Home / CEO / Sang Miliarder Tersembunyi / Bab 7: Rumah Penuh Kenangan

Share

Bab 7: Rumah Penuh Kenangan

Author: Nobito
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Habis berkata seperti itu, pria tersebut berbalik dan meninggalkan Devano yang masih terpana dengan semua yang sedang terjadi.

Devano sendiri masih belum percaya dengan hal yang baru saja dia alami, semua terasa seperti mimpi. Dia seakan masih terbenang dalam sebuah mimpi dan belum terbangun untuk menjadi sebuah kenyataan.

Lalu dengan perasaan penuh kebingungan, Devano kembali ke meja kasir. Dia kemudian berkata dengan mantap, "Aku ingin melunasi semua biaya perawatan operasi!"

Kasir menerima kartu yang diberikan oleh Devano, lalu dia menggesek, kemudian memasukan nominal yang sesuai dengan jumlah tagihan.

Selanjutnya, Devano dengan tangan sedikit bergetar memasukkan pin sesuai dengan tanggal kepergian dia dan kedua orang tuanya dari kediamanan lelaki tua yang sangat dia benci.

Tanpa memiliki kendala berarti, akhirnya struk bukti pembayaran keluar.

Dia sama sekali tidak percaya bahwa apa yang dikatakan oleh pria tersebut adalah sebuah kebenaran. Dia yang sebelumnya kebingungan membayar tagihan rumah sakit, sekarang dengan begitu mudah dia membayarnya.

Sekarang dia menjadi orang kaya, hanya dengan sekejap mata saja.

Setelah membayar tagihan rumah sakit, Devano sempat berkunjung sebentar di ruang perawatan ayah angkatnya. Dia sama sekali tidak diperbolehkan menemuinya karena masih dalam pemantauan sang dokter.

Devano langsung berjalan keluar dari rumah sakit. Dia seperti orang linglung dengan segala kebingungan yang memenuhi kepalanya.

Dia berjalan keluar rumah sakit menuju ke halte bus yang terdekat.

Seperti biasa, setiap hari Devano memang menggunakan bus sebagai alat transportasi. Beruntung pemerintah memberikan angkutan umum yang murah untuk orang seperti dirinya.

Devano turun dari bus setelah melakukan perjalanan selama satu jam. Dia berjalan gontai menuju ke sebuah rumah yang merupakan tempat tinggal sementara untuk dirinya.

Dahulu rumah tersebut masih dihuni oleh beberapa anak yatim piatu seperti dirinya, tapi setelah ayah angkatnya masuk rumah sakit, maka semua anak yang ada di sana dipindahkan ke tempat lain.

Jadilah Devano hanya tinggal di sana. Itu pun dia lakukan karena tidak ada orang yang merawat tempat tersebut. Tempat dia mana dia sudah dibesarkan. Rumah yang tidak hanya memberikan sebuah kenangan, tapi juga mengajarkan tentang menghadapi hidup.

Meski harus diakui bahwa rumah tersebut nyaris tidak layak lagi untuk ditempati. Banyak lubang di atas plafon dan juga dinding yang sudah mengelupas dengan tembok yang nyaris ambruk.

Rumah tersebut memang sudah banyak berubah. Lantai kayu yang dulu berkilau kini mulai terlihat rapuh karena termakan usia. Kamar-kamar yang dahulu dipenuhi tawa dan cerita kini hanya dihuni oleh keheningan yang dan kegelapan. Jendela-jendela yang penuh cerita tentang matahari terbit dan terbenam, kini berserakan pecahan kaca yang membuat sinar mentari bersusah payah menembus masuk ke dalamnya. Sungguh sebuah rumah yang sangat berbeda.

Belum lagi pintu-pintu yang berdesain kuno, sekilas masih mempertahankan tanda-tanda kemegahan, tapi kerusakan yang nyata memaksa mereka untuk tetap setengah terbuka atau bahkan tak bisa berfungsi sama sekali. Ruang tamu yang dahulu penuh dengan mahkota kemegahan dan kebanggaan, kini hanya berisi kenangan yang terkubur di bawah debu dan bayangan.

Devano masuk ke dalam rumah tersebut dengan perasaan yang sangat sulit untuk diungkapkan.

