Semua Bab Nikahi Aku atau Aku Mati: Bab 101 - Bab 110

124 Bab

Kencan Berujung Tanda Tanya Besar

Tepat jam sepuluh, Nirmala sudah siap menunggu Anggara. Batinnya tidak henti-henti berisik, sementara jantungnya tidak bisa dikontrol karena detakaan yang terlalu cepat. Bukan hanya ini adalah kali pertama akan bertemu sekaligus ‘jalan’ bersama pria idola, tapi momen-nya benar-benar tidak dapat diprediksi.Gadis yang berpakaian sederhana dengan kemeja dan rok bahan jins itu bahkan sampai detik ini belum begitu percaya dengan apa yang telah terjadi—jatuh cinta pada pandang pertama kepada seorang pria cakep yang pada akhirnya bisa berkenalan secara langsung melalui sebuah drama persahahatan. Persis seperti dongeng, begitu katanya beberapa kali membatin sambil terus tersenyum haru.“Hai,udah lama nunggu, ya?”Seseorang menyapa dari arah belakang. Dengan sigap, Nirmala menoleh. Senyuman manis tengah menyambutnya—senyum Anggara.“Oh, nggak, kok. Baru aja.” Jelas Nirmala gelagepan menjawab sapaan pacar khayalannya.“Syukurlah. Jadi, kita akan ngerjain tugas di mana?”“Um ... ” Nirmala berpik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-12
Baca selengkapnya

Gusar

Bukannya hati sudah lega karena impian untuk kenal sekaligus jalan dengan pemuda impian telah tercapai, tapi hal itu tidak membuat Nirmala lega. Ia justru tidak bisa konsentrasi di setiap detiknya. Malam yang seharusnya digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah, justru membawanya ke loteng. Dengan secangkir teh manis di tangan, dipandanginya langit malam ini.Memori tentang episode kencan singkat bersama sang idola menemaninya. Kadang, senyum tercipta manakala mengingat betapa tampan dan manisnya pacar impiannya itu. Namun, ketika sampai pada memori saat dirinya ditinggalkan begitu saja setelah mendapatkan telepon dari seorang wanita, bibirnya manyun dan sedih.“Siapa wanita yang meneleponnya waktu itu, ya?” tanyanya dalam batin. Dengan gelisah, tangan kanannya memutar-mutar gelas.Belum juga berhasil menganalisa, seseorang tiba-tiba membuyarkan lamunan dengan suara dehaman cukup keras. Alhasil, Nirmala menoleh ke sumber suara. Di jarak beberapa langkah, telah berdiri Echa—teman
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-13
Baca selengkapnya

Mengungkap Rahasia Hati

Dengan langkah lesu dan suasana hati yang tidak karuan, Nirmala tiba di rumah Fitonia. Gadis menawan itu telah menunggunya di teras sambil menikmati camilan. Begitu melihat orang yang ditunggu muncul, ia langsung menyambut.“Dih, kenapa itu muka ditekuk kek baju lecek aja. Kenapa, sih?” Fitonia yang ceria meledek Nirmala yang masih juga belum menarik bibirnya ke belakang, barang satu sentimeter pun.“Lagi banyak pikiran,” lirih Nirmala menjawab sambil mengambil tempat duduk.“Ya, ya, kuliah itu emang banyak tugas. Pasti pusing, lah. Tapi kan, salah satu yang bikin pusing, udah beres, dihandle-in Anggara. Nih!” Fitonia memberikan benda kecil berwarna kuning-putih bertuliskan ‘Kingston’.“Gimana kesan kamu ke Anggara? Dia keren, ‘kan?” ledek Fitonia sembari mendekatkan diri dan siap menunggu reaksi gadis berwajah sendu di hadapannya.Ditanya demikian, sontak Nirmala yang terkenal sebagai orang yang blak-blak-an justru kebingungan.“Apa maksud dari pertanyaan Nia, ini?” batin Nirmala tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-14
Baca selengkapnya

