Semua Bab Sang Miliarder Tersembunyi: Bab 31 - Bab 40

55 Bab

Bab 31: Pernikahan

"Mengapa kamu baru menelponku sekarang?" tanya Devano dengan suara tidak sabar."Maaf. Aku sama sekali tidak mengira bahwa semuanya akan menjadi seperti ini. Aku sama sekali tidak pernah berpikir bahwa aksi kita semalam bisa sampai sejauh ini.""Sekarang bagaimana? Apa kamu mau aku tidak datang?""Jangan. Jika sampai tidak terjadi pernikahan hari ini, maka kedua orang tuaku akan sangat malu. Pernikahan harus tetap terjadi," ucap Safira. "Namun, kamu jangan terlalu khawatir, pernikahan ini tidak sebenarnya. Kita bisa mengakhirinya kapan pun!""Baiklah," ucap Devano dengan polosnya."Sampai bertemu di kantor pengadilan jam sepuluh!" ucap Safira yang kemudian menutup panggilan.Sementara itu, di hotel tempat Devano menginap. Dia sudah bersama dengan Sebastian.Devano langsung menghubungi lelaki tersebut, begitu terjadi sebuah peristiwa yang sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya."Apa Tuan Muda yakin akan menikah dengan wanita tersebut?""Mengapa?""Menikah bukan sebuah permainan.
Baca selengkapnya

Bab 32: Sebuah Berita

Pada saat ini.Devano mengikuti Safira menuju ke kediaman Axton, yang sekarang sudah menjadi mertuanya.Selama perjalanan, Safira masih saja diam seribu bahasa, hal ini juga dilakukan oleh Axton dan istrinya, Nesya.Mereka seakan sedang berkelana dengan pikiran masing-masing. Sebuah situasi yang canggung dan juga membingungkan.Mobil tiba di rumah Safira, ini pertama kali buat Devano tiba di sebuah rumah yang bukan miliknya, selain dahulu berada di rumah yatim piatu yang dimiliki oleh ayah angkatnya."Duduklah!" perintah Axton kepada Devano.Dengan perasaan masih tidak percaya, Safira menatap lelaki yang sekarang sudah menjadi suaminya tersebut."Sekarang kamu adalah bagian dari keluarga ini. Kamu mendengar sendiri bahwa aku dan anakku Safira telah diusir dari Keluarga Sukoco. Secara tidak langsung kami tidak memiliki apa-apa lagi. Jadi kamu harus bekerja untuk menghidupi kami semua!"Tentu saja perkataan tersebut sengaja disampaikan oleh Axton untuk memberi tahu Devano bahwa hidup ti
Baca selengkapnya

Bab 33: Musibah

Nampkanya semua masih bingung harus mengikuti atau tetap menunggu di tempat duduknya.Akhirnya Devano memutuskan untuk menemani istri dan ibu mertuanya menuju ke ruangan sang dokter."Saya harus memberi tahu bahwa Pak Axton harus dilakukan operasi, karena pembuluh yang menuju ke jantung Devanotersumbat. Jika diijinkan, maka kami akan melakukabn proses operasi Bypass jantung hari ini juga," ujar sang dokter yang langsung membuat Safira serta ibunya menjadi lemas.Mereka tidak hanya takut akan tingkat keberhasilan dari operasi tersebut cukup rendah, tapi juga biaya yang dikeluarkan juga cukup besar."Berapa biaya yang harus kami keluarkan?" tanya Nesya dengan suara penuh kekhawatiran."Sekitar enam milliar."Jawaban yang sungguh membuat perasaan Safira dan ibunya menjadi terkejut sekaligus syok. Mereka memang menduga bahwa biaya yang akan dikeluarkan tidak sedikit, tapi tidak setinggi itu juga.Selama pembicaraan, Devano sama sekali tidak berbicara. Dia hanya memperhatikan pembicaraan a
Baca selengkapnya

