Home / Rumah Tangga / Diam-Diam Jatuh Cinta / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Diam-Diam Jatuh Cinta: Chapter 151 - Chapter 160

384 Chapters

Masalah Yang Menimpa Javas

If you tell me you’re leaving, I’ll make it easyIt’ll be okayIf we can’t stop the bleedingWe don’t have to fix it, we don’t have to stayI will love you either wayZoia tersenyum pahit mendengar alunan suara Shawn Mendes yang mengalun melalui audio mobil. Lagu itu seakan sedang menyindir Zoia mengenai hubungannya dengan Javas. Jika Javas memang ingin pergi maka Zoia akan mempermudahnya. Tidak semua masalah di antara mereka bisa diselesaikan. Mereka tidak harus tetap bertahan dan memaksakan diri. Jika memang perpisahan adalah jalan terbaik, jadi apa salahnya menempuh jalan itu? Toh mereka tetap bisa saling mencintai dengan cara yang lain.'Ngena banget,' bisik Zoia di hatinya.“Ngenes banget nasibnya si Shawn, masa pas lagi ultah mbak-mbak mantan declare jadian sama cowok lain.”Celetukan yang berasal dari sebelahnya membuat Zoia menolehkan kepala. Suara itu berasal dari Khanza yang sedang menyetir. Saat ini mereka sedang berada dalam perjalanan menuju kantor.Belum sempat Zoia
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

Need You Now

Sedikit pun tidak terbersit di benak Javas bahwa yang dimaksud omnya Venna adalah sosok yang tidak asing bagi Javas. Bahkan Javas sempat berinteraksi banyak dengan sosok itu. Ia juga mendengar dengan baik saat sosok itu sedang bicara di telepon. Termasuk saat kata Zoi digaungkan. Satu-satunya Zoi yang paling memungkinkan adalah Zoia atau Zoiang. Tidak mungkin Zoiu atau Zoie. Ada sedikit rasa tidak rela mengetahui mantan istrinya dekat dengan yang lain.Sama seperti Javas, Zico si pengacara dimaksud juga terkejut melihat Javas kini ada di hadapannya. Zico belum mengucapkan sepatah kata pun saat Petra mendahuluinya bicara.“Co, ini Venna keponakan saya dan ini Pak Javas pacarnya.”Zico refleks memandang ke arah Javas. Laki-laki itu tertegun sesaat. Setelahnya Zico menggilir mata menatap Venna. Ia membatin di hatinya, ‘Jadi ini yang gantiin Zoia.’“Kebetulan saya dan Javas sudah saling kenal, Pak,” kata Zico memberitahu.“Wah, kebetulan kalau begitu. Pak Javas ini sedang kena masalah. Sa
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more

Tidur Berdua

Dalam rintik hujan Javas mengemudi sendiri membelah jalan raya malam itu.Perasaannya benar-benar galau saat ini. Apa pun yang dilakukan terasa salah. Javas sudah mencoba berbagai cara untuk menenangkan hatinya, mulai dari merokok, main game, mendengar musik sampai chatting dengan Tony, tapi segala cara yang dilakukannya tidak satu pun bisa menghapus kegelisahannya.Javas butuh seseorang untuk diajak berbicara. Tapi yang pasti bukan teman-temannya karena Javas tahu pasti mereka akan menanggapinya dengan konyol. Satu-satunya yang kemudian terlintas di kepala Javas hanya mantan istrinya, bukan perempuan yang saat ini dekat dengannya.Tanpa terasa mobil yang Javas kendarai tiba di komplek apartemen Zoia. Meski sudah larut malam namun beberapa orang masih terlihat lalu lalang.Seorang perempuan muda sedang kewalahan memapah pasangannya yang sedang mabuk saat Javas masuk ke dalam lift. Si perempuan tampak kewalahan karena menopang sepenuhnya tubuh laki-laki yang tambun. Kasihan, pikir J
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more

