Meski dia masih ingat bahwa ayahnya dahulu sering mengajaknya berkeliling dunia, tapi dirinya pada waktu itu belum memahami arti sebuah kekayaan. Devano masih belum bisa mencerna nilai yang baru saja disebutkan oleh lelaki yang ada di hadapannya karena nilainnya terlalu besar. Melebihi dari apa yang pernah dia bayangkan sebelumnya.
Sekarang dia mulai mengerti tentang apa yang yang terjadi. Dia sangat paham bahwa setiap ada sumber uang, maka di sana juga akan muncul permasalahan. Dia mulai memahami alasan dari kakeknya mengusir dirinya dan juga kedua orang tuanya.
Dia mulai curiga dengan penyebab kecelakaan yang menimpa mereka pada waktu itu. Dia yakin bahwa kecelakaan tersebut bukan kecelakaan yang tidak disengaja, tapi ada kemungkinan ada orang yang sengaja ingin membunuh kedua orang tuanya.
Meski begitu, Devano masih terlihat ragu untuk menerima uang tersebut. Dia merasa, jika menerima uang tersebut, maka sama saja dengan dia sudah menjual nyawa ayah dan ibunya. Dia tidak mau terjadi hal tersebut. Buat dirinya nyawa kedua orang tuanya tidak akan ditukar dengan apa pun juga.
Melihat keraguan di wajah Devano, pria tersebut kembali berkata, "Saya tahu bahwa tidak mudah buat Anda menerima semua ini, tapi Anda harus tahu bahwa apa yang Anda terima adalah memang harta dari ayah Anda sendiri. Saya berpikir tidak ada salahnya, jika Anda menggunakan uang yang memang milik dari ayah Anda."
"Bos Besar juga mengatakan jika Anda mau pulang, maka dia akan mewariskan seluruh kekayaannya kepada Anda, tapi jika Anda tidak mau pulang setidaknya gunakan uang ayah Anda ini untuk kebutuhan hidup."
Devano seakan sedang bermimpi. Dia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang sedang dia dengarkan. Terasa semuanya bagai seperti sebuah mimpi yang datang secara tiba-tiba.
Belum sempat Devano mengutarakan sebuah kata, pria tersebut kembali mengatakan, "Kau juga sudah bisa datang ke perusahaan Horizon Solution. Kebetulan mereka baru saja mengakuisisi beberapa perusahaan, termasuk Hotal Mumbai Kemilau. Pada saat ini, mereka sedang membutuhkan penunjukkan CEO yang baru. Siapa tahu, Tuan Muda ingin menjadi CEO atau ingin menunjuk seseorang yang cocok."
Sekali lagi sebuah fakta yang terasa mimpi. Devano hanya mampu terdiam tanpa mampu mengatakan apa pun juga. Dia sekarang ternyata pemilik perusahaan yang baru saja memecat dirinya. Sungguh sebuah situasi yang sama sekali tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.
Devano memang bukan siapa-siapa, dia hanya seorang pekerja serabutan dan terakhir kebutulan menjadi tenaga kebersihan di sebuah hotel.
Meski begitu, dia sangat tahu tentang perusahaan Horizon Solusion yang sudah memiliki beberapa jenis bisnis. Perusahaan ini terkenal dengan aset yang cukup besar dan hampir ada di berbagai lini bisnis.
Nilai perusahaan ini lebih dari satu triliun. Perusahaan yang sangat ditakuti dan juga menjadi kebanggaan, jika bisa bekerja di sana.
Dia sendiri pernah beberapa kali melamar menjadi seorang petugas kebersihan di sana, tapi selalu tidak diterima karena tidak punya koneksi.
Sekarang semua itu seakan menjadi kenangan yang menghilang. Dia tidak hanya mendapatkan tawaran untuk bekerja, tapi dia menjadi pemilik perusahaan Horizon Solution.
Pria tersebut menyerahkan kartu namanya dan berkata dengan sangat sopan, "Tuan Muda, saya tidak memaksa Anda untuk menjawab apa pun pada saat ini. Saya akan memberikan kesempatan kepada Anda untuk berpikir sejenak. Jadi saya akan pergi sekarang, jika Anda membutuhkan bantuan dari saya, maka jangan ragu untuk menghubungi. Saya bersedia membantu apa pun yang Tuan Muda butuhkan."