Dia hanya terduduk lemas di ruang tamu yang menghadap ke arah taman yang sudah tidak berbentuk lagi. Sungguh sebuah pemadangan rumah yang sangat tidak layak untuk ditempati.

Tentu saja tidak sulit baginya untuk membangun ulang rumah ini, tapi dia masih belum yakin ayah angkatnya akan setuju.

Related chapters

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 8: Tamu Yang Tak Diharap

    Pada saat Devano sedang melamun, tiba-tiba dia dikejutkan dengan kedatangan beberapa orang yang berwajah sangar. Devano langsung tahu bahwa beberapa orang tersebut sengaja diberi perintah untuk mengosongkan rumah yang sedang dia tempati. Mereka ingin membeli rumah beserta tanahnya, tapi ayah angkatnya tidak pernah mau menjualnya. Dia merasa bahwa rumah tersebut sudah memberikan banyak kenangan untuk mereka semua. Beruntung ayah angkatnya sudah memberikan kepada Devano surat- surat rumah untuk disimpan di tempat yang aman, sehingga terbebas dari gangguan para preman dan juga pengusaha yang ingin membeli rumah tersebut. Meski pada waktu operasi pertama, ayah angkatnya sudah memberikan ijin kepada Devano, jika ingin menjual rumah tersebut. "Mana ayah angkatmu?" tanya seorang lelaki yang langsung duduk di sebuah kursi yang ada di ruangan tersebut. Suaranya menunjukkan bahwa dia berkuasa dan juga ditakuti di lingkungan tempat Devano tinggal. "Ayah angkatku sekarang berada di rumah sa

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 9: Hidup Berubah

    Devano memandang platform yang telah lapuk dan nyaris jatuh. Dia meresakan perasaan yang berbeda, ditambah lagi bau apek yang hampir memenuhi semua ruang di rumah tersebut. Sepertinya di dalam rumah tidak sama sekali terkena sinar matahari, sehingga di dalam rumah menjadi lembab. Entah mengapa? Sejak bertemu dengan pria yang merupakan utusan kekeknya tersebut, dia merasa berubah. Perasaan tidak nyaman di tempat yang begitu kumuh seperti ini. Dia merasa lebih baik mencari tempat tinggal yang lebih baik, apa lagi pria tersebut memberi tahu isi di dalam kartunya cukup besar dan lebih dari cukup untuk membeli sebuah rumah. Biasanya dia tidak pernah memikirkan tentang ketidaknyamanan ini, tapi sekarang menjadi sangat berbeda. Ternyata memiliki uang membuat pemikiran seseorang menjadi berubah. Sebelumnya, dia hanya ingin bertahan hidup, tapi sekarang dia memiliki lebih dari sekedar hidup. Dia sulit memejamkan mata, seakan semua kejadian yang baru saja dia alami adalah sesuatu yang mengub

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 10: Arogan Membawa Dendam

    Setelah menempu perjalanan selama satu jam, Devano akhirnya tiba di sebuah gedung yang cukup besar. Di depan gedung tersebut terlihat tulisan yang sangat besar, yaitu Horizon Solution Group. Sebuah gedung megah dan juga sangat mewah. Buat Devano, dia sama sekali tidak mengira bahwa perusahaan tersebut sekarang adalah miliknya. Dengan perasaan tidak menentu, Dia berjalan masuk ke lobi gedung tersebut. Dia melihat banyak orang datang memasuki gedung dengan menggunakan akses masuk masing- masing, sungguh pemandangan yang sangat luar biasa buat Devano. Pada waktu dia tiba di depan lobi gedung, dia secara tidak sengaja sebuah mobil mewah keluaran Eropa berhenti tepat tidak jauh dari tempatnya berdiri. Devano melihat pasangan muda baru saja keluar dari mobil tersebut. Mereka menggunakan pakaian yang cukup rapi dan juga mewah. Seorang lelaki tampan keluar dari mobil dengan langkah elegan. Dia tersenyum sambil membukakan pintu untuk seorang perempuan yang terlihat sangat cantik dan jug

