Semua Bab (Bukan) Istri Kedua Sahabat Ayah: Bab 1 - Bab 10

61 Bab

1. Fatamorgana Kebahagiaan

Happy Reading*****Mengendarai motor skuter miliknya, gadis berumur 26 tahun dengan rambut lurus, tertutup jilbab tiba di depan gerbang rumah. Senyum terkembang ketika melihat mobil yang biasanya digunakan sang ayah bekerja sudah terparkir rapi di bagasi sebelum dirinya pulang. Ayumi Kusuma Dewi pemilik nama tersebut melangkah penuh kebahagiaan setelah memarkirkan motor. Jarang sekali melihat keberadaan sang ayah di jam seperti sekarang. Hati si gadis merasakan bahagia yang luar biasa apalagi mengingat percakapan dirinya dan sang kekasih sebelum pulang tadi. Namun, langkahnya terhenti ketika suara keras terdengar. Ayumi terdiam di ambang pintu masuk rumahnya. Salam yang tadi diucapkan teredam oleh perkataan keras sang ayah. "Bunda jangan gegabah dengan keputusan ini. Semua bisa kita bicarakan baik-baik. Sudah puluhan tahun kita hidup bersama. Apa kata anak-anak jika kita sampai bercerai," ucap seorang lelaki paruh baya memasuki usia 58 tahun. Tulang-tulang Ayumi rasanya patah menj
Baca selengkapnya

2. Kehancuran Pertama

Happy Reading*****Mengambil headset dan memasangnya di telinga, Ayumi mencoba menghalau suara yang makin mengeras dari perdebatan orang tuanya. Suara azan magrib berkumandang menghentikan aksi si gadis. Selesai salat, gadis itu bangkit. Bayangan wajah Fathin, saudara perempuannya terlintas. Ayumi meraih ponsel dan mencoba menghubungi ibu satu anak tersebut. Di rumah, terasa sesak akibat pertengkaran orang tuanya yang tak kunjung reda. "Kenapa Mbak Fathin tidak mengangkat telponku? Biasanya dia selalu standby dengan HP-nya. Apa sebaiknya aku pergi ke rumahnya saja," gumam Ayumi. Ragu jika tiba-tiba datang berkunjung ke rumah saudara perempuannya. Ayumi kembali mendengar pertengkaran Ayah, bundanya. Menutup telinga dengan kedua tangannya supaya tak mendengar pertengkaran mereka lagi. "Pusing kepalaku kalau terus-terusan mendengar keributan mereka," ucap Ayumi. Segera mengambil tas dan keluar kamar. Ayumi bahkan tidak pamit pada kedua orang tuanya. Perasaannya sangat kacau hari in
Baca selengkapnya

3. Kehancuran Selanjutnya

Happy Reading*****Melajukan motornya meninggalkan kediaman Fathin, Ayumi mencoba menghubungi lelaki kedua yang sangat dia hormati setelah sang ayah. Namun, berkali-kali melakukan panggilan, tak ada satu yang dijawab oleh lelaki pemilik nama Muhammad Gaza. Sepanjang perjalanan menuju rumah saudara tertuanya, Ayumi memikirkan keadaan Fathin. Kehidupannya sangat berbanding terbalik dengan cerita yang didengar oleh Ayumi. Saudara perempuannya itu selalu menceritakan kebahagian dalam rumah tangganya. Namun, apa yang dilihat sangat jauh dari bayangan kebahagiaan. Fathin ditindas dan diperlakukan sewenang-wenang oleh suami dan mertuanya. Entah berapa banyak rahasia lagi yang dimiliki oleh seluruh anggota keluarganya. Ayumi mengembuskan napas kasar. Sepanjang perjalanan, sang gadis memikirkan banyak hal. Dadanya begitu sesak dengan segala permasalahan keluarga yang tidak pernah diketahuinya. Sekitar sepuluh menit kemudian, Ayumi sampai di pelataran rumah Gaza. Rumah tidak berpagar memuda
Baca selengkapnya

