Share

Digrebek

Penulis: 5Lluna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pagi telah tiba dan sinar matahari masuk melewat celah tirai yang menutupi jendela. Star yang biasanya selalu bangun pagi-pagi di jam tujuh lewat, masih terlihat lelap. Suara ketukan pintu yang terdengar samarlah yang membuatnya sedikit tersadar.

Mata Star masih terpejam rapat. Dia enggan bangun dari tidurnya yang sangat nyenyak. Padahal biasanya Star tidak pernah tertidur selelap ini, tapi bantal di rumah ini sangat nyaman, membuatnya belum ingin bangkit dari tempat tidur.

"Aku masih mau tidur," gumam Star dengan pelan.

Star mengeratkan pelukannya pada gulingnya dan menyadari dua hal. Rasa-rasanya guling yang dipeluknya ini terlalu besar untuk disebut guling. Bantal kepalanya juga terasa lebih kecil dari bantal pada umumnya.

Kening Star berkerut ketika merasakan sarung bantal gulingnya terlalu halus untuk ukuran kain. Penasaran dengan bentuk guling yang dipeluknya, Star membuka matanya pperlahan.

"'Morning Baby. Nyenyak tidurnya?" Suara bariton serak khas bangun tidur menyapa ge
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Kawin Bukan NIkah

    Star tersentak mundur begitu mendengar suara Helena, sementara Harvie yang tidak percaya dengan pendengarannya, malah melangkah maju berharap pendengarannya salah. Pergerakan itu justru mwmbuat punggung Star dan dada telanjang Harvie menempel. "Ini gak seperti yang Mama bayangin. Star bisa jelasin kok," ucap Star sedikit terbata. "Apa yang mau dijelasin ketika penampilan kalian begitu?" hardik Helena kesal. Penampilan? Kenapa dengan penampilan kami? Star yang tidak mengerti malah mengerutkan kening dengan bingungnya. "Ma, serius. Ini gak seperti kelihatannya. Ini cuma salah paham." Kali ini Harvie yang mencoba menenangkan ibunya. "Eh, kamu pikir Mama gak ada mata gitu? Kamu gak pakai baju, Star juga berantakan. Kalaupun gak sampai bercinta, pasti kalian make out kan?" Mendengar kata-kata Helena, Star refleks menurunkan pandangannya. Memperhatikan bagaimana penampilannya sampai Helena bisa berpikir seperti itu. Dan seperti kata Helena, Star memang 'sedikit' berantakan. Da

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Papa yang Lain

    Helaan napas Derina terdengar di telinga Star. Bagi dua orang ini, situasi sekarang sangatlah canggung. Bagaimana tidak? Acara menginap mereka mengharuskan keduanya untuk satu kamar. "Males banget deh. Kenapa juga harus sekamar dengan cewek murahan sih?" Star sama sekali tidak peduli dengan kata-kata Derina. Dia masih terus melakukan ritual malamnya, yang pagi tadi diantarkan oleh Irina bersama dengan koper kecil berisi perlengkapan menginap. Star mengacuhkan Derina dan sedang berpikir soal olahraga pagi. Beberapa hari ini Star sering makan makanan tidak sehat, jadi dia harus rajin olahraga. "Skincarenya mahal juga. Dibeliin Harvie ya? Atau dibeliin sama Daddy yang sebelumnya?" Derina benar-benar menguji kesabaran Star, tapi sayangnya Star terlalu ahli mengatur emosi. "Ini memang dibeli dengan uang pemberian papaku. Ada masalah dengan itu?" Tentu saja Star berkata jujur. Semua barang-barang itu dibeli dengan sisa uang jajan Star dan uang jajannya berasal dari ayah kandungnya

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Langton yang Lain

    Marcus duduk di meja kerjanya dengan menopangkan dagu di tangan kanannya. Sudah sejak pertama dirinya melihat Star, Marcus memiliki ketertarikan pada gadis itu. Tapi sekarang gadis itu akan segera menjadi milik sahabatnya. Sungguh, Marcus rasanya ingin merebut Star dari Harvie. Walau sepertinya Harvie berniat serius dengan gadis itu, tapi dia masih sangsi Harvie akan setia. "Jadi aku harus gimana nih?" bisik Marcus pada dirinya sendiri. "Sadar Mark. Harvie itu sahabatmu, keluarga jauhmu. Jangan bikin susah diri sendiri." Marcus mencoba menyadarkan dirinya sendiri. Sayangnya, setelah dari luar kota tempo hari. Marcus gagal menahan dirinya sendiri untuk tidak menganggu kehidupan percintaan Harvie. Star terlalu luar biasa untuk tidak diperjuangkan, tapi Marcus juga tidak boleh buru-buru. Dia tidak bisa sembarang bertindak karena nanti Harvie bisa mencurigainya. Belum lagi keluarga besar Arwen yang mungkin akan mengincarnya jika kurang hati-hati. Marcus harus mulai dari hal-hal dasa

