All Chapters of Presdir Dingin Itu Suami Dadakanku: Chapter 61 - Chapter 70

134 Chapters

Bab 61 Media Yang Mulai Mengintai

“Iya, tidak seharusnya ada perasaan yang terlibat diantara kami.”Tania perlahan mulai terbiasa dengan dirinya yang sekarang, tidak lagi mencari cela untuk ia mengingat Ray. Mereka sibuk dengan diri mereka sendiri.Meskipun tinggal di bawah atap yang sama, namun mereka hanya akan bertegur sapa jika itu berkaitan dengan pekerjaan. Biasanya Ray akan memanggil Tania untuk ke ruang kerjanya, karena jika di kantor, mereka juga tidak bebas untuk bertemu.Namun, hari ini ada yang berbeda. Ray memanggil Tania untuk masuk ke dalam kamar yang dulu mereka tempati.“Pilihlah pakaian yang akan kau kenakan,” perintah Ray, menunjuk pada pakaian yang tergantung rapi.“Untuk apa? Aku tidak akan kemana-mana,” bantah Tania.“Sepertinya aku terlalu ringan padamu akhir-akhir ini. Patuh padaku dan lakukan apa yang aku perintahkan. Jangan lupakan itu.”Tania akhirnya diam, ia menatap deretan pakaian dengan merek-merek ternama.“Mengapa aku harus memakai pakaian seperti ini,” gumam Tania, menatap gaun yang b
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 62 Kebahagiaan?

“Apakah Kakak ipar baik-baik saja dengan gaun itu?” tanya Raka.Mereka sudah ada di pelabuhan, sebentar lagi mereka mulai berpindah ke kapal pesiar, setelah semua tamu sudah diperiksa satu-persatu.“Aku baik-baik saja, hanya saja anginnya sedikit kencang.” Tania mengusap lengannya yang terasa dingin akibat tiupan angin.“Pakai ini.” Raka membuka jasnya, memasangkannya pada Tania.“Tidak apa-apa, aku tidak apa-apa. Kau bisa mengenakannya Raka, nanti kau akan kedinginan,” ujar Tania menolak. Raka menggeleng, ia menahan tangan Tania yang akan melepaskan jas itu dari tubuhnya.“Di sini dingin. Kakak ipar menurut saja.”“Aku baik-baik saja dengan kemeja ini, bahannya tebal sehingga tidak terlalu dingin.”Saat ini mereka berisitirahat tepat di tepi laut, menunggu mereka dipersilahkan naik ke kapal pesiar. Suasana malam yang diiringi tiupan angin, membuat siapa pun menggigil kedinginan.“Kenapa juga kita harus menggunakan pakaian seperti ini,” gumam Tania pelan yang masih dapat didengar ole
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 63 Kompor Meleduk

“Apa yang mereka bicarakan, mengapa begitu serius mengobrol,” geram Ray kesal, ia hanya bisa melihat Tania dan Raka dari jarak yang lumayan jauh.Beberapa media masih terus mengawasi, membuat Ray harus berada di tempat yang aman dari jangkaun bersama Satria dan Juan. “Apa yang kau lihat?” tanya Satria yang berjalan mendekati Ray. “Apa yang menarik di sana? Hanya ada tamu undangan.”“Atau, ada salah satu dari mereka yang menarik?”“Tentu saja, dia sedang mengawasi istrinya.”Juan ikut berdiri, bergabung dengan Ray dan Satria. Mereka berdiri di dekat pagar pembatas, sehingga bisa bebas melihat semua orang di bawah sana.“Yang mana? Tunjukkan padaku?” tanya Satria heboh. Ia memang sangat penasaran dengan sosok Tania, istri Ray.“Di sana, yang sedang bersama Raka,” jawab Juan.Satria menatap Tania dari tempatnya, berusaha menyipitkan matanya agar bisa melihatnya dengan jelas. Suasana malam tetap cerah dengan penerangan yang sangat banyak, membuat Satria tidak kesulitan untuk melihat Tan
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 64 Kata Sambutan

