Semua Bab Sang Miliarder Tersembunyi: Bab 21 - Bab 30

55 Bab

Bab 21: Rumah Kenangan

Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam, pada saat Devano tiba di rumah panti asuhan yang sudah hampir ambruk itu.Tiba-tiba dia dikejutkan oleh beberapa orang yang sedang menunggu dirinya."Bagaimana? Apa ayah angkatmu sudah memberikan surat rumah serta tanda tangan persetujuan untuk menyerahkan rumah ini?"Sambil mengusap wajahnya, Devano berkata dengan lantang, "Aku sudah mengatakan kepada kalian sebelumnya bahwa rumah ini tidak akan dijual. Justru rumah ini akan diperbaiki dan juga dioperasikan kembali, jadi kalian lebih baik pulang dan mencari tempat yang lain saja!"Lelaki berkepala plontos yang terkenal sebagai kepala preman di daerah tersebut langsung berdiri.Raut wajah yang penuh dengan bekas luka yang menandakan bahwa dia memang sudah biasa terlibat dengan beragam kekerasan.Banyak julukan yang diberikan kepada lelaki ini. Si muka parut, si seram gelondongan, dan berbagai julukan lainnya. Dia sudah beberapa kali masuk penjara karena membunuh, tapi seperti yang terlihat, dia t
Baca selengkapnya

Bab 22: Memperbaiki Rumah

Devano menarik napas secara per lahan. Dia tahu betul bahwa rumah ini memang sudah tidak layak untuk ditempati. Jika dibiarkan akan membuat masalah bagi siapa pun yang tinggal di dalamnya. Dia merasa bahwa tawaran yang diberikan Sebastian bukan sebuah tawaran yang salah. Membiarkan tinggal di sebuah rumah yang nyaris ambruk, sementara dia bisa memilih tinggal di tempat yang lebih layak. Tidak hanya itu, dia juga mampu untuk memperbaiki rumah tersebut menjadi tempat yang layak untuk ditempati. Sungguh aneh, jika Devano tidak mau melakukan hal itu.Akhirnya Devano berkata, "Selama kau tidak mengubah bentuk rumahnya, maka aku tidak keberatan dilakukan perbaikan.""Apa Tuan Muda punya gambar rumah ini sebelumnya?""Itu!" ujar Devano sambil menunjukkan sebuah fhoto yang ada di belakang Sebastian."Baiklah kalau begitu, rumah ini dalam waktu satu minggu akan kembali berbentuk seperti itu, tapi dengan kondisi yang lebih baik dan layak untuk ditempati.""Waktu sudah malam dan aku sangat menga
Baca selengkapnya

Bab 23: Perang Tender Dimulai

Devano sama sekali tidak mengira akan mendapatkan kamar termewah yang ada di Hotel Mambo Kemilau. Devano sengaja langsung mandi dan masih menggunakan handuk hotel, dia duduk di atas ranjang hotel.Sepertinya kehidupan orang kaya memang berbeda dengan orang yang tidak punya apa-apa. Segalanya terasa begitu mudah. Di mana pun berada selalu dihormati. Mau melakukan apa pun bisa, sangat berbeda dengan yang dahulu dia alami. Selalu mendapatkan penghinaan dan tatapan mencibir.Beruntung ayah angkatnya sangat memperhatikan pendidikan dan juga pengembangan mentalnya selama ini. Dia boleh saja serba kekurangan, tapi tidak boleh rendah diri atau pun takut menghadapi siapa pun.Devano akhirnya berhasil menyelesaikan kuliah di jurusan manajemen dan mendapatkan ijazah S1 dengan nilai yang sangat memuaskan. Dia cukup bahagia dengan semua pencapain tersebut.Namun, baru saja lulus dan mendapatkan ijazah, ayah angkatnya mendapatkan musibah. Dia sama sekali tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak
Baca selengkapnya

