Home / Romansa / Terjerat Kontrak Cassanova / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Terjerat Kontrak Cassanova: Chapter 11 - Chapter 20

54 Chapters

11. Tindakan Senonoh

Tindakan SenonohJavas menoleh sejenak, dengan acuh ia menyingkirkan tangan wanita itu dari atas dengkulnya. Javas memang tak beranjak namun ia masih memperhatikan Zehra dari tempatnya.Zehra yang sedang membungkuk untuk menaruh gelas terakhir tampak tiba-tiba menarik tangannya dan berdiri dengan tegak. Ketiga pria itu tergelak dengan reaksi Zehra yang tampak lucu di mata mereka. Berbanding terbalik dengan wajah pucat Zehra. "Mau gabung sama kita, ayo duduk sini!" ajak salah satu lelaki itu yang sudah memberi tempat di antara mereka. Spontan Zehra tersenyum ala joker dan langsung mengambil nampan hingga kembali dikejutkan oleh tepukan di bokong, yang membuat wanita itu bangkit meluruskan tubuhnya Dengan kesal yang tertahan, Zehra menatap tajam ke arah ketiga pria itu yang tawanya semakin lebar. Kemudian Zehra membatu dengan kedua manik yang berkaca-kaca dan berlalu pergi.Javas yang tak bisa menahan amarahnya lebih lama lagi, berusaha menekan emosinya yang hendak menghambur ke tempa
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

12. Pembuktian

“Sa..saya nggak tau cara-” “Stop menggunakan kata saya apalagi bapak, jangan buat aku kehilangan seleraku, sayang.” Zehra malah semakin ingin menangis, ia bahkan tak berani mendongak apalagi berkutik karena himpitan pria ini. Javas tau ia tak mau menunggu, ia berusaha mencium bibir Zehra tapi gagal karena Zehra menggerakkan kepalanya ke kanan hingga Javas hanya mengenai pipinya. "Kenapa kamu nggak mau sama aku? Dan malah membiarkan para lelaki hidung belang itu menyentuhmu, bahkan kamu membiarkan mereka mencoba milikku!" Bisik Javas ditelinga Zehra lalu tangan kanannya meremas kasar bagian sensitif Zehra. "Ahhh...," jerit Zehra yang menahan rasa sakit di pangkal pahanya, saat itu juga Javas mengunci rahang Zehra ke atas menciumnya lalu memasukkan lidahnya ke mulut Zehra Zehra mencoba melawan. Tidak! Dia tidak terima diperlakukan seburuk ini! dengan sisa tenaga Zehra mendorong dada Javas. Javas tetap memaksa Zehra dalam permainan lidahnya dan menggiring Zehra masuk ke dalam ruang
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

13. Berpindah ke Kamar Hotel

“Javas, kalau gitu aku-” suara Zehra tercekat saking gugupnya. “Aku akan ke kamar mandi, membersihkan tubuh ku, dulu. Permisi.”Zehra meletakkan tas yang dibawanya di atas nakas panjang hitam bergaya minimalis, Zehra setengah berlari menuju kamar mandi.Di dalam kamar mandi Zehra merasa sedikit aman, disandarkannya punggungnya ke pintu dan dicobanya menarik napas lalu hembuskan perlahan dan ia mengulang hingga empat kali, sejujurnya begitu banyak kekhawatiran akan penyesalan nanti dan rasa terlampau canggung pada Javas, lelaki itu layaknya pria yang berasal dari dunia lain begitu tinggi tuk disentuh. Javas bak pemeran utama yang memerankan peran eksekutif muda ataupun keturunan para sultan hingga ia selalu merasa sedang diperhatikan, diremehkan serta diacuhkan olehnya dan Zehra jelas jengah akan hal itu.Sembari melucuti pakaiannya Zehra terus menimbang dan meyakinkan dirinya jika inilah jalan terakhir yang ia miliki mungkin benar selalu ada jalan keluar namun hanya jalan ini yang i
last updateLast Updated : 2024-03-13
Read more