Dia Yang Lebih Penting

Menggeliatkan tubuh dengan matanya yang berat, Zoia terbangun karena tendangan keras yang berasal dari dalam perutnya. Bibirnya mencetak senyum kala menyadari inilah isyarat dari dalam untuk membangunkannya. Zoia tidak perlu alarm, gerakan anaknya adalah pengingat alami untuk membuatnya terjaga.Sesaat kemudian ia lalu menyadari situasi saat ini. Zoia terkejut.Ternyata ia terbangun bukan di kamarnya melainkan di pangkuan Javas.Menengadah menatap lelaki itu, Zoia mendapati saat ini mantan suaminya itu masih tidur dalam keadaan duduk memangku Zoia. Sementara kepalanya terkulai ke kiri.“Astaga, Jav!”Kasihan Javas. Zoia tahu bagaimana rasanya tidur sambil duduk. Pasti saat bangun nanti Javas merasa pegal-pegal.Zoia buru-buru beranjak dari pangkuan Javas lalu membangunkannya.“Jav …,” panggilnya lembut sambil mengusap lengan Javas.Agaknya tidur Javas benar-benar nyenyak hingga Zoia harus membangunkannya berulang kali barulah Javas membuka mata.Hal pertama yang mengisi ruang panda
last updateLast Updated : 2024-04-11
Read more

Anything For You, Zoiang

Javas memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit. Bahkan tadi saking paniknya ia hampir saja menerobos lampu merah lalu lintas saat menyala. Ia tidak bisa membayangkan jika sesuatu yang buruk dari sekarang terjadi pada Zoia dan calon bayi mereka. Selama dalam perjalanan ponselnya tidak henti berbunyi yang berasal dari dua orang yang sama, yaitu Venna dan Rosella. Javas tidak menggubris panggilan tersebut. Saat ini tidak ada yang lebih penting selain Zoia.Setibanya di rumah sakit, Javas langsung menelepon Khanza, menanyakan di kamar mana Zoia dirawat. Setelah mengetahuinya Javas menggegas langkah menuju ruang rawat Zoia. Khanza sudah menanti di depannya.Javas masuk dan ditampilkan pemandangan mantan istrinya yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit.Mendekat, Javas mengamati lekat-lekat muka pucat Zoia yang saat ini berada dalam keadaan tidur. Perutnya masih sebesar sebelumnya yang menandakan calon bayi mereka masih bersemayam di rahim Zoia. Untuk hal satu ini Ja
last updateLast Updated : 2024-04-11
Read more

Zoia Atau Venna?

Ini adalah hari ketiga Zoia menjalani bed rest tanpa ‘melakukan apa-apa’. Aktivitasnya tidak lepas dari tempat tidur. Yang Zoia lakukan untuk membunuh waktu adalah main ponsel, nonton film, hingga membaca. Karena dilakukan berulang-ulang hal tersebut membuatnya bosan. Satu-satunya hal yang disyukuri Zoia dalam keadaannya saat ini adalah karena bed rest yang dijalaninya dilakukan di rumah, bukan di rumah sakit. Zolalah yang menemani Zoia selama masa itu karena Khanza harus kerja. Selama tiga hari ini tidak satu hari pun Javas absen mengunjunginya. Kalau tidak sempat siang maka Javas akan datang senjanya dan bertahan di apartemen Zoia sampai malam. Bukan hanya sekadar mengunjungi, namun Javas juga mengurus Zoia, seperti membantunya menyiapkan makan lalu menyuapi Zoia. Meskipun Zoia sudah menolak dan mengatakan bahwa ia bisa makan sendiri tapi lelaki itu bersikukuh untuk menyuapinya.Hari ini Javas datang agak malam ke apartemen Zoia. Seharian ia sibuk dengan kasus yang menimpa perusaha
last updateLast Updated : 2024-04-12
Read more

You're My Serotonin

Berhari-hari lamanya Javas memikirkan nasehat Tony padanya.Apa benar yang dikatakan sahabatnya itu bahwa rasanya pada Venna hanyalah sekadar obsesi dan bukan cinta?Jika perasaan itu adalah cinta seharusnya ia cemburu kan jika Venna dicium lelaki lain?Saat Zoia dekat dengan Zico padahal hanya bicara biasa dada Javas bagai terbakar api. Sedangkan saat ini Javas tidak merasakan apa-apa. Ia merasa baik-baik saja. Tidak ada hati yang panas atau rasa ingin menonjok lelaki yang sedang mencium Venna. Javas tidak merasa cemburu.Ia hanya diam bergeming menyaksikannya.Saat ini Javas sedang berada di bandara menjemput Venna. Gadis itu berjalan mendekati Javas sambil melempar senyum.“Siapa, Ven?” tanya Javas ingin tahu jati diri lelaki yang barusan cipika cipiki dengan Venna.“Oh, itu penumpang. Kebetulan tadi bareng aku,” jawab sang gadis.“Akrab banget kayaknya sampai cium kamu segala".Venna tertawa ringan. “Sebenarnya bukan hanya penumpang, tapi adeknya temenan sama aku.”“Aku kenal?”“N
last updateLast Updated : 2024-04-12
Read more