Habis berkata seperti itu, pria tersebut berbalik dan meninggalkan Devano yang masih terpana dengan semua yang sedang terjadi.Devano sendiri masih belum percaya dengan hal yang baru saja dia alami, semua terasa seperti mimpi. Dia seakan masih terbenang dalam sebuah mimpi dan belum terbangun untuk menjadi sebuah kenyataan.Lalu dengan perasaan penuh kebingungan, Devano kembali ke meja kasir. Dia kemudian berkata dengan mantap, "Aku ingin melunasi semua biaya perawatan operasi!"Kasir menerima kartu yang diberikan oleh Devano, lalu dia menggesek, kemudian memasukan nominal yang sesuai dengan jumlah tagihan.Selanjutnya, Devano dengan tangan sedikit bergetar memasukkan pin sesuai dengan tanggal kepergian dia dan kedua orang tuanya dari kediamanan lelaki tua yang sangat dia benci.Tanpa memiliki kendala berarti, akhirnya struk bukti pembayaran keluar.Dia sama sekali tidak percaya bahwa apa yang dikatakan oleh pria tersebut adalah sebuah kebenaran. Dia yang sebelumnya kebingungan membaya
Pada saat Devano sedang melamun, tiba-tiba dia dikejutkan dengan kedatangan beberapa orang yang berwajah sangar. Devano langsung tahu bahwa beberapa orang tersebut sengaja diberi perintah untuk mengosongkan rumah yang sedang dia tempati. Mereka ingin membeli rumah beserta tanahnya, tapi ayah angkatnya tidak pernah mau menjualnya. Dia merasa bahwa rumah tersebut sudah memberikan banyak kenangan untuk mereka semua. Beruntung ayah angkatnya sudah memberikan kepada Devano surat- surat rumah untuk disimpan di tempat yang aman, sehingga terbebas dari gangguan para preman dan juga pengusaha yang ingin membeli rumah tersebut. Meski pada waktu operasi pertama, ayah angkatnya sudah memberikan ijin kepada Devano, jika ingin menjual rumah tersebut. "Mana ayah angkatmu?" tanya seorang lelaki yang langsung duduk di sebuah kursi yang ada di ruangan tersebut. Suaranya menunjukkan bahwa dia berkuasa dan juga ditakuti di lingkungan tempat Devano tinggal. "Ayah angkatku sekarang berada di rumah sa
Devano memandang platform yang telah lapuk dan nyaris jatuh. Dia meresakan perasaan yang berbeda, ditambah lagi bau apek yang hampir memenuhi semua ruang di rumah tersebut. Sepertinya di dalam rumah tidak sama sekali terkena sinar matahari, sehingga di dalam rumah menjadi lembab. Entah mengapa? Sejak bertemu dengan pria yang merupakan utusan kekeknya tersebut, dia merasa berubah. Perasaan tidak nyaman di tempat yang begitu kumuh seperti ini. Dia merasa lebih baik mencari tempat tinggal yang lebih baik, apa lagi pria tersebut memberi tahu isi di dalam kartunya cukup besar dan lebih dari cukup untuk membeli sebuah rumah. Biasanya dia tidak pernah memikirkan tentang ketidaknyamanan ini, tapi sekarang menjadi sangat berbeda. Ternyata memiliki uang membuat pemikiran seseorang menjadi berubah. Sebelumnya, dia hanya ingin bertahan hidup, tapi sekarang dia memiliki lebih dari sekedar hidup. Dia sulit memejamkan mata, seakan semua kejadian yang baru saja dia alami adalah sesuatu yang mengub
Setelah menempu perjalanan selama satu jam, Devano akhirnya tiba di sebuah gedung yang cukup besar. Di depan gedung tersebut terlihat tulisan yang sangat besar, yaitu Horizon Solution Group. Sebuah gedung megah dan juga sangat mewah. Buat Devano, dia sama sekali tidak mengira bahwa perusahaan tersebut sekarang adalah miliknya. Dengan perasaan tidak menentu, Dia berjalan masuk ke lobi gedung tersebut. Dia melihat banyak orang datang memasuki gedung dengan menggunakan akses masuk masing- masing, sungguh pemandangan yang sangat luar biasa buat Devano. Pada waktu dia tiba di depan lobi gedung, dia secara tidak sengaja sebuah mobil mewah keluaran Eropa berhenti tepat tidak jauh dari tempatnya berdiri. Devano melihat pasangan muda baru saja keluar dari mobil tersebut. Mereka menggunakan pakaian yang cukup rapi dan juga mewah. Seorang lelaki tampan keluar dari mobil dengan langkah elegan. Dia tersenyum sambil membukakan pintu untuk seorang perempuan yang terlihat sangat cantik dan jug