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Penculikan

    "Apa Star sudah pulang?" Harvie bertanya. "Belum Tuan." Irina yang menjawab. Karena Star tidak mengangkat telepon, Harvie memutuskan untuk menelepon Irina. Sudah hampir jam enam sore, tapi Star belum minta dijemput. Memangnya, orang ospek mau sampai jam berapa? Mana dua hari lagi. Kemarin bahkan Star baru sampai di rumah jam tujuh malam. Pergi subuh pulang malam, keterlaluan sekali kan? Bahkan aktivitas Star melebihi orang kantoran. "Biar aku yang menjemput Star. Kalau dia telepon padamu, katakan saja aku sudah dalam perjalanan." "Baik, Tuan." Irina sama sekali tidak membantah. Padahal sedari tadi pagi, dirinya tidak beranjak dari kampus Star. Atau lebih tepatnya di sebuah cafe dekat kampus. "Aku akan menuntut kampus sialan itu karena ospek tidak jelas ini. Kenapa juga sih Star gak bolos saja dengan alasan kesehatan? Padahal bikin surat sakit kan mudah." Harvie ngomel-ngomel sendiri sepanjang perjalanan. Gara-gara acara tidak jelas ini kemarin dia jadi tidak bisa bertemu denga

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Yang Tadi Itu Apa?

    “Kau tidak apa-apa kan?” tanya Harvie setelah mobilnya membelah jalanan. “Saya baik-baik saja,” jawab Star jujur. Nick memang tidak melakukan apa-apa selain memaksanya ikut. “Jangan terlalu dekat dengannya. Bisa-bisanya juga aku lupa dia di kampus yang sama denganmu.” Harvie memperingati Star, kemudian mengoceh sendiri.“Memangnya dia kenapa?” “Nick itu pembuat onar. Anaknya baik sih, tapi suka berbuat onar. Intinya kau tidak usah terlalu dekat dengannya kalau tidak mau terlibat masalah di kampus.” Harvie melihat Star sekilas dan menemukan gadis itu mengangguk setuju. Tapi di dalam hatinya, Harvie mengumpat. Kenapa juga lelaki keluarga Langton terlihat tertarik dengan kepunyaan orang lain? Walau masih ragu, Harvie bisa merasakan kalau Marcus juga sepertinya tertarik pada Star. Kalau hanya Nick saja sih tidak akan ada masalah berarti, tapi kalau sampai Marcus juga, Harvie tidak tahu lagi harus berbuat apa. Biar bagaimanapun Marcus itu sahabatnya dan mereka tumbuh bersama. “Kita

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Syarat Pergi

    "Selamat pagi, putri tidur. Apa tidurmu nyenyak?" "Astaga!" Star tersentak karena kaget. Sama sekali tidak menyangka kehadiran Harvie di meja makannya. Begitu melihat majah pria itu, Star langsung mengingat kejadian kemarin malam. Membuat wajahnya memerah. "Apa yang kau lakukan disitu? Tidak mau sarapan?" tanya Harvie santai saja. "Ke-kenapa Daddy ada di sini?" Star bertanya dengan terbata-bata karena merasa malu. Star kan bisa dibilang korban saja dari kelakuan Harvie semalam, lalu kenapa dia yang harus gugup? Bukannya Harvie yang harusnya minta maaf karena sudah melanggar isi kontrak? "Ada apa denganmu sih? Kok tiba-tiba gugup begitu?" tanya Harvie dengan kekehan pelan. "Harusnya itu pertanyaan saya. Ada apa dengan Daddy? Kenapa bisa menginap di sini?" Star balik bertanya, masih berdiri tegak di tempatnya. Pertanyaan Star, membuat Harvie bingung sendiri. Baru sekarang ini Harvie memikirkan segala perilakunya dari kemarin. Setelah Harvie pikir-pikir lagi, kena

