Semua Bab My Boss, My Wife (Dari Atasan Jadi Istri): Bab 101 - Bab 110

183 Bab

Tetangga Ganjen

Gita menggeliat pelan karena merasa sesak. Tapi semakin menggeliat, semakin terasa sesak. Gita membuka matanya dan mendapati Alan memeluknya sangat erat, sampai rasanya sedikit sesak."Als?" Gita berbisik berusaha membangunkan suaminya. Tapi butuh beberapa kali percobaan sampai Alan berguman pelan menyapanya."Lima menit lagi Bee."Bukannya bangun, Alan malah membenamkan diri di hamparan rambut istrinya. Membuat Gita gemas setengah mati."Kita bisa telat ke kantor loh, Babe.""Ini hari sabtu Babe. Kita mau seharian gini juga gak apa-apa," seru Alan dengan suara sedikit parau."Gak mau Als. Nanti kamu malah kepancing lagi. Badanku sudah pegal semua nih," Gita langsung protes. Dirinya tidak ingin dikerjai Alan seperti semalam."Lagian lapar banget nih. Aku pengen makan nasi," lanjut Gita dengan ekspresi meringis. Perutnya memang terasa sedikit perih karena tidak makan sejak semalam."Maaf. Kamu pasti lelah banget ya? Sampai kelaparan gitu," jawab Alan melonggarkan pelukannya."Makanya k
Baca selengkapnya

Ancaman

"Udah datang pesanannya?" Alan bertanya pada Gita yang jelas-jelas sedang membuka bungkusan nasi kuning."Kamu emang gak liat aku ngapain Als?" tanya Gita sedikit kesal."Kan cuma tanya, Bee." Alan berjalan mendekati Gita yang duduk di bar stool. Dan Alan mengernyit ketika memperhatikan penampilan istrinya yang masih menggunakan bathrobe."Tadi kamu keluar ambil makanan modelan gini?" Alan menarik pelan lengan bathrobe itu.Gita hanya menjawan dengan gumaman tidak jelas dan anggukan kepala. Mulutnya kini penuh dengan nasi kuning."Serius?" tanya Alan sekali lagi dengan mata melebar."Emang kenapa?""Kamu memamerkan belahanmu pada abang ojol?" tanya Alan dengan nada kesal.Gita menunduk dan melihat ke bagian yang dimaksud Alan. Sejujurnya Gita tak menyadari itu. Dan demi menghentikan omelan suaminya, Gita menyuapi Alan sesendok penuh nasi."Tadi kamu juga kasih lihat badanmu ke cewek-cewek tetangga sebelah kan? Jadi anggap saja impas.""Ahu filang he mereha ku funya istli." Omongan Ala
Baca selengkapnya

Pura-pura Mesra

"Apa?" tanya Alex pada Gita. "Aku mau resign Dad. Tapi gak sekarang sih, mungkin bulan depan. Yang jelas habis aku pulang dari Amerika." Gita menyendok makan siangnya dengan santai. Hari ini, hari minggu. Setelah kemarin puas berkencan, dua sejoli ini memutuskan berkunjung ke rumah orang tua Gita. Gita berniat membicarakan soal dirinya dan rencana yang dia inginkan di masa depan. Salah satunya, berhenti bekerja. Gita ingin fokus untuk program terapinya nanti. Selain itu dokter juga menganjurkan agar Gita banyak beristirahat. "Kok tiba-tiba?" kali ini Julie yang bertanya. Gita tidak langsung menjawab. Dia menatap Alan terlebih dahulu. Alan memberi Gita semangat lewat genggaman tangan di atas meja makan, membuat Gita tersenyum. Dengan perlahan Gita menjelaskan kondisinya dan keinginan mereka berobat ke luar negri. Acara makan siang itu seketika jadi hening. "Jadi, ya kira-kira seperti itu." Gita mengakhiri penjelasannya yang termasuk singkat. Tidak ada yang bersuara setel
Baca selengkapnya

