Home / Romansa / Callista: Bukan Sugar Baby Biasa / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Callista: Bukan Sugar Baby Biasa: Chapter 51 - Chapter 60

181 Chapters

Kamar Siapa?

"Star?" Helena melambaikan tangannya di depan wajah Star yang tengah melamun dengan bibir sedikit terbuka. Sayangnya, Star tidak merespon sedikit pun. "Star, itu si Harvie sudah datang." "Hah?" Star kaget dan segera menoleh ke kiri dan kanan mencari sosok Harvie. Dan ketika menyadari Helena mengerjainya, dia langsung protes. "Mama." "Giliran dengar nama Harvie langsung sadar." Helena terbahak-bahak melihat wajah cemberut Star. "Siapa suruh melamun. Itu si Yvonne padahal sudah tarik-tarik rambutmu dari tadi. Minta perhatian dia." Helena menunjuk cucunya yang ada dalam gendongan Star. Tanpa banyak protes lagi, Star mengalihkan perhatiannya pada Yvonne. Namun, itu adalah hal yang sangat sulit. Pikirannya sulit dikendalikan dan terus-terusan terbang mengingat kejadian tadi siang. Star tidak henti-hentinya mengulang kejadian itu di dalam kepalanya. Membuat Star berualang kali ditegur Helena karena terus melamun, bahkan dia tidak sadar apa yang dilakukannya. Seperti ketika dia
Read more

Digrebek

Pagi telah tiba dan sinar matahari masuk melewat celah tirai yang menutupi jendela. Star yang biasanya selalu bangun pagi-pagi di jam tujuh lewat, masih terlihat lelap. Suara ketukan pintu yang terdengar samarlah yang membuatnya sedikit tersadar. Mata Star masih terpejam rapat. Dia enggan bangun dari tidurnya yang sangat nyenyak. Padahal biasanya Star tidak pernah tertidur selelap ini, tapi bantal di rumah ini sangat nyaman, membuatnya belum ingin bangkit dari tempat tidur. "Aku masih mau tidur," gumam Star dengan pelan. Star mengeratkan pelukannya pada gulingnya dan menyadari dua hal. Rasa-rasanya guling yang dipeluknya ini terlalu besar untuk disebut guling. Bantal kepalanya juga terasa lebih kecil dari bantal pada umumnya. Kening Star berkerut ketika merasakan sarung bantal gulingnya terlalu halus untuk ukuran kain. Penasaran dengan bentuk guling yang dipeluknya, Star membuka matanya pperlahan. "'Morning Baby. Nyenyak tidurnya?" Suara bariton serak khas bangun tidur menyapa ge
Read more

Kawin Bukan NIkah

Star tersentak mundur begitu mendengar suara Helena, sementara Harvie yang tidak percaya dengan pendengarannya, malah melangkah maju berharap pendengarannya salah. Pergerakan itu justru mwmbuat punggung Star dan dada telanjang Harvie menempel. "Ini gak seperti yang Mama bayangin. Star bisa jelasin kok," ucap Star sedikit terbata. "Apa yang mau dijelasin ketika penampilan kalian begitu?" hardik Helena kesal. Penampilan? Kenapa dengan penampilan kami? Star yang tidak mengerti malah mengerutkan kening dengan bingungnya. "Ma, serius. Ini gak seperti kelihatannya. Ini cuma salah paham." Kali ini Harvie yang mencoba menenangkan ibunya. "Eh, kamu pikir Mama gak ada mata gitu? Kamu gak pakai baju, Star juga berantakan. Kalaupun gak sampai bercinta, pasti kalian make out kan?" Mendengar kata-kata Helena, Star refleks menurunkan pandangannya. Memperhatikan bagaimana penampilannya sampai Helena bisa berpikir seperti itu. Dan seperti kata Helena, Star memang 'sedikit' berantakan. Da
Read more

