Yara perlahan menurunkan tangannya yang memegang ponselnya, hampir menangis kegirangan dan berkata, "Siska, ayahku sudah bangun.""Ayahmu?" Siska pun ikut merasa senang. "Syukurlah, Tuhan memang maha pengasih. Bagaimana sekarang? Kamu mau ke rumah sakit?""Iya, aku mau ke sana sekarang." Yara berbalik dan kembali ke kamar untuk berganti pakaian dan bersiap-siap."Aku ikut." Siska meletakkan piringnya dan juga kembali ke kamar untuk berganti pakaian.Di tengah perjalanan, Siska tiba-tiba bertanya, "Oh iya, yang telepon kamu tadi dari pihak rumah sakit?""Bukan, itu Melanie." Setelah lebih tenang, Yara akhirnya merasa sedikit aneh."Melanie?" Siska melirik Yara. "Kalau ayahmu sudah sadar, kita bisa dapat petunjuk lebih banyak soal kasus penusukannya waktu itu 'kan?""Seharusnya begitu." Yara mengangguk sambil berpikir."Rara, menurutmu ... Melanie ikut terlibat nggak?" Siska bertanya dengan ragu-ragu.Saat peristiwa itu terjadi, mereka semua sangat curiga pada Melanie. Meski Santo belum
Last Updated : 2024-10-15 Read more