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Jatuh Cinta

    "Kenapa kau cemberut seperti itu?" Helena bertanya ketika datang menjemput Star di apartemen. "Daddy gak ngijinin Star kemah sama teman-teman sejurusan jumat ini. Katanya kalau mau pergi Irina, Karin dan Daddy harus ikut." Kali ini Star benar-benar terlihat sangat cemberut. Ekspresi yang sangat jarang diperlihatkan Star. Lebih tepatnya Star jarang mengekspresikan dirinya. Baru kali ini saja Helena melihat calon mantunya punya ekspresi lain selain wajah tenang dan senyum tipis yang terlatih. Ini merupakan sebuah kemajuan dan ini karena Harvie. "Memangnya apa yang Harvie bilang?" tanya Helena dengan senyum mengembang. Tadinya Helena sudah akan memukul Harvie karena seenaknya saja menginap di rumah anak gadis. Mana anak gadisnya tinggal sendirian lagi. Tapi setelah tahu tidak ada apa-apa. Juga setelah melihat perubahan Star hari ini, Helena tidak jadi marah pada anaknya. Ternyata anak playboynya juga bisa sedikit berguna di bidang selain bisnis dan merayu wanita tak jelas. Y

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ronda Malam

    "Jadi sudah jelas ya. Kalian akan tidur di tenda, sementara panitia di hotel. Peraturannya masih sama, tidak ada yang boleh membantah." Nick menyelesaikan pidatonya dengan senyum jahil. Sebagian besar orang-orang langsung mengeluh begitu Nick selesai. Bagaimana tidak? Ternyata spot yang dikatakan menjadi tempat mereka berkemah tidak sesuai. Lokasinya memang tidak terlalu jauh, tapi tetap saja ini penipuan. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya kalau para senior akan menginap di hotel, sementara mahasiswa baru sudah disiapkan tenda. Para senior bisa tidur nyaman, sementara para mahasiswa baru harus tidur berdesakan dalam tenda sempit. Satu tenda akan berisi tiga orang dan sudah ditentukan siapa yang akan berpasangan dengan siapa. Sebenarnya Star tidak masalah dengan pengaturan apa pun, tetapi ketika melihat nama Valery tertempel bersama namanya di depan tenda, membuat Star refleks menghela napas. "Dasar senior sialan. Bisa-bisanya aku disuruh tidur di dalam tenda sempit dan kumuh in

Bab terbaru

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Suatu Saat Nanti (TAMAT)

    Tidak ada satu manusia pun yang tahu apa yang direncanakan oleh Tuhan. Semisal tentang jangka waktu hidup seorang manusia. Setelah kematian Ronald Arwen yang sudah diprediksi. Berita duka yang lain datang dua tahun kemudian. Secara tiba-tiba Peter Carlton meninggal dalam kecelakaan kerja, saat sedang meninjau lokasi pembangunan. Tepat di saat cucu keempatnya lahir. Anak itu kemudian diberi nama Peter Carlton Jr. Ada juga kejadian tak terduga lain ditahun yang sama. Ketika Marvel Leonard Carlton masuk rumah sakit karena ada masalah pada jantungnya. Lubang di jantung yang dulu membuatnya harus masuk NICU, nyatanya tidak berhasil menutup sempurna. Hal itu baru diketahui ketika berumur tujuh tahun. Untungnya, tidak ada yang membuat nyawanya terancam. Marvel hanya perlu operasi untuk menyumbat lubang tersebut, setelahnya Marvel bisa hidup normal. Hal lain yang perlu dirawat dari Marel hanya matanya. Dari usia enam tahun dia sudah harus menggunakan kacamata tebal. Itu terjadi bukan

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Semua Ada Hikmahnya

    Marvel menunduk dengan wajah terpesona. Matanya dan bibirnya membuka dengan lucunya, saking terpesonanya dia pada adik bayinya yang baru lahir. Marvel tiap hari bertemu dengan adiknya, tapi tetap saja berekspresi seperti itu. "Eh, Marvel. Pipinya adiknya jangan ditusuk-tusuk gitu dong, Nak." Star mengambil tangan anaknya dengan lembut, agar tidak lagi menjahili si kecil July. Dilarang menggunakan jarinya, kini Marvel kembali mengganggu adiknya dengan cara lain. Kali ini si kecil marvel mengecup pipi July dengan gemas. "Astaga, kecil-kecil sudah ada bibit playboynya." Gumaman asal Helena membuat semua orang tertawa. Helena kembali mengadakan acara syukuran kecil-kecilan untuk cucu ketiganya yang cantik, tepat sebulan setelah kelahirannya. Seperti biasa, bukan hanya Carlton dan Arwen saja yang datang. Keluarga besar Langton juga datang. "Ma, tolong jangan didoaiin yang aneh-aneh dong." Harvie langsung protes mendengar Helena berkata seperti itu. Harvie mengakui kalau dulu dia m

