Home / Pernikahan / Mengandung Bayi Mantan Mertua / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Mengandung Bayi Mantan Mertua: Chapter 101 - Chapter 110

148 Chapters

102. Airin Takut Papi Marah

“Tidak ada siapa pun, Airin. Mereka sudah mencari ke seluruh sudut rumah, tidak ada tanda-tanda keberadaan Robin. Satu helai pakaiannya pun tidak ada di sini. Mami pikir kamu sendiri di sini.”“Mami tahu Airin ada di sini dari siapa?”“Tadi malam ada yang nelepon mami, bilang kalau kamu sedang terancam di sini. Mami dikasih alamatnya, jadi mami langsung pesan tiket buat terbang ke sini.” Wanita itu menjelaskan secara singkat. Meski itu nomor baru, ia memliki firasat bahwa Robin yang sudah menghubungi. Sebab suaranya hampir serupa, tapi terdengar lebih berat.“Mobil tidak ada di depan? Pintu tidak terkunci ketika Mami datang?” Wanita itu mulai banyak tanya, menunjukkan rasa khawatirnya pada lelaki paruh baya itu.“Tidak, Airin. Kau benar-benar bersama Robin di sini?” Lenzy bertanya memastikan.Airin memberikan anggukan.“Sepertinya kau sudah ditinggalkan.” Lenzy berucap dengan suara lemah dan tertahan.Airin terdiam dengan wajah menunduk. Ia tidak percaya jika Robin benar-benar meningg
last updateLast Updated : 2024-04-01
Read more

103. Pulang

“Hamil?” Lenzy bertanya tidak percaya. Ia sangat terkejut mendengar pengakuan putri semata wayangnya. Bagaimana tidak, posisinya sekarang sudah menjadi janda. Tidak akan ada suami yang mendampingi dirinya.“Anak siapa?” Wanita paruh baya itu kembali bertanya. Barangkali Airin tidak hanya melakukan itu dengan Robin. Barangkali anak yang ada dalam kandungannya masih benih yang ditinggal oleh Leonel sepanjang sisa pernikahan mereka.“Anak papa.” Airin menjawab dengan isakan.“Robin?” Lenzy terdiam setelah mengulang nama lelaki itu. Ia terdiam untuk waktu yang lama, berusaha menekan semua amarah yang mendadak muncul setelah mendengar pengakuan putri tercinta. Ini akan menjadi aib yang sangat besar bagi keluarga mereka. Apalagi Arie cukup dikenal sebagai salah satu pengusaha terkaya di kota. Jika beritanya tersebar, akan memberikan dampak yang besar bagi perusahaan. Mungkin.“Maafin Airin, Mi. Airin menyesal. Mami berhak marah, Airin tahu kesalahan kali ini tidak bisa dimaafkan. Airin akan
last updateLast Updated : 2024-04-02
Read more

104. Jangan Sentuh Putraku

“Mi ….” Airin memanggil dengan sangat lemah ketika ia membuka mata dan mendapati beberapa orang berada di kamar. Ada dokter yang tampak memberikan suntikan di lengan kirinya.“Sayang ….” Lembut sekali wanita paruh baya itu memanggil putrinya. Ia raih tangan Airin, lalu ia bawa ke dalam genggaman. “Kamu diinfus, ya? Biar ada nutrisi yang masuk, dari kemarin belum makan.” Lenzy berusaha membujuk.Airin mengangguk. Ia tidak ingin merepotkan ibunya lebih dari ini. Sudah cukup ia merepotkan wanita itu selama hidupnya.Setelah mendapat persetujuan, dokter itu mulai menancapkan jarum infus. Di kamar luas dan mewah itu, terbaring tubuh lemah Airin. Ibunya tidak pernah meninggalkannya sendirian setelah Airin pulang. Sebab, takut jika putri semata wayangnya kembali kabur-kaburan. Ia tidak bisa jauh dari wanita itu meski hanya sebentar.Setelah kepulangan Airin, hubungan Arie dan Lenzy semakin memburuk. Keduanya jadi semakin jarang berkomunikasi. Bahkan tidak lagi pernah makan di meja yang sama.
last updateLast Updated : 2024-04-02
Read more

