Home / Rumah Tangga / Nikahi Aku atau Aku Mati / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Nikahi Aku atau Aku Mati: Chapter 41 - Chapter 50

124 Chapters

Tamu yang Membawa Emosi

Anak tangga yang harus dipijak untuk sampai ke ruang tamu masih lima lagi, tapi pak Jaksa menghentikan langkah sejenak. Pria itu menarik nafas dalam-dalam untuk meredakan stress dan emosi. Pikirannya benar-benar sedang kacau.Seseorang di salah satu sofa ruang tamu terlihat punggungnya dari tempat kini dirinya berdiri mematung. Dari caranya duduk, terlihat tamu tersebut tidak nyaman. Terlebih, sepasang kakinya bergerak-gerak diikuti dengan tepukan kedua telapak tangan di paha, hal tersebut menambah kentara betapa sang tamu sedang tidak baik-baik saja.Pak Jaksa memandangi lelaki yang sebaya dengannya itu sembari mengontrol memori yang berkeliaran tiada ampun. Di ruang tamu itu telah duduk seorang rekan kerja yang sedari awal dirinya hijrah ke kota kecil ini telah banyak membantunya. Saking banyaknya bantuan yang diberikan, ikatan rekan kerja pun menjadi seerat persahabatan. Bahkan, persahabatan keduanya yang begitu dekat, sampai terasa seperti saudara tanpa ikatan darah. Mereka ibarat
last updateLast Updated : 2024-07-25
Read more

Impian Seorang Papa

“Sudah cukup, Pa!” teriak Lucky sembari mempercepat langkah menuruni anak tangga. Saking takutnya sang papa benar-benar menempeleng lelaki di hadapannya, pemuda tinggi kurus itu sampai hampir terjungkal karena terburu-buru. Untung saja, kesadarannya sudah membaik sehingga bisa langsung menguasai diri dan menghentikan tindakan papanya. Pak Jaksa yang sangat frustasi melampiaskan emosinya dengan mengepalkan tangan, meninju angin dibarengi dengan pekikan putus asa.“Aku tidak mau tahu, pokoknya putrimu harus menikah dengan putraku ini. Kalau tidak, siap-siap masuk bui lagi seperti dulu,” ancam pak Jaksa masih dengan tatapan tajamnya.“A...aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membawa pulang putriku kembali ke rumah dan mengawinkannya dengan Mas Lucky,” ucap pak Harsono sembari menatap ke kedua lelaki di hadapannya secara bergantian. Ada rasa takut dan malu terpancar di mata lelaki yang terlihat kucel itu.“Apa? memangnya di mana putrimu sekarang?” tanya pak Jaksa semakin geram.“Di
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

Perseteruan Sengit

“Tak sawang-sawang, belakangan ini kamu kok terlihat lesu dan kurang bergairah, Gara? Khodammu yang dulu senantiasa bersinar seperti redup. Ada apa?” tanya salah satu tetangga setelah menyodorkan uang belanja padanya. Mendengar penuturan orang yang terkenal paling vocal di komplek itu, Anggara hanya tersenyum. Senyum yang terlihat berat dan dipaksakan sebenarnya. “Eh, aku dengar kamu habis lamaran, ya? Mau nikah? Kapan?” tanya wanita bongsor itu lagi. Kali ini suaranya agak lirih. Lehernya yang banyak lemak dan membentuk dua lipatan itu maju lebih dekat ke wajah pemuda pemalu pemilik toko tersebut. Kedua matanya yang bundar mengawasi dengan cermat. “Nah, benar. Kamu harus segera menikah. Umur sudah berapa? Dua lima? Dua enam? Atau berapa? Menikah itu enak, Gara. Nanti bakal ada yang masakin, mijetin, nyediain kebutuhan kamu. Yang pasti...” Wanita menor itu ingin mengucapkan suatu kata, tapi mendadak bungkam dan undur diri begitu melihat Bu Diana datang. “Habis ngomong apa dia? Li
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