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Kembar Tiga

    "Mari kita dengar sambutan dari siswa paling berprestasi kita." Seseorang diatas podium mempersilakan Star bergabung. Star berdiri dari tempatnya duduk di barisan paing depan. Dia tersenyum lebar dan berjalan pelan ke atas podium dengan perutnya yang sudah mulai membuncit. "Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih pada Tuhan Yang Maha Esa." Star memulai pidatonya dengan ucapan terima kasih pada berbagai pihak. "Terakhir terima kasih untuk keluargaku. Papa, Mama, adik-adik, Mertua, serta suami dan anak-anakku." Star tersenyum penuh haru ke arah keluarganya duduk. Hanya ada Harvie dan kedua orang tua Star di sana, tapi itu saja sudah lebih dari cukup. Lagi pula akan sangat merepotkan kalau anak-anak juga ikut ke acara wisudanya, jadi Helena dan Peter yang mendapat jatah menjaga anak-anak. "Mungkin banyak yang bingung bagaimana saya membagi waktu jadi ibu rumah tangga dan kuliah, tapi ... Saya bisa jadi seperti ini karena keluarga saya. Karena punya suami yang mendukung ser

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Di Atas Mobil

    "Star ada diatas main sama anak-anak." Hera memberitahu ketika melihat Harvie. "Thank you, Ma." Harvie segera berlari ke lantai atas, tempat anak-anak biasa bermain. Ini sudah hari ketiga sejak Star menginap di rumah orang tuanya dan dia sudah amat sangat rindu dengan keluarga kecilnya. "Star?" Harvie membuka pintu ruang bermain dengan pelan dan menemukan kalau semua penghuninya tengah tertidur di atas karpet tebal. Star tertidur dengan laptop yang terbuka, dikelilingi oleh Yvonne, Marvel, Amora dan Benedict. Pemandangan yang sangat manis dan Harvie sungguh berharap bisa punya keluarga besar seperti ini. Tidak ingin mengganggu istirahat mereka, Harvie mengendap-ngendap untuk mematikan laptop Star. Dan dia mulai memindahkan satu persatu manusia itu ke kamar masing-masing. *** "Sudah bangun?" Star mengerjap perlahan mendengar suara Harvie yang sudah dia rindukan. Star pikir dia masih bermimpi dan mengeratkan pelukannnya pada Harvie. "Masih ngantuk ya?" Harvie bertanya de

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Pak Dosen

    Star mengetukkan kaki ke teras rumah dengan wajah amat kesal. Irina yang berdiri di sebelahnya dengan memegang setumpuk kertas, tidak berani menatap bosnya itu. "Daddy ke mana sih?" tanya Star dengan ketus. "Biar saya teleponkan." Irina segera bergerak cepat mengambil ponselnya dan menyerahkannya pada Star untuk bicara. "Daddy tahu sudah berapa lama aku nungguin?" tanya Star dengan luar biasa ketusnya. "Maaf, Sayang. Rapatnya selesai lebih lama dar ..." "I don't care. Kan aku sudah bilang berhenti kerja dan suruh Brian yang urus semuanya. Susah banget ya gak kerja selama beberapa bulan?" "Gak bisa gitu, Sayang. Soalnya ini proyek be ...." "Lebih penting proyek atau anakmu? Datang dalam lima menit atau aku pulang ke rumah Mama." Star mematikan sambungan secara sepihak. Setelah penolakan yang dilakukan Star tempo hari, dia akhirnya melakukan test kehamilan karena merasa khawatir. Tentu saja hasilnya positif, dan membuat Star mengamuk. Sekali lagi, Star bukannya tidak mau punya