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 11: Tertipu Anjing Penjaga

    Ancaman yang diberikan oleh petugas keamanan sebenarnya bukan sesuatu yang menakutkan untuk Devano, tapi dia tentu saja tidak mau terlihat lemah di hadapan kakeknya. Jika itu terjadi, maka secara tidak langsung dia harus mengakui bahwa dia membutuhkan lelaki tua yang sudah membuat dirinya menderita selama belasan tahun.Meski begitu, Devano tentu saja tidak mau menyerah begitu saja. Dia harus masuk ke dalam gedung perusahaan Horizon Solution, meski tanpa menggunakan bantuan orang suruhan kakeknya. Dia ingin membuktikan bahwa masuk ke dalam gedung ini bukan sesuatu yang menyulitkan buat dirinya.Dia kemudian dengan wajah memelas berkata kepada petugas keamanan, "Tolong jangan usir aku. Aku ke sini ingin melamar kerja sebagai tenaga kebersihan. Apa kalian bisa membantuku?”"Bagaimana mungkin kau bisa diterima bekerja di tempat ini. Kau baru saja membuat sebuah kesalahan dengan memancing kemarahan mitra penting perusahaan kami," ketus sang petugas keamanan dengan tampang yang kasar."Tol

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 12: Bertemu Wakil Direktur

    Mendengar perkataan wanita yang merupakan tenaga kebersihan di lantai tersebut, Devano langsung memahami bahwa petugas keamanan sengaja menjebak dirinya, tapi tanpa mereka pahami, justru memang Devano ingin berada di lantai yang ada ruangan direktur.Selain itu, Devano tidak mengira, jika petugas keamanan begitu sembrono menunjukkan lantai tempat direktur berada. Selain tempat ini adalah tempat khusus yang tidak semua orang bisa berada di sana, tapi juga menunjukkan bahwa petugas tidak memahami tentang mengamankan gedung dengan baik.Dia tidak habis pikir, meski tujuan petugas tersebut ingin membuat dia malu dan juga bisa membuat dia langsung diangkut oleh petugas kepolisian. Pada hal, jika direktur jeli, maka bukan mustahil mereka sendiri yang bisa dipecat karena teledor dengan membiarkan orang yang tidak punya kepentingan masuk ke ruang tempat pimpinan perusahaan berada."Terima kasih banyak atas informasi yang disampaikan. Aku tidak tahu akan kemana, jika tidak mengetahui hal ini.

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 13: CEO Yang Baru

    "Saya rasa Anda terlalu berlebihan. Banyak wanita lain yang berkarier menjadi pemimpin perusahaan dan mereka lebih bagus dari pada saya," ujar Alana yang mencoba merendah. "Saya tidak sebagus yang seperti yangAnda katakan. Jadi terlalu berlebihan mengatakan hal seperti itu, Tuan Devano."Meski mengatakan hal itu dengan suara yang begitu berwibawa, tapi Alana tetap merasakan sebuah kegugupan, pada hal di awal melihat penampilan Devano, dia sama sekali tidak merasakan hal itu!"Baiklah. Apa bisa kau tunjukkan ruanganku sekarang," timpal Devano yang berpura-pura tidak memahami perubahan di raut wajah Alana.Devano tiba di sebuah ruangan yang cukup mewah. Dia tidak mengira akan mendapatkan posisi dan juga ruangan yang cukup mewah. Terlihat sekilas dari raut wajahnya yang menunjukkan bahwa dia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat dan alami."Silahkan duduk di kursi Anda, Tuan Devano," ucap Alana yang membangunkan lamunan Devano sambil tersenyum, lalu menunjuk sebuah kurs

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 14: Awal Hukuman

    Tentu saja Alana seperti mendapatkan angin segar. Dia sama sekali tidak mengira, jika Devano sebagai pemilik yang baru Perusahaan Horizon Solution ingin menyingkirkan seseorang mitra bisnis yang selama ini sangat dia benci dan tidak sukai.Selain sikap yang arogan, masih banyak jejak yang buruk yang da lihat selama ini. Tentu saja sekarang adalah saat yang tepat karena dia sudah mendapatkan izin dari pria yang merupakan pemiliki baru dari Horizon Solution, maka tidak ada yang perlu dia takutkan lagi.Namun, Alana tentu saja bukan seorang sembrono. Dia perlu pertimbangan dan juga kehati-hatian. Dia segera menekan nomor Sebastian. Dia tentu saja harus berkonsultasi dengan lelaki yang sudah menjadi seperti ayahnya sendiri."Ada apa, Alana?" tanya Sebastian setelah mengangkat panggilan."Tuan, Saya sudah bertemu dengan Tuan Devano. Dia sekarang sudah berada di kantor."Mendengar informasi yang disampaikan oleh Alana, senyum Sebastian keluar begitu lebar. Akhirnya cucu dari Bos Besar sudah