Jejak Lelaki Lain

"Halo, Mas. Selamat pagi," Tania menyapa Alan yang baru keluar rumah untuk memanaskan mobil.Alan hanya melirik sebentar, kemudian masuk ke dalam mobil. Dia tidak punya banyak waktu untuk mengurusi orang seperti itu dan juga tidak tertarik. Namun, Tania ini lebih gatel dari bayangan Alan. Perempuan itu tidak segan mendekati mobil, dengan hanya menggunakan tanktop dan hot pants."Halo, Mas Tetangga. Gak mau ngobrol bareng?" Suara Tania terdengar sedikit samar di dalam mobil.Untung saja Alan tidak menurunkan kaca mobil, jadinya si Tan-Tan ini hanya mengetuk dari luar. Tentu saja dia tidak mempedulikan wanita itu dan hanya memanaskan mobilnya. Tapi karena risih, Alan langsung menelepon Gita. Meminta pertolongan. Untung juga Alan selalu mengantongi ponselnya di saku celana."Bee? Masih lama gak sayang?" Alan sengaja mengeraskan suaranya."Nih, udah mau keluar. Kenapa teriak-teriak di telepon?" Gita jadi curiga terjadi sesuatu di luar dan mempercepat gerakannya."Ada pengganggu dari
Baca selengkapnya

Wawancara Kerja Menyebalkan

Gita memelototi, Tania yang sedang berdiri di teras. Sudah dua hari berlalu dan perempuan itu terlihat lebih kalem dan lebih rapi. Sepertinya ular hitam itu akhirnya punya pekerjaan karena menggunakan setelan kerja, atau mungkin mau melamar kerja. Tania membalas memelototi Gita. Dia merasa belum melakukan apa-apa dan tidak terima dipelototi seperti itu. "Bee?" Alan memanggil, mendekati dan mengecup sudut bibir istrinya. "Yuk jalan," gumam Alan merangkul pinggang Gita. Gita tentu saja langsung menurut dan membiarkan Alan membukakan pintu untuknya. Walau Alan sama sekali tidak melirik ke arah sebelah, Gita tetap merasa sebal. Pasalnya, si Tania ini tetap ganjen dan melambai ke arah Alan. Membuatnya sungguh ingin menonjok wajah perempuan itu. "Apaan sih. Baru kumpul kebo gitu sudah belagu," desis Tania kesal setelah mobil Alan menghilang. "Tapi aku pernah lihat dia di mana ya?" "Kenapa sih kamu bicara sendiri?" Tian muncul dari belakang Tania dengan pakaian rapi. "Gak apa-apa. Yuk
Baca selengkapnya

Ada Apa Dengan Eza?

Tania menganga mendengar pengakuan Gita. Kemudian dia tertawa dengan keras, membuat Gita dan Alan mengernyit bingung. "Astaga, Mbak Kalau kamu anaknya wakil presdir BG, maka aku anaknya wakil presiden," seru Tania dengan nada mengejek. "Kalau ngehalu jangan kejauhan dong," seru Tania lagi. Tania meraih tanda pengenal karyawan yang sedari tadi dipegang Gita. "Mari kita lihat seberapa canggihnya benda yang kamu buat ini." Tania membaca kartu kecil itu dengan santai dan langsung mengembalikannya lagi dengan cara tidak sopan. Tania melempar kartu itu sampai terjatuh di lantai. "Benda itu tidak membuktikan apa pun. Bisa saja itu palsu," balas Tania dengan santainya. Gita mendengkus kesal. Perempuan ini terlalu percaya diri. Jauh lebih tidak tahu diri dari pada Isabella dulu. Gita benar-benar ingin merobek mulut kurang ajar itu, tapi Gita tidak mau melakukannya. Ular ini perlu diberikan hukuman lebih dari sekedar luka fisik. "Percaya saja apa yang mau kau percaya. Tapi akan ku
Baca selengkapnya

Ngidam Suami Orang

Gita menatap dokter yang memeriksa Eza dengan seksama. Memastikan dokter itu menangani sahabatnya dengan baik, sementara Alan merangkul istrinya. Berusaha membuat Gita lebih tenang.Gita langsung menelepon dokter keluarganya untuk datang ke tempat Eza, tapi ternyata pria tua itu sedang di Bandung. Jadilah begitu menemukan Eza dalam keadaan pingsan, Gita dan Alan segera membawanya ke rumah sakit terdekat. Untungnya rumah sakit terdekat adalah milik BG. Lebih mudah bagi Gita untuk melakukan sesuatu di sini.Karena Eza adalah selebriti, tentu keadaannya yang sedang hamil tidak boleh sembarang diketahui orang lain. Dan karena Eza belum memberitahu publik, Gita juga berusaha menutupi kedatangan Eza ke rumah sakit.“Ibunya mengalami malnutrisi dan untung saja janin di dalam baik-baik saja. Sementara harus dibiarkan istirahat di rumah sakit selama beberapa hari.” Dokter yang dipercaya menangani Eza memberikan penjelasan.Intinya Eza hanya perlu istirahat dan makan teratur. Juga diharuskan me
Baca selengkapnya

