All Chapters of My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri): Chapter 91 - Chapter 100

183 Chapters

Soal Momongan

Pintu ruangan Gita terbuka dengan keras. Gita melirik sebentar, melihat Eza berjalan tergesa menghampirinya dan langsung menggebrak meja kerjanya. Gita hanya melirik sahabatnya, kemudian memberi isyarat pada Alan agar mereka bisa ditinggal berdua."Apa masalahmu sih?" tanya Gita santai kembali melanjutkan pekerjaannya."Aku hamil," seru Eza terlihat panik.Gita menghentikan segala aktivitasnya, kemudian menatap Eza dengan ekspresi datar. "Lalu?" tanya Gita dengan datar."Lalu? Kau bilang lalu?" teriak Eza tidak terima. "Aku hamil brengsek.""Pria mana lagi yang ingin kau jebak?" Gita bertanya dengan santainya. Sama sekali melupakan kejadian Eza dengan Tony."Jebak? Sekarang kau memfitnahku?" Eza tidak berhenti berteriak. Gita sampai bingung melihat sahabatnya yang sangat sensitif ini."Lagi PMS?" tanya Gita dengan ekspresi heran."Gimana bisa haid kalau aku hamil sialan? Aku lagi hamil benaran brengsek."Gita mengernyit bingung. Eza memang psycho, tapi hari ini emosinya benar-benar mel
Read more

Vonis

"Ada apa denganmu?" Gita bertanya pada Eza, begitu wanita itu membuka pintu apartemennya.Hari ini, Gita dan Eza akan mengunjungi dokter kandungan. Karena Eza merasa kurang sehat, dia meminta sang sahabat menjemputnya. Lalu ketika Gita sudah tiba di apartemen ibu hamil itu, Eza terlihat sangat menyedihkan."Semingguan ini, aku mual dan muntah terus." Eza menjawab dengan suara lemah.Baru juga selesai mengatakan hal itu, Eza sudah membekap mulutnya sendiri dengan dua tangan. Perempuan itu segera berlari ke kamar mandi untuk kembali memuntahkan isi perutnya."Parah banget ya?" Gita yang menyusul ke kamar mandi, mencoba membantu Eza dengan memijat tengkuknya.Eza masih sibuk muntah-muntah dan belum bisa menjawab. Sahabatnya itu bahkan tidak kuat berjongkok atau berdiri dan terduduk lemas di lantai toilet."Sudah sarapan?" tanya Gita makin prihatin."Baru saja dimuntahkan," jawab Eza lemas."Kamu gak ngidam sesuatu? Mungkin kalau ikutin ngidammu gak bakal muntah," seru Gita asal saja."H
Read more

Cerai

Eza terus-terusan melirik Gita yang duduk di sebelahnya. Sedari di ruangan dokter, sampai sekarang ketika mobil sudah hampir sampai ke lokasi apartemen Eza, Gita masih tidak berbicara.Satu-satunya yang dikatakan Gita adalah meminta Pak Joko mengantar Eza duluan. Setelah itu Gita diam seperti patung, bahkan posisi duduknya juga tidak berubah seinci pun."Pengen minum jus taro deh, Ta. Mau juga gak?" tanya Eza berusaha mencairkan gletser terbesar di dunia dengan lebel Gita Bramantara."Lagi pengen banget dipeluk sama babang bule deh," lanjut Eza hati-hati.Eza tahu kalau Gita suka jadi koala jika lagi bad mood, makanya menawarkan pelukan. Dia maunya ngomong si baby lagi pengen di peluk, tapi itu jelas tidak mungkin. Mau bilang lagi ngidam dipeluk, tapi itu juga bisa bikin Gita makin bad mood. Sayangnya, segala usaha Eza itu gagal total. Gita bergeming.Sampai di lobi apartemen Eza pun, Gita masih bergeming. Duduk sambil menatap keluar jendela mobil sambil bertopang dagu. Menatap kosong
Read more

