Bab 128Detik demi detik terus berlalu. Aku merasa itu sangat lambat. Jujur aku merasa gugup. Baru pertama kali ini aku berurusan dengan ruang operasi, karena dulu aku melahirkan Keisha secara normalMembayangkan pisau bedah menyayat perut bagian bawahku rasanya sudah terasa ngilu. Meski tidak akan sakit karena di bawah pengaruh obat bius, tetapi tetap saja aku merasa takut."Ibu tenang saja. Proses ini cukup aman, selama dikerjakan sesuai dengan prosedur," ucap dokter Nita. Wanita paruh baya itu malah mengusap kepalaku sebelum seorang asisten membentangkan kain dinding pembatas yang menghalangi penglihatanku dengan bagian bawah perutku.Aku berusaha untuk pasrah, tenang dan tidak gugup lagi. Mas Ibrahim berulang kali mengusap kepalaku seraya merapal doa-doa.Tak sampai beberapa menit, suara tangis bayi terdengar."Selamat, Bapak, Ibu, bayinya perempuan, sehat, tidak kurang suatu apapun," seru dokter Nita.Alhamdulillah. Rasanya lega sekali setelah mendengar tangis bayiku meski proses
Baca selengkapnya