Home / CEO / Sang Miliarder Tersembunyi / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Sang Miliarder Tersembunyi: Chapter 1 - Chapter 10

55 Chapters

Bab 1: Ulang Tahun CEO

Suasana di dalam ruangan cukup meriah. Lampu hias dan berbagai ornamen terlihat begitu indah. Banyak meja tertata rapi dengan beragam menu makanan terhidang di meja. Pada hari ini akan dilakukan acara yang cukup meriah di Hotel Mambo Kemilau. Seorang CEO mereka sedang melakukan perayaan ulang tahun. Beragam hiasan dan ornamen mewah tersaji dengan begitu indah. Seakan ingin memberi tahu, betapa mewahnya acara yang sedang dilangsungkan. CEO Hotel Mambo Kemilau yang bernama Stefanus Maurelino, merupakan lelaki berusia 45 tahun. Dia memiliki seorang istri dengan dua orang anak cantik dan juga tampan. Meski banyak yang mencibir kemampuan memimpinnya, yang menurut mereka tidak memiliki kemampuan, tapi tidak ada yang berani secara terang-terangan menyampaikan hal itu. Karena mereka masih sayang dengan jabatan dan juga uang yang mereka dapat secara rutin dari Hotel Hotel Mambo Kemilau. Acara diawali dengan meriah, beberapa keluarga besar serta kolega yang hadir. Beberapa pembisnis serta
Read more

Bab 2: Penolakan dan Pengusiran

Seorang lelaki berkaca mata, langsung mendekati Devano. "Kalau kau mau meminjam uang, maka tidak perlu menyampaikan di tempat ini. Kau bisa mengajukan ke bagian keuangan," ucap seorang lelaki yang menggunakan kaca mata sambil menghampiri Devano. "Tuan Stefanus, saya mohon bantu saya melunasi biaya pengobatan ayah saya. Jika tidak dilakukan pembayaran, maka ayah saya tidak akan dilakukan tindakan pengobatan lebih lanjut. Beberapa waktu yang lalu saya sudah mengajukan ke bagian keuangan, tapi mereka tidak bisa memberi, karena aturan perusahaan tidak mungkin bisa memberikan pinjaman sebesar itu. Saya memohon dengan sangat kepada Anda. Tolonglah saya," ujar Devano dengan raut wajah memelas tanpa menghiraukan perkataan lelaki berkaca mata atau pun cibiran banyak orang. Devano sudah bekerja di Hotel Mambo Kemilau selama dua tahun. Dia adalah pekerja yang sangat rajin. Dia sama sekali tidak pernah melakukan pelanggaran. Dia termasuk orang yang tidak pernah menolak, jika diberi kerja lembu
Read more

Bab 3: Dipecat

Devano mengikuti langkah dari lelaki yang merupakan manejernya itu. "Kau ikuti aku, bajingan!" bisik sang manejer umum dengan raut wajah penuh kemarahan. "Kau sengaja membuat aku malu. Apa kau mau, aku dipecat karena ulahmu ini? Apa kau tahu dengan apa yang baru saja kau lakukan bisa membuat diriku kehilangan pekerjaan? Aku sama sekali tidak bisa membantu dirimu. Masih mending kau hanya dipecat, jika mereka menganggap gangguan yang kau lakukan sebagai tindakan kriminal, maka kau bisa juga dipenjara." Devano sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan olah sang manejer. Dia tentu saja tidak ingin membuat orang lain menjadi kehilangan pekerjaan karena dirinya. "Aku tidak ingin membuat susah orang lain. Namun, apa aku salah meminjam uang kepada CEO? Aku melakukan semua ini karena berkaitan dengan nyawa seseorang." "Jelas saja kau telah salah. Bagaimana wajah CEO pada waktu kau mengatakan hal itu di depan banyak orang. Dia tidak mungkin bisa menjawab iya atau pun tidak. Kau sama saja m
Read more

