Mendengar perkataan wanita yang merupakan tenaga kebersihan di lantai tersebut, Devano langsung memahami bahwa petugas keamanan sengaja menjebak dirinya, tapi tanpa mereka pahami, justru memang Devano ingin berada di lantai yang ada ruangan direktur.
Selain itu, Devano tidak mengira, jika petugas keamanan begitu sembrono menunjukkan lantai tempat direktur berada. Selain tempat ini adalah tempat khusus yang tidak semua orang bisa berada di sana, tapi juga menunjukkan bahwa petugas tidak memahami tentang mengamankan gedung dengan baik.
Dia tidak habis pikir, meski tujuan petugas tersebut ingin membuat dia malu dan juga bisa membuat dia langsung diangkut oleh petugas kepolisian. Pada hal, jika direktur jeli, maka bukan mustahil mereka sendiri yang bisa dipecat karena teledor dengan membiarkan orang yang tidak punya kepentingan masuk ke ruang tempat pimpinan perusahaan berada.
"Terima kasih banyak atas informasi yang disampaikan. Aku tidak tahu akan kemana, jika tidak mengetahui hal ini. Sungguh aku sudah ditipu, sehingga berada di lantai yang salah. Sekali lagi, aku mengucapkan banyak terima kasih," ujar Devano dengan suara yang tulus sambil tersenyum.
Tentu saja Devano sengaja berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada petugas kebersihan itu. Dia sama sekali tidak mengira, jika masih ada orang baik yang mau memberikan bantuan kepada dirinya.
"Jika kau mau bekerja sebagai petugas kebersihan, maka bisa melamar di kantorku saja, ini alamatnya," ucap petugas kebersihan itu sambil menyerahkan sebuah kartu nama dengan alamat perusahaan outsourcingnya berada. "Meski tidak ada jaminan bisa ditempatkan di perusahaan ini atau pun gedung ini."
Sambil tetap tersenyum, Devano lalu berkata, "Apa aku boleh beristirahat di sini sebentar?"
Devano merasakan napasnya masih ngos-ngosan, selain itu keringatnya juga masih cukup banyak keluar.
"Baik. Tidak masalah. Kau bisa istirahat di sini dahulu, aku mau melanjutkan pekerjaan. Nanti kalau kau mau turun, maka bisa menggunakan lift yang ada di sebelah kanan."
Setelah berkata seperti itu, petugas kebersihan tersebut berjalan keluar meninggalkan Devano sendirian.
Pada saat punggung wanita tua yang sudah keluar dari ruangan sempit itu, Devano mengeluarkan kartu yang diberikan oleh orang suruhan kakeknya yang pernah bertemu di rumah sakit. Dia melihat sebuah nama di sana 'Sebastian Alba'.
"Sepertinya aku akan menemui direktur dengan menggunakan nama pria ini. Aku ingin melihat seberapa besarnya pengaruh dirinya di perusahaan ini," gumam Devano sambil berdiri, lalu keluar dari ruangan sempit yang biasa dijadikan tempat istirahat oleh petugas kebersihan.
Hanya saja, tanpa setahu Devano, Sebastian sudah mengatur semuanya di Horizon Solution untuk menyambut kehadiran dirinya. Dia juga sudah menunjukkan fhoto Devano kepada seseorang yang sangat berkuasa di Horizon Solution.
Orang yang bertanggung jawab untuk mengurus semuanya adalah seorang wanita bertangan besi yang bernama Alana Putri.
Alana Putri sangat dikenal sebagai wanita yang keras dan juga pintar. Melalui tangan dinginnya, Perusahaan Horizon Solution berkembang begitu pesat. Dia merupakan orang yang dididik secara langsung oleh Sebastian.
Meski Alana merupakan wanita yang berasal dari keluarga ekonomi pas-pasan. Namun, Sebastian melihat potensi yang di milikinya. Dengan karier awal sebagai seorang penerima tamu atau receptionis, akhirnya Alana berhasil menjelma menjadi seorang sosok wakil direktur yang sangat luar biasa.