14. Penyatuan (21+)

Zehra tersentak, berpikir keras apakah ini sudah saatnya ia beraksi?Padahal ia berniat akan menuntaskan teh hangatnya dengan fokus untuk mengulur waktu serta menenangkan dirinya.Di saat yang bersamaan, Javas pun sudah menandaskan kopinya. Membiarkan keheningan berlalu dan menikmati ketegangan yang menyergap Zehra."Mau sampai kapan, kamu minum sambil menunduk? Gimana kalau ada rambut yang masuk ke dalam tehmu, hmm?" suara serta sentuhan Javas memecah keheningan dengan mengambil sejumput anak rambut Zehra dan diselipkannya ke belakang telinga dengan lembut. Sesungguhnya Javas gemas dan ingin segera menyentuh dan merasakan semua godaan dari tubuh Zehra. Rasanya sudah lama ia se-penasaran ini akan seorang wanita. Pandangan Zehra turun ke arah tangan Tuan Javas yang memegang paha dan sesekali merangkum pahanya."Aku nggak suka bertele-tele dan kali ini aku nggak mau di tolak, paham?"Zehra belum sempat mencerna maksudnya, dan ia bahkan belum sempat mengangguk. Wajahnya sudah ditarik
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

15. Pelepasan (21+)

Dan Javas menyadari, ini pengalaman pertama bagi Zehra, dia harus membuatnya seindah mungkin, dia tidak boleh menyakiti Zehra. Karena itu sambil menggertakkan diri menahan gairahnya, Javas mencoba bergerak selembut mungkin, menarik tubuhnya pelan dari balutan sutra basah dan panas itu, untuk kemudian menghujamkannya lembut. Lagi dan lagi.Zehra tersentak, merintih dan mulai menggeleng panik menahan sakit. Dia ingin Javas berhenti atau melepasnya, tapi pria itu justru makin mendorong miliknya masuk, membentur beberapa kali sebelum akhirnya bisa menembus dinding yang menghalangi dari sumber kenikmatan hingga dia bisa menghujam makin jauh. Zehra mengejang, menjerit kesakitan dan tak sanggup bernapas, serasa mau pingsan. Kemudian Zehra merasakan kejantanan Javas, yang perlahan bergerak, tapi tetap membuatnya terkesiap. Zehra membuka matanya yang terpejam, menatap Javas di atasnya. Lelaki itu menatapnya dengan tajam, matanya berkabut, napasnya terengah, dan sejumput rambut tampak jat
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more

16. Berterus Terang

Wajah Zehra merah padam, otaknya mendadak kosong ia fokus menetralkan detak jantungnya sembari berdoa semoga saja Javas tak mendengar degup jantungnya dari jarak sedekat ini.Javas mendengus tak mendapatkan balasan lalu melepaskan Zehra dan melangkah ke kamar mandi."Ganti semuanya, salin dengan pakaian baru yang ada di dalam goodie bag itu, Aku akan mandi duluan. Setelah itu kita sarapan, lalu kita akan melihat draf kontrak perjanjian kita, setelah itu kamu akan mendapatkan uangmu, oh ya hubungi orang yang jadi pengacara, oh bukan saksi hidup sesuai yang kamu minta." serunya dengan wajah kelewat datar. Membuat Zehra meringis dan mengangguk kecil walau ia tahu Javas tak lagi melihatnya, lalu ia mengambil goodie bag warna hitam metalik berlambang brand pakaian ternama, masih baru, dan lengkap dengan pakaian dalamnya...jadi ini untuknya? Serius?Dengan hati-hati Zehra membuka goodie bag itu, sebuah long dress santai berwarna merah muda dari bahan yang sangat halus, apakah ini sutra? Da
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more

17. Membutuhkannya

"Deal," ucap Javas menggigit potongan steak sapi terakhir dari piringnya. "Papi sudah baca artikel yang memuat tentang karir kamu?" seru Papinya Javas yang menghentikan gerakan Javas. "Sejak awal kamu terlalu idealis sampai menolak tawaran Papi tapi apa yang kamu lakukan sekarang, Papi pikir itu lebih mengarah mewujudkan mimpi kamu. Dengar! bisnis startup mungkin ide yang brilian tapi akan mudah tertinggal tanpa sokongan dan suntikan dana yang besar apalagi negara kita sedang mengalami retensi. Kegiatan pergi wisata itu jadi pilihan terakhir untuk menghamburkan uang. Apa kamu masih belum paham juga, Jav?" "Itu semua bagian dari proses dan resiko yang harus aku ambil kan Pi, apapun hasilnya nanti yang jelas aku cukup bangga sama diriku sendiri meski aku tahu ini bukan hasil kerja keras ku sendiri ada banyak teman dan pegawai yang membantu." Papi Javas tertawa kecil, "Padahal akan lebih mudah kalau kamu nurut sama Papi seperti kakak kamu, walaupun posisi Papi ngga sekuat dulu setidak
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more

