Share

Bab 0600

Author: Jus Strawberi
last update Last Updated: 2024-10-11 18:00:00
Yara menggelengkan kepalanya. Baginya, Yudha sama sekali tidak bisa mencintai, sama sekali tidak tahu bagaimana caranya mencintai.

Selain itu, begitu Yudha menyebut nama Amel, Yara langsung teringat sesuatu. "Kamu mau ... membiarkan Melanie membesarkan anakmu nanti?"

Yudha berpikir sejenak sebelum menjawab, "Mungkin."

"Nggak boleh!" Yara menolak mentah-mentah. Emosinya bergejolak hebat lagi. Melanie terlalu mencurigakan dan bernoda baginya. Dia tidak akan pernah membiarkan anaknya dibesarkan oleh orang seperti itu.

Dia ingin bangkit dari tempat tidurnya lagi. "Nggak boleh, Yudha, aku mohon. Tolong kembalikan anakku."

Yudha juga bangkit untuk menahannya. "Yara, nggak perlu bicara apa-apa lagi, aku nggak akan mengirim anakku kembali. Menyerahlah. Tapi ..."

Yara menatapnya dengan air mata berlinang.

Yudha melanjutkan, "Kamu boleh datang bertemu dengannya kapan pun kamu mau. Kamu tetap ibu kandung anak itu."

"Nggak, nggak ..." Yara menggeleng-gelengkan kepalanya dengan keras. Dia ingin ana
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0601

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara sangat kooperatif dalam pengobatannya dan luka-lukanya sembuh dengan baik.Hari itu, Teresa datang membawa kabar baik. "Rara, biar kuberi tahu, anakmu sudah lebih baik darimu sekarang.""Eh?" Yara menoleh bingung. Dia baru pernah melihat bayinya dari foto dan video. Dia bahkan belum pernah menggendongnya.Teresa tersenyum. "Si kecil sudah siap keluar dari inkubator hari ini.""Benarkah?" Siska menyambar penuh semangat.Bukan hanya Yara saja. Felix, Siska dan Gio juga sangat senang. Mereka semua ingin bisa menggendong si kecil juga.Teresa mengangguk dan menatap Yara. "Kalau kamu mau, aku bisa menggendongnya ke sini sekarang. Dia sudah boleh tinggal di kamar ini juga sekarang."Dalam sekejap, Yara hampir menangis kegirangan. Dia menyeka air matanya dan cepat-cepat mengangguk."Oke, tunggu sebentar, aku bawa dia ke sini." Teresa berbalik dan menginstruksikan kepada Felix, "Naikkan tempat tidurnya."Felix segera menaikkan tempat tidur Yara. Mereka ber

    Last Updated : 2024-10-12
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0602

    Setelah mendapat persetujuan, Yara segera mengulurkan jari untuk menyentuh tangan si kecil. Dia tidak menyangka si kecil langsung meraih tangannya dengan senyuman lebar sampai matanya menyipit, seakan sangat bahagia."Dia tersenyum, lihat teman, dia tersenyum." Siska bersorak lagi. Dia tidak bisa mengendalikan emosinya sedikit pun dan bersembunyi di belakang Gio, menangis dengan suara kecil. "Aduh, aku kenapa? Ini saat-saat bahagia, tapi kenapa aku malah ingin menangis? Dasar."Gio tahu bahwa ini terkait dengan kehamilan Siska. Namun, jangankan Siska, dia sendiri juga tidak bisa menahan rasa harunya. Bahkan mata Pak Letkol tangguh di sampingnya sudah berkaca-kaca.Dia berkata dengan serius, "Menangis juga cara untuk mengungkapkan kebahagiaan. Jadi, menangislah kalau kamu mau.""Benarkah?" Mendengar perkataan Gio, Siska seketika hilang kendali. Dia bersandar di lengan Gio dan menangis keras. "Kenapa anak ini menggemaskan sekali? Orang-orang yang paling kucintai di dunia ini bertambah du

    Last Updated : 2024-10-12
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0603

