Semua Bab Rahim 1 Milyar untuk CEO Arogan: Bab 81 - Bab 90

188 Bab

81. Perjuangan Seorang Anak

Setelah melewati perdebatan panjang yang penuh dengan drama bersama Sean, pada akhirnya dia berada di sini, dalam taksi yang akan mengantarnya menuju ke rumah sakit. Memang tidak mudah meminta izin kepada Sean karena pria itu begitu keukeuh ingin mengetahui tentang siapa itu ‘suster Anna’. Bahkan lebih gilanya lagi, banyak sekali pemikiran-pemikiran konyol yang keluar dari kepalanya yang dituduhkan kepada dirinya yang baginya sangat tidak masuk akal.Tetapi untunglah ia bisa terlepas juga tanpa harus menjawab jujur segala pertanyaan-pertanyaan yang pria itu lontarkan. Semua itu karena di sela-sela perdebatan mereka suster Anna kembali menghubungi, Sean ingin kembali mengambil ponsel itu tetapi kalah cepat dari Valerie.Alhasil, ia tidak membiarkan Sean kembali berbicara pada perempuan itu. Takut jika tiba-tiba suster Anna keceplosan dan malah membeberkan segala rahasianya. Tentunya hal itu kembali mengundang perdebatan, mengingat sifat Sean yang keras kepala. Ya, typical pria arogan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-01
Baca selengkapnya

82. Kasih Ibu Sepanjang Masa

Valerie benar-benar tidak bisa membendung air matanya. Sebelum membuka handle pintu itu, Valerie sudah lebih dulu menguatkan diri untuk tidak menangis di hadapan ibunya, tetapi yang ada ia tidak mampu.Melihat ibunya yang masih terbujur di atas ranjang, sama seperti dulu membuatnya tak bisa menahan tangisannya. Tubuhnya yang masih dipenuhi alat-alat yang tersambung ke mana-mana, meskipun alat-alat itu tidak sebanyak dulu. Hal itulah yang membuatnya sedih bukan main.Valerie membekap mulutnya dengan tangan agar suara tangisannya tidak sampai keluar dan membangunkan ibunya. Dia mendekat lebih dekat ke arah ibunya, mengamatinya secara jelas. Wajah yang sudah tirus itu begitu pucat, bibir yang selalu tersenyum indah setiap melihatnya kini tidak lagi.Entah sudah berapa lama ia tidak bertemu ibunya, dan dia sudah serindu ini. Tanpa sadar suara isakan tangisannya terdengar keluar, ia benar-benar tidak kuat untuk menahan diri lagi.Dan ternyata suara itu berhasil membangunkan tidur ibunya. V
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-02
Baca selengkapnya

83. Alat Untuk Menghancurkan Rivalnya

Di lantai sebuah apartemen besar yang dijadikan tempat untuk pesta kini sudah dipenuhi lautan manusia berbeda jenis kelamin tengah meliukkan tubuh mereka satu sama lain. Amora juga ada di tengah-tengah pesta itu, mengenakan gaun super minim yang menampilkan belahan dada dan kaki jenjangnya dengan satu tangan yang tengah memegang sloki berisi cairan alkohol.Ia tengah tersenyum cantik ke arah Bara yang baru saja datang dan mengambil tempat duduk di sebelahnya. “Kau di sini?” seru Amora tidak menyangka akan kembali bertemu dengan Bara di sini padahal mereka tidak janjian untuk datang.Pria itu balas tersenyum. “Sepertinya kita memang ditakdirkan untuk selalu bertemu, Amor. Kalau seperti ini apa suamimu tidak curiga sama sekali?” tanyanya, sambil meremas paha Amora yang terbuka.“Aww ....” Amora mendesah pelan, menyandarkan tubuhnya pada pundak Bara sepenuhnya. “Dia tidak akan menduga jika aku sampai akan selingkuh. Aku selalu menjadi wanita paling baik di matanya,” ucapnya dengan tawa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-03
Baca selengkapnya