Meski dia terlihat keras dan kaku, tapi dia terkenal sangat menghargai serta baik kepada semua orang. Hal ini juga yang membuat banyak orang yang hormat serta setia dengan dirinya.
Asisten Alana sudah diberi tahu akan ada seorang lelaki yang akan menemui dirinya bernama Devano. Dia mengatakan kepada sang asisten untuk langsung membawanya masuk ke dalam ruangannya.
Benar saja, ketika Devano dibawa masuk bertemu dengannya, Alana cukup terkejut melihat raut wajah Devano yang masih terlihat sangat muda. Dia juga tidak mengira bahwa pakaian yang dikenakan Devano sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia adalah cucu dari Bos besar, sekaligus pemilik Perusahaan Horizon Solution. Penampilan yang sangat sederhana dan tidak sama sekali terlihat berkelas.
Jika saja dia tidak diberi tahu oleh Sebastian, mungkin Alana sudah mengusir Devano dari hadapannya.
Dengan cepat Alana berusaha menunjukkan penghormatan kepada pria yang merupakan pemilik perusahaan, sekaligus Tuan Muda di Keluarga Winoto. Dia berusaha tersenyum sambil memberi sambutan hangat, "Salam kenal, Tuan Devano. Silahkan ikuti saya, untuk menuju ke ruangan Anda."
Devano menganggukan kepala, lalu mengikuti Alana di belakangnya. Dia pernah melihat Alana di sebuah stasiun TV. Wanita yang kaya pengalaman dan juga beberapa kali mendapatkan penghargaan sebagai seorang direktur yang berprestasi.
Setelah bertemu, Devano mengakui bahwa Alana adalah wanita yang enerjik dan juga ramah. Kecantikan yang dipadukan dengan kecerdasan menciptakan seorang wanita yang nyaris sempurna.
Dengan usia masih dua puluh sembilan tahun, dia sudah menduduki posisi yang cukup tinggi, maka bisa dikatakan bahwa wanita yang ada di depannya itu adalah bukan wanita sembarangan. Dia memiliki semua yang dibutuhkan sebagai seorang pemimpin perusahaan. Tidak salah, jika Sebastian memilih dirinya.
"Mengapa Tuan Devano diam saja?" tanya Alana yang membuat Devano terbangun dalam lamunan.
"Maaf," jawab Devano yang berusaha menenangkan diri karena memang tatapan Alano begitu menusuk dan membuat dirinya berusaha tetap tenang. "Aku tidak mengira bahwa pemimpin tertinggi di perusahaan ini adalah seorang wanita muda yang sudah cukup terkenal di dunia bisnis."
***
"Saya rasa Anda terlalu berlebihan. Banyak wanita lain yang berkarier menjadi pemimpin perusahaan dan mereka lebih bagus dari pada saya," ujar Alana yang mencoba merendah. "Saya tidak sebagus yang seperti yangAnda katakan. Jadi terlalu berlebihan mengatakan hal seperti itu, Tuan Devano."Meski mengatakan hal itu dengan suara yang begitu berwibawa, tapi Alana tetap merasakan sebuah kegugupan, pada hal di awal melihat penampilan Devano, dia sama sekali tidak merasakan hal itu!"Baiklah. Apa bisa kau tunjukkan ruanganku sekarang," timpal Devano yang berpura-pura tidak memahami perubahan di raut wajah Alana.Devano tiba di sebuah ruangan yang cukup mewah. Dia tidak mengira akan mendapatkan posisi dan juga ruangan yang cukup mewah. Terlihat sekilas dari raut wajahnya yang menunjukkan bahwa dia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat dan alami."Silahkan duduk di kursi Anda, Tuan Devano," ucap Alana yang membangunkan lamunan Devano sambil tersenyum, lalu menunjuk sebuah kurs