Ancaman yang diberikan oleh petugas keamanan sebenarnya bukan sesuatu yang menakutkan untuk Devano, tapi dia tentu saja tidak mau terlihat lemah di hadapan kakeknya. Jika itu terjadi, maka secara tidak langsung dia harus mengakui bahwa dia membutuhkan lelaki tua yang sudah membuat dirinya menderita selama belasan tahun.Meski begitu, Devano tentu saja tidak mau menyerah begitu saja. Dia harus masuk ke dalam gedung perusahaan Horizon Solution, meski tanpa menggunakan bantuan orang suruhan kakeknya. Dia ingin membuktikan bahwa masuk ke dalam gedung ini bukan sesuatu yang menyulitkan buat dirinya.Dia kemudian dengan wajah memelas berkata kepada petugas keamanan, "Tolong jangan usir aku. Aku ke sini ingin melamar kerja sebagai tenaga kebersihan. Apa kalian bisa membantuku?”"Bagaimana mungkin kau bisa diterima bekerja di tempat ini. Kau baru saja membuat sebuah kesalahan dengan memancing kemarahan mitra penting perusahaan kami," ketus sang petugas keamanan dengan tampang yang kasar."Tol
Mendengar perkataan wanita yang merupakan tenaga kebersihan di lantai tersebut, Devano langsung memahami bahwa petugas keamanan sengaja menjebak dirinya, tapi tanpa mereka pahami, justru memang Devano ingin berada di lantai yang ada ruangan direktur.Selain itu, Devano tidak mengira, jika petugas keamanan begitu sembrono menunjukkan lantai tempat direktur berada. Selain tempat ini adalah tempat khusus yang tidak semua orang bisa berada di sana, tapi juga menunjukkan bahwa petugas tidak memahami tentang mengamankan gedung dengan baik.Dia tidak habis pikir, meski tujuan petugas tersebut ingin membuat dia malu dan juga bisa membuat dia langsung diangkut oleh petugas kepolisian. Pada hal, jika direktur jeli, maka bukan mustahil mereka sendiri yang bisa dipecat karena teledor dengan membiarkan orang yang tidak punya kepentingan masuk ke ruang tempat pimpinan perusahaan berada."Terima kasih banyak atas informasi yang disampaikan. Aku tidak tahu akan kemana, jika tidak mengetahui hal ini.
"Saya rasa Anda terlalu berlebihan. Banyak wanita lain yang berkarier menjadi pemimpin perusahaan dan mereka lebih bagus dari pada saya," ujar Alana yang mencoba merendah. "Saya tidak sebagus yang seperti yangAnda katakan. Jadi terlalu berlebihan mengatakan hal seperti itu, Tuan Devano."Meski mengatakan hal itu dengan suara yang begitu berwibawa, tapi Alana tetap merasakan sebuah kegugupan, pada hal di awal melihat penampilan Devano, dia sama sekali tidak merasakan hal itu!"Baiklah. Apa bisa kau tunjukkan ruanganku sekarang," timpal Devano yang berpura-pura tidak memahami perubahan di raut wajah Alana.Devano tiba di sebuah ruangan yang cukup mewah. Dia tidak mengira akan mendapatkan posisi dan juga ruangan yang cukup mewah. Terlihat sekilas dari raut wajahnya yang menunjukkan bahwa dia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat dan alami."Silahkan duduk di kursi Anda, Tuan Devano," ucap Alana yang membangunkan lamunan Devano sambil tersenyum, lalu menunjuk sebuah kurs
Tentu saja Alana seperti mendapatkan angin segar. Dia sama sekali tidak mengira, jika Devano sebagai pemilik yang baru Perusahaan Horizon Solution ingin menyingkirkan seseorang mitra bisnis yang selama ini sangat dia benci dan tidak sukai.Selain sikap yang arogan, masih banyak jejak yang buruk yang da lihat selama ini. Tentu saja sekarang adalah saat yang tepat karena dia sudah mendapatkan izin dari pria yang merupakan pemiliki baru dari Horizon Solution, maka tidak ada yang perlu dia takutkan lagi.Namun, Alana tentu saja bukan seorang sembrono. Dia perlu pertimbangan dan juga kehati-hatian. Dia segera menekan nomor Sebastian. Dia tentu saja harus berkonsultasi dengan lelaki yang sudah menjadi seperti ayahnya sendiri."Ada apa, Alana?" tanya Sebastian setelah mengangkat panggilan."Tuan, Saya sudah bertemu dengan Tuan Devano. Dia sekarang sudah berada di kantor."Mendengar informasi yang disampaikan oleh Alana, senyum Sebastian keluar begitu lebar. Akhirnya cucu dari Bos Besar sudah