Surprise di Akhir SMS

Seharusnya, Nirmala sudah lega karena rahasia terbesarnya telah diungkapkan ke orang yang paling dekat denganya saat ini. Namun, gadis itu justru semakin sering melamun dan susah konsentrasi. Ia takut jika dibiarkan terus menerus, nilai akademik akan anjlok yang berakibat dicopotnya beasiswa. Kalau sampai terjadi, Bapak bisa murka dan benar-benar melarangnya untuk kuliah. Hal ini semakin membuat gadis mungil itu overthinking.Di kamar kosnya yang sempit, dia merenung. Bahkan, berkali-kali bangkit dari ranjang untuk mondar-mandir. Lalu, naik lagi ke ranjang berusaha tidur, tapi justru wajah cute Anggara seolah terpampang nyata di hadapan. Alhasil, melek lagi. Sekuat apa pun dirinya menenggelamkan wajah di bantal, bayangan pemuda yang terkenal pintar itu tidak bisa hilang.Bahkan, kini dia dihantui dengan curhatannya pada sang sahabat kemarin. Sambil cemberut mendekap bantal, ia berujar, “kira-kira bener nggak, ya, keputusanku kemarin curhat blak-blakan sama Nia. Berlebihan nggak, ya? Ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

Pertanyaan Tak Terduga

Gara-gara dapat kiriman SMS yang memabukkan, hingga tengah malam Nirmala tidak bisa tidur. Gadis yang tengah kasmaran itu membayangkan hal-hal indah hari esok. Bahkan, dia sudah bermimpi jika benar Anggara benar-benar menyukai, membalas rasa suka darinya dan jadian. Jika hal tersebut menjadi nyata, maka dia adalah pria pertama yang menjadi cintanya.Alhasil, pagi hari berikutnya, ia bangun kesiangan. Untung saja hari ini adalah hari Minggu, tidak ada kuliah, tidak ada jadwal magang kerja juga. Jadwal kencan pun jam sepuluh. Itu artinya, masih cukup waktu untuk persiapan ini itu.Dia memang gadis sederhana yang hanya punya beberapa potong pakaian saja untuk bepergian. Itu pun formal yang biasanya untuk ke kampus atau kerja. Maklum, ia jarang hang out. Jadilah, kini gadis yang memiliki belahan di tengah dagu itu bingung memilah baju yang hendak dikenakan untuk nge-date pertama kali seumur hidup.Awalnya, Nirmala ingin meminta bantuan teman untuk memilihkan pakaian yang pantas dan oke, se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

Berkat Fitonia

“Begini nih, berasa dunia cuma milik berdua, yang lain ngontrak!” Sebuah celetukan pengunjung pantai yang kebetulan lewat dan menyaksikan adegan romantis itu menyadarkan Nirmala dan Anggara. Mereka segera berdiri tegap dan kikuk.“Berarti kita ngontrak dong, Pah? Hihi,” sahut seorang wanita yang berjalan bersebelahan di samping pengunjung tadi sambil cekikikan dengan salah satu telapak tangan di mulut.Pemuda-pemudi yang jadi malu dan salah tingkah itu segera menjauh dari tempat tersebut. Keduanya berjalan tanpa suara. Masing-masing hanyut dalam pikiran dan sesekali pemuda yang telah menutup kepala dengan hoodie berdeham—seperti memberi sinyal.“Jadi, apa jawaban kamu, Mala?” ucap Anggara dengan suara pelan. Tangan kirinya menggaruk kepala yang tidak gatal.“Um, sebelum menjawab, aku mau tanya sesuatu, boleh?” Nirmala berusaha menatap lawan bicara untuk melihat ekspresi serius atau tidak.“Boleh, kita duduk di sana aja, ya?” ajak Anggara sambil menunjuk sebuah batang pohon lapuk yang r
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

Surga atau Neraka

“Kamu sudah bangun?” tanya Anggara masih dengan rasa kantuk yang tersisa. Tidur di kursi ruang tunggu membuat badannya pegal. Tak dinyana, pasien yang sedari tadi ditungguinya hingga tertidur itu tengah menatapnya.Menyaksikan lelaki muda yang tampak masih mengantuk itu hendak berjalan mendekat, Nirmala yang telah duduk di tepi ranjang itu tiba-tiba menangis. Bibirnya bergetar hebat. Ia ingin mengatakan banyak hal, tapi kelu.Demi melihat bagaimana pemuda yang telah menemani dan berjuang mati-matian berada di sisinya itu berusaha menahan kantuk, akhirnya pertanyaan meluncur begitu saja, “apa kamu sudah tau tentang Fitonia?”Anggara menghentikan langkah yang tinggal beberapa sentimeter saja dari ranjang, demi mencari jawaban yang tepat untuk merespon pertanyaan. Ia ingat pesan dokter untuk tidak membuat pasien di hadapannya semakin depresi.“Jawab, Gara! Apa benar, kamu pernah mencintai Fitonia hingga memberinya surat cinta? Hah?” emosi Nirmala meledak. Sapaan sayang ‘Bee’ beralih ke na
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Isi Hati Seorang Ibu

