All Chapters of Jerat Cinta yang Mematikan: Chapter 11 - Chapter 20

50 Chapters

11. Persaingan

Betty keluar dari kamar saat sudah siap untuk berangkat bekerja. Matanya mengedar ke segala arah dan tidak menemukan adanya kehidupan. Dengan tergesa dia berkeliling untuk mencari Lukas. Tidak mungkin jika pria itu belum bangun, karena Betty tahu jika Lukas adalah tipe orang yang selalu bangun pagi. Hanya ada selimut yang tergeletak di atas lantai. Tangan Betty meraih selimut dan merapikannya. Pandangannya tertuju pada kertas bungkus roti isi semalam yang telah tersobek rapi. Di sana tertulis sebuah kalimat dari Lukas.Aku pergi malam ini, mungkin akan kembali siang. Tinggalkan kuncimu.Betty mendengkus membaca itu. Dia pikir Lukas merasa terhina dengan ucapannya semalam dan memilih pergi tapi ternyata dia akan kembali lagi nanti. Tentu saja! Betty tahu akan sifat Lukas yang tidak tahu diri itu.Betty keluar dari flat-nya dan melirik pintu sebelah kamarnya. Tangannya bergerak mengetuk pintu itu berharap jika Rubby akan keluar. Namun seperti biasa, tidak ada sahutan dari dalam. Sebenar
Read more

12. Masalah Baru

Cahaya matahari masuk ke dalam kamar dan membangunkan seorang gadis yang masih bergelung nyaman di balik selimut. Betty mengubah posisi tubuhnya dan semakin mengeratkan selimut yang melindungi tubuhnya dari hawa dingin. Dia sungguh lelah dan hanya ingin memejamkan mata. Kepalanya benar-benar pusing karena baru bisa tidur jam tiga pagi.Mata Betty perlahan terbuka saat rasa kantuk tidak lagi menyerangnya. Matanya mengerjap beberapa kali berusaha untuk menyesuaikan cahaya. Dia bangkit dari tempat tidur dan menatap dirinya di cermin. Daerah sekitar bawah matanya menghitam dan berubah mengerikan. Hal itu terjadi karena dia sulit untuk tidur nyenyak akhir-akhir ini. Bagaimana bisa dia tidur tenang jika banyak hal yang mengganggu sampai membuatnya takut?Betty merasakan tenggorokannya begitu kering dan dia memutuskan untuk ke dapur. Perutnya juga lapar, jadi dia bisa mencari makanan di sana, meskipun Betty yakin jika hanya ada telur, sosis, dan roti."Astaga!" Betty menutup matanya dan berb
Read more

13. Mencari Kesempatan

Mobil berhenti tepat di depan flat Betty. Selama perjalanan, hanya ada keheningan di antara mereka. Betty tidak berharap lebih, Aldric memang tidak pandai untuk membangun interaksi."Terima kasih," ucap Betty ketika Aldric tidak membuka suara sedikitpun."Apa kau yakin?"Betty mengerutkan dahinya bingung, "Aku tidak mengerti.""Apa kau yakin akan kembali ke tempat ini?""Ini rumahku, ke mana lagi aku harus pulang?" tanya Betty bodoh.Aldric menatap Betty dalam, "Apa kau tidak takut?""Tentu saja aku takut! Kenapa masih bertanya?"Aldric mengalihkan pandangannya menatap jalanan yang mulai ramai. Dia masih tidak mengerti dengan jalan pikiran Betty. Jika dia masih takut kenapa harus kembali? Aldric tidak keberatan jika Betty kembali menggunakan kamar Abigail. Setidaknya gadis itu akan aman dari Pedro yang semakin menunjukkan rasa ketertarikannya."Keluarlah."Betty mengangguk dan segera membuka pintu. Belum benar-benar keluar, sebuah tarikan pada lengannya membuat Betty kembali masuk. Di
Read more

