Home / Rumah Tangga / Cinta yang Tertukar / Chapter 591 - Chapter 600

All Chapters of Cinta yang Tertukar: Chapter 591 - Chapter 600

627 Chapters

Bab 0591

Yara akhirnya terlelap. Siska dan yang lainnya pun pergi keluar.Namun, di depan pintu, Siska mengerutkan keningnya karena ada Tanto di sana."Abaikan saja kalau kamu nggak mau ketemu." Tubuh Gio setengah menghalangi Siska dan menatap Tanto dengan waspada. "Ada kami di sini. Dia nggak akan bisa berbuat apa-apa padamu.""Siska, aku mau bicara denganmu. Lima menit saja. Beri aku waktu lima menit." Tanto menatap Siska dengan mata memelas.Tanto yang ada di hadapannya jelas-jelas telah berubah dari citra dirinya yang dulu anak orang kaya yang tidak peduli perasaan. Dia kini terlihat lesu, seperti sepuluh tahun lebih tua.Siska mengerti bahwa kematian Kakek Susilo dan pengkhianatan Liana bersama Melanie telah membuat Tanto merana.Dia menepuk bahu Gio dengan lembut. "Nggak apa-apa, aku bicara dengan dia dulu. Kalian tunggu aku di lantai satu."Keduanya mengangguk dan pergi bersama.Ketika sampai di hadapan Tanto, Felix berhenti dan memperingatkan dengan suara pelan, "Paman, jangan buat kesa
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

Bab 0592

Siska merentangkan tangannya acuh tak acuh. "Dia bilang begitu? Mungkin."Felix merasa Siska di depannya sangat aneh. Tanpa sadar, dia melirik Gio, tetapi Gio hanya menggeleng pelan, menyuruhnya untuk tidak bertanya lagi."Kak Felix, Dokter Gio, kita mungkin nggak bisa menyembunyikan masalah anak laki-laki Rara lebih lama lagi." Siska mengerutkan keningnya. "Rara pasti nggak akan sanggup menerimanya."Kedua pria di depannya mengangguk bersamaan.Felix mendesah. "Tapi Yudha memang ayah anak itu. Kita nggak bisa maksa minta anak itu kembali.""Kak, aku mau ketemu Yudha." Siska tak punya solusi lain. "Aku akan bicara baik-baik dan memohon padanya untuk mengembalikan anak itu kepada Rara."Gio menggelengkan kepalanya tak berdaya. "Ayo kita pergi bersama, kita bertiga. Semakin banyak orang, semakin besar harapan.""Oke." Felix mengangguk, lalu mengingatkan, "Tapi Yudha memang orangnya rasional dan keras kepala. Sesuatu yang sudah dia putuskan nggak akan gampang dipengaruhi orang lain. Jadi,
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

Bab 0593

"Oh?" Yudha sepertinya tertarik. "Psikiater biasa nggak boleh? Harus yang kelas atas sepertimu?"Gio mengangguk mengiakan. "Pertahanan psikologis dan jati dirimu sangat luar biasa. Dokter biasa nggak mungkin sanggup."Yudha tertawa kecil. "Maksudnya, Dokter Gio memuji kepercayaan diriku?""Pak Yudha, kamu terlalu percaya diri dan merasa bisa mengontrol segalanya." Gio masih tetap serius. "Kalau suatu hari nanti ketika kamu menyadari bahwa keadaan sebenarnya tidak seperti yang kamu bayangkan, seluruh masa lalumu mungkin akan hancur."Yudha tertawa pelan, bahunya bergetar.Gio mengerutkan kening. "Yudha, aku serius.""Cukup!" Yudha langsung menghentikan tawanya dan menatap Gio seperti menatap seorang musuh. "Dokter Gio, kamu datang ke sini bukan untuk menyembuhkan pasien, 'kan?"Dia menyandarkan seluruh tubuhnya di sofa. Tatapan matanya menyapu tiga wajah di seberangnya. "Katakan padaku, dengan cara apa kalian ingin membujukku mengembalikan anak itu?"Siska mengepalkan tinjunya. Dadanya
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

