Semua Bab Nikahi Aku atau Aku Mati: Bab 31 - Bab 40

124 Bab

Pria yang Hatinya Terluka Part I

Mobil berkecepatan tinggi itu melesat lalu mengerem dengan tak kalah cepat, seolah sang pengemudi ingin segera turun menuju suatu tempat yang sangat diidam-idamkan. Bangunan itu seperti kawasan ruko pada umumnya. Berjejer rapi dengan bagian depan berpintu besi. Saat malam begini, suasana sangat sepi. Satu-satunya yang menunjukkan jika ada kehidupan di sana adalah kendaran yang parkir.Setelah memarkir mobil kesayangannya, pemuda yang mengenakan kemeja batik warna hitam dengan celana panjang dengan nada serupa, langsung membuka gawai. Tak menunggu lama, salah satu pintu ruko itu terbuka. Begitu pemuda ini masuk ke sebuah ruangan, sebagian besar pria yang tengah asyik bermain billard langsung menghentikan kegiatan dan menyambut.“Lihatlah, siapa yang datang!” teriak seorang pria yang pertama kali melihat kaget sekaligus senang. Suaranya yang keras, membuat para pengunjung penasaran dan ikut menoleh—ke mana suara itu tertuju.“Lama kali lu gak ke sini, Bro,” sahut yang lainnya. Kali ini s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-04
Baca selengkapnya

Pria yang Hatinya Terluka Part 2

Anggara memang dikenal sebagai pemuda pendiam. Kali ini, bibirnya benar-benar kelu dan tak mau bicara apa pun dan kepada siapa pun. Meski begitu, dirinya merasa bersalah pada sang ibu, mengapa saat berpapasan tadi, dia sama sekali tidak berkata sepatah kata pun. Padahal, ada banyak hal yang ingin disampaikan mengenai hasil lamarannya malam ini.Pemuda yang perawakannya ramping itu masuk kamar dan langsung membanting tubuh ke kasur. Ditenggelamkannya wajah baby face itu kedalam bantal isi kapuk yang empuk. Pikirannya sungguh kacau. Ingatannya pun tak bisa lepas dari segala ucapan dan raut wajah Bapak calon mertua.Flashback on“Kalau kamu benar-benar mencintai dan menginginkan anakku sebagai istri, harusnya tidak segini harganya!” Pak Harsono sengaja menyenggol box hantaran uang yang baru saja dihitung. Kedua mata menyala menantang pria di hadapannya yang tertunduk lesu dengan badan lemas penuh keringat.“Mohon maaf, Pak. Sekecewanya bagaimana pun Bapak dengan isi hantaran dari Mas Angg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-05
Baca selengkapnya

Kawin Lari

Bab XXXIIIKawin LariSebuah tisue malang dipaksa untuk mengeluarkan ingus hidung yang masih saja berproduksi karena si empu tidak jua menghentikan tangisannya. Entah itu tisue yang ke berapa. Nyatanya, ketika tak lagi bisa menampung ingus sang gadis, ia dilempar sesuka hati. Alhasil, kamar yang jendelanya bolong dengan kondisi kaca menganga tak beraturan itu menjadi sangat berantakan. Si empu kamar meringkuk di pojokan dengan kedua lutut dipeluk erat.Seorang wanita yang telah berdiri cukup lama di dekat pintu itu memperhatikannya dengan tak henti-hentinya beristighfar. Air mata tak lagi kuasa untuk keluar seolah telah kering. Ia ingin melangkah dan memeluk anak gadisnya yang terlihat begitu tertekan dan depresi itu, tapi urung karena takut membuatnya semakin histeris seperti yang tadi dilakukan.“Masih betah juga dia di sana?” Sebuah suara menyadarkan diri wanita itu dari lamunan. Ditolehnya siapa yang sedang bicara, kakak ipar. Demi melihat siapa yang ada di sebelahnya, wanita yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-07
Baca selengkapnya