Tentu saja Alana seperti mendapatkan angin segar. Dia sama sekali tidak mengira, jika Devano sebagai pemilik yang baru Perusahaan Horizon Solution ingin menyingkirkan seseorang mitra bisnis yang selama ini sangat dia benci dan tidak sukai.Selain sikap yang arogan, masih banyak jejak yang buruk yang da lihat selama ini. Tentu saja sekarang adalah saat yang tepat karena dia sudah mendapatkan izin dari pria yang merupakan pemiliki baru dari Horizon Solution, maka tidak ada yang perlu dia takutkan lagi.Namun, Alana tentu saja bukan seorang sembrono. Dia perlu pertimbangan dan juga kehati-hatian. Dia segera menekan nomor Sebastian. Dia tentu saja harus berkonsultasi dengan lelaki yang sudah menjadi seperti ayahnya sendiri."Ada apa, Alana?" tanya Sebastian setelah mengangkat panggilan."Tuan, Saya sudah bertemu dengan Tuan Devano. Dia sekarang sudah berada di kantor."Mendengar informasi yang disampaikan oleh Alana, senyum Sebastian keluar begitu lebar. Akhirnya cucu dari Bos Besar sudah
Di dalam lift kemarahan Handerson seperti ingin meledak. Darahnya naik ke atas kepala sekaan ingin memanaskan apa pun yang ada di atasnya. "Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa CEO yang baru memutuskan hubungan kerja sama dengan perusahaan kita?" gerutu Handerson yang masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.Tentu saja Handerson merasa tidak nyaman dengan hasil keputusan ini. Sembilan puluh persen pendapatan bisnisnya berasal dari Horizon Solution. Dengan berakhirnya kerja sama, maka secara otomatis semua yang dia dapatkan selama ini akan lenyap begitu saja.Dia tentu saja tidak bisa terima dengan kenyataan buruk ini. Dia berteriak keras di dalam lift, "Aku akan menemui kakek dan menanyakan secara langsung kepadanya, siapa CEO yang baru. Aku ingin memastikan CEO atau pun Alana berakhir dengan menyedihkan. Aku akan membuat keduanya menjadi gembel yang menyedihkan."Lift masih sengaja dibiarkan terbuka oleh Kamila. Dia juga masih belum terima dengan apa yang baru saja ter
Sementara itu di ruangan Alana, Devano terlihat sangat senang. Dia mengakui keberanian dan juga ketegasan yang dimiliki oleh Alana. Dia tersenyum sangat puas, "Alana, aku mengakui cara kerjamu. Aku melihat bahwa kau memang cocok menjadi seorang wakil direktur. Aku akan mempertimbangkan untuk memberi tambahan gaji kepada dirimu. Terima kasih dan kerja bagus!"Alana terkejut dengan sikap yang ditunjukkan Devano. Dia tahu bahwa dibalik sikap culun tersebut, tersimpan sebuah kemampuan yang sangat luar biasa.Dia pun akhirnya berkata, "Terima kasih Tuan Devano."Devano mengangguk dan berkata lebih lanjut, "Aku mau kau mengumumkan tiga pengumuman.""Baik, silahkan disampaikan Tuan Devano. Saya siap mendengarkan!""Pertama, aku ingin kau menyampaikan tentang perubahan susunan kepemilikian Horizon Solution, termasuk perubahan jajaran direktur yang menjabat. Aku ingin kau juga bisa memberikan beberapa nama yang bisa diusulkan. Meski begitu, kau tetap harus menjaga identitasku. Biarkan mereka
Tentu saja tindakan polisi yang membiarkan Devano bisa pergi begitu saja tidak selesai begitu saja. Petugas keamanan masih menunjukkan ketidaksukaan kepada dirinya. Meski sang penjaga tidak mampu berbuat apa-apa, tapi mesti begitu, sang penjaga keamanan tersebut menyimpan dendam tersendiri kepada Devano dan juga wanita yang sudah berani ikut campur.Seorang lelaki berusia sekitar lima puluh tahun memasuki kantor polisi. Dia diberi tahu bahwa putrinya ikut dibawa ke kantor polisi."Safira, apa kau baik-baik saja?" tanya lelaki tersebut sambil mendekati sosok wanita yang membantu Devano."Aku tidak apa-apa, Ayah. Kebetulan membantu seseorang yang dianiayah oleh penjaga keamanan ini!"Penjaga keamanan tersebut tidak sama sekali menggubris, dia langsung keluar dari kantor polisi begitu saja."Siapa pemuda ini?" tanya ayahnya Safira sambil menatap dengan penuh kecurigaan.Wajar saja, jika ayah Safira mencurigai Devano. Pakaian lusuh tersebut membuatnya menjadi curiga. Dia tentu saja sangat
