Home / Romansa / (Bukan) Istri Kedua Sahabat Ayah / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of (Bukan) Istri Kedua Sahabat Ayah: Chapter 41 - Chapter 50

61 Chapters

41. Suami Diktator

Happy Reading*****"Iya, aku. Kenapa?" Zakaria menggerakkan kedua alisnya, naik turun.Menoleh ke arah Ashwin, Ayumi menggerakkan kepala dan mata. Namun, lelaki paruh baya tersebut malah mengangkat kedua bahunya. Bibir si gadis mencebik. "Kenapa bingung, Nduk?" tanya Juhairiyah."Bun," panggil Ayumi. Suaranya terdengar bergetar. Kentara sekali jika dia gugup saat ini."Apa, sih? Tidak jelas gitu," sahut Zakaria, "kalau ada yang mau ditanyakan ngomong aja." Dia kembali memainkan alisnya."Kok dia makin tidak jelas begitu. Kenapa sekarang jadi bawel banget? Ada apa sama Pak Zakaria?" kata Ayumi dalam hati.Semua orang tersenyum sambil menutup mulut melihat dua orang di depannya yang tengah berdebat."Bapak itu yang tidak jelas. Acara hari ini bukan permainan. Tidak lucu tahu." Ayumi kembali menatap Ashwin yang terkikik mendengar perkataannya. "Om, katakan sama Pak Zakaria. Dia tidak boleh seperti ini. Kalau menghina, hina saja aku. Tapi, jangan jadikan acara sakral sebagai candaan.""
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

42. Rumah Baru

Happy Reading*****Ashwin dan Oza turun juga. Oza langsung menggandeng tangan Ayumi untuk masuk. Sementara Ashwin, dia berdiri di sisi Zakaria."Apa kamu belum menyelesaikan hubungan dengan wanita ini?" tanya Ashwin. Matanya menatap penuh selidik pada sang keponakan dan juga Rika."Sudah, Om. Cuma, dia belum bisa menerima semuanya."Menepuk pundak Zakaria, Ashwin pun berkata kembali, "Selesaikan dengan cepat. Jangan sampai hal ini menjadi pemicu keretakan rumah tangga yang baru akan kamu bangun. Om, percaya padamu."Ashwin melenggang pergi meninggalkan keponakannya. Dia percaya bahwa Zakaria mampu menyelesaikan permasalahan sepele tersebut. Lelaki itu saat ini justru khawatir pada Ayumi. Takut jika putri bungsu sahabatnya itu salah paham dan membatalkan pernikahannya."Sayang, tunjukkan kamar mamamu. Dia pasti capek, seharian ini banyak hal sudah dilakukan," pinta Ashwin pada sang cucu."Baik, Kek," jawab si kecil, tegas. "Ma, kita ke kamar Papa sekarang."Oza menarik pergelangan Ayu
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

43. Suami Istri, Heboh

Happy Reading*****"Pa, ada apa?" teriak si kecil dari luar. Saling menatap, pasangan suami istri tersebut menjawab serempak, "Tidak apa-apa, Sayang.""Terus kenapa Mama teriak?""Ada tikus, Mama takut," jawab Zakaria. Sama sekali belum mengalihkan pandangan pada sosok sang istri. "Cepat usir, Pa. Kasihan Mama.""Iya, ini lagi Papa usir. Kamu tenang saja. Cepet balik kamar, Boy," pinta Zakaria. Namun, bukannya menuruti perintah sang papa, Oza malah membuka pintu yang ternyata tidak dikunci.Ayumi mencoba menutupi bagian atas dan bawah tubuhnya walau sudah mengenakan handuk. Zakaria membulatkan mata bahkan nyaris menatap tanpa berkedip. "Hai, Boy. Kenapa malah masuk?" tanya Zakaria setelah beberapa saat."Cuma memastikan, kalau apa yang Papa katakan benar." Si kecil menatap mama barunya. "Di mana tikusnya?""Di kamar mandi. Sekarang, kamu balik kamar. Biar Papa yang ngusir.""Baiklah, jangan sampai Mama ketakutan dan teriak lagi, ya, Pa." Oza mengerlingkan sebelah mata."Kamu tena
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