84. Pertanyaan Menjengkelkan

“Kamu di mana?” Pertanyaan itu langsung menyambut pendengaran Valerie sesaat ia menerima panggilan telepon dari Sean.Valerie mengedarkan pandangan ke sekitarnya, sejujurnya ia masih berada di rumah sakit. Ia baru saja memberi ibunya makan dan langsung jatuh tertidur.“Aku ... aku sudah mau pulang,” ujarnya dengan terpaksa.Kalau boleh memilih, ingin sekali rasanya Valerie tinggal dan menginap di sini untuk menjaga ibunya. Akan tetapi, Sean memberinya izin untuk datang ke sini hanya beberapa jam dan tampaknya izin dari pria itu sudah habis buktinya dia sudah dicari.Alhasil, ia lebih memilih berbohong dibanding membuat Sean marah kembali padanya.Terdengar kembali seruan Sean di seberang sana. “Bagus! Aku memang menghubungimu untuk memberitahukan kalau waktu kamu sudah habis.”Benar, bukan? Sean memang si tepat waktu.“Mau aku jemput?” tawar pria itu tiba-tiba.Dijemput? Itu tandanya ia akan ketahuan tempat yang ia datangi. Dan jika tempatnya sudah diketahui, maka cepat atau lambat o
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-04
Baca selengkapnya

85. Hadiah Penthouse

Langit di luar sudah tidak menunjukkan pagi lagi, sinar mentari sudah sangat terang benderang yang terasa menyengat kulit. Langit biru yang dipenuhi awan putih itu tampak luas terlihat dari kamar Valerie yang sepi.Saat ini sudah pukul dua belas siang. Valerie masih diam tak bergerak dibalik selimut, ia masih begitu nyaman bergelung di dalam selimut di kala rasa lelah di tubuh masih menyerang. Seperti kata Sean yang begitu rindu pada tubuhnya, semalam pria itu benar-benar tak melepasnya. Seakan pria itu tidak pernah puas dengan tubuhnya, menyentuhnya di mana-mana.Ketika perasaan kantuk mulai menghilang, ia menggeliat membuka kedua matanya. Secara refleks mencari seseorang yang bersamanya semalam.Melihat ke samping, tempat itu sudah kosong. Bantal dan seprei yang kusut membuktikan bahwa ia tidak tidur semalam sendirian dan ada yang menemani. Tetapi raga pria itu sudah menghilang tanpa memberitahunya terlebih dahulu.Valerie mengerjap pelan dan langsung mencari keberadaan jam. Ia lang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-05
Baca selengkapnya

86. Kalah Mentah-Mentah

Valerie tidak menyangka Alden membawanya pada gedung mewah yang jauh lebih mewah dari apartemennya sebelumnya. Bahkan untuk masuk ke area gedung ini harus memperlihatkan kartu identitas terlebih dahulu.Membuat Valerie malah tidak tenang dengan tempat yang terasa asing ini. Kalau bisa memilih, tentu saja dia sudah nyaman dengan apartemennya yang sebelumnya. Tetapi nampaknya Sean lebih suka tempat ini.Namun meskipun begitu, Valerie tetap mengikuti langkah Alden dan dia dibawa ke bagian atas gedung. Area penthouse yang sepenuhnya satu lantai hanya untuk dirinya.Tak henti-hentinya Valerie bergumam takjub dengan luasnya dan pemandangan indah dari balik jendela kaca di sana. Ia tertegun sambil menatap pemandangan kota siang itu. Gedung-gedung tinggi memenuhi dengan langit biru putih yang begitu indah menemani.Valerie mendesah, ia kira akan dibawa ke tempat yang jauh lebih buruk dari apartemen sebelumnya. Tetapi tempat ini bahkan jauh lebih baik dan tentunya jauh lebih mahal.Tetapi apa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-06
Baca selengkapnya

87. Kenyataan yang Perlahan Terungkap

Di tengah kemarahan yang melanda Bara setelah mendengar perkataan Sean yang menyiratkan betapa pecundangnya dirinya, raut wajahnya menggelap dan kedua tangannya mengepal erat-erat.Sean sudah melenggang keluar dari ruangan itu masih dengan wajah pongah, yang langsung diikuti oleh yang lainnya di belakangnya. Orang-orang yang tadinya begitu puas melihat hasil presentasinya, kini seakan memandangnya sebelah mata setelah mendengar perkataan Sean yang tentu saja menyiratkan banyak makna. Bahkan hanya sedikit dari peserta rapat itu yang memberikan selamat untuknya, karena beberapa terpengaruh dengan perkataan Sean dan tentu saja karena masih menghargai CEO dari Kyler Group tersebut.Dan perlahan-lahan satu persatu peserta rapat tersebut meninggalkan ruangan, membuat ruangan itu sunyi seketika.Bara berdiri di tengah ruangan dengan tangan mengepal erat, urat rahangnya terlihat jelas. Ini bukan hasil yang ia inginkan, tetapi wajah malu yang akan ditunjukkan oleh rivalnya tersebut. Bersusah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-07
Baca selengkapnya