Udara malam berhembus pelan, meski dinginnya malam tidak terlalu seperti selama ini. Maklum sudah mulai musim hujan yang membuat udara tidak terlalu dingin. Tidak seperti biasanya, di kediaman Nyonya Amoro Sukoco ramai didatangi oleh semua anggota keluarga. Hal ini juga dengan kedua orang tua Safira bersama dengan dirinya. Jika bukan dipaksa oleh ayahnya, dia sama sekali tidak menyukai acara kumpul seperti ini, karena bisa menjadi ajang bulli terhadap ibunya.Malam mulai terlihat makin gelap, terlihat semua anggota keluarga Sukoco sudah datang di ruang keluarga. Mereka semua hadir untuk memenuhi undangan kepala keluarga, yaitu Amoro Sukoco, karena suaminya sudah lama meninggal dunia. Secara otomatis kepala keluarga jatuh kepada dirinya.Selain itu, mereka juga semua tahu bahwa pertemuan kali ini membahas banyak proyek, yang pada akhirnya adalah peluang untuk mendapatkan uang lebih banyak untuk keluarga kecil mereka masing-masing.Ketika Handerson masuk dan duduk di dekat Nenek Amora,
Hati dan perasaan Carlos begitu tidak tenang, tapi dia hanya bisa terdiam saja.Tentu saja keputusan yang diberikan oleh Nyonya Amora adalah sebuah tekanan tersendiri bagi Carlos, mau tidak mau dia harus mendapatkan proyek tersebut, jika ingin tetap berada di puncak kekuasaan.Meskipun dia tahu bahwa posisi tersebut tidak mudah untuk didapatkan karena mendapatkan proyek di perusahaan Horizon Solution bukanlah sebuah hal yang mudah untuk siapa pun.Nyonya Amora sendiri menyadari bahwa mendapatkan sebuah kontrak kerja sama dengan Horizon Solution tidak mudah. Bahkan, jika dirinya sendiri yang menemui Winoto, maka belum tentu dia berhasil mendapatkan kontrak kerja sama tersebut.Kembali ruangan menjadi hening. Seakan semuanya sedang berpikir tentang tawaran yang diberikan oleh Nyonya Amora.Kemudian Nyonya Amora menoleh dan melihat ke arah Axton. "Axton, kau baru saja berkata bahwa selama ini tidak pernah diberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dirimu, maka sekarang aku memberik
Mendengar tantangan yang diberikan oleh Safira, Handerson langsung mengatupkan kedua gerahamnya karena menahan amarah. "Baik. Kita bertaruh! Apa kau pikir aku takut dengan tantangan seperti ini? Kamu ingin bertaruh apa? Cepat katakan!"Safira berkata dengan datar, "Jika ayahku berhasil, maka kau akan memberikan penghormatan kepada ayahku dengan bersujud di kakinya dan tidak pernah lagi menghina dirinya. Begitu juga sebaliknya, jika tidak berhasil, maka aku akan sujud di kakimu. Bagaimana?"Handerson tertawa dengan suara penuh cibiran."Kamu sepertinya sedang menggali kuburan sendiri. Baiklah aku setuju dengan satu tambahan karena kau mewakili ayahmu. Jika ayahmu tidak berhasil, maka kau harus menerima apa pun permintaan yang aku berikan!"Tanpa berpikir panjang, Safira langsung setuju dengan syarat tambahan tersebut. Sebaliknya Axton merasa tidak berdaya dengan apa yang baru saja dilakukan oleh putrinya tersebut. Dia merasa bahwa apa yang dikatakan Handerson adalah sebuah kebenaran ya