Home / CEO / Rahim 1 Milyar untuk CEO Arogan / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Rahim 1 Milyar untuk CEO Arogan: Chapter 71 - Chapter 80

188 Chapters

71. Pencarian yang Membuahkan Hasil

Semua pandangan mata hanya tertuju ke arah Valerie. Bagaimana tidak, keadaannya sungguh mengenaskan. Dengan baju yang basah kuyup dan kotor, rambut lepek tetapi senyum lebar terus terpasang di wajahnya.Tetapi Valerie sama sekali tidak peduli dengan pandangan orang-orang padanya, karena kebahagiaan tengah menyelimutinya. Bagaimana tidak, pencariannya yang hampir tiga jam akhirnya membuahkan hasil.Yups ... kalungnya yang Amora buang akhirnya ia temukan kembali.“Sean pasti senang mengetahui hal ini,” ujar Valerie kembali. Entah yang ke berapa kalinya pujian rasa bahagia terlontar dari bibirnya. Untuk mengekspresikan atas usahanya yang membuahkan hasil. Akhirnya, hadiah Sean untuknya kembali padanya lagi.Valerie terus melenggang kembali memasuki gedung apartemen itu, sama sekali tidak peduli dengan tatapan orang-orang yang berpapasan dengannya. Semua menatapnya dengan tatapan jijik, bahkan sesekali ada yang menatapnya dengan perasaan kasihan.Mungkin saja mereka berpikir bahwa diriny
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more

72. Usaha Menyenangkan Suami

Sean tak bisa menahan senyumnya untuk terbit saat membaca pesan yang baru saja dikirimkan oleh Valerie. “Ternyata kamu sudah semakin berani, ya?”Sean membayangkan dulu perempuan itu begitu takut padanya. Bahkan menyebut namanya saja tanpa embel-embel ‘Tuan' terus terlontar dari bibirnya. Tetapi sekarang, Valerie bahkan yang memintanya sendiri untuk menginap di tempatnya.Dia begitu penasaran dengan sesuatu yang akan ditujukan oleh Valerie untuknya. Rasanya sudah tidak sabar untuk segera pulang dan melihat sesuatu itu.Oleh sebab itu, Sean segera menyelesaikan beberapa berkas yang perlu ditanda tangani. Karena dengan semakin cepat menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk tersebut, maka semakin cepat pula ia segera pulang.Namun, dentingan suara pesan yang kembali masuk ke dalam ponselnya membuat senyum Sean semakin lebar. Tetapi bersamaan dengan itu, senyumnya perlahan-lahan pudar saat mengetahui siapa dibalik pengirim pesan tersebut.Sebelumnya Sean berpikir jika Valerie yang kembali m
last updateLast Updated : 2024-04-23
Read more

73. Mulai Mengganggu Pikiran

“Aku membawa hasil pemeriksaan rahim Valerie.”Kalimat itu menjadi pemecah sunyi di antara mereka, sekaligus mengganggu konsentrasi Sean yang tengah menyetir dan serius menatap ke arah jalan raya yang lumayan padat. Perjalanan ke rumah orang tuanya cukup jauh dan menempuh perjalanan beberapa menit.Sean menoleh sekilas, sebelum kembali mengalihkan pandangannya ke arah jalan. “Untuk apa?” tanyanya keheranan.Amora kembali menjawab, “Ya, tentu saja untuk memperlihatkan pada ibumu bahwa aku baik-baik saja. Bukan perempuan mandul yang selama ini dituduhkan padaku dan juga aku akan mengatakan kalau sebentar lagi kita akan punya anak.”Sungguh, entah kenapa Sean tidak menyukai ide Amora. Oleh karena itu, dengan nada tidak suka ia kembali membalas perkataan istrinya.“Jadi, kamu menggunakan hasil pemeriksaan Valerie untuk membohongi orang tuaku?”Amora yang sejak tadi tampak santai kini mulai ikut terpancing dengan perkataan Sean. Seakan pria itu tidak menyukai dirinya yang menggunakan hasil
last updateLast Updated : 2024-04-24
Read more