Benar-benar Berpisah

Alan mengernyit melihat pesan singkat yang dikirimkan istrinya. Terlalu singkat, Alan jadi berpikir dia salah apa sampai Gita marah?[My Queen Bee: nginap, gak boleh jemput.]Kata-kata gak boleh jemput, makin membuat Alan berkerut. Rasanya tadi Gita izin untuk menemani Eza ke dokter kandungan, tapi kenapa sekarang kesannya Gita ngambek?"Apa aku berbuat kesalahan semalam?" bisik Alan sangat pelan."Ada apa Pak?" tanya Jelita dengan bingung."Hah?" Alan melihat ke sekelilingnya. Dia sedang menggantikan Gita untuk bertemu klien untuk BambyStudio.Alan tersenyum canggung. Merasa malu juga kedapatan main ponsel oleh klien. "Maaf," seru Alan sambil menyimpan ponselnya di saku jas.'Mungkin saja kan Gita mau pajama party atau sejenisnya dengan Eza.' Alan berusaha untuk berpikiran positif, walaupun masih sedikit gelisah.Kegelisahan itu makin menjadi ketika Alan tidak kunjung bisa menghubungi Gita. Chat cuma centang satu, ditelepon juga tidak aktif. Dirinya makin gelisah."Astaga, Eza juga ga
Read more

Berjuang

"Bagaimana kalau kita pisah saja?"Pertanyaan Gita bagaikan tornado yang memporak-porandakan isi kepala Alan. Bahkan mungkin seluruh hidupnya dan terus terngiang, walau sudah lewat sekian menit.Tiba-tiba saja hatinya menjadi hampa dan tatapannya menjadi kosong. Otak Alan bahkan terasa berhenti berfungsi dan napasnya terhenti sejenak.Alan tidak menginginkan hal ini. Ketika akhirnya orang-orang gila yang mengganggu rumah tangga mereka hilang dan hanya menyisakan Erik, Alan pikir dia akan menjalaninya dengan tenang dan penuh cinta. Tapi Gita meminta pisah? Alan tidak akan pernah mau."Katakan apa salahku? Apa yang kamu tidak sukai dariku? Hm? Aku akan memperbaikinya untukmu." Alan bertanya dengan nada memohon.Gita ingin berbohong dengan mengatakan tidak mencintai Alan lagi, tapi dirinya tidak bisa melakukan itu. Terlebih karena Gita menangkap perubahan ekspresi Alan tadi. Terlihat begitu sengsara dan nelangsa."Itu bukan salahmu," jawab Gita menunduk dalam. Tidak sanggup menatap suam
Read more

Terpergok

Gita menatap ponselnya yang baru aktif sore tadi. Hal pertama yang terlihat adalah panggilan tak terjawab dan pesan dari Alan. Begitu banyak, sampai Gita jadi terharu karenanya.Sebagian besar menanyakan tentang keberadaannya. Bahkan ada beberapa pernyataan cinta yang bagi Gita kelewat manis. Membuat Gita mau tidak mau tersenyum saat membacanya. Bahkan Gita sudah membacanya sudah dua kali."Gombal banget sih," bisik Gita pelan saat membaca salah satu pesan itu.[My Iron Man: Bee? I miss you so much.][My Iron Man: Baru beberapa jam gak ada kabar, tapi aku sudah rindu banget sama kamu.][My Iron Man: Bee? I really miss you.][My Iron Man: Bee? Aktifkan ponselnya dong. Aku pengen banget dengar suaramu. Sebentar saja deh. Semenit juga gak masalah kok.]Yeah. Kontak Alan diberi nama My Iron Man di ponsel Gita. Sudah sejak kejadian dengan Tony. Karena menurut Gita, Alan memang terlihay seperti Tony Stark dengan baju baja merahnya saat menolongnya. Tokoh favorit Gita sejak dulu."Gita?" Ame
Read more

Marah

Alan sudah mengulum senyum sejak tadi Amel muncul menegur mereka. Sudah beberapa menit berlalu, tapi senyuman itu belum mau hilang. Terlebih karena Gita duduk tak jauh darinya dengan wajah cemberut yang menggemaskan.Gita keluar sebentar dan kembali dengan bau harum makanan yang tercium samar. Alan bisa menebak kira-kira apa yang dilakukan istrinya saat keluar tadi.Gita membersihkan tenggorakan dengan cara berdehem. "Kata Bunda kamu belum makan malam ya?"Alan hanya mengangguk sebagai jawabannya. Tadi dia memang sempat meminum segelas kopi dan makan cookies, tapi sama sekali belum menyentuh makanan berat. "Kebetulan aku juga belum makan malam dan membeli ini. Kalau mau kita bisa berbagi." Gita kembali bersuara, masih dengan ekspresi cuek.Tapi, Gita langsung mengumpat dalam hati setelahnya. Dia kan masih ingin ngambek lebih lama, kenapa jadi harus berbagi makanan? Apalagi ini makanan kesukaan Alan."Boleh sekalian diambilkan piring?" tanya Alan dengan senyum iseng. "No problem." Gi
Read more