Keruntuhan Dunia Nirmala

Siska membuka pintu indekostnya. Ini adalah kepulangannya kedua kali dan mantan rekan kerjanya masih dalam posisi yang sama—tertidur di kasur lantai. Sebenarnya, pada kepulangannya yang pertama, ia sudah membujuk untuk tidur di ranjang, tapi nyatanya tak beranjak.Wanita berumur kepala tiga itu berjalan lunglai mendekati wanita muda yang tidur dengan posisi meringkuk, seperti menahan sakit. Setelah memperhatikan sekilas, ia hendak bebersih diri ke kamar mandi dan tidur, tapi urung setelah mendengar sebuah igauan. Posisi tidur yang tadinya meringkuk, kini terlentang. Terlihatlah beberapa keringat sebesar biji jagung membasahi kening. Dengan cepat, Siska menempelkan telapak tangannya untuk mengecek.“Astaghfirullah Mala, kamu panas banget!” teriaknya spontan. Dilemparnya tas dan fokus mengurusi Nirmala yang tak berdaya.“Kamu pasti belum makan, ya?” tanyanya lagi. Kali ini tangannya cekatan mengambil tisue bersih dan mengelap keringat yang masih saja bercucuran itu. “Aku ambil minum dan
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more

Terlalu Rumit

“Bu, seharusnya Ibu tidak mematikan telepon seperti itu!” Belum pernah Anggara berkata keras pada ibunya. Tapi, kali ini bu Diana benar-benar membuat pemuda lemah lembut itu naik darah. Ditatapnya sang ibu dengan penuh kekecewaan dan kemarahan. Wanita yang umurnya mendekati setengah abad itu sebenarnya kaget melihat amarah sang putra, tapi berlagak santai. Diletakkannya ponsel itu di atas meja, lalu berdehem.“Lagian jadi cewek gatel banget, sih. Maksa kawin, kawin, kawin. Dipikirnya kawin itu mudah apa?” Mata bu Diana berputar-putar berusaha menghindari tatapan selaras dengan tatapan tajam putranya, sementara tangannya bersedekap.“Nah, kamu emang udah kemakan omongan tuh cewek. Jadi berani marah dan melotot ke ibu begitu. Dosa besar tau. Bisa kualat!” ujar bu Diana lagi dengan nada tinggi. Kali ini kekuatan dan rasa percaya dirinya muncul kembali. Ditatapnya sang putra yang masih saja menatapnya penuh keputus asaan.Karena tidak ada respon sama sekali, bu Diana akhirnya meninggalkan
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more

Mungkinkah Ini Pertanda Jodoh?

Malam telah larut, tapi Lucky belum juga berniat untuk naik ke ranjang. Tubuhnya masih terasa lengket di kursi gaming. Meski di depannya terpampang layar dengan segala surga kesenangannya, tapi pikiran pemuda itu tengah berkelana. Dirinya masih belum bisa move on dari rentetan-rentetan kejadian kemarin. Terlebih, saat dengan penuh menggebu-gebu, ia menyaksikan papanya mengamuk pada orang yang selalu disebut kawan terbaik. Padahal, sebelumnya sama sekali tak pernah dilihatnya sang papa berperangai begitu.“Apa papa benar-benar begitu ingin aku menikah dengan gadis itu?” tanya Lucky dalam hati. Pikirannya melayang mencari-cari kemungkinan alasan perjodohan itu begitu diharapkan sang papa.Namun, sebelum menemukan kemungkinan yang paling masuk akal, sebuah panggilan masuk ke ponselnya. Lucky memang sudah terbiasa dengan panggilan dengan nomor yang tidak dikenal, karena ia yakin bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Maka, tanpa ragu pemuda itu menyahut panggilan tersebut.“Halo?” s
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

Gadis yang Tak Berdaya di Sampingku

“Tapi, aku tidak punya freedom, apa nggak papa?” tanya seorang lelaki muda sembari menatap gadis yang baru saja dikenalnya.“Nggak papa, dong. Aku juga tidak punya freedom,” jawab gadis manis di hadapan pemuda itu sambil tersenyum. Ia merasa senang karena cowok yang baru saja menembaknya itu terbuka dan jujur.“Bapakku selalu melarang di banyak hal, termasuk pacaran. Bukan cuman itu, orangnya suka main tangan dan egois. Pokoknya, enggak enak jadi anaknya, deh. Maaf ya, kalau nanti seumpanan akan ada banyak drama,” lanjut gadis berkulit cokelat itu menatap sang pacar sambil berbinar-binar.Ini adalah kali pertama dirinya pacaran, sehingga saat itu benar-benar moment yang sangat indah dan tak akan terlupakan. “Kalau kamu?” Gadis mungil itu bertanya pada cowok berkulit putih bersih yang jika disandingkan dengannya bagai kopi susu.“Sama. Ibuku overprotektif,” jawabnya sembari berusaha tersenyum. Ia mengingat sosok sang ibu ketika mengatakan demikian. Rasa takut sekaligus bersalah menyeli
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