4. Kejutan-kejutan Menyesakkan

Happy Reading***** Mengendarai motor tanpa tahu arah dan tujuan, sepanjang jalan Ayumi menangis. Memiliki keluarga utuh tanpa sedikitpun masalah, membuat gadis berumur 26 tahun tersebut terlena dan hampir lupa caranya bersyukur. Kini, jangka waktu kurang dari sehari semalam, semua berubah. Kebahagian yang dirasakan lenyap bahkan banyak kejutan tak terduga menghampiri."Ya Allah jika semua ini adalah teguran darimu karena hamba yang semakin menjauh. Maka, detik ini juga, hamba memohon ampun. Yakinkan hamba bahwa semua ini cuma mimpi dan ketika terbangun nanti, semua tidak pernah ada," ucap Ayumi sepanjang perjalanan yang entah menuju mana. Pulang ke rumah adalah hal yang tidak dia inginkan saat ini. Ayumi mencoba menghindari kedua orang tuanya. Merogoh saku gamisnya, gadis itu mengeluarkan benda pipih pintar miliknya. Sekali lagi mencoba menghubungi lelaki yang mengiriminya chat. Dia harus tahu alasan sesungguhnya sang kekasih memutus hubungan secara sepihak. Namun, sampai dering k
Baca selengkapnya

5. Hancur Lebur

Happy Reading*****"Kamu bertanya apa alasannya. Coba berpikir sendiri. Mengapa aku sampai memutuskan ini." "Kenapa dibalikkan ke aku? Jika ada yang salah denganku, ngomong saja. Bukankah kita sering sharing berbagai hal selama ini. Aku siap mendengar keluh kesah Mas Prima dan akan memperbaiki jika memang akulah yang bersalah." Gadis berjilbab dengan kulit sawo matang itu masih berusaha membela diri. Hubungan dengan lelaki di depannya ini sudah sangat jauh baginya. Ayumi bahkan sangat yakin jika Prima adalah lelaki yang akan menjadi pelabuhan terakhir pencarian cintanya. "Cewek aneh, ngapain datang malam-malam begini. Tidakkah kamu tahu etika bertamu. Kamu itu perempuan, tidak pantas berkunjung malam-malam begini apalagi ke rumah seorang cowok." Nada bicara Prima meninggi, tidak biasanya lelaki itu berkata demikian.Sejatinya, cowok itu tengah mengalihkan perhatian Ayumi supaya tidak mengungkit permasalahan dan keputusan mengakhiri hubungan mereka secara sepihak. Ada ha yang tid
Baca selengkapnya

6. Mencari Ketenangan

Happy Reading*****Meninggalkan sejuta luka dan tanya, Ayumi kembali melajukan motor skuter miliknya. Kali ini, tidak ada tempat yang dituju. Sang gadis menyusuri jalanan yang mulai sepi tanpa tahu arah. Mengikuti arah hati dan tangannya. Sesekali menambah kecepatan karena merasakan sesak kian mengimpit dada. Sesakit itu hati sang gadis. Air mata terus turun tanpa diperintah semakin membuat orang iba jika melihat keadaan Ayumi sekarang.Di tempat berbeda, Ramlan mendekati sang istri berniat menanyakan keberadaan si bungsu. Namun, lagi-lagi kalimat pedas dan kemarahan yang didapat. "Cari saja sendiri. Kalau bukan karena kesalahan Ayah, Yumi tidak akan pergi selarut ini." Sang istri melirik jam dan meninggalkan Ramlan sendirian di ruang tengah. Lelaki itu tengah sibuk dengan ponsel. Menghubungi siapa pun yang sekiranya mengetahui keberadaan si bungsu. Namun, semua nomor yang dihubungi tidak mengangkat panggilnya. "Ya Allah. Kemana anak itu pergi?"Mencoba menghubungi seseorang yang
Baca selengkapnya

7. Menghilang Sebentar

Happy Reading*****Diam mematung setelah kepergian sang atasan, Ayumi menatap kartu yang berada di tangan kanannya. Bukan sekali gadis itu menginap di hotel. Namun, kali ini berbeda. "Apa tidak masalah jika aku menggunakan kamar ini. Pastinya nama yang digunakan reservasi adalah nama Pak Yovie," gumam Ayumi. Akan tetapi semua prasangka negatif yang muncul dalam pikirannya terpaksa dia buang jauh-jauh. Rasa kantuk dan lelah lebih mendominasi. Ayumi mengambil motor, melaju ke arah hotel yang ditunjuk atasannya tadi. Diam-diam sepasang mata mengamatinya, Yovie tidak benar-benar pergi meninggalkan sang gadis. Lelaki itu menunggu hingga Ayumi benar-benar menuruti permintaannya, menggunakan fasilitasnya. Melihat sendiri bahwa sang gadis sudah berada di hotel, si lelaki pergi bertemu dengan seseorang untuk urusan pekerjaan.*****Membuka pintu kamar yang sesuai dengan nomor yang diberitahu atasannya, Ayumi mematung. "Kenapa perasaanku tidak enak? Kamar ini terlalu besar untuk satu orang
Baca selengkapnya