105. Kita Cerai

“Kau menamparku?” Lenzy berusaha untuk mencerna apa yang sudah terjadi. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dapatkan. Rumah tangga yang harmonis dan bahagia akhirnya berakhir karena sebuah kesalahan. Tangannya gemetar menyentuh pipi yang perih. Tampak ada bekas telapak tangan berwarna merah di sana.“Itu pantas untukmu.” Arie menegaskan. “Kau sudah gila, sama seperti putrimu.” Ia menekan setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya.Lenzy tertawa miris. Ia usap darah yang menetes dari hidungnya, hingga punggung tangannya tampak memerah karena noda darah.“Kau tidak perlu menunggu aku melakukan kesalahan lain hanya untuk bercerai. Kita pisah malam ini. Kau sudah melanggar janjimu dengan melayangkan tanganmu ke wajahku. Aku tidak akan rugi kehilangan suami kasar sepertimu.” Lenzy berucap dengan sinis.“Demi wanita gila itu kau jadi ikut gila dibuatnya? Dia ingin pulang karena dia sedang sakit. Setelah dia sedikit lebih sehat nanti, dia akan kembali meninggalkanmu seperti yang su
last updateLast Updated : 2024-04-02
Read more

106. Lagi-lagi Pindah

“Mami, ikuuut!” Arka mulai merengek ketika Lenzy memapah Airin menuju luar rumah. Anak enam tahun itu tidak bisa menahan tangisan karena akan ditinggal. Ia tidak ingin kehilangan sosok sang ibu, sebab Lenzy yang menemani tumbuh kembangnya selama ini. Sementara Arie hanya sibuk bekerja. Ia tidak ingin kehilangan tempat bersandarnya. Ia peluk kaki Lenzy kuat-kuat, menahan langkah wanita itu agar berhenti.Lenzy berhenti melangkah. Ia menatap Arka dengan mata memerah. Ada bendungan air mata di sana, yang siap meluncur ketika ia berkedip.Arie menatap dengan tajam dari lantai dua sana. Semuanya tersakiti di sini, bahkan dirinya sendiri. Sebenarnya ia tidak rela anak dan istrinya pergi, hanya saja egonya lebih tinggi. Amarah yang tertumpuk selama ini akhirnya meledak dan pecah malam ini karena sudah tidak tertahan lagi.“Mami, Arka janji akan nurut.” Anak itu terus saja merengek.Lenzy melepas pelukan Arka di kakinya. Ia harus tega, membuang muka agar tidak bisa melihat betapa menyedihkann
last updateLast Updated : 2024-04-02
Read more

107. Rindu yang Tak Terbalas

Seminggu berada di rumah neneknya, kondisi Airin perlahan mulai membaik. Namun, tetap saja ia tidak bisa mencium bau-bau tajam, termasuk bau makanan. Ia masih susah untuk makan, membuat tubuhnya semakin menjadi kurus hingga tampak tinggal tulang. Ia mengenakan masker hampir sepanjang hari demi mengurangi rasa mual yang tiba-tiba datang menyerang.Kemarin ia diinfus setelah tumbang karena kekurangan cairan. Dokter telah menyarankan agar Airin memaksakan diri untuk makan. Sebab, bergantung pada cairan infus juga akan berefek buruk pada ginjal.Pagi ini Airin duduk di teras, berjemur sekalian menyantap sarapan dengan susah payah. Sementara botol infus tergantung dengan besi penopang di hadapannya. Ada beraneka macam buah yang sudah dicuci bersih dan juga dipotong-potong sedemikian rupa. Airin telah berjuang keras untuk menelan mereka.Sebuah mobil yang begitu familiar tampak berhenti di depan pagar. Tidak lama berselang, dua bocah kecil turun dari sana. Jaya dan Arka. Disusul oleh lelaki
last updateLast Updated : 2024-04-03
Read more

108. USG

“Tidak mau menginap di sini?” Lenzy menawarkan ketika Arka dan Jaya pamit pulang, sebab hari sudah mulai petang. Sementara perjalanan mereka cukup panjang.“Kasian papi di rumah tidak ada temannya, Mi.” Anak itu menjawab dengan polosnya.“Mami kapan pulang? Jaya kangen Mami.”Lenzy terdiam mendengar pertanyaan se-simple itu. Entah harus bagaimana ia menjelaskan agar Jaya paham bahwa sekarang situasinya tidak lagi sama. Arka yang dua tahun lebih tua darinya saja tidak akan mengerti.“Mami tidak bisa pulang karena harus jaga Kak Airin di sini. Kapan-kapan kita ke sini lagi kata papi.” Arka berusaha memberi pengertian pada adiknya itu.Jaya tampak murung setelah mendengar jawaban abangnya. Namun, ia tidak bisa memaksa. Anak itu kembali memeluk ibunya, lalu pamit pulang karena Arie sudah menunggu seharian di kursi teras tanpa dipersilakan untuk masuk. Segelas air minum pun tidak ada ditawarkan untuknya. Ia benar-benar tidak lagi dianggap sebagai keluarga.“Ayo, Pi!” Arka dan Jaya berucap
last updateLast Updated : 2024-04-03
Read more