    Di tempat lain, Yudha juga mendapat telepon bahwa bayinya sudah siap untuk keluar dari inkubator.Dia sangat senang dan segera mengirim pesan kepada ibunya. Dia ingin membawa kembali putranya malam nanti.Agnes sudah menunggu di depan pintu dengan tatapan penuh antisipasi. Ketika melihat Yudha keluar dari mobil, dia bergegas menghampiri."Cucuku, Nenek ingin menggendongmu." Dia mengambil anak itu dari tangan Yudha dengan hati-hati. "Kenapa kurus sekali? Ayahmu nggak memberimu makan?""Lahir prematur dua bulan. Pertumbuhannya agak lambat di awal." Mata Yudha sesekali mengikuti anaknya.Memasuki vila, dia mendapati Melanie, Tanto, dan Liana sudah ada di sana. Felix belum kembali."Selamat, keponakanku hebat!" Tanto menghampiri dan menepuk-nepuknya, lalu menghampiri Agnes untuk melihat bayinya. "Anak ini mendapat semua kelebihan ayah dan ibunya, sangat mirip."Yang dia maksud dengan ibu tentu saja adalah Yara."Sedikit lebih mirip ayahnya." Agnes menambahkan.Melanie akhirnya menimpali, "

    Last Updated : 2024-10-13
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0604

    Melanie menoleh ke belakang, melihat Tanto yang duduk di sofa tak jauh dari sana. Dia merendahkan suaranya, "Paman nggak mencari masalah denganmu lagi?"Tanto mengetahui bahwa Liana meminta Rita pura-pura. Kabarnya, Tanto menampar Liana untuk pertama kalinya pada hari itu dan menyuruhnya pergi.Melanie sebenarnya agak takut. Dia sebenarnya terkejut Tanto tidak datang padanya.Dia baru tahu kemudian bahwa Tanto dan Yudha memiliki sifat yang sama. Mereka tidak mau repot-repot memarahi orang yang tidak mereka pedulikan."Aku pergi bulan depan." Liana mematikan rokoknya. "Mungkin nggak akan pulang lagi."Melanie agak terkejut. "Menyerah begitu saja? Mengalah? Itu bukan Liana yang aku kenal.""Nggak tertarik." Liana melihat ke luar. "Meskipun vila ini mewah dan punya segalanya, tapi lihatlah ke luar, di luar sana masih lebih menyenangkan."Dia menoleh kepada Melanie dan berkata dengan serius, "Melly, apa menurutmu semua usaha itu sepadan?""Apa?" Melanie pura-pura tidak mengerti.Liana tert

    Last Updated : 2024-10-13
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0605

    Yudha lanjut makan tanpa berbicara dan seperti sedang berpikir."Biar aku yang merawatnya dulu." Agnes yang pertama bicara. "Masalah nanti, pikirkan lagi kalau kalian sudah menikah.""Bu ..." Yudha sepertinya tidak setuju.Agnes menyela, "Begitu saja. Lebih bagus lagi kalau kalian bisa punya anak sendiri. Kakek sudah nggak ada. Aku sendirian di rumah, ingin ada yang menemani.""Bu, aku dan Melly nggak akan punya anak." Yudha berkata dengan serius.Agnes menatap keduanya dengan jengkel dan berdiri sambil menggendong bayi itu. "Terserah kalian. Kalau memang nggak mau punya anak, 'kan masih ada Amel. Besarkan saja Amel dengan baik."Agnes tidak memberi kesempatan kepada siapa pun untuk menyanggahnya. Dia langsung masuk ke kamarnya sambil menggendong bayi itu.Tanto tertawa pelan. Entah apakah dia menertawakan atau memang benar-benar setuju, dia berkata, "Menurutku nggak masalah."Setelah makan, Melanie menemui Yudha lagi. "Yudha, Ibu sudah tua dan bayinya masih sangat kecil. Biar aku saja

    Last Updated : 2024-10-14
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0606