Bab 0594

"Menurutmu, apa Melanie berani membunuh?" Yudha bertanya tiba-tiba.Revan tertegun dan menegaskan seakan tidak percaya, "Maksudmu, Nona Melanie Lubis, tunanganmu?"Yudha berbalik untuk menatapnya. "Aku belum pernah memintamu menyelidiki hidup Melanie."Revan mengangguk. "Karena kamu selalu percaya padanya."Jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat. Dia merasa seolah angin mulai bertiup ke arah yang berbeda."Ya, aku percaya padanya." Yudha mengulangi dan kembali duduk di kursinya.Sejak Melanie muncul bersama liontin permata itu, matanya selalu menganggap Melanie sebagai gadis kecil pemberani dan baik hati. Dia tidak pernah berpikir untuk menyelidiki, atau bahkan meragukan perkataannya.Namun, Siska dan lainnya hari ini memperingatkannya dengan sangat serius agar tidak menyerahkan anaknya kepada Melanie. Bahkan Siska mengatakan bahwa Melanie adalah seorang pembunuh.Melanie dan pembunuh adalah dua kata yang tidak ada hubungannya sama sekali di pikiran Yudha.Harusnya dia abaikan saja.
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

Bab 0595

Ketiga orang di depannya seketika sedikit tertegun."Sebentar lagi!" Siska yang pertama tersadar. "Jahitanmu sudah hampir pulih. Beberapa hari lagi, kamu bisa mengunjungi mereka di kamar bayi."Felix dan Gio mengangguk."Ya, jangan khawatir, prioritasmu saat ini adalah membesarkan anak-anak." Gio menambahkan."Oke." Yara menyapu pandangannya pada teman-temannya, merasa ada yang tidak beres.Setelah makan malam, Felix berpamitan dengan Yara dan pulang ke rumah untuk menemui Agnes."Apa? Yudha membawa pergi anaknya dan menyembunyikannya?" Agnes sangat terkejut, tidak menyangka Yudha akan melakukan hal yang begitu di luar dugaan.Felix mengangguk. "Bu, kamu harus bujuk dia untuk mengembalikan anak itu. Rara belum tahu, tapi anak itu adalah nyawa Rara. Kita nggak bisa menyembunyikannya terlalu lama.""Oke, aku akan berusaha." Agnes tidak terlalu yakin karena Yudha sekarang semakin berbeda dari sebelumnya. "Dia pasti sudah yakin itu anak-anaknya.""Nggak peduli siapa ayahnya, dia nggak berh
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Bab 0596

"Terima kasih Dok, sudah merawatku selama ini." Yara berkata sambil tersenyum."Sama-sama, ini sudah tugas seorang dokter." Teresa tidak berani menatap mata Yara. Dia juga membantu menyembunyikan soal anak Yara yang dibawa pergi.Melihat Teresa mengelak, Yara semakin yakin telah terjadi sesuatu yang tidak dia ketahui."Dok, aku ingin lihat anak-anak."Teresa tidak berani menatap matanya. "Beberapa hari lagi, kalau kamu sudah bisa jalan, aku akan membawamu ke kamar bayi untuk melihat mereka.""Aku ingin lihat mereka sekarang!" Suara Yara tegas."Sekarang?" Teresa cepat-cepat menggelengkan kepalanya. "Jangan sekarang, lukamu belum sembuh total. Kamu harus tetap berbaring.""Dok, aku nggak perlu pergi ke kamar bayi langsung. Aku mau minta tolong videokan mereka pakai ponselku." Yara menjelaskan.Teresa tampak ragu-ragu, tidak tahu harus bicara apa untuk menolaknya."Dok, ini cuma permintaan kecil. Kamu nggak akan menolak, 'kan?" Yara mencegah Teresa yang hampir pergi."Ya." Teresa memasan
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Bab 0597

Yara merasa seolah kepalanya meledak. Cahaya putih menyilaukan berkelebat di depan matanya. Pandangannya kosong, tidak bisa melihat apa-apa.Setelah beberapa saat, dia menenangkan pikirannya dan bertanya dengan bingung, "Apa maksudnya dibawa pergi?"Dia sendiri tidak menyadari bahwa suaranya sangat kering dan gemetaran."Rara, tenang saja." Siska berusaha menenangkannya. "Yudha adalah ayah anak itu, dia nggak akan menyakitinya sama sekali. Dia mungkin ... cuma ingin melihatnya lebih dekat sebentar, nanti dikembalikan."Yara pun menangkap sebuah informasi kunci. Dia mencengkeram tangan Siska dengan keras. "Sudah berapa hari Yudha membawanya pergi?"Wajah Siska penuh khawatir. Dia menoleh kepada yang lain, benar-benar tidak tahu harus menjawab apa."Nggak, dia nggak boleh membawa pergi anakku. Itu anakku." Hampir seketika, Yara kehilangan akal sehatnya dan bangkit duduk, ingin beranjak dari tempat tidurnya.Siska panik dan cepat-cepat memegangi pundaknya. "Rara, jangan bangun dulu. Tenan
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

