Home / CEO / Sang Miliarder Tersembunyi / Bab 32: Sebuah Berita

Share

Bab 32: Sebuah Berita

Author: Nobito
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pada saat ini.

Devano mengikuti Safira menuju ke kediaman Axton, yang sekarang sudah menjadi mertuanya.

Selama perjalanan, Safira masih saja diam seribu bahasa, hal ini juga dilakukan oleh Axton dan istrinya, Nesya.

Mereka seakan sedang berkelana dengan pikiran masing-masing. Sebuah situasi yang canggung dan juga membingungkan.

Mobil tiba di rumah Safira, ini pertama kali buat Devano tiba di sebuah rumah yang bukan miliknya, selain dahulu berada di rumah yatim piatu yang dimiliki oleh ayah angkatnya.

"Duduklah!" perintah Axton kepada Devano.

Dengan perasaan masih tidak percaya, Safira menatap lelaki yang sekarang sudah menjadi suaminya tersebut.

"Sekarang kamu adalah bagian dari keluarga ini. Kamu mendengar sendiri bahwa aku dan anakku Safira telah diusir dari Keluarga Sukoco. Secara tidak langsung kami tidak memiliki apa-apa lagi. Jadi kamu harus bekerja untuk menghidupi kami semua!"

Tentu saja perkataan tersebut sengaja disampaikan oleh Axton untuk memberi tahu Devano bahwa hidup ti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 33: Musibah

    Nampkanya semua masih bingung harus mengikuti atau tetap menunggu di tempat duduknya.Akhirnya Devano memutuskan untuk menemani istri dan ibu mertuanya menuju ke ruangan sang dokter."Saya harus memberi tahu bahwa Pak Axton harus dilakukan operasi, karena pembuluh yang menuju ke jantung Devanotersumbat. Jika diijinkan, maka kami akan melakukabn proses operasi Bypass jantung hari ini juga," ujar sang dokter yang langsung membuat Safira serta ibunya menjadi lemas.Mereka tidak hanya takut akan tingkat keberhasilan dari operasi tersebut cukup rendah, tapi juga biaya yang dikeluarkan juga cukup besar."Berapa biaya yang harus kami keluarkan?" tanya Nesya dengan suara penuh kekhawatiran."Sekitar enam milliar."Jawaban yang sungguh membuat perasaan Safira dan ibunya menjadi terkejut sekaligus syok. Mereka memang menduga bahwa biaya yang akan dikeluarkan tidak sedikit, tapi tidak setinggi itu juga.Selama pembicaraan, Devano sama sekali tidak berbicara. Dia hanya memperhatikan pembicaraan a

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 34: Sebuah Pertaruhan

    Seminggu kemudian ayah angkat Devano masih berada di rumah sakit, sementara Axton sudah bisa diperbolehkan pulang.Devano sengaja meminta Sebastian mencarikan rumah yang tidak terlalu besar, tapi tetap layak untuk ditempati, akhirnya dia diberikan sebuah rumah dengan tiga kamar tidur.Tentu dibandingkan rumah yang ditempati oleh Axton sebelumnya rumah tersebut masih jauh dari kata besar. Sebagai sarana transpotasi, Devano tidak membeli mobil, melainkan sengaja menggunakan taxi. Dia tidak mau terlihat kaya di hadapan mertua dan istrinya. Dia ingin mereka melihat kondisi apa adanya.Bagaimana pun, dia percaya dengan Safira, tapi dia masih ragu dengan sikap kedua orang tuanya, khususnya ayahnya Safira, Axton.Dia tidak mau jiwa serakah yang selama ini dimiliki oleh keluarga Sukoco masih tersisa di dalam diri ayah mertuanya tersebut.Sementara itu, petugas keamanan yang pernah menipu dan menindas dirinya, sudah dibereskan oleh Sebastian melalui Alana.Devano juga sudah rutin datang ke kan

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 35: Hukuman CEO

    "Tidak. Profesi itu tidak selalu terlihat buruk. Selama tidak merugikan dan melawan hukum, maka aku sama sekali tidak peduli."Mendengar jawaban Safira yang begitu, hati Devano makin yakin bahwa Safira memang wanita yang tepat mendampinginya.***Handerson telah mengantongi ijin dari Kakek Winoto untuk mendatangi Perusahaan Horizon Solution. Dia sangat yakin bahwa semua proyek yang sedang proses tender pasti akan menjadi miliki Mega Rejeki. Dia yakin bahwa CEO yang baru tidak akan macam-macam lagi, kecuali dia ingin dipecat.Pada waktu Handerson masuk ke lobi gedung Horizon Solution, dia melihat Devano yang sekarang sudah menjadi suami Safira.Dadanya bergejolak hebat, dia benar-benar marah dengan Devano karena sudah berani mengambil wanita incarannya. Tidak hanya itu, dia merasa Devano tidak pantas berada di Horizon Solution yang merupakan milik dari keluarga kakeknya."Hei gembel, apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Handerson dengan senyum penuh penghinaan. "Kamu tidak laya