44. Gagal

Happy Reading*****Menepuk kening, Zakaria seketika teringat jika pintu kamar tidak dikunci. Sejak sang istri meninggal, sang lelaki memang tidak pernah mengunci pintu. Semua karena si kecil Oza. Zakaria menggulingkan tubuhnya ke sisi kanan Ayumi. Lalu, menatap putra semata wayangnya, sedangkan Ayumi, dia segera duduk dan tersenyum. "Ada apa, Sayang?" Langsung turun dan mendekati putra sambungnya. "Mama tidak apa-apa?"Ayumi menggelengkan. "Ada yang bisa Mama bantu?"Zakaria pun terpaksa turun dan menghampiri putranya. "Kenapa tidak tidur, Boy? Katanya capek, ngantuk.""Ma, Pa," panggil Oza."Ada apa, Boy?""Kenapa, Sayang?" tanya Ayumi."Boleh tidak kalau aku tidur siangnya di sini?" Wajah menggemaskan yang ditampilkan si kecil, jelas membuat hati mama barunya luluh. Ayumi pun mengangguk. Namun, detik berikutnya si Papa berkata, "Tidak boleh, Boy. Kamu kan sudah besar, jadi harus tidur di kamar sendiri. Katanya, kamu mau punya adik? Jadi, kalau tidur bareng Mama sama Papa, adikn
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

45. Rencana Busuk

Happy Reading*****Ayumi tak pernah menyangka jika Zakaria adalah lelaki yang cukup pengertian. Rela membantunya membereskan semua makanan yang ada di meja makan tanpa rasa canggung sama sekali.Masuki kamar pribadi setelah menidurkan Oza, Ayumi membuka pintu kamar dengan tangan gemetar. Rasa gugupnya makin membesar saat dia mendengar bisikan sang suami sebelum meninggalkan dapur."Malam ini, adalah malam spesial kita berdua. Aku mau kamu mengenangnya seumur hidup," bisik Zakaria tepat di telinga Ayumi.Membulatkan tekad setelah mengambil oksigen sebanyak mungkin. Ayumi, melangkahkan kaki kanannya memasuki kamar."Oza sudah tidur?" tanya Zakaria. Tiba-tiba raut wajahnya berubah aneh. Dingin, seperti memendam benci pada Ayumi."Aneh, kenapa wajahnya berubah dingin dan sinis? Tatapannya persis seperti dulu, ketika aku melakukan kesalahan pada laporan penjualan dan detail bahan baku," kata Ayumi."Yum," sentak Zakaria, "apa kamu mendengar ucapanku?"Ayumi segera tersadar dari lamunannya
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

46. Kepribadian Ganda

Happy Reading *****"Aku bilang jangan menghubungi siapa pun," ucap Zakaria marah. Tangannya mencengkeram erat pipi Ayumi. "Kalau sampai kamu memberitahu orang lain tentang kita, habis kamu."Cuih ....Ayumi meludah di hadapan muka Zakaria. "Manusia bejat. Harusnya, saya sadar. Tidak mungkin orang sekejam Anda menikahi saya dengan mudah. Bukankah sejak awal, Anda sudah mengatakan hal-hal buruk.""Bagus kalau kamu sadar." Zakaria melepas tali yang mengikat kedua tangan istrinya. Setelah membanting benda pipih pintar milik Ayumi, hatinya jauh lebih tenang. Setidaknya, perempuan itu tidak akan bisa menghubungi siapa pun untuk mengabarkan keadaannya. "Tidurlah lebih awal. Besok, kita masih harus melanjutkan sandiwara ini di hadapan Oza dan Om Ashwin."Zakaria membelai lembut kepala Ayumi yang terbalut jilbab. Lalu, mencium keningnya cukup lama.Sejenak, jantung Ayumi seperti berhenti kala mendapat perlakuan manis kembali dari lelaki sama yang baru saja membuatnya ketakutan setengah mati
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

47. Rencana Curang

Happy Reading*****Zakaria menatap sang mantan kekasih dengan aneh. "Kenapa masih ngeyel datang ke rumah ini?""Kenapa? Apa aku tidak boleh mengunjungi sahabatku sendiri." Rika langsung duduk di sebelah Zakaria yang wajahnya masih terlihat menahan amarah. Ayumi sendiri, kini memilih meninggalkan meja makan. Menaruh semua peralatan kotor di wastafel. Sebenarnya, dia ingin membantu sang asisten rumah tangga untuk mencuci piring. Akan tetapi, perempuan paruh baya yang telah bekerja beberapa tahun dengan Zakaria itu melarang. Jadilah, Ayumi memilih pergi ke kamar.Namun, langkahnya terhenti kala sang suami memanggil. "Mau ke mana, Yang?" ucap sang suami. Padahal, jelas-jelas di sebelah Zakaria ada Rika yang masih setia duduk di sampingnya."Bukankah tadi dengan jelas saya berkata," sahut Ayumi. Tatapannya tajam menghunus jantung sang suami."Jangan marah, Sayang." Zakaria berjalan mendekat, memeluk dari belakang sambil membisikkan kata, "Mas, akan mendukung semua kegiatanmu."Walau be
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