18. Waktu Berdua

"Beri aku waktu, tolong." Javas tak menjawab, ia memilih sibuk menyalakan TV dan mulai memilih lagu yang akan diputar. Zehra menaruh bantal kecil untuk menutupi pahanya yang tersingkap karena roknya yang sudah cukup ketat harus tertarik ke atas saat dia duduk. Mengabaikan tatapan lekat Javas yang melihatnya."Karena kamu ngga bisa nyanyi kamu cukup mendengarkan aku nyanyi, ok!" Zehra terkesima menyaksikan Javas yang ternyata memiliki suara berat dan merdu walaupun belum dikatakan sempurna tapi Javas begitu menjiwai lagu barat yang ia pahami jika lagu itu menceritakan tentang curahan hati seseorang yang selalu disalahkan dan dijadikan cadangan meski ia sudah memberi segalanya tentang ego yang terluka karena tak cukup dihargai.Javas menoleh pada Zehra yang sedari tadi menatapnya dalam, tertegun sejenak saat mata Zehra yang sendu tersenyum menenangkan dengan gerakan ragu tangan gadis itu terulur pada pundaknya mengusap lembut sembari tersenyum manis. Gadis itu seperti ingin mengatak
last updateLast Updated : 2024-03-17
Read more

19. Melayani Dengan Cara Lain

Zehra masih termenung terpaku di tempatnya. Kepalanya tak berani bergerak sedikit pun. Membersihkan diri bersama? Apakah ini cara lain dalam melayaninya? la ingat ketika Javas menciumnya di ruang karaoke pria itu dan di kamar hotel.Mencumbunya dengan cara yang tidak pernah dirasakan Zehra selama ini ia berpacaran tidak pernah diberi sentuhan yang begitu intim. Bukan hanya sekedar berciuman bibir. Javas mencium lehernya, dan dadanya. Dan ia yakin, malam ini seluruh kulit di tubuhnya akan disentuh oleh pria itu. Itulah sebabnya Javas menyuruhnya untuk mandi."Apa kamu akan terus duduk terbengong di tempat itu sepanjang malam?" sergah Javas tak sabaran melihat Zehra yang bukannya gegas meraih tangannya, malah berdiri mematung di tempat.Zehra tergelagap, matanya mengerjap dua kali. "Aku akan mandi duluan, aku mandinya cepat kok." dan Zehra langsung bergegas ke pintu kamar mandi dengan setengah berlari. Mengunci pintu tersebut rapat-rapat, seolah itulah satu-satunya sekat yang bisa menol
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more

20. Antipati

Tok...tok"Mbak, permisi.""Iya sus, sebentar.""Maaf Mbak tapi dokternya sudah datang untuk berkunjung"Zehra lekas membuka pintu dan langsung mendapatkan tatap kaget dari seorang dokter paruh baya dengan kacamata tebalnya dan juga dua dokter jaga yang mulai ia kenal."Maaf, dok" sapa Zehra meringis karena tak pandai membuka percakapan."Adik ini, anak dari Bapak Deris, yah?""Iya, dok Saya Zehra anak kedua papah, jadi gimana dok, perkembangan papah Saya""Yah, belum ada perkembangan lebih dong dik Zehra, karena Pak Deris belum diambil tindakan dalam hal ini operasi untuk mengangkat satu ginjalnya yang sudah tidak berfungsi malah akan jadi masalah baru kalau dibiarkan lebih lama, nak"Zehra mengangguk sesekali ia melirik pada dokter wanita yang tadi memanggilnya, dr. Betharia atau biasa dipanggil dr.Ibeth."Iya, saya paham dr. Sebenarnya baru saja saya pergi ke kasir untuk menyelesaikan administrasi dan pembayarannya. Jadi apa bisa dioperasi secepatnya dr?""Kalau begitu biar kami p
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status