Bab 34: Sebuah Pertaruhan

Seminggu kemudian ayah angkat Devano masih berada di rumah sakit, sementara Axton sudah bisa diperbolehkan pulang.Devano sengaja meminta Sebastian mencarikan rumah yang tidak terlalu besar, tapi tetap layak untuk ditempati, akhirnya dia diberikan sebuah rumah dengan tiga kamar tidur.Tentu dibandingkan rumah yang ditempati oleh Axton sebelumnya rumah tersebut masih jauh dari kata besar. Sebagai sarana transpotasi, Devano tidak membeli mobil, melainkan sengaja menggunakan taxi. Dia tidak mau terlihat kaya di hadapan mertua dan istrinya. Dia ingin mereka melihat kondisi apa adanya.Bagaimana pun, dia percaya dengan Safira, tapi dia masih ragu dengan sikap kedua orang tuanya, khususnya ayahnya Safira, Axton.Dia tidak mau jiwa serakah yang selama ini dimiliki oleh keluarga Sukoco masih tersisa di dalam diri ayah mertuanya tersebut.Sementara itu, petugas keamanan yang pernah menipu dan menindas dirinya, sudah dibereskan oleh Sebastian melalui Alana.Devano juga sudah rutin datang ke kan
Baca selengkapnya

Bab 35: Hukuman CEO

"Tidak. Profesi itu tidak selalu terlihat buruk. Selama tidak merugikan dan melawan hukum, maka aku sama sekali tidak peduli."Mendengar jawaban Safira yang begitu, hati Devano makin yakin bahwa Safira memang wanita yang tepat mendampinginya.***Handerson telah mengantongi ijin dari Kakek Winoto untuk mendatangi Perusahaan Horizon Solution. Dia sangat yakin bahwa semua proyek yang sedang proses tender pasti akan menjadi miliki Mega Rejeki. Dia yakin bahwa CEO yang baru tidak akan macam-macam lagi, kecuali dia ingin dipecat.Pada waktu Handerson masuk ke lobi gedung Horizon Solution, dia melihat Devano yang sekarang sudah menjadi suami Safira.Dadanya bergejolak hebat, dia benar-benar marah dengan Devano karena sudah berani mengambil wanita incarannya. Tidak hanya itu, dia merasa Devano tidak pantas berada di Horizon Solution yang merupakan milik dari keluarga kakeknya."Hei gembel, apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Handerson dengan senyum penuh penghinaan. "Kamu tidak laya
Baca selengkapnya

Bab 36: Niat Terselubung

Di kediaman Nenek Amora.Amora baru saja menghabiskan sarapan bersama dengan putra sulungnya, Carlos. Mereka sekarang berpindah ke taman belakang rumah. Di sana ada beberapa tanaman hisan dan juga sebuah kolam ikan yang unik.Amora sebenarnya tidak terlalu suka berkebun, tapi almarhum suaminya menyukai hal tersebut. Agar mengingat tentang suaminya, dia akhirnya merawat kebun tersebut sampai sekarang.Teh hijau menemi keduanya seakan memberikan aroma kesegaran yang bisa membangkitkan mood untuk siapa pun yang meminum dan juga menghirup aromanya."Ibu, kerja sama akan lebih menguntungkan kita pada saat ini. Handerson sudah memberi tahu bahwa kakeknya sudah memberi restu. Hal itu sama saja dengan pintu masuk sudah terbuka lebar. Kita akan lihat bagaimana CEO itu tahu betapa besarnya pengaruh kita di Perusahaan Horizon Solution," ucap Carlos sambil meminum tehnya."Tentu saja harus begitu. Kita tidak akan membiarkan kesempatan seperti ini berlalu begitu saja. Sebagai orang yang sudah lama
Baca selengkapnya

Bab 37: Menentang Badai

Beberapa kali Handerson mencoba menghubungi, tapi panggilan yang dia lakukan sama sekali tidak diangkat.Hal ini membuat Handerson kesal, jika tidak berada di samping ayahnya, mungkin dia sudah mengumpat beberapa kali. Sungguh sebuah kekesalan yang tertahan di dalam dadanya."Ayah, dia sama sekali tidak mengangkat panggilan dariku. Sekarang kita harus bagaimana?""Mau bagaimana lagi?" ujar Carlos mencibir. "Dia mungkin masih menyimpan kemarahan kepada kita. Sepertinya kita harus mengujungi rumah barunya. Jadi kita akan bicarakan secara langsung, termasuk kompensasi yang tidak mungkin bisa mereka tolak."Kalau bukan karena tender proyek yang sangat penting ini, Carlos atau pun Handerson tidak mau melihat keluarga Axton lagi.Mereka menganggap bahwa keluarga Axton adalah aib keluarga yang sangat memalukan.Meski begitu, sekarang dia tidak punya pilihan, selain menemui mereka.Beruntung pada waktu mereka pindah ke rumah ini, Carlos sudah menyuruh orang untuk membuntuti, sehingga dia bisa
Baca selengkapnya