Dia Es Krim Coklat Yg Paling Enak Tapi Aku Nyari Rasa Stroberi

“Jav …”“Zoiang …”“Duduk, Jav.” Zoia menyilakan Javas yang masih berdiri untuk duduk.Javas menggerakkan kepala membentuk anggukan kemudian duduk di sofa panjang tepat di sebelah Zoia. Ia lebih suka bersebelahan begini dari pada berhadapan. Interaksinya jauh lebih intens.“Tumben ke sini jam segini?” Zoia mengawali percakapan dengan pertanyaan.“Hari ini aku kan belum ke sini. Rasanya ada yang kurang kalau belum setor muka.”Jawaban Javas menderaikan tawa Zoia.Javas diam mengamati dan menikmatinya hingga kemudian Zoia merasa salah tingkah sendiri karena tatapan Javas yang begitu lekat padanya.Zoia menyimpan tawa. “Ini kamu ke sini langsung dari kantor lagi ya?” tanya Zoia melihat kemeja navy yang dipakai Javas, yang lengannya sudah digulung hingga sebatas siku.“Bukan, tapi dari bandara menjemput Venna.” Zoia membisu. Semoga saja perubahan air mukanya saat ini tidak terbaca oleh Javas. Untuk menyamarkan perasaannya Zoia sengaja memanggil Zola yang berada di kamar.“Laaa, tolong a
last updateLast Updated : 2024-04-13
Read more

Kejutan Di Pengadilan

Zola keluar dari kamar sambil membawa ponsel di genggamannya. Tadi Zola mendengar bahwa Zoia ingin meminta nomor telepon seluler Zach, tapi untuk apa Zoia memintanya?“La, Mas Javas mau nelfon Zach, Mbak minta nomernya ya,” kata Zoia setelah Zola berada di dekatnya.Zola mengangguk pelan kemudian menyebutkan beberapa digit angka yang merupakan nomor telepon kekasihnya.“Sini ponsel kamu, Jav.”Javas memberikan dan membiarkan Zoia menyimpan nomor Zach di sana.“Nih, Jav, coba deh kamu telfon dulu.” Zoia mengembalikan ponsel Javas.Men-dial nomor tersebut, Javas menempelkan ponsel di telinganya.Zoia dan Zola sama-sama hening. Mereka menunggu sampai terhubung dan Javas berbicara dengan Zach.“Nggak nyambung,” kata Javas sembari menjauhkan ponsel dari telinga lalu melihat layar. “Emang nggak nyambung, Mas.”Javas dan Zoia serentak memandang pada Zola.“Udah satu minggu ini Zach nggak bisa dihubungi.” Zola menambahkan keterangannya.“Kok nggak bisa? Udah bener kan itu nomernya?”“Udah, M
last updateLast Updated : 2024-04-13
Read more

Entah Siapa Yang Tidak Tahu Malu

Pertanyaan Zoia menggantung begitu saja karena persidangan akan dimulai. Zoia menyimpan di kepalanya dan berharap segera mendapat jawaban setelah sidang selesai nanti.Javas akhirnya mengizinkan Zoia menyaksikan sidang tersebut karena kepalang tanggung Zoia sudah berada di sana.Suasana di ruang sidang sempat ricuh karena orang tua korban mengamuk tidak terima anaknya meninggal. Mereka meminta Javas dihukum seberat mungkin dan izin perusahaannya dicabut. Javas memahami emosi dan perasaan orang tersebut. Tapi menurutnya terlalu berlebihan. Javas bukanlah melakukan pembunuhan berencana yang jauh lebih kejam. Lagi pula perusahaannya hanyalah distributor, bukan produsen.Sesekali Javas menoleh ke belakang, melempar pandang pada Zoia. Di saat yang sama Zoia juga menatapnya sambil menebar senyum. Meskipun awalnya Javas keberatan Zoia ada di sana, tapi jujur saja kehadiran Zoia memberinya energi baru. Kehadiran Zoia membantu meredam emosi dan amarahnya. Zoia bagaikan oase di padang pasir yan
last updateLast Updated : 2024-04-14
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
39
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status