Patungan

Tidur Gita terganggu dengan sesuatu yang basah dan terus-terusan menempel di nyaris seluruh sisi wajahnya secara bertubi-tubi. "Als?" bisik Gita dengan suara parau."Good morning, Queen," balas Alan dengan suara lembut dan kecupan basah yang makin banyak."Stop that, Als." Gita mendorong wajah suaminya agar menjauh. "Kamu pasti belum sikat gigi kan dari semalam?""Emang kamu udah?" tanya Alan santai saja."Udah. Aku sempat terbangun dan langsung pergi sikat gigi," Gita menjawab dengan ekspresi seriusnya."Aku juga sudah tadi subuh," jawab Alan santai saja. "Eh, mau ke mana?" Alan segera menahan Gita yang sudah hendak bangun."Mau bangunlah. Kita kan harus siap-siap ke kantor." Gita kembali mencoba untuk bangun, tapi Alan mengeratkan pelukannya di balik selimut."Mau bangun sekarang atau sebentar sama saja, Bee. Kita akan tetap terlambat," Alan menjawab dengan mata terpejam, sambil menghindu sisa-sia wangi shampoo istrinya."Memangnya sekarang jam berapa?""Sudah jam tujuh pagi.""What
Read more

Hal Memalukan

"Ini apa?" Gita bertanya sambil mengangkat benda pipih yang baru saja suaminya berikan."Kartu debit lah, Bee. Masa gak tahu sih?" jawab Alan dengan nada tanya bercampur bingung."Iya. Aku juga tahu ini kartu debit. Tapi ini untuk apa? Punya siapa? Dan kenapa di kasih ke aku?" tanya Gita dengan lebih detail lagi."Itu tadinya punyaku, sekarang jadi punyamu." Alan menjawab dengan santai, sebelum menjatuhkan diri di sofa ruang tamu di rumah mungil mereka."Lah, kok?" Gita berseru bingung dan menyusul suaminya ke sofa. "Kok jadi punyaku?" tanya Gita penasaran."Dari awal emang aku mau kasih ke kamu sih. Cuma lupa terus sih. Aku juga selalu lupa ganti nomor telepon yang terdaftar jadi nomermu."Penjelasan Alan malah membuat Gita makin bingung. Kalau kartu debit saja yang diserahkan, mungkin Gita masih bisa maklum. Tapi dia sama sekali tidak mengerti kenapa sampai nomor telepon yang terdaftar di bank juga dialihkan jadi nomornya."Aku kan masih punya internet banking, Bee. Jadi kamu pegang
Read more

Tempat Umum

Suara tawa Gita memenuhi mobil yang masih terparkir di halaman rumah sakit. Sudah sedari sejaman yang lalu Gita berusaha menahan tawa dan akhirnya lepas juga begitu pintu mobil terkunci."Lucu banget ya?" tanya Alan dengan nada kesal."Sorry." Gita kesuliatan bicara akibat tawanya yang masih belum usai. "Soalnya ekspresimu itu loh. Aha...ha...ha..."Alan makin merasa kesal mendengar suara tawa Gita yang begitu bahagia. "Berhenti ya, Ta. Aku lagi gak pengen main-main."Butuh waktu beberapa menit sebelum akhirnya Gita bisa berhenti tertawa. "Okay. Sorry, tadi …."Gita kembali tertawa keras. Kali ini dia susah menghentikannya, membuat Alan makin kesal saja. Karena Gita tak kunjung berhenti, Alan terpaksa membungkam Gita dengan bibirnya.Awalnya Gita merasa terkejut, terutama karena kali ini Alan tidak selembut biasanya. Dari sana saja dia tahu, suaminya sedang marah. Gita sampai sangat kewalahan mengimbangi Alan.Bahkan ketika mereka berdua berpisah untuk mengambil banyak udara, Gita mas
Read more
PREV
1
...
89101112
...
19
DMCA.com Protection Status