Bab 24: Sebuah Kabar

Selesai mendengar perkataan yang disampaikan oleh pihak Horizon Solution, beberapa orang sudah meninggalkan lobi gedung, beberapa yang lain masih berusaha untuk bertemu, tapi semua mendapatkan jawaban yang sama. Mereka diminta untuk meletakan proposal di box yang tersedia, kemudian menunggu pemberitahuan melalui telpon untuk presentasi di depan direksi Horizon Solution."Sekarang bagaimana, Nak?" tanya Axton dengan perasaan kecewa."Ayah bisa mencoba untuk bertanya kepada receptionis untuk meminta bantuan memberi tahu Bu Alana bahwa kita perwakilan Mega Rejeki ingin bertemu dengannya. Siapa tahu dia berkenan bertemu dengan kita, ayah?" ujar Safira memberi saran kepada ayahnya. "Aku akan ke kamar mandi terlebih dahulu, nanti aku akan menyusul ayah."Axton mengangguk dengan saran yang disampaikan oleh Safira. Sementara Safira menuju ke toilet, dia berjalan mendekati meja receptionis yang sudah mulai terlihat sepi."Ada yang bisa kami bantu?" tanya receptionis dengan ramah, setelah melih
Baca selengkapnya

Bab 25: Sebuah Pilihan

"Sepertinya ayahku masuk ke rumah sakit, jadi aku akan menyusulnya. Maaf tidak bisa menemanimu makan," ucap Safira menyampaikan alasan dia tidak bisa makan bersama."Kita sama-sama saja ke rumah sakit. Kebetulan ayah angkatku juga sedang dirawat, jadi kita bersama saja pergi ke sana. Sekarang tidak ada salahnya kita makan terlebih dahulu."Akhirnya Safira tidak bisa menolak lagi, dia setuju mengikuti Devano menuju ke sebuah warung makan yang ada di pinggir jalan.Warung tersebut hanya menjual mie dan di sebelahnya ada yang menjual beragam jenis minuman. Safira sama sekali tidak mengira, jika di tempat seperti ini masih ada orang yang berdagang mie."Kita akan makan di sini, kau jangan khawatir, semua makanan di sini enak dan juga bersih," ucap Devano sambil mengajak Safira masuk ke dalam warung yang hanya ditutupi terpal.Safira hanya tersenyum dan menganggukan kepala."Pak, pesan dua mie ayam, sekalian minumnya es kelapa muda. Kau mau minum apa?""Samakan saja.""Bu, jadi pesan dua m
Baca selengkapnya

Bab 26: Sebuah Permintaan

"Kamu tidak boleh berkata seperti itu, Safira. Kamu tahu bahwa keluarga kita sangat memandang bobot seseorang. Memang benar semua yang sebutkan itu tidak menjamin kebahagian, tapi apa kamu yakin bisa hidup bahagia, jika menikah dengan orang yang tidak punya apa-apa. Justru nanti, kamu akan hidup dalam penderitaan karena tidak memiliki apa-apa, jadi kamu harus mendengarkan apa yang dikatakan ayah dan ibu!" tambah Nesya dengan suara sedikit geram."Kebetulan ayah tadi bertemu dengan Om Hendra, dia adalah rekan bisnis ayah. Dia memiliki seorang putra yang kebetulan baru saja lulus kuliah S2 di luar negeri. Namanya Gavin, sekarang anaknya Om Hendra bersiap menggantikan ayahnya, menurutku kamu sangat cocok dengannya!" ucap Axton sambil tersenyum menatap ke arah Safira."Ayah. Aku tidak mau dijodohkan dengan siapa pun. Jaman sekarang tidak ada lagi perjodohan. Pokoknya, aku tidak mau."Tanpa menghiraukan perkataan Safira, Axton kembali berkata."Kebetulan besok sore dia akan bermain ke ruma
Baca selengkapnya

Bab 27: Tawaran Pernikahan Semu

Mendengar apa yang diminta oleh Safira langsung membuat Devano atau pun Sebastian cukup terkejut. Hal yang sangat jelas terlihat di raut wajah Sebastian. Dia sama sekali tidak mengerti, mengapa seorang wanita meminta bantuan sesuatu yang sangat aneh kepada Tuan Mudanya."Apa kamu sudah gila? Aku tidak mungkin melakukan sesuatu yang tidak mungkin seperti itu. Jadi aku tidak bisa!" jawab Devano kemudian."Tolonglah. Aku tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa lagi," ucap Safira sedikit memelas."Apa yang sebenarnya terjadi dengan dirimu?" tanya Devano dengan mengerutkan keningnya."Sebaiknya Nona duduk dahulu," ucap Sebastian sambil memberikan sebuah kursi kepada Safira."Terima kasih," ucap Safira sambil menerima kursi dan duduk di atasnya."Sekarang Nona bisa menceritakan mengapa tiba-tiba meminta sesuatu yang tidak mudah diterima oleh seseorang, kecuali dia adalah pacar ....""Tidak, dia bukan pacarku. Kami baru berkenalan beberapa hari yang lalu," potong Devano dengan cepat.Di
Baca selengkapnya

