tanya pemuda itu langsung merasakan getaran rasa pilu yang menyiksa melihat apa yang terjadi di depannya.. Ia benar-benar tidak menyangka jika sahabat yang selama ini mendadak menghilang, tiba-tiba muncul dengan kondisi yang jauh dari biasanya.Sementara itu, si gadis yang ditanya demikian, justru semakin menambah volume tangisannya. Hingga, Bu Vera dan Bu Diana yang berada di dapur, menyusul ke kamar-- tempat sumber suara. Melihat gadis i
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Tanting

Nirmala sedang menulis di depan leptop ketika suara deheman khas bapaknya terdengar begitu dekat. Ia langsung menoleh, karena deheman sudah seperti kode dari laki-laki yang belakangan terlihat lebih lembut dari biasanya.“Bapak mau ngomong,” kata Pak Harsono terlihat tengah menimbang-nimbang sesuatu. Satu tangan berada di dagu, sementara satunya lagi masuk ke saku celana.“Mau ngomong apa, Pak?” Nirmala menghentikan aktivitas menulisnya dan menatap bapaknya penuh konsentrasi. Dari gerak geriknya, ia yakin jika sang bapak ingin menyampaikan sesuatu yang penting. Karena kalau bukan hal urgent, mana mungkin pria dengan sifat gengsi tinggi itu mau masuk ke kamarnya.“Gimana, pacarmu itu apa sudah punya persiapan untuk melanjutkan pernikahan?”selidik Pak Harsono menampakkan sorotan penuh selidik.“Um, sepertinya belum, Pak. Terakhir, dia bilang kalau sedang berusaha mengumpulkan dana sesuai dengan patokan yang Bapak berikan,” jawab Nirmala lirih, sembari sedikit menundukkan kepala. Ia tidak
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Tanting 2: Perdebatan Ibu dan Putranya

Anggara pulang dengan beban yang semakin menumpuk. Setelah pertemuan tidak sengaja dirinya dengan sang sahabat, ancaman ibunya, tanting Pak Harsono, dan ditambah dengan rasa kecewa Nirmala, membuat kepalanya terasa begitu berat.Berharap, sampai rumah akan segera bebersih diri, lalu tidur untuk mengistirahatkan pikirannya. Namun, begitu langkahnya masuk ke rumah, Bu Diana sudah duduk dan menatapnya—seolah mengajak untuk membicarakan banyak hal penting.Anggara yang langsung teringat dengan unek-uneknya tentang Fitonia, langsung duduk di sebelah sang ibu.“Bu, ceritakan padaku semuanya! Kenapa selama ini Ibu merahasiakan tentang Fitonia? Kenapa juga Ibu harus main kucing-kucingan dijemput di terminal? Kenapa tidak langsung ke rumah? Jadinya, menimbulan fitnah, Bu! Gara sampai bingung tiap ditanya tetangga.” Anggara langsung memberondong ibunya dengan pertanyaan. Nadanya pun tinggi, padahal biasanya pemuda itu selalu berbicara dengan nada rendah kepada sang ibu.“Nggak usah digubris, la
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

Ketidakberdayaan Seorang Pria

“Ingat, Gara, kamu sudah janji untuk membahagiakan Fitonia dan menyembuhkannya. Satu-satunya cara adalah kamu menikahi putri Bu Vera itu,” tandas Bu Diana menatap tajam ke arah putranya yang terlihat begitu frustasi.“Itu tidak mungkin, Bu!” Saking kesalnya dengan ucapan sang ibu, Anggara berdiri, lalu berjalan mondar-mondar dalam jarak pendek.“Bukan begini maksudnya. Kalau yang ibu maksud dengan menantingku tadi untuk menikahi Fitonia, itu namanya penjebakan. Ibu tahu sendiri kan, sebentar lagi aku mau menikah. Menikah dengan wanita yang aku cintai, Bu. Lagian, aku nggak mungkin menikahi sahabatku sendiri. Itu nggak mungkin.” Anggara geleng-geleng kepala. Pikirannya tertuju pada sosok Nirmala dan Fitonia. Dia benar-benar tidak bisa berpikir jernih. Kepalanya terasa panas dan sumpek.“Suka atau tidak suka, sebagai seorang laki-laki sejati, kamu harus mempertanggung jawabkan ucapanmu, Gara. Sesegera mungkin, kita akan melamar Fitonia dan kalau perlu, selang beberapa hari, pernikahan i
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Gadis Dengan Harapan Setinggi Gunung

Suara rintik hujan di awal bulan Oktober menarik semangat seorang wanita yang sedari tadi hanya rebahan di kasur. Melalui jendela kaca kamar, ia bisa melihat buliran air yang jatuh dari langit itu lama kelamaan semakin berukuran besar, sehingga menimbulkan suara gemericik yang syahdu terdengar di telinga.Dengan susah payah, wanita muda itu meraih kursi roda—kursi yang menemaninya belakangan ini. Meskipun beberapa kali hendak terjatuh, tapi hatinya berusaha keras untuk melakukannya sendiri dan menolak bisikan untuk memanggil Mbak Duwik, Mama atau siapa pun yang berada di rumah.Tekadnya bulat, ia tidak mau menjadi gadis pesakitan lagi dan harus kembali menjadi wanita mandiri seperti dulu. Akhirnya, pada usahanya yang ke sekian, ia berhasil duduk di kursi tersebut. Segera, tangannya mengayunkan roda menuju jendela.Suara hujan yang syahdu, ditambah bau bumi setelah sekian lama tidak dicumbu air langit yang begitu candu, menarik lengannya untuk ke luar. Ia ingin merasakan tetesan demi t
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