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 36: Niat Terselubung

    Di kediaman Nenek Amora.Amora baru saja menghabiskan sarapan bersama dengan putra sulungnya, Carlos. Mereka sekarang berpindah ke taman belakang rumah. Di sana ada beberapa tanaman hisan dan juga sebuah kolam ikan yang unik.Amora sebenarnya tidak terlalu suka berkebun, tapi almarhum suaminya menyukai hal tersebut. Agar mengingat tentang suaminya, dia akhirnya merawat kebun tersebut sampai sekarang.Teh hijau menemi keduanya seakan memberikan aroma kesegaran yang bisa membangkitkan mood untuk siapa pun yang meminum dan juga menghirup aromanya."Ibu, kerja sama akan lebih menguntungkan kita pada saat ini. Handerson sudah memberi tahu bahwa kakeknya sudah memberi restu. Hal itu sama saja dengan pintu masuk sudah terbuka lebar. Kita akan lihat bagaimana CEO itu tahu betapa besarnya pengaruh kita di Perusahaan Horizon Solution," ucap Carlos sambil meminum tehnya."Tentu saja harus begitu. Kita tidak akan membiarkan kesempatan seperti ini berlalu begitu saja. Sebagai orang yang sudah lama

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 37: Menentang Badai

    Beberapa kali Handerson mencoba menghubungi, tapi panggilan yang dia lakukan sama sekali tidak diangkat.Hal ini membuat Handerson kesal, jika tidak berada di samping ayahnya, mungkin dia sudah mengumpat beberapa kali. Sungguh sebuah kekesalan yang tertahan di dalam dadanya."Ayah, dia sama sekali tidak mengangkat panggilan dariku. Sekarang kita harus bagaimana?""Mau bagaimana lagi?" ujar Carlos mencibir. "Dia mungkin masih menyimpan kemarahan kepada kita. Sepertinya kita harus mengujungi rumah barunya. Jadi kita akan bicarakan secara langsung, termasuk kompensasi yang tidak mungkin bisa mereka tolak."Kalau bukan karena tender proyek yang sangat penting ini, Carlos atau pun Handerson tidak mau melihat keluarga Axton lagi.Mereka menganggap bahwa keluarga Axton adalah aib keluarga yang sangat memalukan.Meski begitu, sekarang dia tidak punya pilihan, selain menemui mereka.Beruntung pada waktu mereka pindah ke rumah ini, Carlos sudah menyuruh orang untuk membuntuti, sehingga dia bisa

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 38: Misterius

    Perasaan Handerson benar-benar dibuat tidak berdaya. Devano menjelma menjadi orang yang tidak bisa diganggu. Sungguh sebuah perubahan yang berbeda pada waktu beberapa waktu yang lalu."Apa kau mau dihajar sampai babak belur? Aku bisa melakukan hal itu, jika kau mau."Tentu saja perkataan Devano kali ini benar- benar membuat Handerson tidak berkutik lagi. Lelaki yang beberapa saat yang lalu dia lecehkan ternyata memiliki keberanian melebih dari apa yang dia pernah pikirkan sebelum.Semua itu disadari oleh Handerson sebagai keberanian karena dia berada di rumahnya sendiri. Di dalam hati dia berjanji akan membuat lelaki tersebut membalas atas semua yang telah dilakukan kepada dirinya!Tentu saja Carlos tidak bisa menerima tindakan yang baru saja dilakukan oleh Devano. Dia benar-benar marah."Kau sangat tidak beradab! Berani-beraninya kau menampar menantuku! Apa kau sudah bosan hidup?'Plak!Sebuah tamparan mendarat di pipi Carlos yang membuatnya terjengkal dan jatuh."Apa kalian mau berk