88. Ternyata Dia Begitu Asing

Alden segera menjelaskan tentang kejadian yang terjadi antara Valerie dan Amora malam itu. Tentang bagaimana Amora yang menyakiti Valerie bahkan melukainya di bagian leher dengan brutal.“Nyonya Amora menemui Valerie di area taman apartemen malam itu. Keduanya terlibat percakapan yang cukup intens yang belum saya ketahui apa yang mereka perdebatkan. Selama percakapan itu, terlihat nyonya Amora menampar Valerie sampai dua kali, menjambak dengan kasar dan yang terakhir kalung yang dikenakan oleh Valerie ditarik dengan paksa. Hal itulah yang menimbulkan luka berdarah di bagian leher Valerie karena tarikan paksa itu.”Alden menyimpulkan kekerasan yang terjadi tersebut setelah melihat hasil CCTV yang didapatnya dari pengurus apartemen tersebut. Memang tidak mudah untuk mengakses CCTV tersebut, tetapi setelah menyebut nama Sean barulah mereka diberikan hasil CCTV itu.Sean terdiam sejenak setelah mendengar informasi tersebut yang disampaikan oleh Alden. Entah apa yang sebenarnya di dalam pi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-08
Baca selengkapnya

89. Sebuah Praduga

Waktu masih menunjukkan pukul lima sore, langit masih berwarna biru dengan semburat jingga di bagian barat yang terlihat indah. Sean yang biasanya pulang dari kantor malam hari, tetapi sekarang ia memilih meninggalkan perusahaan lebih cepat dari sebelumnya.Sekali lihat saja Alden tahu apa penyebab atasannya bersikap tak biasanya seperti ini. Setelah melihat hasil rekaman dari CCTV ruangan CEO. Wajah Sean menyiratkan semuanya, marah, kecewa, dan seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.Tanpa banyak kata, Sean tadinya langsung menyelesaikan beberapa pekerjaan yang menurutnya penting. Setelah itu langsung pergi meninggalkan perusahaan begitu saja.Bahkan Alden harus merasakan pusing yang bertubi-tubi karena banyak jadwal penting yang dibatalkan oleh Sean begitu tiba-tiba. Pekerjaannya bertambah banyak dengan mood Sean yang kian buruk di setiap detik saat berada di perusahaan tadi.Sedikitnya Alden bisa bersyukur Sean segera meninggalkan perusahaan saat ini. Tetapi mungkin Amora
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-09
Baca selengkapnya

90. Terbongkarnya Keburukan Amora

Krek!Amora membuka pintu kamarnya dan langsung mencari keberadaan Sean yang menurutnya ada di dalam sini karena di bagian ruang tamu keberadaannya tak terlihat dan hanya kekacauan yang ada.“Sayang ...” panggilnya, namun yang menyambutnya di dalam sana adalah kekacauan serupa seperti di lantai ruang tamu.Kali ini figura foto pernikahan yang sebelumnya terpasang sempurna di dinding, vas bunga dan beberapa perintilan yang ada di dalam kamarnya kini hancur berserakan. Dan di tengah kekacauan itu, Sean justru berdiri dengan tenang sambil membuka lembaran-lembaran kertas yang tak bisa dilihat jelas oleh Amora dari tempatnya saat ini.Menghilangkan rasa gugupnya, Amora mencoba mendekati suaminya yang seakan tak peduli dengan keberadaannya padahal ia tahu persis kalau pria itu tahu akan kedatangannya namun dirinya malah diabaikan.“Sayang, ada apa ini?” tanyanya dengan nada selembut mungkin.“Apa yang terjadi sebenarnya, Sean?” tanya Amora lagi karena tak kunjung mendapatkan respons dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
19
DMCA.com Protection Status