74. Perihal Tentang Anak

Makan malam itu berjalan dipenuhi dengan keheningan. Selalu seperti itu dan tidak ada kehangatan di dalamnya. Hal itulah yang terkadang membuat Amora heran kenapa keluarga Sean begitu suka mengadakan makan malam bersama dan hanya keheningan yang menyelimuti.Wanita paruh baya yang masih cantik di umurnya yang sekarang menatap ke arah Amora untuk memulai pembicaraan. “Jadi, bagaimana?”Kali ini Sean yang mengangkat suara, “Bagaimana apanya, Mom?”Tentu saja dia tahu akan ke arah mana jalan pembicaraan ini. Karena tentu saja ini bukan pertama kalinya pertemuan makan malam hanya diisi pertanyaan perihal tentang anak yang justru akan menyakiti hati dan perasaan istrinya tersebut.“Tentu saja tentang anak, Sean.” Juliet kembali mengalihkan pandangan ke arah Amora yang sejak tadi begitu santai dan menikmati makan malamnya. “Jadi, kau sudah memeriksakan diri?”Mendengar hal tersebut, Sean langsung mendengkus pelan. Sejujurnya dia mulai jengah jika yang diangkat dalam pembicaraan mereka hanya
last updateLast Updated : 2024-04-25
Read more

75. Perdebatan Sengit

Sean tampak mondar mandir di dalam kamar. Barusan ia mencoba menghubungi ponsel Valerie tetapi hanya operator wanita yang menjawab pertanda ponsel itu tidak aktif.Rasa bersalah menyelimuti perasaan Sean, pemikiran tentang apa yang wanita itu lakukan sekarang terus mengganggunya.“Sialan!” pekiknya kesal pada dirinya sendiri.Amora yang baru keluar dari kamar mandi merasa jengah melihat Sean yang seperti punya beban pikiran. Sudah sejak tadi pria itu mondar mandir dengan ponsel di tangannya dan tampak tengah berusaha menghubungi seseorang.Apakah Sean bak orang gila karena memikirkan Valerie?Dengan kasar Amora langsung menarik ponsel itu dari tangan Sean dan mengecek siapa gerangan yang suaminya itu hubungi. Dan benar saja, ternyata Valerie yang ia coba hubungi.“Apa yang kau lakukan, Amora?” pekik Sean kesal karena Amora malah ikut campur dengan urusannya.Dengan wajah menantang, Amora balas menatap Sean dengan marah. “Justru aku yang harus bertanya, Sean. Apa yang kau lakukan denga
last updateLast Updated : 2024-04-27
Read more

76. Mengarungi Malam yang Panjang

“Cium aku!”“A—apa?”Permintaan gila macam apa ini? Baru saja mereka bersitegang dan tiba-tiba istrinya itu malah meminta ciuman. Bagaimana mungkin?“Kenapa?” tanya Amora marah. “Salahkah aku sebagai istri sah meminta ciuman dari suamiku, huh?”Sean menggeleng-gelengkan kepalanya. Kesal karena Amora malah meminta ciuman, padahal ia benar-benar tidak mood. Pikirannya masih di tempat Valerie, dan jika ia melakukan ini pada Amora itu hanya menjadi keterpaksaan.“Sudahlah, Amora. Aku benar-benar tidak mood, sebaiknya kita istirahat saja,” ujar Sean menolak permintaan istrinya tersebut.Kemarahan langsung menguasai Amora, bisa-bisanya ia malah ditolak mentah-mentah oleh suaminya tersebut. Tidak pernah ia menerima penolakan selama pernikahan mereka yang sudah berjalan empat tahun. Tetapi tiba-tiba kali ini Sean malah menolaknya dan itu semua karena Valerie.“Kau menolakku karena memikirkan Valerie, bukan? Akui saja bahwa kau sudah mencintainya dan mulai melupakanku.”Lalu dengan ahli Amora
last updateLast Updated : 2024-04-28
Read more

77. Kejutan Tak Terduga

Valerie menelungkupkan kepalanya di atas meja makan. Di depannya tersaji hidangan steik yang kini sudah mulai dingin, bahkan lilin yang akan menemani kesyahduan makan malam mereka kini hanya tersisa setengahnya.Ada perasaan sedih yang menyelimuti perasaannya pasalnya ia sudah mempersiapkan segalanya dengan segenap hati, hanya untuk menyenangkan hati dan perasaan Sean. Akan tetapi pria itu tak kunjung datang.Pada mulanya masih ada keyakinan besar kalau Sean akan muncul meskipun ia tak membalas pesan dan mengiyakan ajakannya tersebut. Tetapi saat jam dinding sudah menunjukkan pukul satu dini hari Valerie semakin yakin kalau Sean memang tidak pulang.Katai saja dirinya bodoh yang tetap menunggu sesuatu yang sia-sia, karena dia memang bodoh. Rasanya enggan untuk berdiri dari tempat itu, takut jika ia masuk ke dalam kamar dan Sean datang. Dan ia tidak ada di sana untuk menyambut kepulangannya.Ya, dia memang masih berharap sesuatu yang sia-sia.Hingga suara pesan masuk ke dalam ponselny
last updateLast Updated : 2024-04-29
Read more