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 39: Keberuntungan

    Setelah Carlos dan anak menantunya Handerson tiba di rumah.Prak!Carlos membanting asbak ke atas lantai keramik. Dia sepertinya sangat marah atas apa yang dilakukan oleh menantu dan anak dari Axton.Dia sama sekali tidak mengira, jika keluarga yang sudah jatuh miskin itu, dengan begitu berani melawan dan menampar dirinya.Dia merasa kesal, sekaligus malu atas apa yang terjadi."Handerson, kau sudah membuat aku malu hari ini. Jika kau tidak bisa mendapatkan tanda tangan proyek tender tersebut, maka kau lebih baik tidak menjadi menantuku lagi!"Carlos tentu saja saj tidak mampu menyembunyikan kemarahan itu lagi. Menantunya tidak mau berbuat apa-apa, sehingga dia harus menerima malu sebesar ini."Maaf, ayah. Aku akan berusaha membuat mereka lebih menderita. Sementara berkaitan dengan tender proyek, jangan kahwatir, aku akan segera menemui dan mengajak kakekku untuk datang langsung menemui CEO tersebut. Aku sangat yakin bahwa dia tidak memiliki pilihan, selain menerima proposal yang kita

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 40: Sebuah Penawaran

    Meski begitu, Safira tidak mau banyak keraguan lagi. Dia seperti mendapatkan keberuntungan, maka dari itu bergegas dia mengikuti di belakang sang asisten. Setiba di sebuah ruangan yang merupakan milik Alana, Wakil Direktur Utama Perusahaan Horizon Solution. Alana langsung berdiri dan menyambut kedatangan Safira dengan senyum ramah. "Hai Nona Safira, perkenalkan saya adalah Alana, Wakil Direktur Utama Perusahaan Horizon Solution, senang bertemu dengan Anda." Tentu saja detak jantung Safira tidak berpacu dengan normal. Dia sama sekali tidak mengira akan diterima secara langsung oleh seorang direktur. Tidak hanya itu, dia diperlakukan dengan sangat hormat, seakan semua menjadi begitu luar biasa. Meski mencoba untuk tetap tenang, tetap saja raut wajahnya tidak mampu menyembunyikan rasa gugup yang luar biasa. Akhirnya setelah beberapa kali menarik napas, Safira berkata, "Saya sangat berterima kasih karena ibu sudah bersedia menemui saya. Saya sebenarnya menanyakan tentang bisnis antara

Latest chapter

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 54: Sebuah Tantangan Baru

    Safira duduk di ruang tamu besar rumah keluarganya, mengamati ornamen-ornamen mewah yang menghiasi sekelilingnya. Dia adalah wanita muda berusia tiga puluhan, dengan rambut hitam panjang yang selalu rapi disanggul. Matanya yang tajam dan ekspresinya yang tenang menunjukkan kecerdasan dan ketegasan. Di hadapannya, duduk neneknya, seorang wanita tua dengan rambut putih yang terurai lembut. Neneknya, meskipun tampak lemah, memiliki aura otoritas yang tidak bisa diabaikan."Safira, sayang, nenek ingin membicarakan sesuatu yang penting," kata Ny. Amora dengan suara lembut namun tegas. Safira mengangguk, siap mendengarkan. "Perusahaan keluarga kita, Mega Rejeki, baru saja mengalami perubahan besar."Safira mengerutkan kening, merasa ada yang aneh. "Perubahan apa, Nek?""Nenek sudah menjual sebagian besar saham perusahaan kepada seseorang yang nenek percayai," jawab Ny. Amora, matanya bersinar dengan kilau yang tidak bisa dijelaskan.Safira terkejut. "Kenapa, Nek? Bukankah kita selalu menjag

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 53: CEO yang Baru

    Berita tentang perpindahan Perusahaan Mega Rejeki kepada pemilik baru langsung membuat semua orang menjadi terkejut. Banyak orang bertanya tentang kebenaran dan juga penyebab semua terjadi. Hal ini membuat banyak orang berspekulasi bahwa keluarga Amora sudah bangkrut. Bahkan ada yang berani memprediksi bahwa keluarga Amora akan menjadi gelandangan.Sungguh sebuah isu yang sama sekali tidak mengenakan telinga buat Amora dan keluarganya. Meski sudah berusaha menahan semua isu tersebut, tetap saja semua berjalan tanpa bisa terkendali sama sekali.Berita ini juga memberikan cerita bahwa pemilik baru masih sangat muda dan tentu saja sangat kaya. Hal ini membuat banyak orang kaya berharap bisa menjalin hubungan dengannya. Meski begitu, rahasia tentang siapa pria tersebut masih belum terbuka sama sekali.Melihat situasi yang seperti ini, banyak berharap bahwa mereka juga bisa menjalin hubungan bisnis dengan Perusahaan Mega Rejeki. Sebelumnya mereka enggan bekerja sama karena perusahaan terse