Bab 38: Misterius

Perasaan Handerson benar-benar dibuat tidak berdaya. Devano menjelma menjadi orang yang tidak bisa diganggu. Sungguh sebuah perubahan yang berbeda pada waktu beberapa waktu yang lalu."Apa kau mau dihajar sampai babak belur? Aku bisa melakukan hal itu, jika kau mau."Tentu saja perkataan Devano kali ini benar- benar membuat Handerson tidak berkutik lagi. Lelaki yang beberapa saat yang lalu dia lecehkan ternyata memiliki keberanian melebih dari apa yang dia pernah pikirkan sebelum.Semua itu disadari oleh Handerson sebagai keberanian karena dia berada di rumahnya sendiri. Di dalam hati dia berjanji akan membuat lelaki tersebut membalas atas semua yang telah dilakukan kepada dirinya!Tentu saja Carlos tidak bisa menerima tindakan yang baru saja dilakukan oleh Devano. Dia benar-benar marah."Kau sangat tidak beradab! Berani-beraninya kau menampar menantuku! Apa kau sudah bosan hidup?'Plak!Sebuah tamparan mendarat di pipi Carlos yang membuatnya terjengkal dan jatuh."Apa kalian mau berk
Baca selengkapnya

Bab 39: Keberuntungan

Setelah Carlos dan anak menantunya Handerson tiba di rumah.Prak!Carlos membanting asbak ke atas lantai keramik. Dia sepertinya sangat marah atas apa yang dilakukan oleh menantu dan anak dari Axton.Dia sama sekali tidak mengira, jika keluarga yang sudah jatuh miskin itu, dengan begitu berani melawan dan menampar dirinya.Dia merasa kesal, sekaligus malu atas apa yang terjadi."Handerson, kau sudah membuat aku malu hari ini. Jika kau tidak bisa mendapatkan tanda tangan proyek tender tersebut, maka kau lebih baik tidak menjadi menantuku lagi!"Carlos tentu saja saj tidak mampu menyembunyikan kemarahan itu lagi. Menantunya tidak mau berbuat apa-apa, sehingga dia harus menerima malu sebesar ini."Maaf, ayah. Aku akan berusaha membuat mereka lebih menderita. Sementara berkaitan dengan tender proyek, jangan kahwatir, aku akan segera menemui dan mengajak kakekku untuk datang langsung menemui CEO tersebut. Aku sangat yakin bahwa dia tidak memiliki pilihan, selain menerima proposal yang kita
Baca selengkapnya

Bab 40: Sebuah Penawaran

Meski begitu, Safira tidak mau banyak keraguan lagi. Dia seperti mendapatkan keberuntungan, maka dari itu bergegas dia mengikuti di belakang sang asisten. Setiba di sebuah ruangan yang merupakan milik Alana, Wakil Direktur Utama Perusahaan Horizon Solution. Alana langsung berdiri dan menyambut kedatangan Safira dengan senyum ramah. "Hai Nona Safira, perkenalkan saya adalah Alana, Wakil Direktur Utama Perusahaan Horizon Solution, senang bertemu dengan Anda." Tentu saja detak jantung Safira tidak berpacu dengan normal. Dia sama sekali tidak mengira akan diterima secara langsung oleh seorang direktur. Tidak hanya itu, dia diperlakukan dengan sangat hormat, seakan semua menjadi begitu luar biasa. Meski mencoba untuk tetap tenang, tetap saja raut wajahnya tidak mampu menyembunyikan rasa gugup yang luar biasa. Akhirnya setelah beberapa kali menarik napas, Safira berkata, "Saya sangat berterima kasih karena ibu sudah bersedia menemui saya. Saya sebenarnya menanyakan tentang bisnis antara
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status