Bab 4: Datangnya Sang Penyelamat

Setiba di rumah sakit, Devano langsung berjalan menuju ke kasir. Dia ingin menegosiasikan pembayaran. Dia ingin meminta waktu seminggu lagi. Namun, ketika dia mendekati meja kasir, seorang perawat menemui dirinya dan memberi tahu bahwa ayah angkatnya sudah melakukan operasi lanjutan karena uang yang harus dibayarkan sudah dilunasi. Tentu saja Devano ternganga kaget dan cepat dia bertanya kembali. "Operasi kedua ini membutuhkan biaya berapa besar?" Perawat tersebut tersenyum, lalu memandang ke arah kasir. Dengan sikap sigap, sang kasir memberikan sebuah kuitansi yang bertuliskan angka dua ratus juta. "Apa? Ternyata biaya yang kedua ini lebih mahal! Apa ayah angkatku akan melakukan operasi ketiga?" "Kami belum tahu akan hal itu, tapi ada kemungkinan bisa terjadi, jika dirasa operasi kedua ini tidak berhasil mengangkat sel kankernya secara keseluruhan." "Kapan batas terakhir aku harus membayar uang ini?" "Kau punya waktu seminggu lagi." "Siapa yang sudah membayar biaya operasi ya
Read more

Bab 5: Sebuah Pemberian

Devano memang memiliki sikap keras kepala yang hampir sama dengan ayahnya, jadi pria tersebut sangat memahami. Meski begitu, dia tahu bahwa pemuda yang ada di depannya memiliki hati yang baik dan juga bertanggung jawab. Mendengar perkataan yang dikatakan Devano, pria yang merupakan utusan dari kakek Devano kembali berkata, "Saya rasa kakek Anda akan sangat sedih dengan penolakan Anda untuk kembali ke rumah. Saya harap Anda bisa memahami apa yang bos besar alami. Dia sama sekali tidak ingin membuat Anda menderita. Dia sudah berjanji untuk memberikan apa pun yang Anda inginkan." "Aku tidak membutuhkan apa pun dari lelaki tua itu, lebih baik kau pulang saja," jawab Devano dengan suara datar. Pria tersebut menghela napas pendek. Dia kemudian berkata pelan, "Saya tahu bahwa Anda pasti tidak akan mudah memaafkan Bos Besar. Dia juga mengatakan bahwa Anda mungkin akan membencinya, tapi Anda harus tahu bahwa Bos Besar sangat memikirkan Anda. Dia merasa menyesal karena melakukan sebuah tinda
Read more

Bab 6: Nyata Terasa Mimpi

Meski dia masih ingat bahwa ayahnya dahulu sering mengajaknya berkeliling dunia, tapi dirinya pada waktu itu belum memahami arti sebuah kekayaan. Devano masih belum bisa mencerna nilai yang baru saja disebutkan oleh lelaki yang ada di hadapannya karena nilainnya terlalu besar. Melebihi dari apa yang pernah dia bayangkan sebelumnya. Sekarang dia mulai mengerti tentang apa yang yang terjadi. Dia sangat paham bahwa setiap ada sumber uang, maka di sana juga akan muncul permasalahan. Dia mulai memahami alasan dari kakeknya mengusir dirinya dan juga kedua orang tuanya. Dia mulai curiga dengan penyebab kecelakaan yang menimpa mereka pada waktu itu. Dia yakin bahwa kecelakaan tersebut bukan kecelakaan yang tidak disengaja, tapi ada kemungkinan ada orang yang sengaja ingin membunuh kedua orang tuanya. Meski begitu, Devano masih terlihat ragu untuk menerima uang tersebut. Dia merasa, jika menerima uang tersebut, maka sama saja dengan dia sudah menjual nyawa ayah dan ibunya. Dia tidak mau ter
Read more

Bab 7: Rumah Penuh Kenangan

Habis berkata seperti itu, pria tersebut berbalik dan meninggalkan Devano yang masih terpana dengan semua yang sedang terjadi.Devano sendiri masih belum percaya dengan hal yang baru saja dia alami, semua terasa seperti mimpi. Dia seakan masih terbenang dalam sebuah mimpi dan belum terbangun untuk menjadi sebuah kenyataan.Lalu dengan perasaan penuh kebingungan, Devano kembali ke meja kasir. Dia kemudian berkata dengan mantap, "Aku ingin melunasi semua biaya perawatan operasi!"Kasir menerima kartu yang diberikan oleh Devano, lalu dia menggesek, kemudian memasukan nominal yang sesuai dengan jumlah tagihan.Selanjutnya, Devano dengan tangan sedikit bergetar memasukkan pin sesuai dengan tanggal kepergian dia dan kedua orang tuanya dari kediamanan lelaki tua yang sangat dia benci.Tanpa memiliki kendala berarti, akhirnya struk bukti pembayaran keluar.Dia sama sekali tidak percaya bahwa apa yang dikatakan oleh pria tersebut adalah sebuah kebenaran. Dia yang sebelumnya kebingungan membaya
Read more