109. Maaf

Robin menghentikan laju mobil tepat di depan pagar rumah mewah milik Arie. Ia menatap jauh ke depan sana, berpikir bahwa Airin berada di dalam rumah itu. Ia tidak tahu seperti apa hidup Airin setelah ia tinggal.Lelaki itu menghela napas berulang kali. Kembali menancap gas menuju rumahnya. Setelah tiga bulan menghilang, akhirnya ia memutuskan untuk pulang. Sebab, tidak bisa menahan kerinduan pada orang-orang yang telah ia tinggal. Terutama Airin, wanita itu paling berharga baginya. Ia benar-benar ingin tahu seperti apa kandungan Airin sekarang. Ingin tahu seperti apa perkembangan calon bayinya.Mobil berhenti setelah Robin tiba di rumahnya. Seperti yang pernah Alex katakan, kini ia dan Leonel tinggal di sana bersama Belvina. Sementara Livy tidak tahu di mana rimbanya.Pria dan wanita memang berbeda cara dalam meluapkan perasaan. Hanya tegur sapa sewajarnya yang Robin dapatkan ketika ia pulang. Tidak ada pelukan seperti yang ia harapkan.Belvina sudah lancar berjalan. Kata-kata yang te
last updateLast Updated : 2024-04-03
Read more

110. Tidak Ingin Bertemu

Airin melangkah dengan cepat ketika sebuah mobil mengikutinya dari belakang. Jantungnya berdegup dengan sangat kencang. Wajahnya memucat dan menegang. Ia tengah menahan ketakutan. Sebab, ia tidak mengenali mobil itu. Ada rasa takut dalam dada jika kejadian yang dulu kembali terulang.Wanita berparas cantik itu mulai berlari seraya merapalkan doa dalam hati. Di saat seperti ini ia baru menyadari bahwa dirinya telah lama lupa akan keberadaan Tuhan di sisinya. Sudah lama sekali sejak terakhir kali ia mendatangi gereja untuk beribadah.Airin semakin panik ketika mobil itu mulai menyamai langkahnya. Tangannya yang tengah menjinjing kantung belanjaan, meremas dan menggenggam dengan erat pegangan jinjingan.Mobil itu berhenti ketika Airin berlari semakin cepat. Sesosok lelaki dewasa turun dengan cepat, sedikit membanting pintu mobil, lalu berlari menyusul langkah Airin.“Airin!”Panggilan itu berhasil membuat Airin berhenti melangkah. Ia membatu seketika, mematung tidak percaya. Suara barito
last updateLast Updated : 2024-04-03
Read more

111. Percobaan Pembunuhan

Hantaman yang Lenzy berikan benar-benar memberikan efek yang sangat besar. Robin dirawat di rumah sakit dan belum sadarkan diri hingga kini. Dokter menjelaskan terjadi luka dalam yang cukup serius, sehingga lelaki itu terjatuh dalam koma. Antara hidup dan mati.Alex yang cukup paham dunia kedokteran, tidak terima begitu saja dengan kondisi ayahnya. Ia melaporkan Lenzy ke pihak berwajib agar mendapatkan hukuman yang setimpal. Ia didakwa atas percobaan pembunuhan.Airin dibuat begitu kelimpungan ketika ibunya diseret menuju kantor polisi. Ia tidak bisa melakukan apa pun. Karena terbiasa disokong oleh kedua orang tua, ia tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendirian bersama neneknya yang sudah tua.“Mi ….” Airin bangkit berdiri ketika seorang petugas membawa Lenzy dari sel tahanan untuk menemui Airin. Sudah tiga hari Lenzy dtahan, seraya menunggu persidangan. Sebab, bukti kuat sudah ada berupa rekaman CCTV.“Airin.” Lenzy memeluk putrinya dengan perasaan yang tidak bisa didefenisikan. C
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status