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 52: Saham Terjual

    Mendengar tidak ada pilihan lain, kecuali menerima tawaran seorang investor, Amora hanya bisa menarik napas pendek. Dia tahu bahwa ada kemungkinan dia akan kehilangan posisi. Sebagai pemegang saham minoritas, maka tidak ada jalan lain, kecuali ikut dengan pemilik yang terbanyak. Tidak ada yang bisa dilakukan akan hal itu."Baiklah. Aku setuju dengan semua yang kau tawarkan. Apa prosesnya bisa dilakukan sekarang juga?" tekanan yang diberikan Bank Nagara membuat Amora sama sekali tidak bisa memilih. Dia pasti lebih baik menjual delapan puluh persen saham, dari pada dia harus kehilangan perusahaan secara penuh. Setidaknya dengan kehilangan delapan puluh persen saham, dia masih mempunyai kesempatan di masa yang akan datang.Amora duduk di kursi kantor yang empuk dengan perasaan campur aduk. Ruangan meeting yang mewah dengan dinding kaca yang memberikan nuansa kehebatan di masa lalu, terasa begitu menyesakkan hari ini. Di hadapannya terhampar berkas-berkas transaksi yang harus ia selesaika

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 51: Jalan Sulit

    Amora sama sekali tidak mampu berkata apa-apa. Dia sendiri baru saat ini tahu akan keuangan yang sebenarnya. Selama ini, dia hanya terpaku pada laporan keuangan yang selalu dibuat baik-baik saja oleh Carlos. Sekarang dia sudah tahu, tapi semua itu sudah terlambat sama sekali."Emang kita masih punya cadangan seberapa besar lagi?" tanya Amora dengan tatapan penuh kebingungan kepada manejer keuangan.Dengan suara terbata-bata, sang manejer keuangan menjawab, "Maaf Bu Amora. Pada saat ini, uang yang ada di rekening sudah tidak mungkin untuk kita pakai lagi.""Maksudmu?" tanya Amora dengan tatapan tajam, "jelaskan apa maksudmu bahwa uang di rekening sudah tidak bisa digunakan lagi?""Uangnya sudah habis. Pada saat ini, kita sudah sama sekali tidak bisa melakukan pembayaran hutang. Bahkan untuk biaya operasional saja, kita sudah tidak mampu lagi!""Apa?" ucap Amora dengan suara tertahan. "Berapa saham kita yang bisa dijual untuk menutup itu semua?""Sebelumnya saya menghitung sekitar empat

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 50: Jeratan Hutang

    Amora memang tidak tahu harus berbuat apa. Dia sama sekali tidak mengira, jika kleputusan yang sulit harus dia ambil. Sungguh bukan sesuatu yang mudah, tapi pada saat ini, dia harus melakukannya. "Bu, apa ada cara lain yang bisa kita lakukan?""Apa kau mau menjual semua hartamu untuk digunakan membayar semua hutang jatuh tempoh?" tanya Amora kepada Carlos yang memang selama ini lebih dipercaya dari pada anak sulungnya.Carlos tentu saja langsung terdiam setelah mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya. Dia tidak mau membuat sesuatu hal yang sangat merugikan. Dia memang tidak mau membuat Perusahaan Mega Rejeki diambil orang lain, tapi dia tidak mau sama sekali berkorban untuk perusahaan tersebut menggunakan hartanya.Pada saat semuanya masih terdiam dengan pikiran masing-masing, terdengar pintu dibuka dari luar. Seorang wanita yang merupakan asisten pribada Amora masuk dan mendekat."Maaf, Bu. di luar ada perwakilan dari Bank Nagara. Mereka mau bertemu dengan ibu terkait hutang jatuh