Papa yang Lain

Helaan napas Derina terdengar di telinga Star. Bagi dua orang ini, situasi sekarang sangatlah canggung. Bagaimana tidak? Acara menginap mereka mengharuskan keduanya untuk satu kamar. "Males banget deh. Kenapa juga harus sekamar dengan cewek murahan sih?" Star sama sekali tidak peduli dengan kata-kata Derina. Dia masih terus melakukan ritual malamnya, yang pagi tadi diantarkan oleh Irina bersama dengan koper kecil berisi perlengkapan menginap. Star mengacuhkan Derina dan sedang berpikir soal olahraga pagi. Beberapa hari ini Star sering makan makanan tidak sehat, jadi dia harus rajin olahraga. "Skincarenya mahal juga. Dibeliin Harvie ya? Atau dibeliin sama Daddy yang sebelumnya?" Derina benar-benar menguji kesabaran Star, tapi sayangnya Star terlalu ahli mengatur emosi. "Ini memang dibeli dengan uang pemberian papaku. Ada masalah dengan itu?" Tentu saja Star berkata jujur. Semua barang-barang itu dibeli dengan sisa uang jajan Star dan uang jajannya berasal dari ayah kandungnya
Read more

Langton yang Lain

Marcus duduk di meja kerjanya dengan menopangkan dagu di tangan kanannya. Sudah sejak pertama dirinya melihat Star, Marcus memiliki ketertarikan pada gadis itu. Tapi sekarang gadis itu akan segera menjadi milik sahabatnya. Sungguh, Marcus rasanya ingin merebut Star dari Harvie. Walau sepertinya Harvie berniat serius dengan gadis itu, tapi dia masih sangsi Harvie akan setia. "Jadi aku harus gimana nih?" bisik Marcus pada dirinya sendiri. "Sadar Mark. Harvie itu sahabatmu, keluarga jauhmu. Jangan bikin susah diri sendiri." Marcus mencoba menyadarkan dirinya sendiri. Sayangnya, setelah dari luar kota tempo hari. Marcus gagal menahan dirinya sendiri untuk tidak menganggu kehidupan percintaan Harvie. Star terlalu luar biasa untuk tidak diperjuangkan, tapi Marcus juga tidak boleh buru-buru. Dia tidak bisa sembarang bertindak karena nanti Harvie bisa mencurigainya. Belum lagi keluarga besar Arwen yang mungkin akan mengincarnya jika kurang hati-hati. Marcus harus mulai dari hal-hal dasa
Read more

Penculikan

"Apa Star sudah pulang?" Harvie bertanya. "Belum Tuan." Irina yang menjawab. Karena Star tidak mengangkat telepon, Harvie memutuskan untuk menelepon Irina. Sudah hampir jam enam sore, tapi Star belum minta dijemput. Memangnya, orang ospek mau sampai jam berapa? Mana dua hari lagi. Kemarin bahkan Star baru sampai di rumah jam tujuh malam. Pergi subuh pulang malam, keterlaluan sekali kan? Bahkan aktivitas Star melebihi orang kantoran. "Biar aku yang menjemput Star. Kalau dia telepon padamu, katakan saja aku sudah dalam perjalanan." "Baik, Tuan." Irina sama sekali tidak membantah. Padahal sedari tadi pagi, dirinya tidak beranjak dari kampus Star. Atau lebih tepatnya di sebuah cafe dekat kampus. "Aku akan menuntut kampus sialan itu karena ospek tidak jelas ini. Kenapa juga sih Star gak bolos saja dengan alasan kesehatan? Padahal bikin surat sakit kan mudah." Harvie ngomel-ngomel sendiri sepanjang perjalanan. Gara-gara acara tidak jelas ini kemarin dia jadi tidak bisa bertemu denga
Read more

Yang Tadi Itu Apa?

“Kau tidak apa-apa kan?” tanya Harvie setelah mobilnya membelah jalanan. “Saya baik-baik saja,” jawab Star jujur. Nick memang tidak melakukan apa-apa selain memaksanya ikut. “Jangan terlalu dekat dengannya. Bisa-bisanya juga aku lupa dia di kampus yang sama denganmu.” Harvie memperingati Star, kemudian mengoceh sendiri.“Memangnya dia kenapa?” “Nick itu pembuat onar. Anaknya baik sih, tapi suka berbuat onar. Intinya kau tidak usah terlalu dekat dengannya kalau tidak mau terlibat masalah di kampus.” Harvie melihat Star sekilas dan menemukan gadis itu mengangguk setuju. Tapi di dalam hatinya, Harvie mengumpat. Kenapa juga lelaki keluarga Langton terlihat tertarik dengan kepunyaan orang lain? Walau masih ragu, Harvie bisa merasakan kalau Marcus juga sepertinya tertarik pada Star. Kalau hanya Nick saja sih tidak akan ada masalah berarti, tapi kalau sampai Marcus juga, Harvie tidak tahu lagi harus berbuat apa. Biar bagaimanapun Marcus itu sahabatnya dan mereka tumbuh bersama. “Kita
Read more