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 15: Sebuah Berita Buruk

    Di dalam lift kemarahan Handerson seperti ingin meledak. Darahnya naik ke atas kepala sekaan ingin memanaskan apa pun yang ada di atasnya. "Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa CEO yang baru memutuskan hubungan kerja sama dengan perusahaan kita?" gerutu Handerson yang masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.Tentu saja Handerson merasa tidak nyaman dengan hasil keputusan ini. Sembilan puluh persen pendapatan bisnisnya berasal dari Horizon Solution. Dengan berakhirnya kerja sama, maka secara otomatis semua yang dia dapatkan selama ini akan lenyap begitu saja.Dia tentu saja tidak bisa terima dengan kenyataan buruk ini. Dia berteriak keras di dalam lift, "Aku akan menemui kakek dan menanyakan secara langsung kepadanya, siapa CEO yang baru. Aku ingin memastikan CEO atau pun Alana berakhir dengan menyedihkan. Aku akan membuat keduanya menjadi gembel yang menyedihkan."Lift masih sengaja dibiarkan terbuka oleh Kamila. Dia juga masih belum terima dengan apa yang baru saja ter

Latest chapter

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 54: Sebuah Tantangan Baru

    Safira duduk di ruang tamu besar rumah keluarganya, mengamati ornamen-ornamen mewah yang menghiasi sekelilingnya. Dia adalah wanita muda berusia tiga puluhan, dengan rambut hitam panjang yang selalu rapi disanggul. Matanya yang tajam dan ekspresinya yang tenang menunjukkan kecerdasan dan ketegasan. Di hadapannya, duduk neneknya, seorang wanita tua dengan rambut putih yang terurai lembut. Neneknya, meskipun tampak lemah, memiliki aura otoritas yang tidak bisa diabaikan."Safira, sayang, nenek ingin membicarakan sesuatu yang penting," kata Ny. Amora dengan suara lembut namun tegas. Safira mengangguk, siap mendengarkan. "Perusahaan keluarga kita, Mega Rejeki, baru saja mengalami perubahan besar."Safira mengerutkan kening, merasa ada yang aneh. "Perubahan apa, Nek?""Nenek sudah menjual sebagian besar saham perusahaan kepada seseorang yang nenek percayai," jawab Ny. Amora, matanya bersinar dengan kilau yang tidak bisa dijelaskan.Safira terkejut. "Kenapa, Nek? Bukankah kita selalu menjag

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 53: CEO yang Baru

    Berita tentang perpindahan Perusahaan Mega Rejeki kepada pemilik baru langsung membuat semua orang menjadi terkejut. Banyak orang bertanya tentang kebenaran dan juga penyebab semua terjadi. Hal ini membuat banyak orang berspekulasi bahwa keluarga Amora sudah bangkrut. Bahkan ada yang berani memprediksi bahwa keluarga Amora akan menjadi gelandangan.Sungguh sebuah isu yang sama sekali tidak mengenakan telinga buat Amora dan keluarganya. Meski sudah berusaha menahan semua isu tersebut, tetap saja semua berjalan tanpa bisa terkendali sama sekali.Berita ini juga memberikan cerita bahwa pemilik baru masih sangat muda dan tentu saja sangat kaya. Hal ini membuat banyak orang kaya berharap bisa menjalin hubungan dengannya. Meski begitu, rahasia tentang siapa pria tersebut masih belum terbuka sama sekali.Melihat situasi yang seperti ini, banyak berharap bahwa mereka juga bisa menjalin hubungan bisnis dengan Perusahaan Mega Rejeki. Sebelumnya mereka enggan bekerja sama karena perusahaan terse