14. Sebuah Pin

Aldric menyandarkan tubuhnya di kursi setelah mengirimkan pesan singkat untuk Betty agar menolak ajakan makan siang dari Pedro. Bagaimana bisa dia mengetahuinya? Itu hal yang mudah, karena Aldric sudah menempelkan sebuah alat kecil sebagai alat pelacak dan perekam suara di rambut Betty ketika mereka berciuman tadi pagi.Aldric tidak pernah segila ini dalam melindungi seorang wanita, tapi dia harus melakukannya karena dia tidak punya hak untuk melarang Betty melakukan kegiatannya. Aldric hanya bisa memantau dari jauh. Besok dia akan kembali menemui Betty dan memperingatinya secara langsung. Aldric tidak bisa jika hanya mengandalkan sebuah alat tanpa bisa bertatap muka secara langsung. Siapa tahu Betty sudah mencuci rambutnya saat mandi, sehingga akses untuk memantau gadis itu akan hilang.Aldric berdiri dan berjalan ke arah lemari besi di ujung ruangan yang memiliki banyak laci. Dia membuka salah satu laci di sana dan mengambil satu ponsel dari tumpukan ponsel yang ada. Laci itu seketi
Read more

15. Kembali Bersaing

Aldric menyantap salad-nya dengan mata yang masih memperhatikan layar televisi di hadapannya. Matanya menajam saat melihat pria yang sangat dia kenal keluar dari gedung dan tersenyum manis pada kamera. Aldric berdesis dan mematikan televisi dengan cepat. Dia hanya ingin menikmati paginya dengan tenang. Bukan dengan berita memuakkan yang memenuhi semua stasiun televisi."Kau tidak membutuhkan barang yang di sini?" tanya Roy yang tiba-tiba muncul dengan keranjang besi di tangannya."Tidak, musnahkan segera." Roy mengangguk dan segera menuruti ucapan Aldric. Pria bermata sipit itu berlalu ke belakang rumah menuju area pembakaran daun-daun kering. Tentu saja tidak ada daun kering, ini musim dingin. Roy hanya ingin memusnahkan segala benda yang tidak Aldric butuhkan.Aldric melanjutkan acara sarapannya dengan keheningan. Meskipun dia terlihat biasa, tapi di dalam hati dan otaknya, dia merasakan emosi yang luar biasa saat mengingat wajah pria di televisi tadi. Begitu bahagia dan tanpa beban
Read more

16. Kebetulan yang Lucu

Lukas tersenyum senang saat pria yang dia tunggu akhirnya datang. Seperti biasa, dengan gaya angkuhnya, Aldric duduk di depannya tanpa diminta. Seolah paham jika Lukas memang memesan meja khusus untuk bermain dengannya."Kau siap?" tanya Lukas mengusap kedua tangannya tidak sabar."Tanya kau sendiri, apa kau siap?""Aku selalu siap untuk melawanmu." Lukas dengan semangat mengeluarkan tas yang berisi uang hasil curiannya ke atas meja.Aldric yang melihat itu hanya bisa menggeleng pelan. Pemuda di hadapannya benar-benar tidak punya otak. Rela merepotkan diri untuk merampok guna melawannya. Aldric yakin jika Lukas adalah pria terbodoh yang pernah dia kenal."Mencuri lagi?"Lukas berdecak, "Kau tidak perlu tahu, yang penting aku tidak akan berhutang lagi padamu.""Baiklah, ayo kita mulai."Saat pelayan tengah menyiapkan permainan mereka, terdengar dering telepon berbunyi dan Aldric melihat Lukas membuka ponselnya. Pria itu meliriknya sebentar sebelum mengangkat teleponnya.Lukas mendengku
Read more

17. Rahasia Pahit

Saat ini Aldric tengah menatap wanita berumur tiga puluhan yang sedang duduk sendiri di meja bar. Terlihat tidak ikut bergabung dengan teman-temannya di lantai dansa. Kaki panjang Aldric membawanya menghampiri wanita itu dan berdiri tepat di sampingnya."Tidak menikmati suasana, hm?" tanya Aldric tanpa menatap wanita itu. Berusaha terlihat misterius dan menarik di satu waktu."Apa yang kau inginkan anak muda? Jika kau mengajakku tidur, aku tidak tertarik," ucap Marion."Apa itu begitu terlihat?" Aldric menyeringai dan mulai menatap Marion sepenuhnya.Marion tersenyum dan menatap Aldric dari atas ke bawah. “Kau cukup menarik, tapi sayang aku sedang menunggu seseorang malam ini.""Kita bisa melakukannya dengan cepat." Aldric tersenyum manis."Dasar pemuda keras kepala!" rutuk Marion kesal, tapi tak urung dia turun dari kursi dan berdiri di hadapan Aldric.Wanita itu menatap Aldric dengan tatapan tertarik. Tentu saja! Siapa yang berani menolak pesona Aldric, meski menolak pun pada akhirn
Read more