78. Euforia Kesedihan

“Sean?” Valerie terbangun dengan rasa sakit di kepala yang menyerang. Semalam ia tidak tahu berapa lama ia menangisi dirinya yang bodoh dan begitu mudah terperdaya dengan segala perhatian-perhatian yang diberikan oleh Sean. Tetapi entah kenapa orang pertama yang dicarinya saat terbangun adalah Sean. Pemikiran bodohnya kembali menganggap jika Sean akan datang seperti malam-malam sebelumnya, tertidur di sampingnya dengan memeluk tubuhnya erat. Tetapi ternyata semuanya nihil, pria itu tidak di sampingnya. Sama seperti apa yang diharapkannya. “Sadarlah, orang yang kau cari tidak ada di sini. Dia tengah berbahagia dengan istri tercintanya.” Dan gambar kemesraan antara Sean dan Amora seketika menyadarkannya. Mengharapkan Sean adalah hal yang tabu, hubungan mereka tercipta karena perjanjian. Jadi, setelah ia berhasil melahirkan anak untuk Sean dan Amora, maka dia juga harus siap kehilangan segalanya. Kehilangan Sean ... dan tentu saja kehilangan darah dagingnya sendiri. Dengan langkah
last updateLast Updated : 2024-04-29
Read more

79. Valerie yang Misterius

Valerie langsung membalikkan tubuhnya setelah mendengar ucapan dari Sean. Tetapi pria itu masih setia memerangkapnya, menyudutkannya dengan pinggiran wastafel dengan tubuh kekar Sean.“Bu—bukankah kalian di hotel?”Sean langsung mengerutkan keningnya tanda tidak mengerti dengan perkataan Valerie. “Hotel?”Terjawablah sudah kalau gambar itu hasil kiriman dari Amora yang dikirim melalui ponsel Sean. Dan malah berbohong entah karena alasan apa.Valerie segera menggeleng. “Ti—tidak ... bukan apa-apa, Sean.” Sean tersenyum, mulai mencium leher Valerie dan membuatnya kegelian. “Ayo, katakan!” pintanya memaksa.Valerie kembali menggeleng. Mendorong tubuh kekar itu dan terkikik. “Sudah, Sean. Aku kegelian. Tadi aku salah bicara, bukan apa-apa,” ucap Valerie cepat berusaha menghentikan kegiatan Sean di lehernya. Dan mencoba mengalihkan pria itu agar tidak lagi memaksanya mengulang perkataannya barusan.Sean yang pada awalnya hanya bermaksud untuk mengerjai wanita itu, malah ikut terpancing. M
last updateLast Updated : 2024-04-30
Read more

80. Hanya Mengenal Tubuh, Tidak Dengan Cerita Hidupnya

Sean tidak kunjung beranjak dari sana, ia tetap setia duduk di pinggiran ranjang dengan segudang pikiran yang berkecamuk di dalam kepalanya.Semua itu bermula dari telepon wanita bernama ‘suster Anna’ dan segala perkataannya yang mengundang banyak pertanyaan di dalam kepala Sean.Ternyata selama ini ia hanya mengenal tubuh Valerie, tetapi tidak dengan kehidupannya.Oleh karena itu ia belum pergi karena sengaja menunggu Valerie terbangun. Ia ingin mengulik sedikit kehidupan perempuan itu, agar rasa penasarannya sedikit mereda.Mungkin tidak ada salahnya jika ia terkesan penasaran dengan kehidupan Valerie, toh wanita itu sudah menjadi istrinya dan sebentar lagi akan menjadi ibu dari anaknya.Tidak tahu berapa jam ia bertahan di sana, sampai sebuah pergerakan kecil di susul dengan terbukanya kedua bola mata itu membuat Sean bernapas lega.“Sean?” tanya Valerie dengan suara serak, sembari mengucek kedua matanya untuk menyesuaikan penglihatannya. “Jam berapa ini?”Sean melirik sekilas ke a
last updateLast Updated : 2024-05-01
Read more
PREV
1
...
678910
...
19
DMCA.com Protection Status