Bab 8: Tamu Yang Tak Diharap

Pada saat Devano sedang melamun, tiba-tiba dia dikejutkan dengan kedatangan beberapa orang yang berwajah sangar. Devano langsung tahu bahwa beberapa orang tersebut sengaja diberi perintah untuk mengosongkan rumah yang sedang dia tempati. Mereka ingin membeli rumah beserta tanahnya, tapi ayah angkatnya tidak pernah mau menjualnya. Dia merasa bahwa rumah tersebut sudah memberikan banyak kenangan untuk mereka semua. Beruntung ayah angkatnya sudah memberikan kepada Devano surat- surat rumah untuk disimpan di tempat yang aman, sehingga terbebas dari gangguan para preman dan juga pengusaha yang ingin membeli rumah tersebut. Meski pada waktu operasi pertama, ayah angkatnya sudah memberikan ijin kepada Devano, jika ingin menjual rumah tersebut. "Mana ayah angkatmu?" tanya seorang lelaki yang langsung duduk di sebuah kursi yang ada di ruangan tersebut. Suaranya menunjukkan bahwa dia berkuasa dan juga ditakuti di lingkungan tempat Devano tinggal. "Ayah angkatku sekarang berada di rumah sa
Read more

Bab 9: Hidup Berubah

Devano memandang platform yang telah lapuk dan nyaris jatuh. Dia meresakan perasaan yang berbeda, ditambah lagi bau apek yang hampir memenuhi semua ruang di rumah tersebut. Sepertinya di dalam rumah tidak sama sekali terkena sinar matahari, sehingga di dalam rumah menjadi lembab. Entah mengapa? Sejak bertemu dengan pria yang merupakan utusan kekeknya tersebut, dia merasa berubah. Perasaan tidak nyaman di tempat yang begitu kumuh seperti ini. Dia merasa lebih baik mencari tempat tinggal yang lebih baik, apa lagi pria tersebut memberi tahu isi di dalam kartunya cukup besar dan lebih dari cukup untuk membeli sebuah rumah. Biasanya dia tidak pernah memikirkan tentang ketidaknyamanan ini, tapi sekarang menjadi sangat berbeda. Ternyata memiliki uang membuat pemikiran seseorang menjadi berubah. Sebelumnya, dia hanya ingin bertahan hidup, tapi sekarang dia memiliki lebih dari sekedar hidup. Dia sulit memejamkan mata, seakan semua kejadian yang baru saja dia alami adalah sesuatu yang mengub
Read more

Bab 10: Arogan Membawa Dendam

Setelah menempu perjalanan selama satu jam, Devano akhirnya tiba di sebuah gedung yang cukup besar. Di depan gedung tersebut terlihat tulisan yang sangat besar, yaitu Horizon Solution Group. Sebuah gedung megah dan juga sangat mewah. Buat Devano, dia sama sekali tidak mengira bahwa perusahaan tersebut sekarang adalah miliknya. Dengan perasaan tidak menentu, Dia berjalan masuk ke lobi gedung tersebut. Dia melihat banyak orang datang memasuki gedung dengan menggunakan akses masuk masing- masing, sungguh pemandangan yang sangat luar biasa buat Devano. Pada waktu dia tiba di depan lobi gedung, dia secara tidak sengaja sebuah mobil mewah keluaran Eropa berhenti tepat tidak jauh dari tempatnya berdiri. Devano melihat pasangan muda baru saja keluar dari mobil tersebut. Mereka menggunakan pakaian yang cukup rapi dan juga mewah. Seorang lelaki tampan keluar dari mobil dengan langkah elegan. Dia tersenyum sambil membukakan pintu untuk seorang perempuan yang terlihat sangat cantik dan jug
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status