48. Ketahuan

Happy Reading*****"Ma, Papa di mana, sih? Kok, terdengar suaranya, tapi tidak ada orangnya." Oza masih terus mencari keberadaan sang Papa. Menunjuk dengan dagu ke arah ponsel si Bibi, si kecil pun tersenyum. "Kenapa Papa menelpon Bibi?" tanyanya setelah wajah Zakaria terlihat di layar."Papa telpon Mama, tapi nggak diangkat, jadi terpaksa pinjam HP Bibi," jawab lelaki yang kini duduk di singgasana kebesarannya di kantornya sendiri. "Sekarang, jawab pertanyaan Papa tadi?""Oo," balas si kecil, "Aku sama Mama mau jalan-jalan.""Ke mana?""Ke mall terdekat, Pa. Sepatuku udah jelek, jadi mau beli yang baru. Katanya Mama, aku mau ditraktir beli sepatu." Oza bercerita dengan antusias.Berpikir sejenak, Zakaria pun menjawab. "Papa akan kirim uang ke Mama. Sekalian beliin Papa sepatu juga. Bilang sama Mama, beli sepatumu dan Papa pake uang itu. Tidak usah traktir pake uang Mama.""Iya, jadi sekarang Papa harus tutup telponnya. Aku sama Mama mau siap- siap.""Baiklah." Di ambang pintu sese
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

49. Mari Berpisah

Happy Reading*****"Karena suamimu sudah di sini, aku pergi dulu." Tangannya menyentuh tangan kanan Ayumi, Lalu, Yovie berdiri, meninggalkan lelaki yang baru saja menyela perbincangannya dengan Ayumi.Sepeninggal Yovie, Zakaria menatap tajam pada perempuan yang baru kemarin menjadi istrinya. "Pulang sekarang," titahnya tak terbantahkan.Ayumi melirik si Ibu yang tampak ketakutan karena kemarahan Zakaria. Melihatnya, perempuan itupun menggelengkan kepala. Menyentuh lengan perempuan paruh baya tersebut, seolah mengatakan bahwa hal itu tidak menjadi masalah."Sayang, ayo pulang. Sudah dijemput Papa," ucap Ayumi setelah mendapat senyuman si ibu walau samar.Oza menatap kedua orang tuanya bergantian. Wajah imutnya terlihat bingung sekaligus takut. Jadi, tanpa berkata apa pun, si kecil langsung membereskan mainan dan barang bawaan lainnya.Sepanjang perjalanan pulan, baik Ayumi maupun Zakaria tidak mengeluarkan sepatah kata pun, begitu juga dengan Oza. Namun, saat sang kepala keluarga tela
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

50. Rahasia Zakaria

Happy Reading*****Zakaria menghentikan semua gerakan brutal yang dilakukan pada Ayumi. Memandang wajah sedih sang istri penuh penyesalan. Beberapa detik kedua pasangan itu saling memandang, menyalami kedalaman hati masing-masing. Sang wanitalah yang akhirnya memutus kontak mata mereka dengan menyentuh pergelangan suaminya."Pernikahan ini, tidak pernah mendatangkan kebahagiaan untuk kita. Mari akhiri supaya kita bisa bahagia. Aku tidak tahu apa tujuan Bapak menikah, tapi apa pun itu jika memang ada sangkut paut dengan kehidupanku. Maka, aku bersedia untuk membantu mewujudkan asal kita berpisah," ucap Ayumi lembut. Dia memberanikan diri menatap Zakaria.Tak menjawab, Zakaria malah pergi meninggalkan sang istri. Ayumi menatap nanar kepergian suaminya. "Apakah dia memiliki penyakit aneh atau memang kepribadiannya selalu berubah-ubah separti itu?" gumamnya sendirian.Mencoba keluar dari bak mandi, Ayumi mengambil handuk kimono dan mengganti semua pakaian basahnya. Sambil mengeringkan ba
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status