Tentu saja Alana seperti mendapatkan angin segar. Dia sama sekali tidak mengira, jika Devano sebagai pemilik yang baru Perusahaan Horizon Solution ingin menyingkirkan seseorang mitra bisnis yang selama ini sangat dia benci dan tidak sukai.Selain sikap yang arogan, masih banyak jejak yang buruk yang da lihat selama ini. Tentu saja sekarang adalah saat yang tepat karena dia sudah mendapatkan izin dari pria yang merupakan pemiliki baru dari Horizon Solution, maka tidak ada yang perlu dia takutkan lagi.Namun, Alana tentu saja bukan seorang sembrono. Dia perlu pertimbangan dan juga kehati-hatian. Dia segera menekan nomor Sebastian. Dia tentu saja harus berkonsultasi dengan lelaki yang sudah menjadi seperti ayahnya sendiri."Ada apa, Alana?" tanya Sebastian setelah mengangkat panggilan."Tuan, Saya sudah bertemu dengan Tuan Devano. Dia sekarang sudah berada di kantor."Mendengar informasi yang disampaikan oleh Alana, senyum Sebastian keluar begitu lebar. Akhirnya cucu dari Bos Besar sudah
Di dalam lift kemarahan Handerson seperti ingin meledak. Darahnya naik ke atas kepala sekaan ingin memanaskan apa pun yang ada di atasnya. "Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa CEO yang baru memutuskan hubungan kerja sama dengan perusahaan kita?" gerutu Handerson yang masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.Tentu saja Handerson merasa tidak nyaman dengan hasil keputusan ini. Sembilan puluh persen pendapatan bisnisnya berasal dari Horizon Solution. Dengan berakhirnya kerja sama, maka secara otomatis semua yang dia dapatkan selama ini akan lenyap begitu saja.Dia tentu saja tidak bisa terima dengan kenyataan buruk ini. Dia berteriak keras di dalam lift, "Aku akan menemui kakek dan menanyakan secara langsung kepadanya, siapa CEO yang baru. Aku ingin memastikan CEO atau pun Alana berakhir dengan menyedihkan. Aku akan membuat keduanya menjadi gembel yang menyedihkan."Lift masih sengaja dibiarkan terbuka oleh Kamila. Dia juga masih belum terima dengan apa yang baru saja ter
Sementara itu di ruangan Alana, Devano terlihat sangat senang. Dia mengakui keberanian dan juga ketegasan yang dimiliki oleh Alana. Dia tersenyum sangat puas, "Alana, aku mengakui cara kerjamu. Aku melihat bahwa kau memang cocok menjadi seorang wakil direktur. Aku akan mempertimbangkan untuk memberi tambahan gaji kepada dirimu. Terima kasih dan kerja bagus!"Alana terkejut dengan sikap yang ditunjukkan Devano. Dia tahu bahwa dibalik sikap culun tersebut, tersimpan sebuah kemampuan yang sangat luar biasa.Dia pun akhirnya berkata, "Terima kasih Tuan Devano."Devano mengangguk dan berkata lebih lanjut, "Aku mau kau mengumumkan tiga pengumuman.""Baik, silahkan disampaikan Tuan Devano. Saya siap mendengarkan!""Pertama, aku ingin kau menyampaikan tentang perubahan susunan kepemilikian Horizon Solution, termasuk perubahan jajaran direktur yang menjabat. Aku ingin kau juga bisa memberikan beberapa nama yang bisa diusulkan. Meski begitu, kau tetap harus menjaga identitasku. Biarkan mereka
Tentu saja tindakan polisi yang membiarkan Devano bisa pergi begitu saja tidak selesai begitu saja. Petugas keamanan masih menunjukkan ketidaksukaan kepada dirinya. Meski sang penjaga tidak mampu berbuat apa-apa, tapi mesti begitu, sang penjaga keamanan tersebut menyimpan dendam tersendiri kepada Devano dan juga wanita yang sudah berani ikut campur.Seorang lelaki berusia sekitar lima puluh tahun memasuki kantor polisi. Dia diberi tahu bahwa putrinya ikut dibawa ke kantor polisi."Safira, apa kau baik-baik saja?" tanya lelaki tersebut sambil mendekati sosok wanita yang membantu Devano."Aku tidak apa-apa, Ayah. Kebetulan membantu seseorang yang dianiayah oleh penjaga keamanan ini!"Penjaga keamanan tersebut tidak sama sekali menggubris, dia langsung keluar dari kantor polisi begitu saja."Siapa pemuda ini?" tanya ayahnya Safira sambil menatap dengan penuh kecurigaan.Wajar saja, jika ayah Safira mencurigai Devano. Pakaian lusuh tersebut membuatnya menjadi curiga. Dia tentu saja sangat