“Raka, apakah tidak masalah jika aku terus ikut denganmu? Aku tidak mengenal siapa pun di sini.”Tania dan Raka sudah berada dalam kapal pesiar. Para tamu undangan sudah duduk di kursi mereka masing-masing, sedangkan Ray bersama Juan dan Satria berada di atas panggung. Mereka bertiga adalah keluarga kaya dari generasi ke-tiga yang melaksanakan acara pameran ini.“Tentu saja, aku juga tidak mengenal mereka semua.”“Kakak ipar nikmati saja acaranya, sebentar lagi Kak Ray akan menyampaikan sambutan.”Tania dan Raka kembali fokus ke depan. Menikmati penampilan seni tari yang diiringi alunan musik tradisional sebagai pembukaan. Setelah selesai, MC mulai masuk dan menyapa para tamu undangan. Ia mulai menjalankan semua susunan acara yang telah diatur. Hingga sampai pada sambutan terakhir yang akan disampaikan oleh Ray.“Sambutan terakhir sekaligus membuka acara secara resmi oleh Presiden Direktur Nugraha Group, sekaligus ketua pelaksana Acara Pameran. Bapak Rayanggara Nugraha. Disilakan.”S
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Bab 65 Malam Sebagai Saksi

Tania panik. Ia mendorong pria itu, namun kekuatannya kalah jauh, tangannya dikunci di depan perutnya, membuat Tania tidak bisa bergerak.“Diam! Aku hanya ingin memelukmu,” bisik Pria itu dengan suara beratnya, tepat di telinga Tania.“Ray?” panggil Tania, memastikan kalau pria itu adalah Ray. Tania tidak bisa menoleh untuk melihatnya. Namun dari suaranya, itu jelas Ray.“Hm.”Tania menghembuskan napas lega. Setidaknya bukan orang lain yang memeluknya dengan sembarangan. Meski begitu, Tania tidak akan membiarkan Ray terus-menerus memeluknya. Bukankah Ray telah memberi batasan di antara mereka, lalu mengapa ia melanggarnya.“Pak Ray? Bisakah Anda melepaskan saya? Ini tidak seharusnya dilakukan oleh seorang atasan dan bawahan,” ujar Tania, membuat Ray mendengus tanda tidak suka.“Bisakah kau memanggil aku dengan berbeda? Kali ini saja. Aku ingin mendengar kau mengucapkan panggilan itu lagi, Tania.”Tania mengerutkan keningnya, ia tidak mengerti dengan apa yang dimaksud Ray. Sehingga Ta
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Bab 66 Yang Pertama

“Kakak ipar, apakah kau mengerti tentang lukisan?” tanya Raka. Saat ini mereka tengah berdiri menatap sebuah lukisan abstrak. Bagi orang awam, itu hanyalah coretan-coretan yang tidak jelas.“Tidak, aku tidak tahu apa pun tentang lukisan. Bagaimana denganmu, Raka?” tanya balik Tania. “Aku hanya tahu sedikit,” jawab Raka.Raka dan Tania hanya melihat-lihat, mengamati orang-orang yang berlomba-lomba merogoh kocek untuk sebuah lukisan yang menarik perhatiannya.“Ayo kita ke sana, Kakak ipar,” panggil Raka.Tania berjalan bersebelahan dengan Raka, berpindah dari satu lukisan ke lukisan yang lain. Hingga, Tania tanpa sengaja berpapasan dengan Satria, membuat Tania sontak menunduk. “Mengapa aku harus ketemu dia,” geram Tania dalam hati.”Tania masih mengingat dengan jelas, Satria yang mendapati mereka semalam, membuat Tania merasa sangat malu, hingga rasanya Tania tidak ingin menunjukkan wajahnya di depan Satria.“Kakak ipar, ada apa?” tanya Raka. Ia menatap heran Tania yang seolah bersem
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Bab 67 Kedekatan Tania dan Satria

“Baguslah jika Kakak ipar tahu, itu artinya Kakak ipar sadar dengan posisi kakak sekarang.”Tania akan selalu ingat dengan perkataan Raka. Tentang posisi Tania dalam hidup Ray. Jadi, tidak ada alasan untuk Tania merasa cemburu dengan dua orang yang berada di depan sana, duduk bersebelahan dan sesekali mengobrol.“Kakak ipar, bagaimana ini?” Raka menghampiri Tania dengan panik, membuat Tania turut panik.“Ada apa, Raka?” tanya Tania.“Apa yang terjadi?” tanyanya lagi saat Raka tidak juga menjawab pertanyaannya.Raka tampak gelisah, ia melihat ke sana-kemari, mencari keberadaan seseorang. Hal yang sama juga dilakukan Tania, mengikuti arah pandang Raka, meskipun Tania sendiri tidak tahu apa yang sedang dicari oleh Raka.“Raka, ada apa?” tanya Tania, mengulang kembali pertanyaannya.“Kakak ipar, apakah kau melihat Kak Juan? Aku perlu bicara dengannya.” “Juan? Dia ada di sana.” Tania segera menunjuk ke arah meja bartender, namun Juan sudah tidak ada di sana. “Tadi, dia ada di sana,” uja
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Bab 68 Amarah