Deep Talk

“Melamun?”Anggara kaget ketika tiba-tiba ada suara mengarah padanya. Pemuda yang semakin hari semakin terlihat kurang bersemangat itu berusaha mengeluarkan senyuman, tapi tetap terlihat kaku.“Beneran nih, sepertinya sedang melamun. Boleh tante temenin?” Tante Ayu seperti mengerti kondisi sang keponakan. Sebenarnya, sudah cukup lama wanita karir itu berdiri menyaksikan pemuda yang tengah hanyut dalam lamunan, tapi urung mendekat. Tapi, lama-lama muncul rasa iba yang mendalam, lalu memutuskan untuk mendekat. Dirinya telah mendengar cerita runyamnya acara lamaran waktu itu, tapi baru kali ini bisa menemui sang keponakan satu-satunya.Moment pun sangat pas karena ketika datang, bu Diana sedang tidak di toko. Kalau ada kakaknya itu, deep talk yang ingin ia lakukan pasti tidak akan berjalan mulus. Ia yang sudah hidup berdampingan selama lebih dari empat puluh tahun lebih itu sangat hafal dengan karakter sang kakak yang terlalu mendominasi dan egois.Anggara mengangguk. Pemuda itu berusaha
last updateLast Updated : 2024-08-13
Read more

Tak Disangka-sangka!

Mobil warna merah menyala itu masuk ke salah satu rumah yang berlokasi di sebuah perumahan cukup elit di kota. Sebelum turun, pria berkumis tipis itu memandang gadis yang tertidur di sampingnya. Entah mengapa, ia merasa nyaman berada di dekatnya. Dalam batin, dirinya ingin segera memiliki seutuhnya. Seolah tidak ingin kerasukan setan, akhirnya ia turun dan membuka pintu sebelah untuk membopong Nirmala masuk rumah.Begitu pintu terbuka, ada rasa ragu yang menyelimuti. Bagaimana tidak? Rumah bergaya minimalis modern itu sudah lama tidak ditempati, tentu saja keadaan tidak terawat. Tapi, dia tidak punya pilihan lain selain membawa gadis incarannya itu ke mari.Setelah meletakkan Nirmala di kamar utama, Lucky berniat untuk membersihkan rumah ini. Jangan sampai, ketika wanita pujaannya itu bangun dan merasa tidak nyaman. Bagaimanapun juga, dirinya telah memiliki keteguhan jiwa untuk menarik perhatian sang gadis pujaan.Sebelum melaksanakan rencana, Lucky duduk sebentar di sofa depan. Dia p
last updateLast Updated : 2024-08-13
Read more

Cewek Gila!

“Hey, hey, sadar Mala, sadar, Hey!” Lucky memekik keras sembari kedua tangannya berusaha menjauhkan diri dari tubrukan tubuh gadis yang tampak tengah kerasukan itu. Namun, sekuat apapun gadis itu berusaha menubrukkan diri, tetap kalah dengan tubuh pria semampai di hadapannya.Lucky benar-benar tidak menyangka jika wanita yang tadinya lemah lunglai seperti tidak punya kekuatan, tiba-tiba menyeruduknya—seolah hendak menyerahkan diri. Kekagetannya semakin menjadi manakala dengan cepat gadis itu berusaha melepaskan pakaian yang dikenakan.Dirinya memang terkenal brengsek, tapi jika dihadapkan dengan situasi seperti ini, sama sekali tidak membuatnya bergairah. Justru, pria itu merasa iba. Bahkan, rasa ibanya bertambah manakala tanpa sengaja terlalu kuat mendorong yang menyebabkan gadis itu tersungkur.“Kenapa? Kenapa kamu tidak menyambutku? Katanya kamu mau menikahiku? Bukankah itu impianmu?” Tangisnya yang tadi setengah menjerit, kini hanya seperti isakan, lirih dan dalam. Iapun menunduk,
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status