Udara malam berhembus pelan, meski dinginnya malam tidak terlalu seperti selama ini. Maklum sudah mulai musim hujan yang membuat udara tidak terlalu dingin. Tidak seperti biasanya, di kediaman Nyonya Amoro Sukoco ramai didatangi oleh semua anggota keluarga. Hal ini juga dengan kedua orang tua Safira bersama dengan dirinya. Jika bukan dipaksa oleh ayahnya, dia sama sekali tidak menyukai acara kumpul seperti ini, karena bisa menjadi ajang bulli terhadap ibunya.Malam mulai terlihat makin gelap, terlihat semua anggota keluarga Sukoco sudah datang di ruang keluarga. Mereka semua hadir untuk memenuhi undangan kepala keluarga, yaitu Amoro Sukoco, karena suaminya sudah lama meninggal dunia. Secara otomatis kepala keluarga jatuh kepada dirinya.Selain itu, mereka juga semua tahu bahwa pertemuan kali ini membahas banyak proyek, yang pada akhirnya adalah peluang untuk mendapatkan uang lebih banyak untuk keluarga kecil mereka masing-masing.Ketika Handerson masuk dan duduk di dekat Nenek Amora,
Hati dan perasaan Carlos begitu tidak tenang, tapi dia hanya bisa terdiam saja.Tentu saja keputusan yang diberikan oleh Nyonya Amora adalah sebuah tekanan tersendiri bagi Carlos, mau tidak mau dia harus mendapatkan proyek tersebut, jika ingin tetap berada di puncak kekuasaan.Meskipun dia tahu bahwa posisi tersebut tidak mudah untuk didapatkan karena mendapatkan proyek di perusahaan Horizon Solution bukanlah sebuah hal yang mudah untuk siapa pun.Nyonya Amora sendiri menyadari bahwa mendapatkan sebuah kontrak kerja sama dengan Horizon Solution tidak mudah. Bahkan, jika dirinya sendiri yang menemui Winoto, maka belum tentu dia berhasil mendapatkan kontrak kerja sama tersebut.Kembali ruangan menjadi hening. Seakan semuanya sedang berpikir tentang tawaran yang diberikan oleh Nyonya Amora.Kemudian Nyonya Amora menoleh dan melihat ke arah Axton. "Axton, kau baru saja berkata bahwa selama ini tidak pernah diberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dirimu, maka sekarang aku memberik
Mendengar tantangan yang diberikan oleh Safira, Handerson langsung mengatupkan kedua gerahamnya karena menahan amarah. "Baik. Kita bertaruh! Apa kau pikir aku takut dengan tantangan seperti ini? Kamu ingin bertaruh apa? Cepat katakan!"Safira berkata dengan datar, "Jika ayahku berhasil, maka kau akan memberikan penghormatan kepada ayahku dengan bersujud di kakinya dan tidak pernah lagi menghina dirinya. Begitu juga sebaliknya, jika tidak berhasil, maka aku akan sujud di kakimu. Bagaimana?"Handerson tertawa dengan suara penuh cibiran."Kamu sepertinya sedang menggali kuburan sendiri. Baiklah aku setuju dengan satu tambahan karena kau mewakili ayahmu. Jika ayahmu tidak berhasil, maka kau harus menerima apa pun permintaan yang aku berikan!"Tanpa berpikir panjang, Safira langsung setuju dengan syarat tambahan tersebut. Sebaliknya Axton merasa tidak berdaya dengan apa yang baru saja dilakukan oleh putrinya tersebut. Dia merasa bahwa apa yang dikatakan Handerson adalah sebuah kebenaran ya
Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam, pada saat Devano tiba di rumah panti asuhan yang sudah hampir ambruk itu.Tiba-tiba dia dikejutkan oleh beberapa orang yang sedang menunggu dirinya."Bagaimana? Apa ayah angkatmu sudah memberikan surat rumah serta tanda tangan persetujuan untuk menyerahkan rumah ini?"Sambil mengusap wajahnya, Devano berkata dengan lantang, "Aku sudah mengatakan kepada kalian sebelumnya bahwa rumah ini tidak akan dijual. Justru rumah ini akan diperbaiki dan juga dioperasikan kembali, jadi kalian lebih baik pulang dan mencari tempat yang lain saja!"Lelaki berkepala plontos yang terkenal sebagai kepala preman di daerah tersebut langsung berdiri.Raut wajah yang penuh dengan bekas luka yang menandakan bahwa dia memang sudah biasa terlibat dengan beragam kekerasan.Banyak julukan yang diberikan kepada lelaki ini. Si muka parut, si seram gelondongan, dan berbagai julukan lainnya. Dia sudah beberapa kali masuk penjara karena membunuh, tapi seperti yang terlihat, dia t