All Chapters of Presdir Dingin Itu Suami Dadakanku: Chapter 71 - Chapter 80

134 Chapters

Bab 71 Ketakutan

Tania menangis sesenggukan, ia menenggelamkan wajahnya diantara lututnya. Tania duduk di lantai kamar mandi, di bawah shower yang mengeluarkan air dan membasahi tubuhnya.Tania memakai kembali pakaian yang ia kenakan sebelumnya. Ia tidak memiliki pakaian lain di sini. Ia tidak mungkin mengenakan pakaian Ray. Tania juga merasa malu untuk keluar dari kamar ini.“Aku mohon, hilanglah!” Tania mengangkat kepalanya, kembali menggosok lehernya hingga turun ke dada, membuat kulitnya jadi ikut memerah. Padahal, Tania hanya ingin menghapus jejak-jejak merah yang ditinggalkan Ray.“Aku bukanlah wanita murahan, aku bukan wanita seperti itu.” Tania semakin keras mengosok bagian dadanya.“Aku tidak menggodal siapa pun. Aku bukanlah seperti itu.” Tania kembali menjatuhkan kepalanya di atas lututnya, menangis sesenggukan.Tania merasa hinaan Ray melekat dalam tubuhnya. Bukan hanya hinaan dalam bentuk kata-kata, melainkan juga tindakan yang ia lakukan pada Tania.Ray memperlakukan Tania seperti yang i
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Bab 72 Menyakiti Diri Sendiri

“Tania, berhenti. Apa yang kau lakukan.” Ray berlari, memeluk Tania yang terus memukul cermin di hadapannya.“Tania, sadarlah. Kau melukai dirimu sendiri,” ujar Ray marah, sedikit membentak Tania.Tania yang dipeluk Ray hanya diam tidak berdaya, tenaganya telah habis terkuras. Sehingga Tania tidak bisa lagi untuk sekedar melawan atau menjauhkan tubuhnya dari Ray.“Aku bukanlah wanita murahan,” bisik Tania dengan suara yang bergetar.“Aku tidak pernah menggoda siapa pun. Aku tidaklah serendah itu.”Rasanya dada Ray ditusuk ribuan belati, mendengar apa yang dikatakan Tania. Ray sampai meneteskan air mata, melihat betapa hancurnya Tania karena ulahnya.“Maaf, maaf atas semua yang aku lakukan,” bisik Ray, ia memeluk Tania semakin erat.“Maaf atas apa yang aku katakan.”Ray terus-menerus memeluk tubuh Tania yang sudah sangat dingin, membuat Ray turut basah karena air dari shower.Rasanya Ray tidak memiliki kosakata lain yang bisa ia keluarkan selain kata maaf. Itupun tidak bisa menjamin ak
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Bab 73 Ibunda

Saat helikopter yang membawa Ray dan Tania mendarat di helipad rumah sakit, semua dokter sudah ada di sana menanti mereka. Semua alat bantu juga sudah disiapkan. Selain itu, beberapa pengawal Ray yang ikut serta menunggu juga memenuhi atap rumah sakit.Saat Ray keluar dari helikopter dengan membawa Tania dalam gendongannya, seluruh pengawalnya segera mendekat dan menunduk memberi salam hormat. Begitupula dengan para dokter yang langsung mendekat, namun tetap pada jarak aman.Tania lalu dibawah ke lantai bawah, untuk mendapatkan penanganan.“Kami akan segera melakukan pemeriksaan,” ujar para dokter pada Ray. Sedangkan Tania sudah dibawa masuk ke ruang pemeriksaan.“Hm,” jawab Ray. Ia sedang tidak memiliki tenaga untuk mengancam para dokter jika sampai terjadi sesuatu yang buruk pada Tania.Ray sangat sadar, semua ini salahnya. Meskipun ia tidak ingin menunjukkan bahwa dirinyalah yang bersalah.Ray mengusap wajahnya dengan gusar. Ia tidak pernah menyangka kalau ini akan menjadi sangat b
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Bab 74 Ibunda 2