Satria tersungkur ke belakang saat sebuah pukulan melayang tepat mengenai wajahnya. Hal tidak terduga yang berhasil membuat Tania melotot karena terkejut.Ray, tersangka yang sekarang berdiri menatap Satria. Tangannya masih terkepal.“Ray, apa yang kau lakukan!” teriak Tania, menarik Ray yang masih ingin memukul Satria yang sudah berbaring.“Lepas!” bentak Ray, namun Tania tidak menghiraukan, ia tetap memeluk Ray erat.“Tania! Lepas!” Ray berusaha melepaskan tangan Tania yang memeluknya dari belakang, namun itu terlalu kuat. Tania menautkan jari-jemarinya hingga sulit dilepas.“Aku mohon, jangan lakukan itu,” ujar Tania dengan napas yang memburu, ia benar-benar takut melihat kemarahan Ray.“Aku mohon.” Tania masih terus memeluk Ray dan menahannya, hingga Ray mulai diam dan mengatur napasnya. Tania mulai melonggarkan pelukannya, ia akhirnya menyandarkan kepalanya di punggung Ray. Tania dapat merasakan napas Ray yang mulai teratur. Menandakan bahwa Ray mului sedikit tenang dari sebelu
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Bab 69 Murah-an

Pada akhirnya Tania tidak punya pilihan lain, ia hanya bisa mengikuti saran Juan. Menemui Ray dan meminta maaf.Saat sudah sampai di depan pintu kamar Ray, Tania mengetuk pintu berulang kali. Namun, tidak ada jawaban dari dalam. Sehingga Tania berinisiatif membuka pintu yang ternyata tidak dikunci.Saat Tania masuk ke dalam, bersamaan dengan Ray yang baru saja keluar dari kamar mandi. Ia hanya mengenakan handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya.“Maaf,” ujar Tania, ia segera berbalik dan hendak keluar. Namun Ray dengan langkah cepat mendorong pintu hingga tertutup.“Ada apa kau datang ke sini?” tanya Ray dingin. Ia berdiri di depan Tania, satu tangannya masih bertumpu pada pintu.Tania tidak langsung menjawab. Pikirannya tidak bisa fokus saat Ray berada begitu dekat dengannya, belum lagi Ray yang hanya bertelanjang dada dengan sisa-sisa air yang menetes dari rambutnya. Membuat Tania menelan ludah.“Kenapa? Kau terpesona dengan tubuhku?” Ray tersenyum remeh, ia semakin mendekatkan tu
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Bab 70 Wajah Dia

Tania merapatkan selimut ke seluruh tubuhnya. Tubuhnya masih bergetar takut, napasnya memburu dengan air mata yang tidak berhenti berjatuhan.Ray baru saja keluar dengan membanting pintu. Ia hanya mengenakan pakaian kasual karena pikirannya sedang kacau.“Apa yang aku pikirkan!” Ray memegang kepalanya yang terasa pening.“Sepertinya aku benar-benar sudah gila.”Ray masuk ke kamar Juan yang kosong. Ia perlu ruang untuk menenangkan pikirannya. Apa yang baru saja dilakukan Ray pada Tania benar-benar diluar kendali. Ray marah, tidak suka melihat kedekatan Tania dengan laki-laki lain. Bahkan pada Raka, Ray berusaha menahan diri, namun Satria dengan kesadaran penuh justru datang memancing amarahnya.Ray menjatuhkan tubuhnya ke kasur, berbaring telentang dengan kaki yang menyentuh lantai.“Maaf,” gumam Ray pelan. “Aku benar-benar brengsek. Kali ini aku mengakui kalau diriku memang brengsek.”Wajah ketakutan Tania tidak bisa hilang dari pikiran Ray. Bahkan saat ini, Tania seolah ada di atas
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status