Syarat Pergi

"Selamat pagi, putri tidur. Apa tidurmu nyenyak?" "Astaga!" Star tersentak karena kaget. Sama sekali tidak menyangka kehadiran Harvie di meja makannya. Begitu melihat majah pria itu, Star langsung mengingat kejadian kemarin malam. Membuat wajahnya memerah. "Apa yang kau lakukan disitu? Tidak mau sarapan?" tanya Harvie santai saja. "Ke-kenapa Daddy ada di sini?" Star bertanya dengan terbata-bata karena merasa malu. Star kan bisa dibilang korban saja dari kelakuan Harvie semalam, lalu kenapa dia yang harus gugup? Bukannya Harvie yang harusnya minta maaf karena sudah melanggar isi kontrak? "Ada apa denganmu sih? Kok tiba-tiba gugup begitu?" tanya Harvie dengan kekehan pelan. "Harusnya itu pertanyaan saya. Ada apa dengan Daddy? Kenapa bisa menginap di sini?" Star balik bertanya, masih berdiri tegak di tempatnya. Pertanyaan Star, membuat Harvie bingung sendiri. Baru sekarang ini Harvie memikirkan segala perilakunya dari kemarin. Setelah Harvie pikir-pikir lagi, kena
Read more

Jatuh Cinta

"Kenapa kau cemberut seperti itu?" Helena bertanya ketika datang menjemput Star di apartemen. "Daddy gak ngijinin Star kemah sama teman-teman sejurusan jumat ini. Katanya kalau mau pergi Irina, Karin dan Daddy harus ikut." Kali ini Star benar-benar terlihat sangat cemberut. Ekspresi yang sangat jarang diperlihatkan Star. Lebih tepatnya Star jarang mengekspresikan dirinya. Baru kali ini saja Helena melihat calon mantunya punya ekspresi lain selain wajah tenang dan senyum tipis yang terlatih. Ini merupakan sebuah kemajuan dan ini karena Harvie. "Memangnya apa yang Harvie bilang?" tanya Helena dengan senyum mengembang. Tadinya Helena sudah akan memukul Harvie karena seenaknya saja menginap di rumah anak gadis. Mana anak gadisnya tinggal sendirian lagi. Tapi setelah tahu tidak ada apa-apa. Juga setelah melihat perubahan Star hari ini, Helena tidak jadi marah pada anaknya. Ternyata anak playboynya juga bisa sedikit berguna di bidang selain bisnis dan merayu wanita tak jelas. Y
Read more

Ronda Malam

"Jadi sudah jelas ya. Kalian akan tidur di tenda, sementara panitia di hotel. Peraturannya masih sama, tidak ada yang boleh membantah." Nick menyelesaikan pidatonya dengan senyum jahil. Sebagian besar orang-orang langsung mengeluh begitu Nick selesai. Bagaimana tidak? Ternyata spot yang dikatakan menjadi tempat mereka berkemah tidak sesuai. Lokasinya memang tidak terlalu jauh, tapi tetap saja ini penipuan. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya kalau para senior akan menginap di hotel, sementara mahasiswa baru sudah disiapkan tenda. Para senior bisa tidur nyaman, sementara para mahasiswa baru harus tidur berdesakan dalam tenda sempit. Satu tenda akan berisi tiga orang dan sudah ditentukan siapa yang akan berpasangan dengan siapa. Sebenarnya Star tidak masalah dengan pengaturan apa pun, tetapi ketika melihat nama Valery tertempel bersama namanya di depan tenda, membuat Star refleks menghela napas. "Dasar senior sialan. Bisa-bisanya aku disuruh tidur di dalam tenda sempit dan kumuh in
Read more
PREV
1
...
45678
...
19
DMCA.com Protection Status