“Bagaimana bisa Bunda berpikir demikian?”“Andai saja aku yang menjadi Ayah, aku tidak akan pernah mau menerima seorang perempuan seperti Bunda.”“Akan tetapi, Ayah terlalu baik hatinya. Dia bahkan tetap menerima Bunda meskipun Bunda dalam keadaan hamil anak orang lain.”Sang Ibunda yang akhirnya mendengar pengakuan yang selama ini disimpan Ray seorang diri, hanya bisa menunduk. Ia tidak memiliki bantahan untuk itu, karena semua yang dikatakan Ray benar adanya.“Bunda. Apakah Bunda tahu bagaimana Ayah saat Bunda meninggalkannya?”“Bunda tentu tidak tahu, karena Bunda tidak pernah mencintai Ayah. Dan bodohnya Ayah karena dia terus-menerus mencintai Bunda, meskipun Ayah tahu kalau perasannya tidak terbalas.”“Bahkan saat Ayah menghembuskan napas terakhirnya, Bunda tidak sedikit pun menyentuh Ayah. Apakah Bunda lupa saat itu? Bunda hanya datang untuk menunjukkan diri di depan media, sebagai istri yang bersedih atas kepergian suaminya. Padahal, Bunda membawa laki-laki lain saat itu!”Kehi
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Bab 75 Depresi

“Sepertinya, aku menyukai Kakak ipar.”“Kau mau mati!” Ray menarik kerah baju Raka, tangannya sudah terkepal di udara, bersiap melayangkan pukulan ke wajah Raka.“Aku belum selesai bicara, bukan itu maksud aku. Aku bukan menyukai Kakak ipar dalam artian mencintainya, Kakak ipar bukanlah tipeku.”Raka dengan cepat mejelaskan maksud perkataannya, sebelum Ray menghajarnya. “Maksud aku. Aku lebih menyukai Kakak ipar dibandingkan Kak Dewi.”“Kak Ray mengerti maksud aku ‘kan.”Ray akhirnya melepas kerah baju Raka. Ia kembali pada tempat duduknya. Apa yang dikatakan Raka bukanlah kebohongan semata, hanya agar Ray tidak memukulnya. Jika dibandingkan dengan Dewi, Raka memang lebih dekat dengan Tania.Ray bahkan tidak pernah melihat Raka mengobrol dengan Dewi, berbeda dengan Tania. Raka bisa mengobrol bebas dengan Tania, bahkan membuat Ray sampai kepanasan.“Kak Dewi, dia hanya sibuk mengejar cinta Kak Ray. Melakukan segala cara untuk mencuri perhatian Kak Ray.”“Kak Dewi juga lebih menempel
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Bab 76 Egois

“Bagaimana jika aku menghajarmu saja, alih-alih mencari Satria untuk memberinya pelajaran.”Raka menatap Ray dari kejauhan. Teringat dengan percakapan mereka terakhir kali, membuat Raka merinding hingga menjaga jarak dari Ray.Hari ini, Tania sudah keluar dari rumah sakit, setelah hampir satu bulan lamanya melewati terapi. Beruntung depresi yang dialami Tania hanyalah depresi ringan, sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk pengobatan.“Kakak ipar.” Raka berjalan menghampiri Tania, tidak lagi peduli dengan tatapan Ray yang begitu tajam menatapnya.“Ck,” decak Ray kesal. “Untuk apa kau datang ke sini.”“Raka, kau datang.” Tania langsung menghampiri Raka, meninggalkan Ray yang sedari tadi menggenggam tangannya.Ray hanya bisa menatap Tania dan Raka yang meninggalkannya, berjalan jauh di depannya. Membuat Ray mendengus kesal.“Mengapa kau jadi begitu bahagia saat bersama Raka.” Meskipun Tania tidak lagi menunjukkan kebencian pada Ray, namun saat bersama Raka, Tania terlihat lebih bahag
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

Bab 77 Istri

“Mengapa aku harus memikirkannya? Dia bisa memikirkan dirinya sendiri!”“Ray, dia istrimu. Istri pertama kamu,” geram Tania, tidak menyangka bahwa Ray akan mengatakan itu. Padahal, mereka terus bersama di acara pameran. Mengapa Ray jadi begitu tega mengatakan itu sekarang.“Istri aku? Itu kamu, Tania!” Ray berjalan mendekati Tania, “Istri aku hanya satu, hanya kamu.”Ray dan Tania saling menatap. Tania tidak tahu apa maksud Ray mengatakan itu, namun itu sama sekali tidak membuat Tania merasa bahagia. Tania justru merasa kalau Ray jadi begitu egois dengan mengatakan itu. Padahal saat bersama dengan istri pertamanya, Ray tidaklah menunjukkan ketidaksukaan. Ray bahkan menikmatinya.“Istri aku hanya kamu! Kamu Tania,” ujar Ray menegaskan kembali perkataannya. “Ya, kau memang istri kedua, namun dengan istri pertamaku, aku sudah lama berpisah dengannya. Jadi aku tidak ada lagi hubungan dengan dia, apalagi untuk memikirkannya.”“Dia sendiri yang menggugat cerai aku. Aku hanya menandatangani
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