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 49: Penjualan Saham

    Amora memandang ke arah semua orang. Dia sama sekali tidak mengira, jika semua ini terjadi hanya karena ulah dari Handerson yang merupakan cucu kesayangannya. Dia selama ini selalu berusahaan mendapatkan sebuah kesenangan dan keuntungan, tapi kini, semua itu terasa lenyap di tangannya.Amora menekan telpon untuk menghubungi Handerson. Dia tidak bisa menerima berita begitu saja, kecuali langsung mendengar dari yang bersangkutan.Ketika telpon tersambung, Amora masih menahan kemarahannya. Dia bertanya dengan suara yang lembut dan tidak terlihat sedang menahan sebuah kemarahan sama sekali."Handerson, apa yang terjadi dengan Horizon solution? Aku baru saja mendengar bahwa kau bersikap tidak sopan yang membuat CEO yang baru di Horizon solution tersinggung dan memutus semua kontrak kerja sama kita. Sebenarnya siapa yang telah kau hina dan remehkan?"Handerson langsung terkejut mendengar pertanyaan nenek mertuanya tersebut. Dia sama sekali tidak mengira akan diberi pertanyaan seperti ini. D

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 48: Kesulitan di Mega Rejeki

    "Apa kau bisa melakukan proses akuisisi tanpa diketahui oleh nenek dari istriku? Berapa lama dan berapa besar uang dibutuhkan?" tanya Devano kepada Sebastian.Meski dia sudah menetapkan waktu selama dua bulan, tapi tetap saja, dia ingin mendengar pendapat yang ada di kepala orang kepercayaan dari kakeknya tersebut."Aku sama sekali tidak mau membuat kau terpaksa melakukan semua ini. Aku tahu bahwa tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama, tapi pada saat ini, aku ingin tahu tanggapan darimu, jika memang kau tetap tidak mau melakukan, maka aku akan mencari jalan yang lain!"Kembali Devano berkata untuk menekankan bahwa dia sama sekali tidak sedang bermain-main.Sebastian sendiri memahami bahwa Tuan Mudanya sedang menjalan misi pertama setelah beberapa tahun menjadi orang biasa. Dia tentu saja akan mendukung apa pun keputusan tersebut, meski tidak masuk akal sekali pun. Uang yang akan digunakan untuk mengakuisisi Perusahaan Mega Rejeki tidak terlalu besar buat keluarga kakek Devano

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 47: Rencana Besar

    "Mengapa Anda ingin mengakuisisi Perusahaan Mega Rejeki? Apa semua ini karena dendam Anda, Tuan?"Sebastian bertanya seperti itu bukan tanpa maksud. Dia sebagai pembisnis sangat menghindari melakukan keputusan bisnis karena dendam atau kemarahan. Bisa banyak cara yang dilakukan untuk membalas dendam, tapi tentu saja tidak dengan mengorbankan diri untuk masuk ke dalam sebuah bisnis yang sudah pati akan merugi.Sebastian sudah tahu akan rencana Devano dari apa yang dikatakan oleh Alana. Alana juga sudah menyampaikan pendapatnya. Dia tidak mau Devano tetap melanjutkan proses akuisisi yang sangat tidak masuk akal."Apa kalian tidak mendukung aku untuk mengambil Perusahaan Mega Rejeki? Apa kalian menganggap apa yang aku lakukan ini sebuah kekonyolan dan juga karena dendam? Apa itu yang ada di pikiran kalian? Katakan saja, jika kalian tidak mau membantu. Aku sama sekali tidak memaksa kalian untuk ikut dengan apa yang aku rencanakan.""Tentu saja bukan itu yang saya maksudkan, Tuan. Saya aka

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 46: Dendam Terpendam

    "Kalian akan menyesali karena sudah berani mengindahkan dan menghina diriku, Tunggu saja!" ancam Handerson dengan suara berapi-api."Kau tidak sama sekali belajar dari pengalaman. Apa kau tidak sadar bahwa hukuman telah datang bertubi-tubi kepada dirimu. Apa kehilangan proyek di Perusahaan Horizon Solution tidak juga memberikan sebuah pembelajaran kepada dirimu? Sangat disayangkan."Mendengar hal itu, Handerson cukup terkejut, tapi dia langsung sadar bahwa semua informasi itu bisa saja diceritakan oleh Safira. Dia dengan raut wajah kesal kembali bertanya untuk mengalihkan pembicaraan, "Untuk apa kau datang ke gedung ini?"Devano berkata dengan sangat santai, "Aku ingin mencari pekerjaan. Siapa tahu di kantor ini mau menerima diriku.""Mencari pekerjaan?" Handerson dan istrinya langsung mencibir dengan sorot mata penuh penghinaan. "Apa kau yakin pemilik perusahaan ini akan menerima orang seperti dirimu. Akan lebih baik, kau menjadi pengemis saja di jalanan. Jangan permalukan dirimu. Aku

DMCA.com Protection Status