    "Yudha membawanya ke sini?" Mata Felix membelalak kaget."Terus kenapa?" Agnes menatapnya serius. "Jangan berani-berani membawa pergi anak ini tanpa persetujuanku, atau aku akan merebut kedua anak Yara.""Bu!" Felix tidak punya pilihan lain. Dia berjalan mendekat dan memandangi si kecil. "Dia nggak mirip adiknya."Dia mengeluarkan ponselnya dan mengambil foto si kecil beberapa kali. "Yara sudah boleh pulang dari rumah sakit beberapa hari lagi. Dia boleh datang ke sini?""Kapan pun juga boleh." Agnes menambahkan dengan sedikit rakus, "Tapi dia harus bawa adiknya ke sini."Felix tersenyum. "Oke.""Punya anak itu sangat membahagiakan. Rumah itu baru lengkap kalau ada orang tua dan anak-anak." Agnes teringat Kakek Susilo dan matanya sedikit memerah. "Sebuah berkah yang nggak ternilai harganya.""Iya, Bu, jangan sedih." Felix memeluk Agnes dengan lembut. "Kakek di surga pasti sudah lihat dan ikut bahagia.""Ya." Agnes buru-buru mengusap air matanya dan bertanya lagi, "Ngomong-ngomong, Yara

    Last Updated : 2024-10-14
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0607

    Sehari setelah Yara keluar dari rumah sakit, hakim yang menangani kasus perceraiannya datang berkunjung."Selamat, kamu sudah menjadi ibu." Sophia memandangi si kecil di kereta bayi dan merasa gemas. "Yara, kamu pasti sangat manis waktu masih kecil. Si kecil ini sangat murah senyum."Yara tersenyum sayang. "Ya, dia suka tersenyum. Aku nggak tahu apa yang membuatnya sangat bahagia.""Bahagia punya ibu yang cantik sepertimu." Sophia lalu menegakkan tubuh dan menatap Yara. "Kalau nggak salah, kamu pernah bilang anaknya kembar, 'kan? Yang satunya mana?"Senyum di wajah Yara sedikit memudar. "Dia ... dengan Yudha.""Oh, maaf, aku nggak bermaksud mengungkitnya." Sophia dapat melihat bahwa Yara sedang sedih. Dia segera menambahkan, "Kamu tetap ingin bercerai?""Bu Sophia, ayo bicara di luar." Meski dia tahu bahwa Yola tidak mungkin mengerti, Yara tetap tidak ingin membicarakan perceraian di depan anaknya.Sophia mengerti dan mengangguk. "Ayo keluar."Yara memanggil pengasuh untuk menjaga Yola

    Last Updated : 2024-10-15
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0608

    Yara perlahan menurunkan tangannya yang memegang ponselnya, hampir menangis kegirangan dan berkata, "Siska, ayahku sudah bangun.""Ayahmu?" Siska pun ikut merasa senang. "Syukurlah, Tuhan memang maha pengasih. Bagaimana sekarang? Kamu mau ke rumah sakit?""Iya, aku mau ke sana sekarang." Yara berbalik dan kembali ke kamar untuk berganti pakaian dan bersiap-siap."Aku ikut." Siska meletakkan piringnya dan juga kembali ke kamar untuk berganti pakaian.Di tengah perjalanan, Siska tiba-tiba bertanya, "Oh iya, yang telepon kamu tadi dari pihak rumah sakit?""Bukan, itu Melanie." Setelah lebih tenang, Yara akhirnya merasa sedikit aneh."Melanie?" Siska melirik Yara. "Kalau ayahmu sudah sadar, kita bisa dapat petunjuk lebih banyak soal kasus penusukannya waktu itu 'kan?""Seharusnya begitu." Yara mengangguk sambil berpikir."Rara, menurutmu ... Melanie ikut terlibat nggak?" Siska bertanya dengan ragu-ragu.Saat peristiwa itu terjadi, mereka semua sangat curiga pada Melanie. Meski Santo belum

    Last Updated : 2024-10-15

Latest chapter

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status