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 52: Saham Terjual

    Mendengar tidak ada pilihan lain, kecuali menerima tawaran seorang investor, Amora hanya bisa menarik napas pendek. Dia tahu bahwa ada kemungkinan dia akan kehilangan posisi. Sebagai pemegang saham minoritas, maka tidak ada jalan lain, kecuali ikut dengan pemilik yang terbanyak. Tidak ada yang bisa dilakukan akan hal itu."Baiklah. Aku setuju dengan semua yang kau tawarkan. Apa prosesnya bisa dilakukan sekarang juga?" tekanan yang diberikan Bank Nagara membuat Amora sama sekali tidak bisa memilih. Dia pasti lebih baik menjual delapan puluh persen saham, dari pada dia harus kehilangan perusahaan secara penuh. Setidaknya dengan kehilangan delapan puluh persen saham, dia masih mempunyai kesempatan di masa yang akan datang.Amora duduk di kursi kantor yang empuk dengan perasaan campur aduk. Ruangan meeting yang mewah dengan dinding kaca yang memberikan nuansa kehebatan di masa lalu, terasa begitu menyesakkan hari ini. Di hadapannya terhampar berkas-berkas transaksi yang harus ia selesaika

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 51: Jalan Sulit

    Amora sama sekali tidak mampu berkata apa-apa. Dia sendiri baru saat ini tahu akan keuangan yang sebenarnya. Selama ini, dia hanya terpaku pada laporan keuangan yang selalu dibuat baik-baik saja oleh Carlos. Sekarang dia sudah tahu, tapi semua itu sudah terlambat sama sekali."Emang kita masih punya cadangan seberapa besar lagi?" tanya Amora dengan tatapan penuh kebingungan kepada manejer keuangan.Dengan suara terbata-bata, sang manejer keuangan menjawab, "Maaf Bu Amora. Pada saat ini, uang yang ada di rekening sudah tidak mungkin untuk kita pakai lagi.""Maksudmu?" tanya Amora dengan tatapan tajam, "jelaskan apa maksudmu bahwa uang di rekening sudah tidak bisa digunakan lagi?""Uangnya sudah habis. Pada saat ini, kita sudah sama sekali tidak bisa melakukan pembayaran hutang. Bahkan untuk biaya operasional saja, kita sudah tidak mampu lagi!""Apa?" ucap Amora dengan suara tertahan. "Berapa saham kita yang bisa dijual untuk menutup itu semua?""Sebelumnya saya menghitung sekitar empat

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 50: Jeratan Hutang

    Amora memang tidak tahu harus berbuat apa. Dia sama sekali tidak mengira, jika kleputusan yang sulit harus dia ambil. Sungguh bukan sesuatu yang mudah, tapi pada saat ini, dia harus melakukannya. "Bu, apa ada cara lain yang bisa kita lakukan?""Apa kau mau menjual semua hartamu untuk digunakan membayar semua hutang jatuh tempoh?" tanya Amora kepada Carlos yang memang selama ini lebih dipercaya dari pada anak sulungnya.Carlos tentu saja langsung terdiam setelah mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya. Dia tidak mau membuat sesuatu hal yang sangat merugikan. Dia memang tidak mau membuat Perusahaan Mega Rejeki diambil orang lain, tapi dia tidak mau sama sekali berkorban untuk perusahaan tersebut menggunakan hartanya.Pada saat semuanya masih terdiam dengan pikiran masing-masing, terdengar pintu dibuka dari luar. Seorang wanita yang merupakan asisten pribada Amora masuk dan mendekat."Maaf, Bu. di luar ada perwakilan dari Bank Nagara. Mereka mau bertemu dengan ibu terkait hutang jatuh

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 49: Penjualan Saham

    Amora memandang ke arah semua orang. Dia sama sekali tidak mengira, jika semua ini terjadi hanya karena ulah dari Handerson yang merupakan cucu kesayangannya. Dia selama ini selalu berusahaan mendapatkan sebuah kesenangan dan keuntungan, tapi kini, semua itu terasa lenyap di tangannya.Amora menekan telpon untuk menghubungi Handerson. Dia tidak bisa menerima berita begitu saja, kecuali langsung mendengar dari yang bersangkutan.Ketika telpon tersambung, Amora masih menahan kemarahannya. Dia bertanya dengan suara yang lembut dan tidak terlihat sedang menahan sebuah kemarahan sama sekali."Handerson, apa yang terjadi dengan Horizon solution? Aku baru saja mendengar bahwa kau bersikap tidak sopan yang membuat CEO yang baru di Horizon solution tersinggung dan memutus semua kontrak kerja sama kita. Sebenarnya siapa yang telah kau hina dan remehkan?"Handerson langsung terkejut mendengar pertanyaan nenek mertuanya tersebut. Dia sama sekali tidak mengira akan diberi pertanyaan seperti ini. D