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Adik Baru

    "Mami. Mami." Marvel berlari-lari untuk menghampiri ibunya yang sedang mengerjakan tugas akhir kuliahnya. Star yang sedang sakit kepala pun refleks tersenyum melihat bocah empat tahun itu. "Kenapa sayang?" Star mengangkat Marvel dan mendudukkan anak yang kini sudah membulat itu di pangkuannya. "Vel mo ade." Usia Marvel sudah empat tahun lebih, tapi belum bisa bicara lancar seperti Yvonne dulu. Dia memang terlambat mulai bicara, jadi kosakatanya masih minim. "Marvel mau adek?" tanya Star dengan ekspresi sedikit horor. "Maksudnya mau punya adek?" Ekspresi Star terlihat makin horor saja ketika anak bungsunya ini mengangguk. Kenapa juga si Marvel bisa tiba-tiba minta adek? "Kenapa Marvel mau minta adek?" tanya Star penasaran. "Lion punya ade," jawab Marvel dengan senyum mengembang. Sepertinya pria kecil Star itu mulai memikirkan indahnya punya adik lagi. “Rion?” Star mengumpat dalam hati. Lain kali Star tidak akan membiarkan Marvel main dengan Rion. “Kakak Von uga.” "Ka

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Minta Adik

    “DONI.” Doni menggeram kesal mendengar suara ayahnya yang menggelegar. Dengan sangat terpaksa, dia meninggalkan permainan game onlinenya dan menghampiri sang ayah. “Kamu ini sebenranya ngapain sih?” tanya sang ayah dengan wajah terlihat sedikit kesal. “Maksud Ayah apaan sih?” tanya Doni bingung. Tapi tiba-tiba saja ayahnya tersenyum. “Kita sekeluarga diundang untuk grand opening mal. Kerjasama Olympus Grup dan Constate Enterprise.” Ayah Doni berteriak riang sambil memeluk anaknya. Bagi para pengusaha, diundang oleh perusahaan kondang saja merupakan suatu kebanggaan. Apalagi yang mengundang ini merupakan perusahaan kelas dunia. “Lalu? Hubungannya denganku apa?” tanya Doni makin bingung. “Katanya pimpinan Constate dan anak tertua dari Olympus Grup mengenalmu secara pribadi, makanya mereka mau mengundang. Ini kesempatan yang sangat baik Doni.” “Apanya?” tanya Doni makin bingung. “Kamu ini gimana sih? Kuliah bisnis, tapi tidak tahu apa-apa soal bisnis. Katanya pemimpin Olympus,

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Pantang Menyerah

    Waktu bergulir dengan cepat. Tidak terasa ujian semester pertama sudah dekat dan Star mah didera banyak masalah yang membuatnya tidak fokus. Marvel terserang flu berat dan menulari Yvonne. Karena Marvel punya masalah pada jantungnya, dia terpaksa harus diinapkan di rumah sakit. Lalu karena Yvonne juga merengek ingin menginap di rumah sakit, dia juga terpaksa dirawat. Kata dokter sih tidak ada masalah karena Star dan Harvie membawa mereka ke rumah sakit tepat waktu, tapi tetap saja Star khawatir dan mempengaruhi fokusnya untuk kuliah. Belum lagi gosip-gosip yang mulai bermunculan. Sama seperti dulu, banyak yang menggosipkannya sebagai wanita panggilan, hamil diluar nikah, peliharaan om-om dan lain sebagainya. Kehadiran Yvonne dan Marvel yang selalu datang menjemput jadi pemicunya. Bukan berarti Star menyalahkan anak-anak. Dia dulu juga sudah digosipkan seperti itu dan kebetulan saja kemunculan anak-anak seolah jadi pembenar gosip itu. Selain itu, Doni yang sudah lama tidak me

  • Callista: Bukan Sugar Baby Biasa   Ekstra-Kejutan

    "Kok sedari tadi kamu cemberut sih?" Harvie yang baru pulang langsung mengecup puncak kepala Star yang masih menemani anak-anak main. Dua anak kecil itu juga ikut-ikutan minta dikecup oleh ayah mereka. Hanya dikecup, tidak di peluk apalagi digendong karena Harvie belum mandi. "Tante Nadine udah mau balik ke Inggris." Star menjawab dengan jujur. "Terus?" "Terus aku jadi gak punya teman ngobrol seasik dia lagi. Jadinya kalau lagi pusing urusin anak-anak, gak ada teman curhat." Bibir Star maju sedikit, membuat wajahnya makin cemberut saja. "Kalau cuma curhat kan ada banyak orang yang bisa ditemani curhat. Lagi pula kan masih bisa saling telepon atau chat. Beda waktu Indonesia - Inggris kan tidak terlalu jauh." "Oh, iya juga ya. Baru sadar." Cengiran Star membuat Harvie menggeleng pelan. "Tapi kalau kamu memang butuh pengalihan ketika merasa lelah dengan anak-anak, Daddy punya ide yang bagus untuk itu." Harvie tersenyum melihat wajah bingung Star yang selalu membuatnya gemas

DMCA.com Protection Status