Jadi Pelakor

Eza menatap ponselnya sangat lama, memikirkan sesuatu yang sedari tadi ingin dilakukannya. Jemarinya melayang di atas nama Alan, hendak menelepon lelaki itu untuk membelikannya sarapan.Hari sudah beranjak pagi, atau lebih tepatnya hari masih subuh. Hari ini entah kenapa, Eza terbangun lebih cepat dari biasanya.Eza menatap Julie yang tertidur di sofabed di dekat jendela. Tidak lama setelah Gita dan Alan pergi, Julie memang datang menginap.Sudah sejak dulu seperti itu. Kalau Eza masuk rumah sakit dan tidak bisa ditinggal sendiri, Julie atau Gita akan menginap menemaninya. Membuat Eza merasa tidak pernah kehilangan sosok seorang ibu."Berhenti memikirkan hal gila, Za. Demi Gita, demi Aunty Julie dan demi anakmu sendiri," batin Eza.Eza kembali menatap ponselnya. Seumur hidupnya Eza tidak pernah mengganggu hubungan orang lain, kecuali dengan alasan pihak sana duluan yang cari gara-gara. Itupun tidak dilakukan Eza dengan serius.Memang selama ini Eza bekerja untuk Gita dibalik layar. Ta
Baca selengkapnya

Bertengkar Lagi

Alan masih tidak mengerti apa yang terjadi di sini. Dia bisa merasakan atmosfir yang tidak baik diantara Gita dan Eza, tapi tidak mengerti apa yang terjadi. Alan ingin menegur, tapi takut nanti malah Gita jadi makin marah. "Loh, Alan?" Suara Julie menyapa telinga Alan. "Kok berdiri di dekat pintu sih?" Julie yang baru masuk dari pintu yang sejak tadi terbuka, menatap menantunya dengan tatapan penuh tanya. "Kami soalnya sudah mau pulang, Mom," Gita yang menjawab ibunya. Saat menjawab Gita sudah terlihat tersenyum. Alan jadi sedikit lega melihatnya. Walau sepertinya masih ada yang mengganjal, tapi kalau Gita sudah tersenyum harusnya sudah tidak ada masalah. "Bee?" Alan mencoba membuka pembicaraan di dalam mobil yang masih sepi itu. Sudah hampir sampai di kompleks perumahan mereka, tapi Gita masih diam seribu bahasa. Alan jadi makin bingung dengan istrinya itu. Perasaan dia tidak melakukan kesalahan apapun, tapi kenapa Gita masih ngambek? "Kamu kenapa sih? Kok dari tadi diam?
Baca selengkapnya

Godaan

Ini sebenarnya bukan pertengkaran pertama mereka, tapi biasanya Gita yang lebih banyak ngambek. Baru kali ini mereka bertengkar yang benar-benar bertengkar adu mulut dan urat.Biasanya, Alan yang selalu mengalah duluan karena dia tidak tahan didiami istrinya terlalu lama. Terutama karena Gita suka pergi menghindarinya, seperti sekarang ini."Bee, jangan melamun dong. Nanti kesambet loh." Alan sengaja menegur istrinya. Berharap Gita mau melihatnya atau bahkan tertawa karena candaan garingnya. Apalagi kini dia berasa jadi sopir taksi online karena sang istri duduk di belakang. Sayangnya, itu tidak mempan.Walau tidak digubris, setidaknya Alan masih bersyukur. Gita masih mau diantar sampai ke rumah Bunda, walau itu artinya Alan harus kerja keras. Pasalnya, rumah Bunda Amel lumayan jauh. Perjalanan normal makan waktu empat puluh lima menit. "Loh, Mas Alan? Tumben malam-malam ke sini?" Susan yang membukakan pintu, saat dua orang itu sudah tiba dan mengetuk pintu."Bunda Amel ada?" tanya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
19
DMCA.com Protection Status