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 48: Kesulitan di Mega Rejeki

    "Apa kau bisa melakukan proses akuisisi tanpa diketahui oleh nenek dari istriku? Berapa lama dan berapa besar uang dibutuhkan?" tanya Devano kepada Sebastian.Meski dia sudah menetapkan waktu selama dua bulan, tapi tetap saja, dia ingin mendengar pendapat yang ada di kepala orang kepercayaan dari kakeknya tersebut."Aku sama sekali tidak mau membuat kau terpaksa melakukan semua ini. Aku tahu bahwa tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama, tapi pada saat ini, aku ingin tahu tanggapan darimu, jika memang kau tetap tidak mau melakukan, maka aku akan mencari jalan yang lain!"Kembali Devano berkata untuk menekankan bahwa dia sama sekali tidak sedang bermain-main.Sebastian sendiri memahami bahwa Tuan Mudanya sedang menjalan misi pertama setelah beberapa tahun menjadi orang biasa. Dia tentu saja akan mendukung apa pun keputusan tersebut, meski tidak masuk akal sekali pun. Uang yang akan digunakan untuk mengakuisisi Perusahaan Mega Rejeki tidak terlalu besar buat keluarga kakek Devano

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 47: Rencana Besar

    "Mengapa Anda ingin mengakuisisi Perusahaan Mega Rejeki? Apa semua ini karena dendam Anda, Tuan?"Sebastian bertanya seperti itu bukan tanpa maksud. Dia sebagai pembisnis sangat menghindari melakukan keputusan bisnis karena dendam atau kemarahan. Bisa banyak cara yang dilakukan untuk membalas dendam, tapi tentu saja tidak dengan mengorbankan diri untuk masuk ke dalam sebuah bisnis yang sudah pati akan merugi.Sebastian sudah tahu akan rencana Devano dari apa yang dikatakan oleh Alana. Alana juga sudah menyampaikan pendapatnya. Dia tidak mau Devano tetap melanjutkan proses akuisisi yang sangat tidak masuk akal."Apa kalian tidak mendukung aku untuk mengambil Perusahaan Mega Rejeki? Apa kalian menganggap apa yang aku lakukan ini sebuah kekonyolan dan juga karena dendam? Apa itu yang ada di pikiran kalian? Katakan saja, jika kalian tidak mau membantu. Aku sama sekali tidak memaksa kalian untuk ikut dengan apa yang aku rencanakan.""Tentu saja bukan itu yang saya maksudkan, Tuan. Saya aka

  • Sang Miliarder Tersembunyi   Bab 46: Dendam Terpendam

    "Kalian akan menyesali karena sudah berani mengindahkan dan menghina diriku, Tunggu saja!" ancam Handerson dengan suara berapi-api."Kau tidak sama sekali belajar dari pengalaman. Apa kau tidak sadar bahwa hukuman telah datang bertubi-tubi kepada dirimu. Apa kehilangan proyek di Perusahaan Horizon Solution tidak juga memberikan sebuah pembelajaran kepada dirimu? Sangat disayangkan."Mendengar hal itu, Handerson cukup terkejut, tapi dia langsung sadar bahwa semua informasi itu bisa saja diceritakan oleh Safira. Dia dengan raut wajah kesal kembali bertanya untuk mengalihkan pembicaraan, "Untuk apa kau datang ke gedung ini?"Devano berkata dengan sangat santai, "Aku ingin mencari pekerjaan. Siapa tahu di kantor ini mau menerima diriku.""Mencari pekerjaan?" Handerson dan istrinya langsung mencibir dengan sorot mata penuh penghinaan. "Apa kau yakin pemilik perusahaan ini akan menerima orang seperti dirimu. Akan lebih baik, kau menjadi pengemis saja di jalanan. Jangan permalukan dirimu. Aku

DMCA.com Protection Status