Bab 0598

"Bohong." Siska tidak percaya sama sekali. Dia lanjut duduk diam tanpa mengatakan apa-apa.Felix berhasil menelepon Yudha di ujung koridor. Dia awalnya sangat marah sampai tidak tahu harus berkata apa.Yudha menunggu beberapa saat, sampai memastikan apakah teleponnya masih tersambung. Dia berkata dengan tenang, "Masih tentang anak itu? Jangan buang-buang waktu lagi.""Dia sudah bangun." Felix mengucapkan tiga kata."Haha?" Yudha benar-benar belum menutup teleponnya.Felix melanjutkan, "Rara sudah bangun. Dia tahu kamu mengambil bayinya. Dia tadi menangis histeris dan teriak-teriak minta anaknya dikembalikan. Dokter Teresa harus membiusnya biar dia tidur."Yang menjawab hanya keheningan.Felix buru-buru melanjutkan, "Kamu nggak tahu betapa kerasnya dia meronta-ronta. Luka di perutnya terbuka lagi. Kami nggak bisa menahannya sama sekali. Yudha, anak itu terlalu penting baginya."Dia berkata dengan nada hampir memohon, "Yudha, aku belum pernah memohon kepada siapa pun seumur hidupku. Aku
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

Bab 0599

Keesokan harinya, Yara terbangun dan melihat Yudha duduk di samping tempat tidurnya.Untuk sepersekian detik, wajahnya terlihat tidak percaya, seakan masih di dalam mimpi. Dia menatap Yudha dengan perasaan yang bercampur aduk."Yara." Yudha memanggil namanya saat menyadari bahwa Yara tampak aneh.Benar saja, mata Yara segera terfokus dan dia terduduk, berjuang ingin bangkit. "Kamu ...""Jangan bergerak!" Yudha tetap tenang dan menaruh kedua tangannya di pundak Yara.Seperti yang dikatakan tiga orang itu, Yara langsung menggila begitu terbangun. "Jangan bergerak, ayo bicara seperti ini," ucapnya dengan suara tidak menyenangkan.Histeria di mata Yara berangsur-angsur mereda. Tepat sekali, dia memang ini bertemu Yudha dan meminta penjelasan darinya. Karena Yudha sudah di sini sekarang, sudah sepantasnya dia bertanya.Jadi, dia mengangguk pelan, matanya terlihat sedikit menyedihkan.Yudha melepaskannya dan kembali duduk."Yudha, kamu membawa pergi salah satu dari mereka? Kenapa? Apa yang k
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

Bab 0600

Yara menggelengkan kepalanya. Baginya, Yudha sama sekali tidak bisa mencintai, sama sekali tidak tahu bagaimana caranya mencintai.Selain itu, begitu Yudha menyebut nama Amel, Yara langsung teringat sesuatu. "Kamu mau ... membiarkan Melanie membesarkan anakmu nanti?"Yudha berpikir sejenak sebelum menjawab, "Mungkin.""Nggak boleh!" Yara menolak mentah-mentah. Emosinya bergejolak hebat lagi. Melanie terlalu mencurigakan dan bernoda baginya. Dia tidak akan pernah membiarkan anaknya dibesarkan oleh orang seperti itu.Dia ingin bangkit dari tempat tidurnya lagi. "Nggak boleh, Yudha, aku mohon. Tolong kembalikan anakku."Yudha juga bangkit untuk menahannya. "Yara, nggak perlu bicara apa-apa lagi, aku nggak akan mengirim anakku kembali. Menyerahlah. Tapi ..."Yara menatapnya dengan air mata berlinang.Yudha melanjutkan, "Kamu boleh datang bertemu dengannya kapan pun kamu mau. Kamu tetap ibu kandung anak itu.""Nggak, nggak ..." Yara menggeleng-gelengkan kepalanya dengan keras. Dia ingin ana
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more
PREV
1
...
585960616263
DMCA.com Protection Status