Eza terus-terusan melirik Gita yang duduk di sebelahnya. Sedari di ruangan dokter, sampai sekarang ketika mobil sudah hampir sampai ke lokasi apartemen Eza, Gita masih tidak berbicara.Satu-satunya yang dikatakan Gita adalah meminta Pak Joko mengantar Eza duluan. Setelah itu Gita diam seperti patung, bahkan posisi duduknya juga tidak berubah seinci pun."Pengen minum jus taro deh, Ta. Mau juga gak?" tanya Eza berusaha mencairkan gletser terbesar di dunia dengan lebel Gita Bramantara."Lagi pengen banget dipeluk sama babang bule deh," lanjut Eza hati-hati.Eza tahu kalau Gita suka jadi koala jika lagi bad mood, makanya menawarkan pelukan. Dia maunya ngomong si baby lagi pengen di peluk, tapi itu jelas tidak mungkin. Mau bilang lagi ngidam dipeluk, tapi itu juga bisa bikin Gita makin bad mood. Sayangnya, segala usaha Eza itu gagal total. Gita bergeming.Sampai di lobi apartemen Eza pun, Gita masih bergeming. Duduk sambil menatap keluar jendela mobil sambil bertopang dagu. Menatap kosong
Read more