Bab 78 Asing Lebih Menyenangkan

Ray, kembali mengulangi kesalahan yang sama. Lebih memilih menjadi asing daripada meminta maaf. Percakapan mereka hari itu, berakhir begitu saja, tanpa ada kejelasan. Siapakah yang seharusnya disalahkan atas apa yang terjadi? Tidak ada yang menginginkan semua ini, namun keadaan membawa mereka melangkah hingga sejauh sekarang. Tidak ada pilihan lain selain menjalaninya. Kisah yang berawal dari sebuah pertolongan dengan maksud terselubung, berakhir melibatkan perasaan dan jadi sulit terkendali."Lebih baik kita kembali pada aturan awal. Kau adalah Tuan yang harus aku patuhi di rumah, dan atasan yang harus aku hormati di tempat kerja. Kita hanya bisa mengulang sampai di situ, karena jika bisa, aku bahkan tidak ingin kau datang menolongku saat itu." Perkataan terakhir Tania yang menutup percakapan mereka.Jelas, Ray bersalah. Ray selalu tahu dimana letak kesalahannya, namun ia tidak pernah me menunjukkan penyesalan atas kesalahan yang ia lakukan. “Anda selalu berangkat lebih pagi, agar
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

Bab 79 Mencoba Kembali Dekat

Tania menatap Ray yang duduk di hadapannya. Ini kali pertama mereka duduk berdua setelah percakapan mereka kala itu.“Tidak-tidak, aku tidak menyukainya. Tidak akan pernah. Aku tidak akan pernah mengulangi kesalahan itu lagi,” batin Tania dalam hati.Tania masih ingat dengan perkataan teman-temannya, mereka semua berpikir kalau Tania menyukai Ray.Memang benar, Tania tidak bisa menutupi perasaannya bahwa ia pernah menaruh hati pada Ray. Namun sekarang, tidak. Tania akan memastikan kalau perasaannya tidak akan goyah lagi.“Sadarlah Tania. Ini bukanlah waktu yang tepat untuk memikirkan itu,” batin Tania lagi.“Ada apa memanggil saya, Pak?” tanya Tania. “Jika Anda hanya terus diam seperti ini, lebih baik saya pergi. Ada banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan.”Ray tertawa mendengar perkataan Tania, “mengapa kau begitu menggemaskan. Kau memanggil aku Pak tapi kau sama sekali tidak patuh padaku. Kau bahkan tidak menunjukkan rasa takut.”Ray berdiri, ia berpindah tempat duduk ke sebela
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

Bab 80 Mengunjungi Rose

“Mama,” teriak Rose, berlari ke arah Tania saat melihatnya berjalan masuk ke dalam rumah.“Mama, Rose rindu dengan Mama.” Rose memeluk Tania erat, begitupula Tania yang memeluk Rose tidak kalah erat.Rindu yang terpendam akhirnya tersalurkan, Tania sampai menghirup dalam aroma putrinya itu. Tania memejamkan mata, menikmati rasa rindu yang terbayarkan.“Mengapa Mama baru datang? Rose mencari Mama setiap hari,” ujar Rose.Tania yang pulang tanpa pamit kala itu, membuat Rose terus menunggu. Kapan ibunya itu akan kembali menemuinya.“Maafkan Mama, sayang,” lirih Tania berucap.“Maaf karena Mama bersikap kekanak-kanakan. Tidak seharunya Mama melakukan itu,” batin Tania dalam hati. Tania masih terus memeluk Rose. Hingga ia mulai menyadari, tubuh Rose terasa hangat. Tania segera memeriksa tubuh Rose.“Sayang, kamu sakit nak?” tanya Tania, kedua tangannya memegang wajah Rose, mengecek suhu tubuh Rose.“Ray, Rose sakit?” tanya Tania, berbalik menatap Ray yang duduk di sofa.“Iya. Kemarin Ros
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status