Tidak Ada Jalan Lain

“Ibu, apa yang Ibu lakukan? Siapa yang telpon?” Anggara tiba-tiba muncul dari kamar mandi dan melihat ibunya sedang memegang ponselnya.Melihat sang putra memergokinya, Bu Diana buru-buru meletakkan ponsel ke meja. “Ibu cuma liat jam,” ujarnya mencari alasan. Namun, gerak tubuh dan roman wajahnya tidak bisa membohongi. Lalu, wanita itu bergegas pergi.Anggara meraih ponsel dan mengeceknya. Beberapa panggilan telepon dan pesan messanger dari Nirmala terpampang di sana. Batin pemuda itu kacau balau. Ia berusaha menghubungi kekasihnya, tapi nomor yang dituju sedang di luar jangkauan. Panik langsung mendera.Sementara itu, begitu berjalan baru beberapa langkah menjauh dari kamar putranya, Bu Diana merutuk. Wanita itu menyesal mengapa dirinya tidak mencecar sang putra dengan pertanyaan-pertanyaan yang masih membuatnya pening di kepala, malah justru keluar kamar seperti orang bodoh. Maka, ia pun kembali ke kamar sang putra.Sebelum membuka pintu, Bu Diana urung membuka lantaran mendengar pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-07
Baca selengkapnya

Dalam Pelarian

Begitu masuk kamar, Bu Harsono kaget bukan kepalang. Wanita gemulai yang tengah membawa nampan makan malam pesanan anak gadisnya itu mendapati kamar dalam keadaan kosong tanpa penghuni. Awalnya, ia ingin berpositif thinking untuk tidak langsung menarik kesimpulan bahwa putrinya itu kabur. Tapi faktanya, sudah tak terhitung sejak kecil penghuni kamar tersebut kabur. Kecurigaannya semakin menjadi-jadi manakala mendapati tas ransel dan jaket kesukaan anaknya tidak ada. Isi lemari dalam keadaan amburadul.Bu Harsono lemas tak berdaya. Kedua lututnya tiba-tiba lemas. Akhirnya, wanita itu ndeprok di lantai. Pikirannya kacau. Pastilah tadi putrinya tidak benar-benar ingin makan. Gadis itu hanya ingin mengelabuhinya saja. Sekarang, dia harus bersiap-siap menghadapi kemarahan suami dan iparnya, karena tidak menjaga putrinya dengan baik. Satu sisi, ia sangat mengkhawatirkan anak gadisnya. Malam larut seperti ini, ke mana dia pergi? Demi memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk tentang sang anak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-09
Baca selengkapnya

Sesuatu Tak Terduga di Angkutan Umum

Satu gigitan serangga membuat gadis yang tertidur beralaskan tanah itu merintih. Ketika hendak menggerakkan tubuh, ia merasakan linu di kaki dan badannya. Kantuk dan pusing sebenarnya masih menguasai, tapi sayup-sayup terdengar suara qiro’ dari berbagai arah. Sontak, wanita muda itu tersadar untuk harus segera bangkit. Dengan susah payah, akhirnya dia berhasil bangun atas bantuan sebuah tiang listrik yang semalam menangkapnya saat terguling.Gelap masih menyelimuti bumi. Bintang-bintang yang semalam menemani perjuangannya berlarian terlihat tinggal beberapa saja. Sang penguasa langit malam pun sudah geser seperti hendak berpamitan. Wanita muda yang penampilannya acak-acakan itu berdiri berusaha mengumpulkan tenaga. Kesadarannya pun perlahan terkumpul.“Aku harus segera sampai ke kota sebelum matahari terang benderang. Jika tidak, bapak bisa menemukan dan memaksaku pulang,” katanya pada diri sendiri. Ingatan-ingatan pedih dan menyakitkan yang menderanya seolah memberi kekuatan penuh, s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-10
Baca selengkapnya

Kehilangan Arah Tujuan

Pasar desa yang berada di perempatan itu mulai dipenuhi dengan orang-orang yang tengah mengais rezeki dan mencari kebutuhan rumah tangga. Itu sangat menguntungkan bagi gadis yang tengah dalam pelarian. Dengan tubunya yang mungil, Nirmala berhasil berlari cepat masuk ke pasar, menyelusup ke orang yang lalu lalang. Ia tidak mau menoleh ke belakang. Yang ada di pikiranya hanya lari dan lari. Jangan sampai orang yang tadi melihat dan mengejar berhasil membawanya pulang.Untunglah, keahlian seorang mantan atlet lari yang pernah juara antar SD se-kecamatan itu bisa ke luar dari hiruk pikuk pasar. Tak jauh dari tempatnya berdiri, terdapat sebuah pos ojek. Segera kakinya ia kayuh lagi. Ternyata kosong. Padahal, drinya sudah tidak sabar untuk pergi dari wilayah itu.“Butuh ojek, Mbak?” tanya seorang lelaki, tiba-tiba berdiri di dekatnya yang tengah celingak-celinguk.“Ya, Pak. Bapak, ojek?” Nirmala balik tanya penuh pengharapan.“Oh, bukan. Cuma nunggu istri lagi belanja. Parkir di sini aja yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-11
Baca selengkapnya