18. Sebuah Teka-teki

Betty membuka matanya saat mendengar suara dering dari ponselnya. Dengan mata yang terpejam, dia mencari keberadaan ponselnya dan menemukannya di sebelah kakinya. Dengan malas, dia bangkit dan meraih ponselnya yang terus berdering. Mata Betty menyipit untuk melihat siapa yang menghubunginya pagi-pagi seperti ini. Begitu melihat siapa yang menghubunginya, Betty kembali merebahkan tubuhnya dan mengangkat panggilan itu malas."Kenapa lama sekali?" Suara Aldric terdengar kesal."Kau menghubungiku di pagi buta.""Ini sudah jam tujuh."Betty mendengkus, "Ini masih pagi untuk hari liburku.""Bagaimana semalam? Apa semua berjalan dengan lancar?" tanya Aldric yang membuat kantuk Betty hilang."Lancar."Aldric dan Betty sama-sama terdiam. Tidak ada yang memulai pembicaraan lagi. Betty mendengkus menyadari itu. Jika dalam lima detik Aldric tidak kembali berbicara, dia akan mematikan ponselnya dan kembali tidur."Apa yang terjadi?" Belum sempat mematikan ponsel, suara berat Aldric kembali terdeng
Read more

19. Sebuah Logo

Betty keluar dari stasiun bersama Lukas yang membawa tas mereka. Hidungnya menghirup udara malam musim dingin kota London dengan dalam. Betty tersenyum kecut, ternyata London tidak separah yang dia kira. Manchester jauh lebih menyakitkan menurutnya."Ayo, aku antar pulang, setelah itu aku akan kembali ke tempatku," ucap Lukas bergegas memesan taksi."Aku bisa pulang sendiri."Lukas menggeleng dan tetap fokus pada ponselnya. Dia tidak akan membiarkan Betty pulang sendiri. Setidaknya setelah apa yang terjadi semalam, Lukas berusaha untuk tetap berada di samping Betty. Lukas menyandarkan tubuhnya sambil menunggu mobil pesanan mereka datang. Matanya mengedar menatap orang-orang yang berlalu lalang di depannya. Dengan rasa bosan, Lukas menghitung jumlah orang berjaket hitam yang berada di sekitarnya."Tujuh, delap—an." Lukas menegakkan tubuhnya saat menyadari sesuatu.Insting bahaya di otaknya mulai berbunyi. Bagaimana bisa dia mendapati delapan pria dengan jaket yang sama dalam waktu kura
Read more

20. Saling Berkaitan

Aldric keluar dari mobil saat melihat mobil Kenan berhenti di depan sebuah rumah yang sangat dia kenal. Wajahnya mengeras saat melihat Betty berada di sana. Untuk apa gadis itu berada di sini? Yang lebih buruknya berurusan dengan Kenan dan Keyond. Aldric bersyukur jika dia pergi ke tempat Betty pagi tadi untuk melihat keadaannya. Jujur saja, dia tidak bisa tenang jika harus meninggalkannya sendiri setelah peristiwa penembakan. Lalu sekarang dia dikejutkan dengan Betty yang berada di rumah Keyond bersama Kenan dan kekasihnya. Aldric tahu jelas siapa mereka semua, dan tidak menyangka jika Betty bisa bergerak sejauh ini. Apa yang sebenarnya terjadi?Betty dan Rubby terkejut saat melihat keberadaan Aldric. Kenan sendiri tersenyum tipis dan bersandar pada mobilnya, seolah menikmati drama romantis yang akan tersaji di hadapannya."Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Aldric mencengkeram erat lengan Betty."Beth, kekasihmu menyeramkan," bisik Rubby beralih pada Kenan.Betty mengulum bibirnya
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status