"Itu? ... itu apa?" desak Hana saat pandangan mereka beradu.Kayshan lagi-lagi tak langsung menjawab, membuat Farhana menebak-nebak sendiri."Waktu itu juga demam, dan mual muntah. Apakah karena kambuh?" runut Hana pelan sambil mengamati ekspresi Kayshan. "Tapi, bau alkohol ... Ck, aku nggak yakin, sih, kalau Abang teler," ungkapnya merasa curiga.Farhana lalu mulai menyambungkan beberapa kejadian silam dengan pengakuan Kay saat ini. Bermula dari Katrin yang dipanggilnya, perkumpulan sahabat Kay malam itu, sampai-sampai apartemennya bagai club malam.Lebih jauh lagi, ingatan Farhana tertuju pada saat Katrin turun dari tangga, sementara Kay berkeringat dan hanya mengenakan bathrobe. Suaminya juga selalu pergi dengan Katrin. Dan yang paling akhir, Kay pulang dipapah Gery serta Kamala pun turut hadir hari itu. Farhana berpikir keras. Dahi sang nyonya mengerut di ikuti manik mata menegas di satu titik, membuat wajah oval itu melukis gurat paras wanita dewasa. Cantik walau tanpa make-up.
Read more