Gosip di Sebuah Warung

Nirmala langsung mundur dengan cepat begitu tahu siapa yang telah membangunkannya.“Maaf, Mbak. Kaget, ya? Atau mimpi buruk? Tadi Mbak tereak-tereak seperti kesurupan. Kebetulan tadi saya sedang melintas, mau pulang ke rumah saya.” Seorang laki-laki berumur cukup tua itu menunjuk ke sebuah rumah yang jaraknya sekitar seratus meter dari tempat dirinya tertidur.Sembari merapikan pakaian dan mengusap wajah, Nirmala mendadak merasa malu. Dirinya benar-benar tidak sadar jika benar apa yang dikatakan bapak-bapak di hadapannya.“Mbak cari Fitonia, ‘kan? Wajahnya seperti tidak asing. Seperti Mbak-mbak yang sering main ke sini,” lanjut pria itu sangat ramah. Mungkin ia tahu jika Nirmala sempat mencurigai dirinya dengan pikiran yang tidak-tidak karena telah membangunkan dengan telapak tangannya.Nirmala belum mengeluarkan suara, tetapi mengangguk.“Maaf ya, Mbak. Saya tidak bermaksud lancang menepuk-nepuk punggung, Mbak. Tadi saya sudah coba bangunkan dengan suara saja, tapi Mbak nggak bangun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-12
Baca selengkapnya

Rahasia Besar

“Mbak Siska!!!” Tanpa ampun, Nirmala menubrukkan diri ke badan seorang wanita yang masih berada di motor. Saking semangatnya, motor matic itu hampir roboh karena ketidaksigapan sang pengemudi dalam menerima pelukan wanita yang tengah bercucuran air mata itu.“Ada apa, Mala? Tangisanmu menakutkan seperti itu. Di pinggir jalan begini, lagi.” Wanita yang dipanggil ‘Mbak Siska’ langsung peka dan mengelus-elus pundak Nirmala menggunakan tangan kiri, sementara tangan kanannya berusaha mematikan motor melalui kunci kontak.“Kirain aku salah orang tadi. Tapi, dilihat dari jaket dan tas seperti kamu. Makanya aku berhenti. Eh, ternyata beneran kamu. Kenapa? Hah? Nangis kamu seperti abis putus cinta.” Siska—si asal ceplos—itu menyerocos masih dengan tangan mengelus-elus pundak Nirmala yang tak henti-henti menangis.“Pokoknya aku butuh Mbak Siska banget. Bawa aku ke tempat Mbak sekarang, ya?” Nirmala melepaskan diri dan berusaha melakukan kontak mata dengan mantan partner kerjanya itu.“Lho, kena
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-22
Baca selengkapnya

Kasus yang Terulang

Mata lelaki yang tengah memegang benda kecil itu nyalang ke arah lelaki yang lebih muda di hadapannya. Ia seperti dihempaskan ke situasi yang sama pada beberapa waktu lalu.Flashback onBagai mendengar suara petir di siang bolong, pak Jaksa kaget bukan main manakala mengetahui putra semata wayangnya tertangkap tangan sedang berada dalam sebuah pesta narkoba. Lelaki yang sehari-hari disibukkan dengan membesarkan bisnisnya itu tidak menyangka jika putra yang selama ini dianggapnya telah dewasa, mandiri dan baik itu terjerumus ke dalam pergaulan bebas.Ketika mendapatkan kabar melalui asisten pribadinya bahwa sang putra terlibat pesta terlarang dan tengah diperiksa, ia yang saat itu tengah berada di luar pulau pun langsung pulang dan menuju ke lokasi di mana sang putra berada.Melihat putranya berwajah kusut dengan kedua mata hampir tidak kuasa terbuka, hatinya menjerit. Namun, ia harus menahan diri. Sebisa mungkin lelaki itu bersikap elegan. Karena kalau salah sikap, musibah ini bisa mer
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status