Lelaki yang Pergi, Bertahan dan Resah

Nirmala menatap punggung Pak Harsono dari balik jendela kaca ruang tamu. Ia tidak sanggup untuk mengantar keberangkatan sang bapak merantau karena rasa tak karuan yang menyelimuti.Pria itu—pria yang tengah berjalan ke luar pelataran rumah dengan langkah lesu—membuatnya melankolis dan menangis. Bagaimana tidak? Sedari kecil, ia dan pria tersebut terkenal bagai air dan minyak yang tidak pernah akur. Kini, saat sang bapak telah berubah menjadi sosok kepala rumah tangga yang lebih lembut, perhatian dan bertanggung jawab, dirinya justru merasa telah mengecewakan. Hingga, timbul di dalam hati menyalahkan diri.“Bapak pergi pasti gara-gara aku. Bapak malu punya anak perempuan yang hampir lapuk dan belum menikah. Giliran hampir menikah, tapi nggak jadi-jadi. Coba saja kalau Anggara bisa lebih getol meluluhkan hati ibunya, pasti aku sudah menikah dan Bapak tidak harus pergi merantau,” bisik Nirmala dalam hati.Ia menghidupkan ponsel dan memandangi salah satu daftar nama kontak yang terakhir k
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Wanita yang Mencari Pak Harsono

Semakin lama membersamai Fitonia, Bu Vera semakin bertekad untuk menebus kesalahan dulu karena telah mencampakan putrinya. Dan, satu-satunya cara terbaik untuk menebus adalah dengan menjadikan nyata impian sang putri menikahi Anggara.Wanita flawless itu jadi teringat dengan kata-kata Bu Diana beberapa waktu yang lalu—saat keduanya membahas mengenai Anggara dan kekasihnya.“Percaya aja sama aku, Mbak Yu. Anggara dan Nirmala itu tidak bakal jadi kawin. Bapaknya gadis itu aja nggak ngrestuin, kok.”“Lha, kok?” Bu Vera terkejut dengan ucapan Bu Diana yang penuh kemantapan itu.“Iya, bener. Ya, aku taunya juga dari waktu Anggara melamar gadis itu dan bapaknya seperti menghalang-halangi biar acaranya berantakan. Ada aja hal yang memang seperti dibuat-buat biar pernikahan mereka itu nggak terlaksana. Jadi, Mbak Yu tenang aja. Jodoh nggak akan kemana. Aku pastikan Anggara hanya akan menikah dengan Mbak Fitonia.”Demi ingin membuktikan ucapan wanita yang seperti saudara itu, Bu Vera berniat me
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Permohonan Gila Seorang Ibu

“Tante, benarkah Tante adalah ibunya Fitonia?” tanya Nirmala begitu antusias. Selama mengenal Fitonia, ia memang belum pernah sekali pun melihat orang tua sahabatnya tersebut. Karena menurut cerita, mereka kurang begitu dekat dan jarang sekali bertemu.“Iya. Saya ibunya. Kamu Nirmala, ‘kan?” Bu Vera ingin memastikan, karena Fitonia tidak pernah memberi tahu ciri-ciri sosok Nirmala ataupun menunjukkan satu potret pun.“Iya, Tante. Bagaimana kabar Fitonia? Tadi Tante bilang, menyangkut hidup dan mati Fitonia. Memangnya dia kenapa, Tante?” Nirmala tidak bisa menyembunyikan rasa cemasnya dengan memberondong wanita cantik di depannya dengan pertanyaan.“Um, iya, dia sedang sakit.”“Sakit apa, Tante? Selama ini aku mencarinya, ternyata dia sakit. Bagaimana ceritanya?”Nirmala tampak sekali begitu khawatir kepada putrinya, sehingga ada rasa tidak nyaman pada diri Bu Vera. Wanita itu terdiam sejenak. Hati nuraninya bergelut dengan bayangan sang putri yang belakangan ini terlihat begitu tersik
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Cinta Mak Comblang

Anggara mondar-mandir di kamar. Pemuda itu dilanda rasa khawatir mengenai keadaan wanita yang ingin segera ia nikahi. Telinganya tidak mungkin salah dengar bahwa sang ibu telah memberi tahu Tante Vera arah menuju rumah kekasihnya itu.“Ada apa Bu Vera hendak ke rumah Nirmala? Apa ini ada hubungannya dengan rencana konyol Ibu menjodohkanku dengan Fitonia?” batin pemuda itu bergejolak penuh kekhawatiran.Setelah memikirkan matang-matang, ia mengambil jaket kesayangan, lalu mengendap-endap menuju garasi untuk mengambil motor. Tidak salah lagi, hati nuraninya mengatakan bahwa ia harus segera ke rumah Fitonia untuk mencari tahu kepastian banyak hal. Karena saat pertemuan pertama sejak kepergian gadis itu, ia dipaksa untuk menyudahi obrolan. Bahkan, diminta pulang oleh ibunya. Jadi, ia belum puas untuk berbincang dengan orang yang selama ini sudah dianggap seperti keluarga.Anggara disambut oleh Mbak Duwik. Asisten rumah tangga keluarga Bu Vera itu mengatakan bahwa majikannya sudah ke luar
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status