“Maksud kamu apa bicara seperti itu? Jangan campuri urusanku! Bukankah sudah berkali-kali kuperingatkan?” geram Bu Diana tidak bisa menyembunyikan amarah pada adik kembarnya yang tiba-tiba muncul.“Apa kamu tidak kasihan sama Anggara? Padahal, dia putramu, anak yang kamu kandung sendiri. Cobalah untuk sedikit saja memberi belas kasihan pada putramu ini, Mbak,” ujar Tante Ayu sembari merangkul pundak sang keponakan yang terlihat tak berdaya.“Justru karena dia putraku, anak yang aku kandung selama 9 bulan, yang aku lahirkan dengan perjuangan antara hidup dan mati, yang aku biayai segala urusannya, sudah patut kiranya dia patuh dan tunduk padaku. Bukankah surga anak ada pada restu seorang Ibu? Terlebih, dia laki-laki yang selama hidup itu milik ibunya, milikku!” pekik Bu Diana benar-benar telah kehilangan empati. Dipandangi dua orang terdekatnya yang kompak memandangi dengan tatapan prihatin.“Kamu sudah salah kaprah, Mbak! Bukan seperti itu konsepnya. Aku penasaran, apa sebenarnya yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

Cobaan Terberat Anggara

Ada yang mengganjal di hati Anggara setelah perdebatan antara dirinya dan sang ibu. Bukan hanya perkara tentang keteguhan hati ibunya yang belum mau menerima Nirmala sebagai istrinya dan justru masih ngotot ingin menjodohkan dengan Fitonia, tapi juga perkataan Tante Ayu.Lontaran kalimat tantenya itu membuatnya membuka kembali album tipis yang berhasil ia simpan. Dipandanginya salah satu potret dia dengan seorang lelaki tinggi tegap dan gagah seraya berucap, “andai Ayah masih di sini, mungkin aku tidak akan sepusing ini. Apa benar yang dikatakan Tante Ayu tentang ayah? Kenapa begitu berbeda dengan apa yang selamaini diceritakan oleh Ibu?”Dia memang seorang pria. Tapi, bukan berarti seorang pria tidak bisa menangis. Nyatanya, demi membayangkan kenangan indah bersama sang ayah, Anggara mulai menundukkan kepalanya yang terasa begitu berat. Tetes air mata perlahan berhasil menjebol benteng pertahanan dari ujung mata. Sungguh pemuda yang tengah berada dalam kebingunan dalam memutuskan sebu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

Masihkah Ada Harapan?

Gadis itu sudah cukup lama terbangun dari tidurnya—tidur yang dibuat setelah meminum obat penenang. Kini, ia telah sadar dengan apa yang terjadi dan kenapa dirinya berada di ruangan khas dengan dekorasi berwarna putih dan hijau—rumah sakit. Lalu, dia pun mulai menyibak kenangan permulaan begitu akrab dengan bangunan semacam ini.Flashback OnHati luka yang masih menganga itu dibawanya pergi dari tempat perantauan menuju kampung halaman. Pemilik hati yang begitu tulus tapi dikhianati secara sadis itu berharap di tempat dirinya tumbuh dan dibesarkan oleh seorang kakek yang begitu tulus menyayanginya itu bisa sembuh.Ternyata, menyembuhkan luka itu tidak semudah dan secepat saat jatuh cinta. Terlebih, untuk seorang wanita yang memiliki bawan eccendentesiast. Dia begitu lihai menyembunyikan luka, rasa sakit, kecewa dan sedih dengan membalutnya bersama senyuman, tawa dan keceriaan. Di samping itu, ia tidak mau membebani sang kakek yang pada saat itu tengah sakit-sakitan karena usia yang tel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status