8. Dunia dan Segala Isinya

Happy Reading*****Entah berapa lama Ayumi menangis, tidak pernah disadari si gadis. Seseorang telah masuk dan memegang kening membuatnya menggerakkan bola mata. Samar terdengar orang tersebut berkata. "Yum, kamu baik-baik saja?" "Pak Yovie?" beo Ayumi. Kesadarannya belum sepenuhnya pulih apalagi saat ini di sedang tidak memakai jilbab. "Yum, mau ke mana?" Yovie berkata sedikit keras ketika gadis itu malah lari melihatnya. Tak ada jawaban hingga beberapa menit kemudian, si gadis muncul dengan pakaian rapi dan tertutup dari ujung kepala hingga kaki."Bagaimana Bapak bisa masuk ke kamar ini. Bukankah ....?" Kalimat Ayumi menggantung saat kelima tangan sang atasan terangkat. "Jangan salah sangka. Aku meminta kunci cadangan pada pihak hotel karena satu jam lebih aku mengetuk pintu kamarmu, tapi tidak ada sahutan sama sekali. Suasana kamar sepi, aku takut terjadi sesuatu denganmu. Maaf kalau lancang." Tatapan Yovie lekat menatap gadis di depannya.Merasa tidak enak hati, Ayumi menundu
Baca selengkapnya

9. Fitnah Kejam

Happy Reading*****Mereka semua mencibir pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari bibir Ayumi. "Nggak perlu sok polos gitu, Yum. Jelas-jelas di foto itu tangan kalian menyatu. Bukti apalagi yang akan kamu sangkal?" ucap lainnya. Banyak karyawan lain yang akhirnya bergabung karena suara keras yang terlontar dari Ayumi tadi. "Aku kira kamu gadis yang baik, ternyata sama saja seperti gadis-gadis jaman now. Rela menggadaikan mahkota paling berharga demi pundi-pundi rupiah.""Untuk apa menutup semua aurat jika menjadi duri pernikahan orang lain.""Kayak nggak ada laki-laki lain saja. Apa kamu nggak tahu siapa istri pak Yovie?" "Kamu mencari makan di tempat yang dia dirikan, tapi kamu juga yang merusak rumah tangga beliau. Tidak tahu diuntung."Suara-suara negatif yang memojokkan Ayumi makin bergaung. Gadis itu tidak diberi kesempatan sama sekali untuk membela diri. Di saat bersamaan, lelaki yang sudah mmutuskan hubungan sepihak dengannya juga ikut bergabung. Prima berdiri tepat di hada
Baca selengkapnya

10. Makin Runyam

Happy Reading*****Ayumi memutuskan pergi ke rooftop gedung tempatnya bekerja untuk menenangkan diri. Tangisnya kembali pecah, tak pernah disangka jika kejadian beberapa hari lalu akan menjadi sebab namanya tercemar. "Foto-foto itu dikirim sehari setelah makan malam. Harusnya, Pak Yovie Tahu tentang rumor itu, lalu kenapa diam saja bahkan bersikap seperti tidak ada yang terjadi. Aku benar-benar seperti pelakor." Ayumi meremas mahkota kepalanya yang terbungkus jilbab. "Allah, tidakkah ini berlebihan untukku? Mengapa Engkau memberikan semua kejadian ini secara terus menerus. Masalah satu belum selesai, datang masalah yang lain. Akhhh ..," teriak si gadis meluapkan semua emosi dan kesesakan hatinya.Tak jauh dari tempat si gadis duduk bersimpuh. Seorang lelaki tengah mengamati pergerakan Ayumi. Sebenarnya, sang lelaki berada di tempat itu sebelum adanya Ayumi. Namun, suasana hati yang buruk membuat si gadis tidak mengetahui keberadaannya.Tepat berada di sebelah Ayumi, si lelaki berka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status