Bab 28: Sebuah Kejutan

Waktu menunjukkan pukul lima lewat lima puluh menit. Keluarga besar Sukoco sudah hadir termasuk Axton bersama dengan istri dan juga putri satu-satunya yang mereka miliki, yaitu Safira.Malam ini Safira menggunakan gaun yang sangat cantik dan menawan. Gaun berwarna putih dengan beberapa hiasan bunga membuat lelaki mana pun, pasti akan tertarik.Belum lagi senyum yang dilepaskan oleh wanita berusai dua puluh dua tahun itu mampu menyihir setiap mata yang memandangnya.Jangankan lelaki di luar sana, Handerson yang sudah biasa melihat Safira menjadi gugup tak jelas. Dia tidak mampu memungkiri bahwa rasa sukanya menjadi bertambah lebih besar malam ini. Tidak ada yang lebih indah dari pada menikmati kecantikan Safira.Kamila juga merasakan perasaan cemburu yang begitu besar, karena sepupunya tersebut mampu menyihir semua mata yang ada di dalam ruangan tersebut.Pada saat mereka sedang bercengkrama seperti biasa, lalu seorang tamu yang sudah mereka tunggu masuk ke dalam ruangan. Dia adalah He
Baca selengkapnya

Bab 29: Sebuah Kejutan 2

Safira yang memang sudah bertekat dan juga memang dia yang meminta Devano melakukan semua itu, dia berdiri dan menatap ke arah ayahnya. "Aku ingin mengatakan bahwa apa yang dikatakan pria tersebut adalah sebuah kebenaran. Sekarang aku sudah hamil!" Plak! Sebuah tamparan mendarat dengan begitu keras di wajah Safira. "Ayah sangat kecewa denganmu. Kamu sangat memalukan," ucap Axton dengan suara bergetar. Dia tentu saja kecewa dengan apa yang baru saja terjadi. Ketika mengetahui hal ini, maka secara tidak langsung tidak hanya mendapatkan malu, tapi juga kehilangan kesempatan mendapatkan proyek dari Horizon Solution. Hendra yang melihat situasi seperti itu cukup terkejut. Dia sama sekali tidak akan rela anaknya menikah dengan seorang penzina. Dia sama sekali tidak pernah berpikir seperti itu. "Ayah, aku tidak apa-apa menikahinya, meski dia sudah hamil sekali pun," bisik Gavin kepada ayahnya. "Tidak. Aku tidak mau mempermalukan keluarga kita dengan memiliki menantu bejat seperti diri
Baca selengkapnya

Bab 30: Sebuah Pernikahan

Safira sendiri tidak mengira bahwa dia harus menghadapi kenyataan harus benar-benar menikah dengan Devano.Sebuah skanerio yang ingin melepaskan diri dari Gavin, justru membuat dirinya harus benar-benar menikah dengan Devano.Belum lagi kabar tentang kehamilannya sudah menyebar di seluruh kenalan Axton. Bahkan beberapa ada yang menghubungi dirinya dan mengatakan bahwa dia adalah seorang ayah yang tidak becus dan tidak layak untuk berbisnis dengan mereka.Sepertinya Carlos benar-benar memanfaatkan kesalahan saudaranya itu untuk membuat dia sama sekali tidak mendapatkan lagi posisi di Keluarga Sukuco.Pagi itu, beberapa kali Axton berteriak dengan kemarahan di rumahnya. Dia masih belum terima apa yang sedang terjadi, sementara Safira sendiri masih kebingungan antara mengaku jujur bahwa dia tidak hamil dan juga semua yang dia lakukan hanya untuk menghindari pernikahan dengan Gavin atau dia tetap melanjutkan sandiwara dengan resiko akan menikah dengan Devano.Sungguh sebuah situasi yang s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status